ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Kamis, 06 September 2018

SEJARAH & ARTI LOGO ح DARKAH YA AHLAL MADINAH YA TARIM WA AHLAHA دركاة يا أهل المدينة (Darkah Yaa Ahlil Madinah) يا تريم و أهلها (Ya Tarim wa Ahlaha) ۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞





SEJARAH & ARTI LOGO ح DARKAH YA AHLAL MADINAH YA TARIM WA AHLAHA

دركاة يا أهل المدينة (Darkah Yaa Ahlil Madinah)

يا تريم و أهلها (Ya Tarim wa Ahlaha)

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞



Pernah melihat logo ism seperti diatas ? ? ?

Logo ism yang sering dijumpai di berbagai majelis-majelis ta’lim/maulid.  Ada yang menggunakan logo ini di spanduk, umbul-umbul, bendera, jaket, dll. atau dalam bentuk stiker.

logo apa itu…?

Huruf ‘ح’ ditengah dengan ukuran yang cukup besar, kemudian di atasnya bertuliskan “Darakah Ya Ahlal Madinah”, di bawahnya bertuliskan “Ya Tarim Wa Ahlaha”, di samping kanannya bertuliskan lafzhul jalalah yang berbunyi  يا فتاح”Ya Fattah” dan di samping kirinya  يا رزاق “Ya Rozzaaq”. Di atas huruf ‘ha’ bertuliskan angka 1030 dan di tengah huruf ‘ha’ bertuliskan angka 110.

Mengenai ism seperti itu dan yang semacamnya maka hal itu merupakan tabarruk dan tawassul kepada hal yang mulia.

Sedangkan ism di atas sendiri adalah tabarruk dan tawassul kepada al Imam al Habib Abdullah bin al Haddad, seorang wali yang sangat masyhur, cucu Rosululloh ﷺ dari Sayyidina Husain bin Al Imam Amirul Mu’minin Ali bin Abu Tholib, suami Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Rosululloh Muhammad ﷺ.

Beliau adalah penyusun Ratib al Haddad, Wirdullatif yang banyak diamalkan oleh muslimin di berbagai penjuru dunia, juga Kitab Risalatul Muawanah, Nashoihud Diniyah, dll.



Dijelaskan oleh Habib Munzir al Musawa:  sumber

⏩“Darkah ya ahlal madinah” maksudnya adalah bertawassul pada shohibul Madinah yaitu Rosul ﷺ.

⏩“Yaa Tarim wa ahlaha” adalah tawassul kepada para shalihin dan lebih dari 10 ribu wali yang dimakamkan di pemakaman Zanbal, Fureidh, dan Bakdar, yang pada pekuburan zanbal itu juga terdapat Ashabul Badr utusan Sayyidina Abubakar Asshiddiq r.a.yang wafat di sana.

⏩“110” melambangkan marga Ibn Syeikh Abubakar bin salim (dzuriyyah Rosululloh ﷺ).

⏩“1030” melambangkan marga Al Habsyi (dzuriyyah Rosululloh ﷺ).



Sesuai faham ahlussunnah wal jam’ah, azimat (Ruqyyat) dengan huruf arab merupakan hal yang diperbolehkan, selama itu tidak menduakan Alloh SWT.

Sebagaimana dijelaskan bahwa azimat dengan tulisan ayat atau doa disebutkan pada 📚Kitab Faidhulqadir Juz 3 hal 192, dan 📚Tafsir Imam Qurtubi Juz 10 hal.316/317, dan masih banyak lagi penjelasan para Muhadditsin mengenai diperbolehkannya hal tersebut, karena itu semata-mata adalah bertabarruk (mengambil berkah) dari ayat-ayat Al-Qur’an dan kalimat-kalimat mulia lainnya.

Namun tentunya manfaat dan kemuliaannya bukan pada tulisan dan stiker itu, tapi tergantung pada penggunannya, dan bila anda ingin menggunakannya maka boleh ditempel di pintu atau lainnya sebagai tabarruk dengan nama Imam Al Haddad Rohimahulloh.

Mengenai tawassul, Alloh swt sudah memerintah kita melakukan tawassul, tawassul adalah mengambil perantara makhluk untuk doa kita pada Alloh swt.

Alloh swt mengenalkan kita pada Iman dan Islam dengan perantara makhluk Nya, yaitu Nabi Muhammad ﷺ sebagai perantara pertama kita kepada Alloh swt, lalu perantara kedua adalah para sahabat, lalu perantara ketiga adalah para tabi’in, demikian berpuluh-puluh perantara sampai pada guru kita, yang mengajarkan kita islam, sholat, puasa, zakat dll, barangkali perantara kita adalah ayah ibu kita, namun diatas mereka ada perantara, demikian bersambung hingga Nabi ﷺ, sampailah kepada Alloh swt.

Alloh swt berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah/patuhlah kepada Alloh swt dan carilah perantara yang dapat mendekatkan kepada Alloh SWT dan berjuanglah di jalan Alloh swt, agar kamu mendapatkan keberuntungan” (QS.Al-Maidah-35).



SEJARAH TULISAN DARKAH

wawancara bersama  Habib Abubakar bin Abdurrahman Alhaddad – Tanjung Gang 2 Kota Malang Jawa Timur.

Siapa sangka jika penyusun dari Lambang Darkah ini berasal dari kota Malang, beliau adalah 👳Al Habib Abu Bakar bin Abdurrahman AlHaddad, Lambang Huruf ‘ha’ di tengah dengan ukuran yang cukup besar, kemudian di atasnya bertuliskan “Darakaah Yaa Ahlal Madiinah”, di bawahnya bertuliskan “Yaa Tariim Wa Ahlahaa”, di samping kanannya bertuliskan lafdzul jalalah yang berbunyi “Yaa Fattaah” dan di samping kirinya “Yaa Rozzaaq”, sedangkan di atas huruf ‘ha’ bertuliskan angka 1030 dan di tengah huruf ‘ha’ bertuliskan angka 110 seperti keterangan gambar, merupakan hasil karya beliau yang terinspirasi dari beberapa kisah sohibul Maulid Simthuddhurror.

Beliau yang lulusan dari Pondok Pesantren Darut Tauhid  ini berinisiatif membuat lambang Darkah berawal dari kisah Habib Ali Al Habsyi (Sohibul Maulud, pengarang Simtud Dhurar).

Pada awalnya beliau membuat tanda untuk setiap kiriman dengan memakai angka 110, disebabkan karena saat itu beliau, Habib Ali al-Habsyi (Sohibul Maulid-Seiwun), sering kali mendapatkan kiriman-kiriman dari luar negeri, dan kiriman tersebut seringkali tidak sampai kepada beliau, kemudian Petugas pengirim Surat (Pak Pos) nya diminta untuk membuat tanda, agar setiap ada kiriman barang/surat tidak hilang kirimannya, kemudian beliau membuat Ha’ disertai dengan huruf 110, 110 itu sendiri merupakan jumlah bobot nilai huruf hijaiyyah yang merangkai kata ‘ALI’ dalam 📚Kitab Aqidatul Awwam pada halaman terakhir ada rumusannya, sedangkan  gabungan 110 dan Ha’ itu ada sekitar tahun 1980 an, atas inisiatif dari Habib Ali bin Muhammad Al-Haddad dan Habib Segaf bin Muhammad Ba’ Agil.

Adapun penulisan kalimat Darkah Yaa ahlal Madinah adalah inisiatif dari Habib Abu bakar Al-Haddad (Malang Jawa Timur) sendiri, yang diambil dari Qosidah Habib Muhammad bin Idrus, yang banyak berisi tentang tawasul-tawasul dengan Ahlul Madinah (Rosululloh ﷺ beserta keluarganya, sahabatnya), termasuk juga  kalimat Yaa  Tarim Wa Ahlaha, yang merupakan  tawassul kepada para sholihin dan lebih dari 10 ribu wali yang dimakamkan di pemakaman Zanbal, Fureidh, dan Akdar, yang pada pekuburan Zanbal itu juga terdapat Ashhabul Badr utusan Sayyidina Abubakar ash-Shiddiq Ra.yang wafat di sana.

Kemudian penerapan Lambang Darkah ini pada awalnya dulu bukan berbentuk bulat dan bertuliskan kalimat tawasul tadi, melainkan hanya berupa lambang Ha’ dan huruf 110 dan 1030 saja, kemudian berkat saran dari paman beliau yang bernama Habib Abdul Qodir bin Husin Al Haddad, maka lambing tersembut ditambah lah dengan wiridannya dari abahnya Habib Husen, yaitu Yaa Fattah Yaa Rozak, dengan niatan supaya dapat fadlilah wiridannya Habib Husen bin Muhammad Alhaddad.

Siapa sangka bahwa Logo yang sudah dikenal di seluruh dunia di kalangan habaib maupun muhibbin ini sudah mencapai Negara Malaysia, Singapore, Abu Dabi, Kuwait.

Subhanalloh
دركاة يا أهل المدينة (Darkah Yaa Ahlil Madinah)

يا تريم و أهلها (Ya Tarim wa Ahlaha)

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

GALLERY PARA PECINTA HABAIB
https://www.facebook.com/groups/767066530129705/
MENEBAR MAHABBAH MERAIH SYAFA'AH

Setelah berjalan lama Lambang ini, sempat nyaris hilang, kemudian Lambang / ism yang sering dijumpai di berbagai majelis-majelis ta’lim/maulid. Ada yang menggunakan logo ini di spanduk, umbul-umbul, bendera, jaket, dll. atau dalam bentuk stiker, sampai mobil-mobil di kaca belakangnya ditempel stiker lambang ini.

Lambang yang sebenarnya adalah suatu Ajimat (Ruqyat) bukan Logo suatu organisasi tertentu ini, kalau di kaji di kitab-kitab, maka lambang ini tidak akan diketemukan dikitab manapun, karena lambang ini ada karena habib Abu bakar bin Abdurrahman al-Haddad (Malang) menyusunya digunakan untuk tafa’ul –an(mengharap berkah).

Adapun hitungan 1030 itu berasal dari hitungan kalimat amanatulloh wa rosuluh wal Abdullah alhaddad, yang ditujukan kepada kepada al-Imam al-Habib Abdullah bin Alwiy al-Haddad (Shohiburrotib), dimana hitungan ism terssebut merupakan inisiatif dari para ulama’ kota Tarim Yaman.

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

Sesuai faham Ahlussunnah wal Jama’ah, ‘azimat (Ruqyat) dengan huruf arab merupakan hal yang diperbolehkan, selama itu tidak menduakan Alloh Swt. Sebagaimana dijelaskan bahwa azimat dengan tulisan ayat atau doa disebutkan pada 📚Kitab Faidhul Qadir Juz 3 halaman 192, dan 📚Tafsir Imam Qurthubi Juz 10 halaman 316-317, dan masih banyak lagi penjelasan para Muhadditsin mengenai diperbolehkannya hal tersebut, karena itu semata-mata adalah bertabarruk (mengambil berkah) dari ayat-ayat al-Qur’an dan kalimat-kalimat mulia lainnya.

(Tulisan ini telah di muat di Majalah Riyadlul Jannah dan dimuat juga di Tabloid Media ummat)

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

Tidak ada komentar:

Posting Komentar