ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Kamis, 12 April 2012

Keutamaan Baca sholawat dalam kitab ”Afdlalus Shalawaat ’alaa Sayyidis Saadaat”&”Lawaaqihul Anwaar”

Shalawat kepada Rasulullah SAW merupakan perintah langsung Allah SWT kepada orang-orang yang beriman. Bahkan membaca Shalawat ini diyakini merupakan ibadah pertama yang dilakukan oleh manusia. Yaitu ketika Nabi Adam AS hendak menikahi Siti Hawa di sorga dengan membayar maskawin membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW 1000 kali dengan satu nafas. Tentang perintah Allah SWT agar kita bersholawat kepada Nabi ini disebutkan dalam Al-Qur'an:



إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما

Artinya; Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS 33 al-Ahzab: 56)

Adapun hadits yang menganjurkan kita agar memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sangatlah banyak jumlahnya. Di antaranya ialah:



مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بهَا عَشْرًا ومَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ قَضَى اللهُ لَهُ مِائَةَ حَاجَةٍ أَيْسَرُهَا عِتْقُهُ مِنَ النَّارِ، ومَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي يَوْمٍ أَلْفَ مَرَّّةٍ لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ - رواه مسلم

Artinya: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa bershalawat satu kali kepadaku, maka Allah bershalawat (melimpahkan rahmat) kepadanya 10 kali. Barang siapa setiap hari bershalawat kepadaku 100 kali, maka Allah mendatangkan 100 hajat baginya, hajat yang paling mudah ialah kebebasannya dari neraka. Barang siapa dalam sehari bershalawat kepada 1000 kali, maka ia tidak akan mati sebelum ia melihat tempatnya di sorga (HR. Muslim)



إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلاَةً - رواه الترمذي

Artinya: Sesungguhnya orang yang paling utama di sisiku pada hari kiamat nanti adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku. (HR. At-Tirmidzi)



Banyak di antara para ulama menulis beberapa keutamaan membaca shalawat kepada Nabi SAW. Di antara ulama itu ialah Syaikh Yusuf bin Isma’il an-Nabhani dalam kitabnya ”Afdlalus Shalawaat ’alaa Sayyidis Saadaat”, dan Syaikh Abdul Wahab As-Sya’rani dalam kitabnya ”Lawaaqihul Anwaar”. Di antara keutamaan membaca shalawat yang mereka tulis dalam kitabnya tersebut adalah sebagai berikut:

1) Mendapatkan rahmat dari Allah SWT

2) Mendapatkan istighfar (permintaan ampunan) dari para malaikat

3) Mendapatkan kasih sayang Rasulullah SAW

4) Menggugurkan beberapa dosa

5) Sebagai zakat amal shalih

6) Mengangkat derajatnya di sisi Allah SWT

7) Terpenuhinya kebutuhan dunia dan akhirat bagi yang sebagian besar waktunya digunakan untuk bershalawat

8) Terhapusnya kesalahan yang terlanjur diperbuat

9) Menyebabkan keharuman dalam suatu pertemuan

10) Sebagai tanda bahwa yang bershalawat tersebut termasuk dari golongan Ahlus Sunnah

11) Lebih besar pahalanya dari pada memerdekakan budak

12) Meraih keselamatan dari segala macam bentuk kejahatan

13) Mendapatkan syafa’at dari Rasulullah SAW

14) Mendpatkan keamanan dari murka Allah SWT

15) Memberatkan timbangan amal di akhirat nanti

16) Terselamatkan dari rasa haus di hari yang sangat panas di akhirat nanti

17) Dapat mendatangkan kekayaan dalam hidup

18) Dapat melihat tempatnya di sorga sebelum ia mati

19) Mendapatkan keselamatan saat melewati titian di atas neraka di akhirat nanti

20) Dapat memperbanyak isteri di surga nanti

21) Memudahkan tercapainya hajat di dunia

22) Dapat menyebabkan terkabulnya 100 macam hajat

23) Mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang jihad fi sabilillah 20x

