Gus Mus Ingatkan Para Kiai Tak Terjebak Pilkada
===============
Yogyakarta, NU Online
Wakil Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri mengingatkan kalangan kiai dan pesantren agar memainkan peran sebagai penjaga akhlak bangsa, dan tidak terjebak dalam peran-peran instrumental, seperti turut menjadi tim sukses calon dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada).
Wakil Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri mengingatkan kalangan kiai dan pesantren agar memainkan peran sebagai penjaga akhlak bangsa, dan tidak terjebak dalam peran-peran instrumental, seperti turut menjadi tim sukses calon dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada).
Kiai yang akrab disapa Gus Mus ini menyampaikan hal tersebut pada
pembukaan sarasehan “Pesantren dan Krisis Akhlak Bangsa” yang
diselenggarakan Komunitas Majma’ Buhust An-Nahdliyyah di Magelang, Jawa
Tengah, Ahad, (19/10) lalu.
Di tengah merebaknya korupsi oleh para pejabat, peran kiai sebagai penjaga moralitas ditunggu sekaligus layak dipertanyakan secara kritis, apakah menjadi solusi atau justru bagian dari masalah bangsa.
Di tengah merebaknya korupsi oleh para pejabat, peran kiai sebagai penjaga moralitas ditunggu sekaligus layak dipertanyakan secara kritis, apakah menjadi solusi atau justru bagian dari masalah bangsa.
Menurut Gus Mus, situasi kebangsaan saat ini benar-benar telah
krisis. Korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan bukan saja melanda kalangan
eksekutif dan legislatif namun juga Yudikatif. Penyelewengan penegak
hukum merupakan pertanda masyarakat sedang menyongsong masa kehancuran.
Berbagai kasus yang mencuat saat ini, bagi Gus Mus, juga mengindikasikan
adanya upaya menghabisi orang-orang baik di negeri ini.
Dalam sarasehan tersebut dibahas berbagai persoalan kebangsaan, kepesantrenan, dan ke-NU-an. Forum ini dihadiri sekitar 40 kiai dari DI Yogyakarta dan Karesidenan Kedu, Jawa Tengah. Majma’ Buhust An-Nahdiyyah adalah forum diskusi yang didirikan KH Mustofa Bisri (Rembang) dan KH Mahfudz Ridwan (Salatiga), yang aktif mengkaji berbagai topik ke-NU-an, kepesantrenan, dan kebangsaan.
Turut hadir KH Abdul Ghofur Maimun dari Sarang, KH Yahya Cholil Tsaquf (Rembang), KH Mahfudz (Maron), dan KH Mu’adz Thohir (Pati). Hadir pula kiai dari Magelang, yaitu KH Said, KH Aziz, dan Dr Thonthowi. Sedangkan dari Yogyakarta, tampak KH Asyhari Abta, KH Mu’tashim Billah, Dr Waryono Abdul Ghofur, Dr Sahiron, dan Kiai Jadul Maula.
KH Muzammil (Bantul), KH Masduqi Mahfudz, KH Dr Tamyiz Mukharrom, KH Abdullah Hasan (Sleman), KH Munir (Kota Gede), Muhammad Mustafied (Mlangi), dan puluhan Kiai muda lainnya juga turut serta dalam kegiatan tersebut.
Dalam sarasehan tersebut dibahas berbagai persoalan kebangsaan, kepesantrenan, dan ke-NU-an. Forum ini dihadiri sekitar 40 kiai dari DI Yogyakarta dan Karesidenan Kedu, Jawa Tengah. Majma’ Buhust An-Nahdiyyah adalah forum diskusi yang didirikan KH Mustofa Bisri (Rembang) dan KH Mahfudz Ridwan (Salatiga), yang aktif mengkaji berbagai topik ke-NU-an, kepesantrenan, dan kebangsaan.
Turut hadir KH Abdul Ghofur Maimun dari Sarang, KH Yahya Cholil Tsaquf (Rembang), KH Mahfudz (Maron), dan KH Mu’adz Thohir (Pati). Hadir pula kiai dari Magelang, yaitu KH Said, KH Aziz, dan Dr Thonthowi. Sedangkan dari Yogyakarta, tampak KH Asyhari Abta, KH Mu’tashim Billah, Dr Waryono Abdul Ghofur, Dr Sahiron, dan Kiai Jadul Maula.
KH Muzammil (Bantul), KH Masduqi Mahfudz, KH Dr Tamyiz Mukharrom, KH Abdullah Hasan (Sleman), KH Munir (Kota Gede), Muhammad Mustafied (Mlangi), dan puluhan Kiai muda lainnya juga turut serta dalam kegiatan tersebut.
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,47779-lang,id-c,nasional-t,Gus+Mus+Ingatkan+Para+Kiai+Tak+Terjebak+Pilkada-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar