ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Sabtu, 17 Desember 2011

كان محمد صلى الله عليه وسلم

كان محمد صلى الله عليه وسلم
========================
- محمد صلى الله عليه وسلم ما عاب شيئا قط.
- محمد صلى الله عليه وسلم ما عاب طعاما قط ؛ إن اشتهاه أكله وإلا تركه.
- محمد صلى الله عليه وسلم يبدأ من لقيه بالسلام.
- محمد صلى الله عليه وسلم يجالس الفقراء.
- محمد صلى الله عليه وسلم يجلس حيث انتهى به المجلس.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان أجود الناس.
- محمد صلى الله عليه وسلم أشجع الناس.


- محمد صلى الله عليه وسلم أشد حياء من العذراء في خدرها.
- محمد صلى الله عليه وسلم ما سئل شيئا فقال: 'لا'.
- محمد صلى الله عليه وسلم يحلم على الجاهل، ويصبر على الأذى.
- محمد صلى الله عليه وسلم يتبسم في وجه محدثه، ويأخذ بيده، ولا ينزعها قبله.
- محمد صلى الله عليه وسلم يقبل على من يحدثه، حتى يظن أنه أحب الناس إليه.
- محمد صلى الله عليه وسلم ما أراد احد أن يسره بحديث، إلا واستمع إليه بإنصات.
- محمد صلى الله عليه وسلم يكره أن يقوم له أحد، كما ينهى عن الغلو في مدحه.
- محمد صلى الله عليه وسلم إذا كره شيئا عرف ذلك في وجهه.
- محمد صلى الله عليه وسلم ما ضرب بيمينه قط إلا في سبيل الله.
- محمد صلى الله عليه وسلم لا تأخذه النشوة والكبر عن النصر.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان زاهدا في الدنيا.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان يبغض الكذب.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان أحب العمل إليه ما داوم عليه وإن قل.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان أخف الناس صلاة على الناس وأطول الناس صلاة لنفسه.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان إذا أخذ مضجعه جعل يده اليمنى تحت خده الأيمن.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان إذا أراد أن ينام وهو جنب غسل فرجه وتوضأ وضوءه للصلاة.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان إذا جاء أمرا أسره يخر ساجداً شكرا لله تعالى.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان إذا خاف قوما قال اللهم إنا نجعلك في نحورهم ونعوذ بك من شرورهم..
- محمد صلى الله عليه وسلم كان إذا رأى ما يحب قال الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات وإذا رأى ما يكره قال الحمد لله على كل حال.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان إذا دعا بدا بنفسه.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان إذا صلى ركعتي الفجر اضطجع على شقه الأيمن.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان إذا فرغ من دفن الميت وقف عليه وقال استغفروا الله لأخيكم وسلوا له التثبيت فإنه الآن يسأل.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان لا ينام إلا والسواك عند رأسه فإذا استيقظ بدأ بالسواك.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان يأكل بثلاثة أصابع ويلعق يده قبل أن يمسحها.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان يحب التيامن ما استطاع في طهوره وتنعله وترجله وفي شأنه كله.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان يذكر الله تعالى في كل وقت...
- محمد صلى الله عليه وسلم كان يصلي الضحى أربعا ويزيد ما شاء الله.
- محمد صلى الله عليه وسلم كان يتحرى صيام الاثنين والخميس.
- محمد صلى الله عليه وسلم يضطجع على الحصير، ويرضى باليسير، وسادته من أدم حشوها ليف.
- محمد صلى الله عليه وسلم على الرغم من حُسن خلقه كان يدعو الله بأن يحسّن أخلاقه ويتعوذ من سوء الأخلاق عليه الصلاة والسلام.
عن عائشة رضي الله عنها قالت : ' كان صلى الله عليه وسلم يقول اللهم كما أحسنت خلقي فأحسن خلقي ' - رواه أحمد ورواته ثقات.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : كان صلى الله عليه وسلم يدعو فيقول 'اللهم إني أعوذ بك من الشقاق والنفاق وسوء الأخلاق ' - رواه أبو داود والنسائي
وختاماً : بالله عليك لا تدعها تقف عندك- مررها لك الاجر
لاتنسونا من حسن دعائكم
بسم الله الرحمن الرحيم والحمد لله رب العالمين
وصلى الله على سيدنا محمد وآله وصحبه والتابعين
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
لا اله الا انت سبحانك اني كنت من الظالمين
"إن الله و ملائكته يصلون على النبي، يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما"

Minggu, 04 Desember 2011

KEMULIAAN, KELEBIHAN, INSIDEN-INSIDEN PENTING DAN DO'A MALAM 'ASYURO'



Kemuliaan bulan Muharrom
=========================
Muharrom menjadi mulia bulan mulia karena memang dipilih Alloh ta’ala sebagai salah satu bulan dari 4 bulan mulia (Asyhurul-Hurum).
Alloh berfirman dalam surat At-Taubah 36:
Sesungguhnya bilangan bulan pada posisi Alloh adalah 1bulan……
4 BULAN MULIA
Artinya :
36. Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram[640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri[641] kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
====================
[640]. Maksudnya antara lain ialah: bulan haram (bulan Dzul-Qaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah haram (Mekah) dan Ihram.
Dalam suatu riwayat dikemukakan peristiwa sebagai berikut: Pada bulan Dzulqaidah Nabi Muhammad dengan para shahabatnya berangkat ke Mekah untuk menunaikan umrah dengan membawa qurban. Setibanya di Hudaibiah, dicegat oleh kaum Musyrikin, dan dibuatlah perjanjian yang isinya antara lain agar kaum Muslimin menunaikan umrahnya pada tahun berikutnya. Pada bulan Dzulqaidah tahun berikutnya berangkatlah Nabi Muhammad beserta shahabatnya ke Mekah, dan tinggal di sana selama tiga malam. Kaum musyrikin merasa bangga dapat menggagalkan maksud Nabi Muhammad untuk umrah pada tahun yang lalu. Allah Ta’ala membalasnya dengan meluluskan maksud umrah pada bulan yang sama pada tahun berikutnya. Turunnya ayat tersebut di atas (S. 2: 194) berkenaan dengan peristiwa tersebut.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah.)
[641]. Maksudnya janganlah kamu menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan mengadakan peperangan.
Para ulama’ berbeda pendapat tentang bulan manakah yang lebih mulia daripada bulan yang lainnya diantara empat bulan ini?
Imam Hasan berkata, yang paling utama dari beberapa bulan tersebut adalah bulan Muharrom.
Dalam kitab ذكريات ومناسبات halaman 24 Abuya Assayyid Muhammad bin ‘Alawy Al-Maliky Al-Hasany menjelaskan bahwa kemuliaan bulan Muharrom disamping karena ayat di atas, juga karena Rosululloh sengaja memilihnya sebagai bulan mulia dengan menyebutnya sebagai SYAHRULLOH ; شهر الله ; bulan Alloh. Sebutan ini sama persis dengan Nabi Muhammad dipilih Alloh dengan sebutan Rosululloh ; رسول الله, Nabi Ibrohim dipilih sebagai kekasih lebih dari para nabi yang lain dengan sebutan KHOLILULLOH ; خليل الله . Bahkan ketika banyak bangunan dari batu didirikan di muka bumi ini, tetapi Alloh hanya memilih Masjidil Harom yanf di dalamnya ada Ka’bah dan Hajar As’a, demikian juga bangunan-bangunan (masjid) yang digunakan untuk menyembah hanya kepada Alloh saja dengan sebutan BAITULLOH ; بيت الله .
Lebih dari itu Abuya juga menjelaskan lebih detail lagi tentang kemuliaan bulan pertama di tahun Hijriyah ini juga Asyhurul-hurum yang lain, dengan sebuah penjelasan yang dinukil dari pendapat Asy-Syaikh Ali bin Abi Tholhah dan Asy-Syaikh Ibnu Rojab yang mengatakan bahwa 4 bulan tersebut mempunyai kehormatan karena mendapat kehormatan langsung dan khusus dari Alloh Ta’ala. Karena beribadah pada bulan-bulan tersebut sangat besar pahalanya dari pada dilakukan di luar asyhurul – hurum, di samping itu apabila ada seseorang berbuat dosa di dalam asyhurul-hurum maka dosanya pun juga dilipat-gandakan.
Dari sisi sejarah peradaban manusia, kita bisa mengambil ‘ibroh dan contoh kasuksesan dan keberhasilan para nabi terdahulu sebelum nabi Muhammad, bahkan pada peradaban manusia era nabi Muhammad sendiri hingga kini, ternyata Alloh Ta’ala berkehendak menempatkan bulan Muharrom sebagai bulan awal perubahan kehidupan manusia. Misalnya ;
1. Nabi Adam ‘alaihissalam mengawali kesuksesan hidup di bumi ini dengan diterima taubatnya oleh Alloh yang juga tepat di bulan Muharrom ini. Jadi Selama perpindahan serta perpisahan Nabi Adam dan ibunda Hawwa’ dari sorga ke bumi beliau beristighfar terus dengan bacaan istighfar yang diabadikan Alloh Ta’ala dalam Al-Qur’an di surat ke-7 Al-A’rof ayat 23 juz 8 ;
Keduanya berkata Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika engkau tidak mengmmpuni kami
istighfar nabi Adam - إستغفار نبي الله آدم
Artinya;
Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”.
Maka tepat tanggal 10 Muharrom atau yang dikenal dengan sebutan hari ‘Asyuro Alloh Ta’ala menerima taubat dan istighfar nabi Adam ‘Alaihis-Salaam.
Peristiwa kedua dalam sejarah peradaban dunia, Nabi Nuh ‘Alaihis-Salaam, ternyata sukses dalam menjalani hidup dengan kesabaran yang luar biasa hingga Alloh Ta’ala memilihnya sebagai salah seorang Nabi yang bergelar ‘Ulul ‘Azmi. Namun sekali lagi Alloh Ta’ala sengaja menempatkan puncak cerita kehidupan Nabi pembuat Kapal ini, juga dalam bulan Muharrom. Yaitu saat Alloh Ta’ala menyelamatkan Nabi Nuh dan 99 pengikutnya dalam kapal dari banjir bandang terbesar sepanjang sejarah kehidupan manusia. Maka berlabuhlah kapal nabi Nuh di bukit Judiy. Cerita ini diabadikan Alloh Ta’ala dalam Al-Qur’an surat ke-11 Hud ayat 44 juz 12, yang artinya :
Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” Dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim.”
Ternyata Nabi Nuh juga mempunyai amalan istighfar seperti Nabi Adam namun dengan redaksi yang berbeda :
QS Nuh 28
Ya Tuhanku Ampunilah aku dan ibu bapak ku juga orang orang yang masuk kerumahku dengan beriman
istighfar nabi nuh
QS Hud 47
Nabi Nuh Berdo'a Ya Tuhanku , sesungguhnya aku berlindung kepada engkau …….
Nabi Musa Alaihis-Salaam, juga mempunyai cerita yang sama. Di bulan Muharrom Alloh sengaja memilihnya sebagai bulan awal kesuksesan karena di hari ke-10 Muharrom Alloh Ta’ala menyelamatkan dari kejaran Fir’aun. bahkan Fir’aun pun ditenggelamkan pada hari yang sama. dan ternyata Nabi musa pun punya istighfar :
QS Al A'rof 151
Nabi Musa Berdo'a Yatuhanku ampunilah aku dan saudaraku dan masukanlah kami kedalam rahmat Engkau,….
Dalam hadits Rosullulloh yang diriwayatkan oleh Imam Nasa’i dari hadits Abi Dzar, beliau berkata : aku bertanya kepada Rosullulloh shollallohu ‘alaihi wasallam, “malam apakah yang paling utama dan bulan apakah yang paling utama?” Maka beliau menjawab : “Sebaik-baik malam adalah pertengahan malam, dan paling utamanya bulan adalah bulan yang kalian semua berdo’a didalam bulan tersebut, yakni Muharrom”.
Kita juga tahu Alloh subhanahu wa ta’ala menciptakan manusia dalam keadaan lemah yang tidak mempunyai daya apapun. Dan diantara kelemahan yang selalu menghinggapi manusia adalah lupa. Baik itu lupa akan pekerjaan yang telah dilakukan, lupa dimana kita menempatkan barang, ataupun lupa akan dosa yang telah kita lakukan.
Akan tetapi, walaupun Alloh subhanahu wa ta’ala memberikan sifat lupa kepada manusia, yang dengan lupa tersebut manusia menjadi durhaka dan berbuat seenaknya (ma’shiat), Alloh memberi kita dan menyiapkan bagi kita pelebur dosa yang dapat membersihkan dosa yang telah mereka lakukan. Diantara sarana yang disediakan Alloh adalah :
1. Segera menyusul kejelekan yang telah dilakukan dengan kebaikan. Karena dengan itu, niscaya kebersihan akan melebur dosa-dosa akibat kejelekan yang telah dilakukan.
2. Banyak membaca sholawat kepada Rosullulloh shollallohu alaihi wasallam.
3. Banyak membaca istighfar dan menyesali dosa yang telah dilakukan.
Ketiga hal ini adalah kebaikan secara umum yang bisa kita lakukan dimana saja dan kapan saja. Sementara itu, disana ada waktu dan tempat yang kita dianjurkan secara khusus untuk memanfaatkannya sebagai sarana pelebur dosa dan memohon ampun. Salah satu dari waktu yang dianjurkan itu adalah pada bulan Muharrom, tepatnya pada tanggal 10 Muharrom, yang biasa dikenal dengan Asyuro.
Pada waktu Asyuro tersebut, Rosullulloh menganjurkan umatnya agar menggunakan dengan baik hari itu untuk meminta ampunan pada Alloh dengan cara berpuasa pada hari itu. Dan diantara fadhilah (keutamaan) puasa Asyuro adalah melebur dosa kita setahun yang telah lewat.
Akan tetapi, karena puasa Asyuro juga dijalankan oleh orang-orang Yahudi, maka agar kita sebagai Muslim tidak menyerupai mereka, kita disunnahkan juga berpuasa sehari sebelum Asyuro, yaitu pada tanggal 9 Muharrom, yang dikenal dengan Tasu’a. Atau puasa sehari sesudah Asyuro’ yakni tanggal 11 Muharrom.

SEJARAH HARI ASYURO
Hari Asyuro dan puasa didalamnya tidak hanya dikenal pada zaman Rosullulloh shollallohu alaihi wasallam saja. Akan tetapi puasa hari Asyuro sudah dikenal pada zaman jahiliyah.
Dalham bin Sholeh bertanya pada Ikrimah, “Ada apa dengan Asyuro?” Ikrimah pun menjawab : “Orang Quraisy pernah melakukan dosa pada masa jahiliyah, dan dosa itu terasa berat dihati mereka. Mereka pun bertanya, bagaimanakah cara mereka bertaubat? Maka dikatakan bahwa mereka pun harus berpuasa pada tanggal 10 Muharrom (Asyuro)”.
Disamping sebagai sarana pelebur dosa, maka puasa Asyuro juga merupakan sebuah hari raya atau hari ulang tahun mengenang semua kejadian besar yang pernah ada didunia ini. Diantara kejadian-kejadian besar tersebut adalah :
1. Asyuro adalah hari pertama sejarah peradaban manusia dimulai, yakni ketika Nabiyulloh Adam alaihissalam bersama istrinya, sayyidatuna Hawwa turun kedunia.
2. Pada hari itu Alloh banyak sekali menerima taubat hamba-hambaNya yang bersalah, diantaranya pada hari itu Alloh menerima taubat Nabiyulloh Adam alaihissalam, taubat kaum Nabiyulloh Yunus alaihissalam dan taubat kaum Nabi Musa alaihissalam.
3. Pada hari itu Nabiyulloh Musa alahissalam dan kaumnya selamat dari kejaran Fir’aun dan tentaranya, sekaligus hari tengelam dan kematian Fir’aun beserta pasukannya dilaut Merah.
4. Pada hari itu pula, perahu Nabiyulloh Nuh alaihissalam berlabuh digunung Judiy.
Sebagai rasa syukur, maka Nabiyulloh Nuh dan Nabiyulloh Musa alaihimassalam pun berpuasa pada hari itu.
AMALAN SELAIN PUASA HARI ASYURO
Untuk menambah tabungan amal kita, selain puasa, ada beberapa amalan lain yang bisa dikerjakan pada hari Asyuro, yaitu :
1. Bersilaturrohim pada sanak saudara.
2. Bershodaqoh.
3. Mandi dengan niat taubat (mandi taubat)
4. Bercelak.
5. Berkunjung pada orang-orang Alim (orang yang mengerti ilmu agama)
6. Berbelas kasihan pada anak yatim dengan mengusap kepalanya dan memberinya uang atau yang lainnya.
7. Tawassu’ lil iyyaal, atau memberi keleluasaan pada keluarga. Sebagai contoh semisal menu makanan pada hari biasa adalah nasi, tempe dan sambal saja, maka pada hari Asyuro mengistimewakan makanan dengan makanan yang lebih disukai oleh keluarga.
8. Memotong kuku.
9. Membaca surat al Ikhlas sebanyak 1000x.
Kita juga dianjurkan pada sore hari dihari tersebut agar membaca istighfar yang telah dibaca oleh para Nabi. Dipilihnya istighfar para nabi utamanya sayyidul istighfar adalah dalam rangka mengambil ibroh, semangat dan manfaat. Atau dalam istilah ulama yang lain disebut dengan TAFA’ULAN ; تفاؤلا ;(NGALAP KETULARAN, bahasa jawa). Sebagaimana Imam Asy-Saafi’i dalam bab Fadlo’ilul-A’maal ; motifasi untuk beramal sholih, beliau lebih suka mengambil Hadits Dloif dari pada mengambil pendapat seseorang (ulama). Dengan kata lain, Lha wong para nabi saja beristighfar masa’ kita orang yang tiap hari jelas maksiatnya dan berbuat dosa koq malas atau bahkan enggan beristighfar, lha itukan kebangeten…!
لا كبيرة مع لإستغفار لا صغيرة مع الإصرار
Tidak ada dosa besar, bila terus disertai istighfar, dan tidaklah terus disebut dosa kecil , bila terus menerus dosa kecil tersbut dilakukan.


Manusia yang lemah dan terbatas ini mau tidak mau harus berhubungan dengan Kekuatan Maha Besar yang semestinya meminta pertolongan dariNya, ketika beban yang ditanggungnya melampaui kekuatan-kekuatannya yang terbatas, ketika merasa keberatan untuk menanggung beban, ketika jalan terasa begitu panjang sementara cita-citanya semakin menjauh dalam umurnya yang terbatas dan ketika langkah-langkah semakin berat untuk melangkah mencapai tujuan.
....."Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". (QS. Ali ‘Imran:173).

Tatkala Nabi Ibrahim diletakkan di manjaniq, Jibril bertanya kepadanya. “Apakah engkau butuh kepadaku?” Ibrahim menjawab, “Kalau kepadmu (aku) tidak (butuh), tapi kalau kapada Alloh, ya”. Hasbunalloh wa ni’mal wakil, diucapkan oleh Ibrahim tatkala dilemparkan ke dalam api, sehingga api itu tiba-tiba menjadi dingin dan tidak menghancurkan Ibrahim.
“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali ‘Imran:165)”. Hasbunalloh wa ni’mal wakil, diucapkan oleh Rasululloh s.a.w saat perang Uhud, kemudian Alloh pun menolong mereka.
Seorang itu akan selalu berada di antara sesat dan benar “..maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (QS. Asy Syams:8)”. Bahkan dalam satu waktu seorang bisa dalam keduanya. Ketika seorang hamba bersyukur, taat kepada Alloh dan membuatnya Ridho, maka Alloh akan menurunkan pertolongan-Nya. Sebaliknya jika seorang hamba menyekutukan-Nya, menentang-Nya dan mendurhakai-Nya maka Alloh akan murka dan membiarkan kita dalam kegelapan. “Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong. bagi mereka selain dari Allah (QS. Nuh:71)”.
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Alloh dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah:153)”. Oleh karena itu, setiap kali dalam kepayahan Rasululloh s.a.w senantiasa berseru, “Istirahatlah kami dengan shalat wahai Bilal!”. Dan beliau pun banyak-banyak mengerjakan shalat jika tengah menghadapi suatu masalah agar beliau semakin bertemu Alloh. Dari ‘Abudullah bin Mas’ud ra, ia menuturkan, “Aku menyaksikan Rasululloh s.a.w tengah menceritakan seorang nabi yang dipukuli kaumya hingga berdarah-darah, nabi itu membersihkan darahnya dari mukanyaa sembari berdoa, “Ya Alloh, ampunilah kaumku, sebab mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Tatkala waktu berjalan lama dan keletihan sudah sampai puncaknya, adakalanya kesabaran pun melemah atau bahkan hilang sama sekali. Karena itu Alloh menambahkan shalat kepada kesabaran, sebab dialah penolong yang tidak pernah jenuh dan bekal yang tidak pernah habis. Sabar adalah penolong yang memperbaharui energi dan bekal yang menguatkan hati sehingga tali kesabaran pun semakin panjang dan tidak terputus. Kemudian menguatkan ridha, keceriaan, ketenangan, kepercayaan diri dan keyakinan.
Menyerahkan semua perkara kepada Alloh, bertawakal kepadaNya, percaya sepenuhnya terhadap janji-janjinya, ridha dengan apa yang dilakukanNya, berbaik sangka kepada-Nya, dan menunggu dengan sabar pertolonganNya merupakan buah keimanan yang paling agung dan sifat yang paling mulia dari seorang mukmin.