24) Dapat menyebabkan dekat dengan Rasulullah di hari kiamat nanti

25) Dapat menghilangkan sifat kikir

26) Kehidupannya senantiasa penuh dengan berkah

27) Dapat menghidupkan hati

28) Menyebabkan selalu ingat kepada Allah SWT

29) Mendapatkan balasan Shalawat dan Salam dari Rasulullah SAW

30) Menyebabkan punya daya ingat yang kuat

31) Menyebabkan jauh dari kesesatan

32) Menyebabkan terpeliharanya rasa cinta Rasulullah kepadanya

33) Menjadi shadaqah bagi orang yang tak berharta sebagaimana pahala shadaqah bagi orang yang berharta

34) Menj`di tanda taat atas perintah Allah

35) Menyebabkan bercahayanya alam kubur

36) Menyebabkan kemenangan dalam menghadapi musuh

37) Dapat membersihkan hati dari sifat munafiq

38) Dapat menyebabkan bertemu dengan Rasulullah SAW

39) Dapat menyebabkan disenangi oleh banyak orang

40) Menyebabkan do’anya terkabul

41) Dapat terselamatkan dari faadhlihah yaitu aib, cela, dan noda

42) Dapat menghilangkan permusuhan bagi kedua orang yang dibacakan shalawat saat bertemu

43) Dapat menambah rasa cinta dan kasih di antara dua orang yang dibacakan shalawat saat bertemu

44) Menjadikan kebaikannya bertambah 10 derajat pada setiap satu kali bacaan shalawat

45) Dicatat baginya 10 kebaikan baru dari tiap-tiap bacaan shalawat

46) Dihapus baginya 10 kesalahan pada tiap-tiap bacaan shalawat

47) Dan lain-lain



Abul Laits menceritakan bahwa Sufyan ats-Tsauri pernah berkata: Pada saat ibadah haji, aku pernah berthawaf di ka'bah, tiba-tiba ada seorang lelaki yang setelah kuamati ia tidak ada henti-hentinya membaca shalawat kepada Nabi SAW. Apapun yang dikerjakan, baik saat thawaf, mencium hajar aswad, sa'i dan lain sebagainya yang dibaca hanya shalawat kepada Nabi. Aku bertanya kepadanya: Hai saudaraku, kenapa engkau hanya membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan tidak membaca tasbih atau do'a-do'a lain? Orang laki-laki tadi balik bertanya: Siapakah kamu, semoga Allah memberikan keselamatan kepadamu? Aku Sufyan ats-Tsauri, jawabku. Ia berkata: Andaikan kamu bukan orang asing, maka tidak akan aku ceritakan kisahku ini kepadamu. Ketahuilah bahwa sebenarnya aku berangkat dari rumah untuk melaksanakan ibadah haji ini bersama ayahku. Namun di tengah perjalanan ayahku jatuh sakit. Sehingga aku sibuk mencari obat ke sana kemari. Saat hari sudah menjelang malam, aku duduk di sisi ayahku, tiba-tiba ayahku meninggal dunia dalam keadaan wajahnya gosong hitam bagaikan terhangus oleh api. Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raaji'uun. Aku malu punya ayah yang mati dalam keadaan wajah yang demikian, dan karenanya aku tutup wajah beliau dengan sarungku. Aku tungghi ia sampai larut malam sehingga tidak terasa aku tertidur di sampingnya. Di dalam tudurku, "aku bermimpi bertemu dengan seorang lelaki yang sangat tampan, belum pernah aku melihat orang lain yang setampan dia, sangat bersih pakaiannya, dan sangat harum baunya. Kemudian orang tersebut mendekat ke jasad mayat ayahku, dan membuka kain penutup wajah ayahku, lalu ia usapkan tangannya ke wajah ayahku yang hitam itu, dan seketika itu wajah ayahku berubah menjadi putih bersinar. Kemudian dia pergi, dan aku kejar dia, kutarik bajunya, dan aku berkata: Wahai hamba Allah, siapakah kamu yang telah berkenan berbuat baik kepada ayahku di daerah yang asing ini? dia balik bertanya: Apakah anda tidak mengenalku, aku adalah Muhammad bin Abdulloh yang punya kitab Al-Qur'an. Wahai anak lelaki, ketahuilah sesungguhnya ketika masih hidup, ayahmu ini adalah seorang yang selalu berbuat berlebih-lebihan terhadap dirinya, tetapi ia adalah orang yang senantiasa banyak bershalawat kepadaku. Kemudian saat ia menemui ajalnya, ia minta pertolongan kepadaku, dan aku adalah orang yang siap menolong orang yang banyak bershalawat kepadaku". Setelah itu terbangunlah aku dari tidurku, dan tiba-tiba wajah ayahku benar-benar putih dan bersinar. Karena itulah aku sejak itu tidak berhenti-henti untuk memperbanyak bershalawat kepada Nabi Muhammad SAV.