Bulan Muharram adalah bulannya ALLAH SWT... Dari 12 bulan di tahun Hijriyah, ALLAH SWT memang mengkhususkan satu bulan ini sebagai bulannya ALLAH SWT. Hari Raya-nya anak-anak yatim piatu. Di bulan ini ALLAH SWT menganugerahi 1 hari di bulan Muharram sebagai salah satu hari yang istimewa bagi umat Islam dan mungkin umat manusia, hari itu adalah Hari Asyuro yang jatuh pada tanggal 10 Muharram Tahun Hijriyah. Mengapa hari Asyuro menjadi salah satu hari yang istimewa? karena menurut sejarahnya di hari Asyuro inilah terjadi berbagai kejadian penting di dalam sejarah umat manusia. Beberapa kejadian itu adalah: 1. Diselamatkannya Nabi Musa AS dari kejaran Firaun dan bala pasukannya, dimana pada hari itu, sebagaiman kita tahu, Firaun dan bala pasukannya ditenggelamkan oleh ALLAH SWT di laut merah. 2. Diselamtkannya Nabi Nuh AS dari musibah banjir besar yang diberikan ALLAH SWT kepada umat Nabi Nuh AS, dimana setelah 950 tahun Nabi Nuh AS berdakwah, beliau hanya mendapatkan 80 orang pengikut, dan diantaranya tidak termasuk anak dan istrinya. 3. Diselamatkannya nabi Ibrahim AS dari kejadian dibakarnya beliau oleh raja Namrud 4. Rasullullah Muhammad SAW. memenangkan salah satu perang terbesar beliau. (maaf, saya lupa nama peperangan itu) Dan masih banyak kejadian-kejadian penting yang terjadi pada tanggal 10 Muharram. Bahkan pada jaman Jahilliyah-pun, kaum-kaum jahilliyah sudah sangat menghormati bulan Muharram dengan cara mereka tidak mau mengadakan peperangan pada bulan Muharram. Dan satu lagi ritual yang selalu dilakukan oleh kaum Syiah (maaf saya tidak mau menyebut mereka sebagai salah satu bagian dari umat Islam) di Hari Asyuro, yaitu mereka menyiksa diri mereka sendiri dengan cara memukul-mukulkan kawat berduri ke tubuh mereka dengan alasan mereka ingin meniru apa yang terjadi pada Imam Hasan dan Husein pada jaman itu. Namun pada bulan Muharram itulah atau lebih tepatnya pada Hari Asyuro itulah kita disunnahkan untuk melakukan beberapa amalan baik,antara lain : 1. Berpuasa Haditsnya ialah ketika Rasullullah Muhammad SAW melakukan hijrah ke Madinah, beliau melihat kaum Yahudi sedang melakukan puasa, ketika Rasullullah SAW bertanya kepada mereka, "mengapa kalian melakukan puasa di hari ini?" mereka menjawab "karena di hari inilah Nabi Musa AS diselamatkan oleh ALLAH dari kejaran Fir'aun". Kemudian Rasullullah SAW berkata "Ketahuilah kalian wahai pendusta agama ALLAH, bahwasanya kami umat Islam lah yang lebih berhak dan pantas untuk berpuasa dan merayakan selamatnya Nabi Musa AS". Seketika itu juga Rasullullah SAW berniatdan kemudian melakukan puasa Hari Asyuro. Namun agar puasa kita tidak dianggap sebagai puasa yang meniru kaum Yahudi, banyak Ulama' yang kemudian mem-fatwa-kan agar kita berpuasa antara tanggal 9 - 11 Muharram. 2. Memperbanyak taubat dan membaca Istighfar karena di Hari Asyuro ALLAH SWT berjanji, barang siapa orang yang bertaubat pada Hari Asyuro, maka ALLAH SWT akan menghapus dosa-dosa yang ia lakukan selama 1 tahun kebelakang. 3. Bagi yang sudah berkeluarga, disunnahkan untuk menambah uang belanja dan atau uang jajan kepada Istri dan anak kita sebagai ungkapan rasa bahagia memasuki tahun yang baru, dan barang siapa menambah uang belanja keluarga di Hari Asyuro maka rezekinya akan ditambah selama 1 tahun kedepan oleh ALLAH SWT. 4. Memperbanyak bacaan "Hasbunallah Wa Nikmalwakiil, Nikmalmaula Wa Nikmannatsiir" sebanyak 70x pada malam Hari Asyuro. Hal ini didasarkan kepada doa apa yang dibaca Nabi Ibrahim AS ketika beliau dibakar hidup-hidup oleh raja Namrud. 5. Menyantuni anak-anak yatim piatu.
Peringatan 10 Muharram (Asyura)


Hari Asyura adalah hari ke-10 pada bulan Muharram dalam kalender Islam. Sedangkan asyura sendiri berarti kesepuluh. Hari ini menjadi terkenal karena bagi kalangan Syi'ah dan sebagian Sufi merupakan hari berkabungnya atas kesyahidan Husain bin Ali, cucu dari Nabi Islam Muhammad pada Pertempuran Karbala tahun 61 H (680). Akan tetapi, sebagian umat Islam meyakini bahwa Nabi Musa berpuasa pada hari tersebut untuk mengekspresikan kegembiraan kepada Allah karena kaum Bani Israil sudah terbebas dari Fira'un (Exodus). Menurut riwayat, Nabi Muhammad berpuasa pada hari tersebut dan meminta para sahabat untuk berpuasa. Dalam riwayat lain Beliau berkeinginan berpuasa mulai hari kesembilan, namun keinginan Beliau belum terlaksana karena Beliau wafat.
Sejarah Asyura
Pada masa pra-Islam, 'Asyura diperingati sebagai hari raya resmi bangsa Arab. Pada masa itu orang-orang berpuasa dan bersyukur menyambut 'Asyura. Mereka merayakan hari itu dengan penuh suka cita sebagaimana hari Nawruz yang dijadikan hari raya di negeri Iran.

Dalam sejarah Arab, hari 'Asyura (10 Muharram) adalah hari raya bersejarah. Pada hari itu setiap suku mengadakan perayaan dengan mengenakan pakaian baru dan menghias kota-kota mereka. Sekelompok bangsa Arab, yang dikenal sebagai kelompok Yazidi, merayakan hari raya tersebut sebagai hari suka cita.

Sebelum Islam, Hari Asyura sudah menjadi hari peringatan dimana beberapa orang Mekkah biasanya melakukan puasa. Ketika Nabi Muhammad melakukan hijrah ke Madinah, ia mengetahui bahwa Yahudi di daerah tersebut berpuasa pada hari Asyura - bisa jadi saat itu merupakan hari besar Yahudi Yom Kippur. Saat itu, Nabi Muhammad menyatakan bahwa Muslim lebih berhak dari Yahudi berpuasa pada hari-hari itu.

Peristiwa-peristiwa Penting pada hari Asyura
Asyura merupakan peringatan hal-hal di bawah ini dimana Muslim, khususnya Muslim Sunni percaya terjadi pada tanggal 10 Muharram.
• Bebasnya Nabi Nuh dan ummatnya dari banjir besar.
• Nabi Ibrahim selamat dari apinya Namrudz.
• Kesembuhan Nabi Yakub dari kebutaan dan ia dibawa bertemu dengan Nabi Yusuf pada hari asyura.
• Nabi Musa selamat dari pasukan Fir'aun
• Nabi Isa diangkat ke langit setelah usaha Roma untuk menangkap dan menyalibnya gagal.

Bersedekah pada Hari Asyura
Selain sunah berpuasa pada tanggal sembilan dan sepuluh 'Asyura' juga ada anjuran untuk memperbanyak sedekah kepada fakir miskin dan anak yatim. Bahkan Rasulullah saw. Pada hari Asyura menganjurkan untuk memberi keluasan rizki kepada keluarganya dengan makanan atau hidangan yang dapat menyenangkan mereka layaknya seperti suasana hari raya, insya Allah hikmahnya Allah akan memberikan keluasan rezkinya. Amin. Wallahu a'lam Bisshowaab