Banyak bershalawat kepada Nabi SAW merupakan salah satu tanda ia mencintai beliau. Padahal Cinta kepada beliau SAW selain merupakan perintah dari Allah SWT juga dapat membawa keselamatan bagi orang yang benar-benar mencintai beliau dengan setulus-tulusnya.



Diceritakan, pada saat Rasulullah SAW masih hidup, ada salah seorang shahabat perempuan yang sangat mencintai beliau, sehingga kapanpun dan di manapun Rasulullah memberikan ceramah, orang perempuan tadi pasti datang untuk mendengarkan wejangan-wejangan dari beliau. Pada suatu hari, ia hendak pergi ke masjid Rasulullah SAW untuk mendengarkan sabda-sabdanya. Di tengah perjalanan, ia disapa seorang lelaki: Wahai orang perempuan, akan pergi ke mana kamu? "Aku akan ke Rasulullah SAW", jawabnya. Apakah kamu mencintainya? tanyanya lagi. "Iya aku sangat mencintainya", jawab orang perempuan tadi. Orang lelaki itu kemudian berkata: Demi kebenaran cintamu kepada beliau, bukalah "niqab" mu (cadar, kain penutup wajah). Maka iapun membukanya karena hormat kepada Nabi SAW. Setelah wajahnya tersbuka, orang lelaki itupun kemudian memegang dagunya dan berkata kamu benar-benar cantik, dan benar-benar orang yang mencintai Rasulullah SAW. Sepulang dari masjid Rasulullah SAW, orang perempuan tadi menceritakan kejadian tersebut kepada suaminya. Suaminya menerima laporan itu, ia marah dan lapor serta menceritakan dan mengadukannya kepada Rasulullah SAW. Rasulullah kemudian bersabda: Pulanglah dan siapkan sebuah tanur (sebangsa tong) di atas bara api, kemudian perintahkan isterimu masuk ke dalam tanur tersebut. Suaminya pun kemudian pulang melaksanakan perintah Rasulullah SAW, dan saat tanur sudah siap, ia panggil isterinya dan disuruhnya untuk masuk ke dalam tanur. Ternyata isterinya tidak mau melaksanakannya. Akhirnya iapun berkata: Demi cintamu kepada Rasulullah SAW masuklah kamu ke dalam tanur ini!. Isterinya menjawab: Jika begitu, Marhaban dan kemuliaan bagiku, sekarang juga aku akan masuk ke dalamnya. Ketika ia benar-benar sudah berada di dalam tanur, ditutupnya tanur itu. Kemudian si suami pergi datang menemui Rasulullah SAW dan melaporkannya bahwa perintahnya sudah dilaksanakan. Maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya: pulanglah sekarang dan lihat keadaan isterimu!. Akhirnya iapun pulang dan langsung membuka penutup tanur, ternyata ia melihat dan menemukan isterinya sedang duduk tenang dan santai di dalamnya serta dengan izin Allah ia dalam keadaan selamat dari panasnya api yang membakarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar