ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Selasa, 30 September 2014

FadLilah Puasa di Bulan Dzul Hijjah

============
Allah swt memiliki tiga waktu istimewa yang masing-masing berisi sepuluh hari dalam tiap tahunnya yang dibahasakan dengan stalsta a’syaratin (sepuluh hari yang tiga) yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan (asyrul awakhir min ramadhan), 10 hari di awal bulan Dzul Hijjah, dan 10 hari pertama pada bulan Muharram.
Banyak hadits yang menerangkan keistimewaan bulan Dzul Hijjah. Bulan yang seharusnya dimanfaatkan kaum muslimin untuk melipat gandakan ibadahnya karena, pahala yang dijanjikan Allah swt di dalamnya sangat luar biasa. Dua hadits berikut dapat dijadikan ukuran keistimewaan bulan Dzul Hijjah ini.
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: مامن أيام العمل الصالح فيها أحب الى الله عزوجل منه فى هذه الأيام يعنى ايام العشر, قالوا ولاالجهاد فى سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد فى سبيل الله, الا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك بشيء  
Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata “Tidak ada hari di mana amal shaleh di dalamnya sangat dicintai oleh Allah  melebihi 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah. Para sahabat lantas bertanya “apakah amal itu dapat membandingi pahala jihad fi sabilillah?” bahkan amal pada 10 hari Dzil Hijjah lebih baik dari pada jihad fi sabilillah kecuali jihadnya seorang lelaki yang mengorbankan dirinya, hartanya, dan dia kembali tanpa membawa semua itu (juga nyawanya) sehingga ia mati sahid. Tentu yang demikian itu (mati sahid) lebih baik..
عن أبى هريهرة رضي الله عنه, عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: ما من ايام احب الى الله تعالى أن يتعبد له فيهن من أيام عشر ذى الحجة, وان صيام يوم يعدل صيام سنة, وقيام ليلة كقيام سنة   
Tidaka ada hari yang paling disukai oleh Allah swt,  dimana Dia disembah pada hari itu kecuali, sepuluh hari bulan Dzul Hijjah. Puasa satu hari di dalamnya sama halnya dengan puasa satu tahun. Ibadah, shalat malam sekali pada malamnya seperti sahalat malam selama satu tahun pula.
Ada tiga hari teristimewa dalam sepuluh hari spesial awal bulan Dzul Hijjah, yaitu tanggal 8 Dzil Hijjah yang disebut dengan yaumu tarwiyah, tanggal 9 Dzil Hijjah yang disebut yaumul ‘arafah dan tanggal 10 Dzil Hijjah yang disebut yaumun nahr. Meskipun tiga hari ini bernilai spesial, tetapi ketujuh hari lannya juga msih tetap istimewa karena kandungan sejarah yang luar biasa.
Secara historis, Ibnu Abbas pernah menerangkan bahwa dalam rentangan sejarahnya hari-hari di sepuluh pertama bulan Dzul Hijjah ini adalah hari penuh makna karena terjadi berbagai peristiwa besar yang berhubungan pada perubahan kehidupan manusia selanjutnya.
Hari pertama Dzul Hijjah adalah hari pertama dimaafkannya Nabi Adam oleh Allah swt, setelah beberapa lama beliau meminta pengampuanan atas kesalahannya memakan buah huldi di surga. Oleh karena itu Rasulullah saw pernah bersabda
Barang siapa yang berpuasa di hari pertama bulan Dzul Hijjah maka Allah akan memaafkan dosa-dosanya sebagaimana yang terjadi kepada Nabi Adam.
Hari kedua Dzul Hijjah adalah hari diselamatkannya Nabi Yunus as oleh ikan Nun setelah beberapa hari berada di dalam perutnya sembari terus bertasbih dan beribadah kepada Allah swt. Pada hari inilah Nabi Yunus dipersilahkan keluar dari perut ikan Nun. Oleh karena itulah Rasulullah saw pernah bersabda:
Barang siapa beribadah di hari kedua bulan Dzul Hijjah baginya pahala yang menyerupai ibadah satu tahun tanpa ada maksiat.
Hari ketiga Dzul Hijjah adalah hari dikabulkannya do’a nabi Zakariya as. untuk kemudian dianugerahi seorang anak.namanya Yahya. Adapun hari keempat Dzul Hijjah adalah hari kelahiran Nabi Isa as. Hari kelima Dzul Hijjah hari kelahiran Musa as. Hari keenam Dzul Hijjah adalah hari-hari kemenangan para Nabi dalam memperjuangkan ajaran tauhid. Hari ketujuh bulan Dzul Hijjah adalah hari ditutupnya pintu neraka Jahannam. Oleh karena itu Rasulullah saw pernah bersabda
Barang siapa berpuasa di hari ke tujuh bulan Dzul Hijjah akan ditutup tiga puluh kesulitan dalam hidupnya dan dibuka tiga puluh pitu kemudahan baginya.
Adapun hari kedelapan yang disebut dengan hari tarwiyah diantara fadhilah yang masyhur bagi mereka yang berpuasa pada hari tarwiyah maka baginya pahala yang sangat besar, yang karena sangat besarnya tiada yang tahu pasti ukurannya kecuali allah swt.
Begitu pula hari kesembilan yang disebut dengan hari tasu’a, barang siapa yang berpuasa pada hari kesembilan maka pahala baginya seperti berpuasa selama enampuluh tahun. Adapun pada hari kesepuluh yang disebut dengan yaumun nahr hari penyembelihan korban, maka diharamkan kepada siapapun berpuasa waktu itu.

 SUMBER:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,10-id,54724-lang,id-c,ubudiyah-t,Fadhilah+Puasa+di+Bulan+Dzul+Hijjah-.phpx

Hari-hari Istimewa di Bulan Istimewa (KHOTBAH JUM'AT)

==========
KHOTBAH JUM'AT
Hari-hari Istimewa di Bulan Istimewa
===================
Hari-hari Istimewa di Bulan Istimewa
“Tidak ada hari yang paling disukai oleh Alloh swt,  dimana Dia disembah pada hari itu kecuali, sepuluh hari bulan Dzul Hijjah. Puasa satu hari di dalamnya sama halnya dengan puasa satu tahun. Ibadah, sholat malam sekali pada malamnya seperti sholat malam selama satu tahun pula”.

 الحمد لله على نعمه فى هذا الشهر العظيم, شهر ذى الحجة لتقرب الى الله الكريم أحمده حمدا يفوق حمد الحامدين واستعينه انه خير المعين واتوكل عليه برزقه انه ثقة المتوكلين. أشهد أن لااله الا الله وحده لاشريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المجتبى وسيد الورى رحمة للعالمين. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين وسلم تسليما كثيرا...


اما بعد. فياعباد الله أوصيكم ونفسى بتقوى الله, فقد فاز المتقون قال الله تعالى فى كتابه الكريم ومن يعظم شعائرالله فانها من تقوى القلوب


Ma’asyiaral Muslimin Rahimakumullah,

Terlebih dahulu mari kita bersyukur kehadirat Allah swt. atas taufiq, hidayah inayah dan ri’ayah-Nya. Alhamdu lillah hingga kini kita masih bisa menikmati bulan Dzil Hijjah kembali. Semoga pada bulan Dzil Hijjah ini kita berhasil mendapatkan nilai yang lebih baik dari Dzil Hijjah tahun lalu. Karena itulah bukti orang yang beruntung.

Kemudian, marilah kita bersama-sama meningkatkan taqwa kepada Allah swt. artinya semakin meningkatkan kewaspadaan kepada apapun yang mendorong diri dan jiwa ini melanggar berbagai larangan-Nya. karena itulah bukti orang yang takut kepada-Nya.

Jama’ah Jum’ah yang Berbahagia,

Di hari pertama bulan Dzul Hijjah ini marilah kita segera sadar diri betapa kita telah memasuki salah satu bulan yang dimuliakan Allah swt, sepuluh hari istimewa dari tiga puluh hari yang diistimewakan Allah yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan (asyrul awakhir min ramadhan), 10 hari di awal bulan Dzul Hijjah, dan 10 hari pertama pada bulan Muharram. Di sini khatib hanya ingin mengingatkan kembali bahwasannya di dalam sepuluh hari istimewa bulan Dzil Hijjah ini terdapat tiga hari yang istimewa, yaitu tanggal 8 Dzil Hijjah yang disebut dengan yaumu tarwiyah, tanggal 9 Dzil Hijjah yang disebut yaumul ‘arafah dan tanggal 10 Dzil Hijjah yang disebut yaumun nahr. Rasulullah saw pernah bersabda sebagai berikut:

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: مامن أيام العمل الصالح فيها أحب الى الله عزوجل منه فى هذه الأيام يعنى ايام العشر, قالوا ولاالجهاد فى سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد فى سبيل الله, الا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك بشيء  

Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata “Tidak ada hari di mana amal shaleh di dalamnya sangat dicintai oleh Allah  melebihi 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah. Para sahabat lantas bertanya “apakah amal itu dapat membandingi pahala jihad fi sabilillah?” bahkan amal pada 10 hari Dzil Hijjah lebih baik dari pada jihad fi sabilillah kecuali jihadnya seorang lelaki yang mengorbankan dirinya, hartanya, dan dia kembali tanpa membawa semua itu (juga nyawanya) sehingga ia mati sahid. Tentu yang demikian itu (mati sahid) lebih baik..

عن أبى هريهرة رضي الله عنه, عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: ما من ايام احب الى الله تعالى أن يتعبد له فيهن من أيام عشر ذى الحجة, وان صيام يوم يعدل صيام سنة, وقيام ليلة كقيام سنة   

Tidaka ada hari yang paling disukai oleh Allah swt,  dimana Dia disembah pada hari itu kecuali, sepuluh hari bulan Dzul Hijjah. Puasa satu hari di dalamnya sama halnya dengan puasa satu tahun. Ibadah, shalat malam sekali pada malamnya seperti sahalat malam selama satu tahun pula.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Demikian dua hadits yang menggambarkan berbagai pahala yang disediakan Allah untuk menghargai hamba-hamabanya yang beribadah di bulan Dzil Hijjah. Tentunya hal ini juga bermakna baha Allah swt juga mengistimewakan bulan Dzul Hijjah. Jika Allah swt telah memuliakannya, lantas mengapa manusia masih mempertanyakan keistimewaannya? Sungguh sering kali manusia itu berda dalam kedunguan yang berlipat-lipat, karena lipatan nafsu yang semakin menebal.

Secara historis, Ibnu Abbas mencoba menerangkan bahwa dalam rentasngan sejarahnya hari-hari disepuluh pertama bulan Dzul Hijjah ini adalah hari penuh makna karena terjadi berbagai peristiwa besar yang berhubungan pada perubahan kehidupan manusia selanjutnya.

Hari pertama Dzul Hijjah adalah hari pertama dimaafkannya Nabi Adam oleh Allah swt, setelah beberapa lama beliau meminta pengampuanan atas kesalahannya memakan buah huldi di surga. Oleh karena itu Rasulullah saw pernah bersabda

Barang siapa yang berpuasa di hari pertama bulan Dzul Hijjah maka Allah akan memaafkan dosa-dosanya sebagaimana yang terjadi kepada Nabi Adam.

Hari kedua Dzul Hijjah adalah hari diselamatkannya Nabi Yunus as oleh ikan Nun setelah beberapa hari berada di dalam perutnya sembari terus bertasbih dan beribadah kepada Allah swt. Pada hari inilah Nabi Yunus dipersilahkan keluar dari perut ikan Nun. Oleh karena itulah Rasulullah saw pernah bersabda:

Barang siapa beribadah di hari kedua bulan Dzul Hijjah baginya pahala yang menyerupai ibadah satu tahun tanpa ada maksiat.

Hari ketiga Dzul Hijjah adalah hari dikabulkannya do’a nabi Zakariya as. untuk kemudian dianugerahi seorang anak.namanya Yahya. Adapun hari keempat Dzul Hijjah adalah hari kelahiran Nabi Isa as. Hari kelima Dzul Hijjah hari kelahiran Musa as. Hari keenam Dzul Hijjah adalah hari-hari kemenangan para Nabi dalam memperjuangkan ajaran tauhid. Hari ketujuh bulan Dzul Hijjah adalah hari ditutupnya pintu neraka Jahannam. Oleh karena itu Rasulullah saw pernah bersabda

Barang siapa berpuasa di hari ke tujuh bulan Dzul Hijjah akan ditutup tiga puluh kesulitan dalam hidupnya dan dibuka tiga puluh pitu kemudahan baginya.

Adapun hari kedelapan yang disebut dengan hari tarwiyah diantara fadhilah yang masyhur bagi mereka yang berpuasa pada hari tarwiyah maka baginya pahala yang sangat besar, yang karena sangat besarnya tiada yang tahu pasti ukurannya kecuali allah swt.

Begitu pula hari kesembilan yang disebut dengan hari tasu’a, barang siapa yang berpuasa pada hari kesembilan maka pahala baginya seperti berpuasa selama enampuluh tahun.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Demikianlah khutbah Jum’at kali ini. mumpung hari ini masih hari pertama bulan Dzil Hijjah, marilaah kita manfaatkan kesempatan yang diberikan oleh Allah swt pada hari-hari selanjutnya. Semoga kita bukan termasuk orang yang lalai. Semoga Allah swt memberikan keadaran, kemauan dan kemampuan pada kita untuk memperbanyak ibadah di dalam bulan ini. Sungguh kesadaran itu datangnya dari Allah swt, hanya melalui hidayahnya kita mampu menilai mana yang penting dan mana yang tidak penting dalam urusan ibadah.

Ya Allah ya Tuhan kami, berikanlah hamba-hambamu ini kesadaran akan kebenaran petunjuk-Mu dan bagilah kepada kami rizqi untuk melakukannya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

sumber: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,9-id,54723-lang,id-c,khotbah-t,Hari+hari+Istimewa+di+Bulan+Istimewa-.phpx

KISAH LELAKI KAYA RAYA MASUK SURGA, SEDANG PEREMPUAN MISKIN PAPA MASUK NERAKA

===========
Masuk Neraka Gara-gara Air Wudlu'?
=========
Masuk Neraka Gara-gara Air Wudhu?
Berikut ini adalah cerita tentang dua orang dengan kondisi yang kontras: seorang laki-laki kaya raya dan perempuan papa. Dalam keseharian pun, keduanya tampak begitu berbeda. Sang lelaki hidupnya padat oleh kesibukan duniawi, sementara wanita yang miskin itu justru menghabiskan waktunya untuk selalu beribadah.

Kesungguhan dan kerja keras lelaki tersebut membawanya pada kemapanan ekonomi yang diidamkan. Kekayaannya tak ia nikmati sendiri. Keluarga yang menjadi tanggung jawabnya merasakan dampak ketercukupan karena jerih payahnya. Lelaki ini memang sedang berkerja untuk kebutuhan rumah tangga dan pendidikan anak-anaknya.

Nasib lain dialami si perempuan miskin. Para tetangganya tak menemukan harta apapun di rumahnya. Kecuali sebuah bejana dengan persediaan air wudhu' di dalamnya. Ya, bagi wanita taat ini, air wudhu' menjadi kekayaan yang membanggakan meski hidup masih pas-pasan. Bukankah kesucian menjadikan ibadah kita lebih diterima dan khidmat? Dan karenanya menjanjikan balasan yang jauh lebih agung dari sekadar kekayaan duniawi yang fana ini?

Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani dalam kitab al-Minahus Saniyyah mengisahkan, suatu ketika ada seorang yang mengambil wudhu' dari bejana milik perempuan itu. Melihat hal demikian, si perempuan berbisik dalam hati, “Kalau air itu habis, lalu bagaimana aku akan berwudhu' untuk menunaikan sembahyang sunnah nanti malam?”

Apa yang tampak secara lahir tak selalu menunjukkan keadaan sebenarnya. Diceritakan, setelah meninggal dunia, keadaan keduanya jauh berbeda. Sang lelaki kaya raya itu mendapat kenikmatan surga, sementara si perempuan papa yang taat beribadah itu justru masuk neraka. Apa pasal?

Lelaki hartawan tersebut menerima kemuliaan lantaran sikap zuhudnya dari gemerlap duniawi. Kekayaannya yang banyak tak lantas membuatnya larut dalam kemewahan, cinta dunia, serta kebakhilan. Apa yang dimilikinya semata untuk kebutuhan hidup, menunjang keadaan untuk mencari ridlo Alloh.

Pandangan hidup semacam ini tak dimiliki si perempuan. Hidupnya yang serbakekurangan justru menjerumuskan hatinya pada cinta kebendaan. Buktinya, ia tak mampu merelakan orang lain berwudhu' dengan airnya, meski dengan alasan untuk beribadah. Ketidak-ikhlasannya adalah petunjuk bahwa ia miskin bukan karena terlepas dari cinta kebendaan melainkan “dipaksa” oleh keadaan.

Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani menjelaskan dalam kitab yang sama bahwa zuhud adalah meninggalkan kecenderungan hati pada kesenangan duniawi, tapi bukan berarti mengosongkan tangan dari harta sama sekali. Segenap kekayaan dunia direngkuh untuk memenuhi kadar kebutuhan dan memaksimalkan keadaan untuk beribadah kepada-Nya.


Nasihat ulama' sufi ini juga berlaku kebalikannya. Untuk cinta dunia, seseorang tak mesti menjadi kaya raya terlebih dahulu. Karena zuhud memang berurusan dengan hati, bukan secara langsung dengan alam bendawi.

SUMBER: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,51-id,54575-lang,id-c,hikmah-t,Masuk+Neraka+Gara+gara+Air+Wudhu+-.phpx

MENEBUS/MENGHAPUS DOSA DENGAN MEMBERI SESUATU YANG DIMINTA ANAK KECIL

============
MENEBUS/MENGHAPUS DOSA DENGAN MEMBERI SESUATU YANG DIMINTA ANAK KECIL:
-----------------------
Al-Syekh Nawawi Al-Banteny RA dalam kitabnya, Qâmi‘uth Tughyân halaman 18 menjelaskan bahwa Sayyidina Ali bin Abi Tholib Karromallohu wajhah menceritakan, bahwa ada seorang tamu datang kepada bagina Nabi Muhammad untuk melaporkan bahwa ia telah melakukan perbuatan maksiat, dan meminta kepada Nabi agar memohon ampunan kepada Alloh atas dosa-dosa tamu tersebut.

Sebelum permintaan itu dipenuhi, Rasululloh pun bertanya kepada si tamu tersebut, “maksiat apa yang telah kamu lakukan?

“Saya malu mengungkapkan perbuatan ma'siat tersebut, Ya Rasulalloh SAW,” Jawab si Tamu.

Kemudian Nabi mendesak, “Kenapa kau harus malu menceritakan di depan saya tentang dosa-dosa yang telah kamu perbuat, sedangkan kepada Alloh swt. yang selalu memantaumu tidak malu?

Setelah itu Rasulullah meminta kepada si tamu untuk segera pergi. “Pergilah, sebelum api neraka datang ke sini karena ulah dosa-dosamu...!”

Akhirnya si tamu tersebut pergi sambil menangis dengan perasaan sedih bercampur kecewa.

Tidak lama kemudian, Malaikat Jibril datang dan menenggur Nabi, “Ya Muhammad janganlah membuat si tamu yang melakukan maksiat merasa sedih dan putus asa, karena si tamu sudah membayar kafarot (denda/tebusan) atas dosanya, walaupun dosa tersebut besar”.

Nabi Muhammad pun bertaya, “Apa kafarotnya?

“Kafarotnya/ Tebusannya adalah anak kecil. Ketika tamu yang datang tadi tiba di rumahnya, tiba-tiba ada anak kecil mencegatnya dan meminta sesuatu yang bisa dimakan. Akhirnya tamu itu memberikan makanan. Lantas anak itu pergi dengan perasaan senang dan bahagia. Itulah kafarat atas dosa si tamu,” jelas Malaikat Jibril kepada Rasululloh SAW.

Sholat di Akhir Waktu (shalat tepat pada awal waktu sama artinya dengan meraih ridlo Alloh swt. sedang shalat di akhir waktu hanya mengharap ampunan dari-Nya.)

=========
Sholat di Akhir Waktu
============
Shalat di Akhir Waktu
Sungguh tulisan ini tidak bermaksud menggampangkan (tasahul) dalam urusan waktu shalat. Hanya ingin nengatakan dan memberikan penjelasan bagi mereka yang sering tertinggal shalatnya agar segera menindakkannya. Karena waktu shalat itu disediakan dari awal hingga akhir. Selama belum tiba waktu shalat yang lain, pintu shalat masih tetap terbuka.
Jangan pernah beranggapan bahwa qadha' shalat (menghutang shalat) lebih baik dari pada shalat di akhir waktu, karena pemahaman seperti itu adalah sangat salah. Ketahuilah bahwa shalat tepat pada awal waktu sama artinya dengan meraih ridha Allah swt. sedang shalat di akhir waktu hanya mengharap ampunan dari-Nya.
ويجوز تأخير الصلاة الى اخر الوقت لقوله صلى الله عليه وسلم اول الوقت رضوان الله واخره عفو الله ولانا لولم يجوز التأخير لضاق على الناس فسمح لهم بالتأخير
Dan dibolehkan mengakhirkan shalat hinngga akhir waktunya, karena sabda Rasulullah saw awal waktu itu ridlanya Allah dan akhirnya itu maafnya Allah. dan jika sekiranya kita tidak diperbolehkan ta’khir, maka itu merupakan keribetan manusia, maka dimaafkanlah menta;khirkan shalat
Teks di atas menunjukkan betapa ridha Allah itu disiapkan bagi mereka yang melakukan shalat di awal waktu, dan ampunan Allah swt bagi mereka yang shalat di akhir waktu. Maka Jelas berbeda antara ampunan dan ridha. Jika kata ridha mengandung nilai tambah yang diperoleh seorang hamba dari shalatnya, semacam buah tangan. Adapun ampunan hanya semacam pengertian atau pemakluman dari Allah swt. akan kemurahan-Nya kepada mereka yang telat shalatnya.
Sebagaimana sistem "remunerasi" yang memberi (gaji tambahan) bagi mereka yang datang lebih awal dan aktif bekerja dan hanya sebatas pengertian (tanpa imbalan tambahan) bagi mereka yang bermalas-malasan. Artinya ampunan yang diberikan oleh Allah kepada hambanya yang mengakhirkan shalat dapat dimaknai sekedar pembebasan seorang hamba dari dosa (karena telah teledor menghadiri panggilan-Nya dalam sahalat). Oleh karena itu seorang hamba yang dalam hidupnya memiliki motifasi tinggi dalam usahanya mendekatkan diri pada Allah swt. pastilah akan lebih bersemangat mengejar ridhanya dari pada sekedar menghindarkan diri dari siksa-Nya. Sebagaimana dalam An-Nashaikh ad-Diniyah wal Washaya al-Imaniyyah:
ومن المحافظة على الصلاة والاقامة لها المبادرة بها فى اول مواقيتها وفى ذالك فضل عظيم وهو دليل على محبة الله وعلى المسارعة فى مرضاته ومحابه  
Dan salah satu usaha menjga shalat adalah bersegera mendirikannya pada awal waktu. Sungguh di situlah terdapat fadhilah yang agung. Dan sekaligus juga merupakan bukti kecintaan seseorang kepada Allah swt, dan kecintaan atas hal-hal yang diridhainya.

Sumber: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,11-id,54701-lang,id-c,syariah-t,Shalat+di+Akhir+Waktu-.phpx

Syukuran Haji DISUNNATKAN (walimatul naqi’ah yaitu walimah yang diadakan untuk selamatan orang yang datang dari berpergian /walimah haji)

============
Syukuran Haji
=============
Syukuran Haji
Setelah melaksanakan haji dan pulang ke rumahnya, Jama’ah haji biasanya mengadakan tasyakuran yang disebt walimatul naqi’ah yaitu walimah yang diadakan untuk selamatan orang yang datang dari berpergian (walimah haji), bahkan seorang yang telah melaksanaknan haji disunnahkan mengadakan tasyakuran dengan menyembelih sapi atau unta.
Hal ini sebenarnay bukanlah semata-mata tradisi belaka tetapi juga mengandung unsur ibadah yang jelas ada rujukan dalilnya sebagaimana ditrangkan dalam al-fiqh al-wadhih min al-kitab wa al-sunnah
يستحب للحاج بعد رجوعه الى بلده ان ينحر جملا او بقرة او يذبح شاة للفقراء والمساكين والجيران والاخوان تقربا الى الله عز وجل كما فعل النبي صلى الله عليه وسلم 
Disunnahkan bagi orang yang baru pulang dari haji untuk menyembelih seekor onta, sapi atau kambing (untuk diberikan) kepada fakir, miskin, tetangga, saudara. (hal ini dilakukan) sebagai bentuk pendekatan diri kepada Alloh Azza wa Jalla, sebagaimana yang telah diamalkan oleh Nabi saw.
Dalil ini berdasar pada hadits Rasulullah saw:
عن جابر بن عبد الله رضى الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم  لما قدم المدينة نحر جزورا اوبقرة
Dari Jabir bin Abdullah ra. bahwa ketika Rasulullah saw datang ke Madinah (usai melaksanakan ibadah haji), beliau menyembelih kambing atau sapi.
Demikianlah adanya hadits dan anjuran tentang walimatus safar yang menandai rasa syukur atas segala karunia Allah swt yang diberikan kepada seseorang yang telah berhasil melaksanakan ibadah haji ataupun telah mampu melunasi baiaya ONH haji. Karena itu di sebagain daerah walimatus safar dilakukan sebelum pemberangkatan.

sumber: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,10-id,54578-lang,id-c,ubudiyah-t,Syukuran+Haji-.phpx

HUKUM BERDIRI SAAT MAHALLUL QIYAM (ISHARI)

======
 Edisi ISHARI dalam perspetif ASWAJA IX.
9.HUKUM BERDIRI SAAT MAHALLUL QIYAM
وَنَظِيْرُ ذَلِكَ فَعَلَ كَثِيْرٌ عِنْدَ مَوْلِدِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَوَضْعِ أُمِّهِ لَهُ مِنَ الْقِيَامِ وَهُوَ أَيْضًا بِدْعَةٌ لَمْ يَرِدْ فِيْهِ شَيْئٌ عَلَى أَنَّ النَّاسَ إِنَّمَا يَفْعَلُوْنَ ذَلِكَ تَعْظيْمًا لَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَالْعَوَامُّ مَعْذُوْرُوْنَ لِذَلِكَ بِخِلَافِ الْخَاصَّة ِوَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ .(الفتاوى الحديثية لابن حجر الهيتمي - ج 1 / ص 179
Hal yang sama telah dilakukan banyak orang saat Maulid Nabi Saw dan saat ibu Nabi melahirkan Nabi, dengan berdiri, adalah sebuah bid’ah yang tidak ada dasarnya. Hanya saja orang-orang melakukannya untuk mengagungkan Nabi Saw, maka orang awam ditolerir, berbeda dengan orang khusus” (Fatawa Haditsiyah Ibnu Hajar 1/179)
Sementara dalam kitab-kitab Tarikh, berdiri semacam ini saat salawat merupakan ijtihadnya Imam as-Subki yang kemudian diikuti oleh banyak ulama lain (Shalihi asy-Syami dalam Subul al-Huda wa ar-Rasyad 1/344). Penjelasan yang lebih lengkap disampaikan oleh Syaikh Abu Bakar Syatha yang mengutip dari Mufti Syafiiyah di Makkah, Syaikh Ahmad Zaini Dahlan:
وَقَدْ بَسَطَ الْكَلَامَ عَلَى ذَلِكَ شَيْخُ اْلاِسْلَامِ بِبَلَدِ اللهِ الْحَرَامِ مَوْلَانَا وَأُسْتَاذُنَا الْعَارِفُ بِرَبِّهِ الْمَنَّانِ سَيِّدُنَا أَحْمَدُ بْنُ زَيْنِي دَحْلَانٍ فِي سِيْرَتِهِ النَّبَوِيَّةِ، وَلَا بَأْسَ بِإِيْرَادِهِ هُنَا، فَأَقُوْلُ: قَالَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَمَتَّعَنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ بِحَيَاتِهِ. (فَائِدَةٌ) جَرَتِ الْعَادَةُ أَنَّ النَّاسِ إِذَا سَمِعُوْا ذِكْرَ وَضْعِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْمُوْنَ تَعْظِيْمًا لَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهَذَا اْلقِيَامُ مُسْتَحْسَنٌ لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَقَدْ فَعَلَ ذَلِكَ كَثِيْرٌ مِنْ عُلَمَاءِ اْلاُمَّةِ الَّذِيْنَ يُقْتَدَى بِهِمْ. قَالَ الْحَلَبِي فِي السِّيْرَةِ فَقَدْ حَكَى بَعْضُهُمْ أَنَّ اْلاِمَامَ السُّبْكِيَ اجْتَمَعَ عِنْدَهُ كَثِيْرٌ مِنْ عُلَمَاءِ عَصْرِهِ فَأَنْشَدَ مُنْشِدُهُ قَوْلَ الصَّرْصَرِي فِي مَدْحِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم:قَلِيْلٌ لِمَدْحِ الْمُصْطَفَى الْخَطُّ بِالذَّهَبِ عَلَى وَرَقٍ مِنْ خَطٍّ أَحْسَنَ مِنْ كُتُبٍ وَأَنْ تَنْهَضَ اْلاَشْرَافُ عِنْدَ سَمَاعِهِ قِيَامًا صُفُوْفًا أَوْ جِثِيًّا عَلَى الرُّكَبِ فَعِنْدَ ذَلِكَ قَامَ اْلاِمَامُ السُّبْكِي وَجَمِيْعُ مَنْ بِالْمَجْلِسِ، فَحَصَلَ أُنْسٌ كَبِيْرٌ فِي ذَلِكَ الْمَجْلِسِ وَعَمَلُ الْمَوْلِدِ. وَاجْتِمَاعُ النَّاسِ لَهُ كَذَلِكَ مُسْتَحْسَنٌ. (إعانة الطالبين - ج 3 / ص 414
Masalah ini telah dijelaskan oleh Syaikhul Islam di Tanah Haram, junjungan kami, ustadz kami yang Ma’rifat Billah, Sayid Ahmad Zaini Dahlan dalam kitab Sirah Nabawinya, dan akan saya sampaikan disini. Beliau berkata: “(Faidah) Telah berlaku sebuah tradisi bahwa orang-orang jika mendengar sebutan kelahiran Nabi Saw, maka mereka berdiri untuk mengagungkan kepada Nabi. Berdiri ini adalah sesuatu yang baik karena ada tujuan mengagungkan Nabi Saw. Hal tersebut sudah dilakukan oleh banyak ulama yang menjadi panutan umat. Al-Halabi menyebutkan dalam kitab as-Sirah bahwa sebagian ulama menyampaikan saat Imam as-Subki berkumpul bersama para ulama di masanya, maka pembaca syair melantunkan syair karya ash-Sharshari dalam pujiannya untuk Nabi Saw.
Sedikit sekali pujian untuk Nabi dengan tinta emas, diatas kertas dari tulisan terbaik di kitab-kitab. Hendaknya bangkit orang-orang mulia saat mendengarnya, berdiri dan berbaris, serta berlutut di atas kendaraan”
Saat itu, maka imam as-Subki dan orang-orang yang ada berdiri semua, maka terjadilah kebahagian dan amaliyah Maulid di tempat itu. Dan berkumpulnya banyak orang untuk acara tersebut juga sesuatu yang baik” (Ianat ath-Thalibin 3/414)
Bahkan di kitab Tahdzibul Furuq (pinggirnya kitab Alfuruq imam alqorrofi almaliki) di situ di jelaskan Panjang ttg hukum berdiri wkt bacaan maulid. Bahkan di nyatakan, yg tidak berdiri bisa kufur karena tekesan melecehkan Rasul. Ada juga cerita tentang orang palestina yg tidak mau bediri akhirnya sakit lumpuh...dst....

ISHARI : Edisi terjamah Kitab Al 'Iqdu durory fi Sholawati alan Nabi lil Ishari Bagian III (Ibtida' Akhir)

===========
Edisi terjamah Kitab Al 'Iqdu durory fi Sholawati alan Nabi lil Ishari Bagian III (Ibtida' Akhir)
يَا حَــــــــــــــــــــــــيَّ الْفَلاَحِ اَلسَّـــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَيْكَ
Salam sejahtera mudah-mudahan tetap untukMu wahai penyemangat kepada kemenangan
يَا ضَوْءَ الْبَصَـــــــــــــــــــائِرْ اَلسَّـــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَيْكَ
Salam sejahtera mudah-mudahan tetap untukMu wahai lentera mata hati
يَا عَالِــــــــــــــــــــى الْمَفَاخِرْ اَلسَّـــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَيْكَ
Salam sejahtera mudah-mudahan tetap untukMu wahai yang bermartabat tinggi
يَا بَخْــــــــــــــــــــــرَ الدٌخَائِرْ اَلسَّـــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَيْكَ
Salam sejahtera mudah-mudahan tetap untukMu wahai samudera para pembela
الْمُقَـــــــــــــــــــــــدٌمِ لِلْإمَامَة اَلسَّـــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَى
Salam sejahtera mudah-mudahan tetap untuk nabi yang terdahulu menjadi imam
الْمُــــــــــــــــــشَفَّعِ فِي الْقِيَامَة اَلسَّـــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَى
Salam sejahtera mudah-mudahan tetap untuk nabi pemberi pertolongan dihari kiyamat
الْمُظَللِ بِالْغَــــــــــــــــــــمَامَة اَلسَّـــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَى
Salam sejahtera mudah-mudahan tetap untuk nabi yang dinaungi awan dari terik matahari
الْمُتَوَجِ بِالْكـــــــــــــــــــــَرَامَة اَلسَّـــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَى
Salam sejahtera mudah-mudahan tetap untuk nabi yang dimahkotai busana kemulyaan
الْخُلاصــــــــــــــــَةِ مِنْ تِهَامَة اَلسَّـــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَى
Salam sejahtera mudah-mudahan tetap untuk nabi yang terlahir dari kota Tihamah
الْمُبَشِــــــــــــــــــــرِ بِالسَلاَمَة اَلسَّـــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَى
Salam sejahtera mudah-mudahan tetap untuk nabi pembawa kabar gembira keselamatan
مُحَمَّـدِالرَّسُــــــــــــــــــــــــولِ اَلسَّـــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَى
Salam sejahtera mudah-mudahan tetap untuk nabi Muhammad Utusan Alloh
النَّبِي أَبِى الْبَــــــــــــــــــــتُوْلِ اَلسَّـــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَى
Salam sejahtera mudah-mudahan tetap untuk Nabi Ayahanda perempuan bercahaya
يَا وَجْـــــــــــــــــــــــهَ الْجَمِيْلِ اَلسَّـــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَيْكَ
Salam sejahtera mudah-mudahan tetap untukMu wahai yang berwajah tampan
الْخَلِيـــــــــــــــــــــفَةِ مِنْكَ فِيْنَا اَلسَّـــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَى
Salam sejahtera mudah-mudahan tetap untuk para penggantiNya dariMu (Alloh) untuk Kita
مُبِيدِ الْجَـــــــــــــــــــــــاحِدِيْنَا أبِي بَكْــــــــــــــــــــــــــــرٍ
Yaitu Sayyid Abu Bakar pemberantas orang orang yang Murtad
وَلِيُّ الصَّــــــــــــــــــــــالِحِيْنَا كَذَاعُـــــــــــــــــــــــــــــمَرُ
Demikian pula Sayyid Umar Bin Khottob penghulu orang orang sholeh
رَأْسُ النَا ســــِــــــــــــــــــكِيْنَا وَذِي النُّـــــــــــــــــــــوْرَيْن
Dan Sayyid Utsman bin Affan pemimpin orang orang ahli Ibadah
نِالسَّـــــــــــــــــــــــــامِي يَقِيْنًا وَكَذَاكَ عَـــــــــــــــــــــــلِيُّ
Demikian pula Sayyid ali bin Abi Tholib yang berilmu Tinggi
أصْحـَـــــــــــــــــابِكَ أجْمَـعِيْنَا اَلسَّــــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَى
Salam sejahtera mudah-mudahan tetap untuk para Sahabat Mu semuanya
خَيْرَا الْعَامِــــــــــــــــــــــــلِيْنَا وَكَذَاالْحَسنَـــــــــــــــــــــــانِ
Demikian pula Sayyid hasan dan Husain sebaik baik orang yang mengamalkan Ilmu
وَالتَّابِعِ التَّابِــــــــــــــــــــــعِيْنَ وَأَلِكَ كُــــــــــــلِّهِمِ وَالتَّابِعِيْنَ
Dan juga kepada KeluargaMu dan pengikutMu serta semua yang mengikuti pengikutMU

Minggu, 28 September 2014

MUI hanya lembaga “jadi-jadian”. PBNU Akan Perkarakan UU Jaminan Produk Halal ke MK


===========
MUI hanya lembaga “jadi-jadian”. PBNU Akan Perkarakan UU Jaminan Produk Halal ke MK. PBNU mempertanyakan nalar anggota dewan yang menyerahkan otoritas akreditasi ke tangan MUI. Dikiranya ormas-ormas Islam anggota MUI? Anggota DPR dalam mengambil keputusan bernalar bahwa NU, Muhammadiyah, dan lain ormas itu anak buah MUI.
============
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyatakan keberatan pada Undang-Undang Jaminan Produk Halal yang disahkan pada Kamis (25/9) kemarin. PBNU menilai UU JPH memberikan otoritas terlalu besar kepada MUI sebagai institusi yang memberikan akreditasi bagi lembaga publik manapun yang ingin menyelenggarakan sertifikasi halal sebuah produk. “Nanti kita angkat UU ini ke MK. Kita perkarakan di sana. Sebenarnya yang memiliki wewenang perihal JPH ialah Kemenag, bukan MUI. Kemenag pun sifatnya hanya membuat standaridisasi, bukan mengakreditasi lembaga publik,” kata Ketua PBNU Prof H Maksum Mahfudz di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (26/9) sore.

PBNU mempertanyakan nalar anggota dewan yang menyerahkan otoritas akreditasi ke tangan MUI. Dikiranya ormas-ormas Islam anggota MUI? Anggota DPR dalam mengambil keputusan bernalar bahwa NU, Muhammadiyah, dan lain ormas itu anak buah MUI. “Logika orang dewan itu, NU tahunya anak buah MUI. Sehingga keputusan mereka salah di JPH. Ini keliru. NU bukan MUI, NU bukan anak buah MUI, NU tidak ada hubungan sama sekali dengan MUI. Ini skenario yang merusak semuanya. Kita perjelas, NU bukan MUI,” tegas Prof Maksum.

MUI itu apa sih? MUI hanya lembaga “jadi-jadian” yang dibentuk Pak Harto untuk membunuh partisipasi NU, Muhammadiyah, dan lain-lain ormas. Kok sekarang malah jadi super power gitu? kata Prof Maksum. Sementara NU ini memiliki puluhan juta jamaah. MUI itu apa? Mereka cuma kumpulan orang. NU bukan anggota MUI. Bagaimana MUI bisa mengatur NU atau ormas lainnya? UU ini tidak masuk akal.

Ini sudah tidak karuan. Kita mesti perkarakan UU ini. Masak di tengah semangat desentralisasi dan otonomi justru mundur ke sentralistik? Penunjukkan MUI yang ditetapkan UU JPH sebagai institusi yang berhak mengeluarkan akreditasi, merupakan monopoli terselubung. Kalau dimonopoli, justru cenderung koruptif, elitis, dan intimidatif. Dalam penilaian PBNU, Negara tidak boleh membiarkan ini. UU JPH ini mempersulit partisipasi publik. Artinya tentu saja kemunduran pemerintahan. Kita ingin lembaga publik berpartisipasi melayani warga sebesar-besarnya, bukan perusahaan besar saja. Lembaga publik yang ingin berpartisipasi berkewajiban melayani warga terkait jaminan produk halal. Mereka bertugas melindungi warga baik sebagai produsen maupun konsumen, besar maupun kecil.

Ketua Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum PBNU Andi Najmi mengatakan, kita pelajari dulu. "Muaranya tentu kita segera perkarakan di MK."

sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,54764-lang,id-c,nasional-t,PBNU+Akan+Perkarakan+UU+Jaminan+Produk+Halal+ke+MK-.phpx

PEREMPUAN AHLI KITAB? (orang muslim tidak bisa menikahi perempuan agama lain di negeri ini Yakni kristen, katolik, hindu, budha, dll, karena mereka bukan tergolong perempuan ahlil kitab)

=======
Sahnya Menikahi Perempuan Agama Lain
===========
Sahnya Menikahi Perempuan Agama Lain
Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa seorang muslim diperbolehkan menikahi perempuan merdeka dari kalangan ahli kitab. Pernikahan itu dianggap sah secara syariat.  Sebagaimana termaktub dalam surat al-Maidah ayat 5:
اليَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ حِلٌّ لَّكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلُّ لَّهُمْ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُم
“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi al-Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan mangasyahwini) wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan diantara orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu.“ 
Akan tetapi di zaman yang sudah mengglobal ini batasan antara ahlil kitab dan yang bukan ahlil perlu ditegaskan kembali. Karena kecenderungan bertasahul atau menggampangkan segala urusan di zaman globalisasi ini dianggap sebagai kewajaran. Hal ini cukup menghawatirkan apalagi jika berhubungan dengan masalah pernikahan. Karena panjangnya konsekwensi dari sebuah pernikahan mulai dari status pernikahan, status anak dan hak waris.
Dalam konteks ini maka hal yang perlu ditegaskan adalah siapakah perempuan merdeka ahlul kitab yang boleh dinikah oleh seorang muslim? tentang hal ini Imam Syafii dalam Al-Umm juz V menjelaskan:
أخبرنا عبد المجيد عن ابن جريج قال: عطاء ليس نصارى العرب بأهل كتاب انما أهل الكتاب بنوا اسرائيل والذين جأتهم التوراة والانجيل فامامن دخل فيهم من الناس فليسوا منهم  
Abdul Majid dari Juraid menerangkan kepada kami bahwa Atha’ pernah berkata bahwa orang-orang Nasrani dari orang Arab bukanlah tergolong ahlil kitab. Karena yang termasuk ahlil kitab adalah Bani Israi dan mereka yang kedatangan Taurat dan Injil, adapun mereka yang baru masuk ke agama tersebut, tidak dapat digolongkan sebagai Ahlil kitab.
Dengan demikian, orang-orang Indonesia yang beragama lain sepert Kristen, Hindu, Budha, Kepercayaan, dan lain sebagainya tidak bisa digolongkan ke dalam ahlul kitab sebagaimana dimaksudkan dengan al-Qur’an. Apalagi jika ada perubahan dalam kitab-kitab mereka seperti yang diturunkan kepada Musa as dan Isa as.
Hal ini berbeda dengan kasus para sahabat yang tercatat sejarah menikahi perempuan ahlul kitab, seperti Sayyidina Hudzaifah pernah menikahi perempuan Yahudi ahlil madain, dan Sayyidina Utsmanpun pernah menikah dengan Nailah bintul Farafisha, perempuan asal Nazaret di Palestina. Karena perempuan-perempuan tersebut memang benar-benar ahlil kitab yang dimaksudkan di al-Qur’an.
Untuk itulah perlu ditekankan di sini pendapat ulama yang menyatakan tidak orisinalnya kitab injil dan taurat yang ada di zaman sekarang yang sekaligus menggugurkan perempuan-perempuannya sebagai ahlil kitab. Sebagaimana keterangan dalam Al-Jawahirul Kalamiyyah fi Idhahil Aqidatil Islamiyyah: 
اعتقد العلماء الأعلام أن التوراة الموجودة الان قد لحقها التحريف وممايدل على ذلك أنه ليس فيها ذكر الجنة والنار وحال البعث والحشر والجزاء مع أن ذلك أهم مايذكر فى كتب الإلهية وممايدل أيضا على كونها محرفة ذكر وفاة موسى عليه السلام فيها فى الباب الأخير منها والحال أنه هو الذى أنزلت عليه.
Para ulama terkemuka meyakini sesungguhnya Kitab Taurat yang ada sekarang telah terjadi perubahan-perubahan. Diantara perubahan itu adalah tidak adanya keterangan tentang surga, neraka, kebangkitan dari kubur, pengumpulan manusia dan pembalasan. Padahal masalah tersebut merupakan hal penting dalam kitab-kitab ketuhanan. Disamping itu perubahan dalam taurat juga terlihat dengan adanya kabar tentang wafatnya Nabi Musa as pada akhir bab. Padahal taurat sendiri diturunkan untuk Nabi Musa as.
Demikianlah hujjah para ulama mengenai ketidak otentikan Taurat. Sebagaimana akan diterangkan pula tentang ketidak otentikan injil yang ada sekarang. Sehingga mereka yang memegang kedua kitab ini tidak dapat lagi digolongkan sebagai ahlul kitab. Sebagaimana kelanjutan keterangan di atas dalam Al-Jawahirul Kalamiyyah fi Idhahil Aqidatil Islamiyyah:
إعتقد العلماء الأعلام أن الإنجيل المتداول الأن له أربع نسخ ألفها أربعة بعضهم لم ير المسيح عليه السلام أصلا وهم: متى ومرقص ولوقا ويوحنا, وإنجيل كل من هؤلاء متناقض للأخر فى كثير من المطالب. وقد كان للنصارى أناجيل كثيرة غير هذه الأربعة لكن بعد رفع سيدنا عيسى عليه السلام الى السماء بأكثر من مائتى سنة عولوا على إلغائها ماعدا هذه الأربعة تخلصا من كثرة التناقص وتملصا من وفرة التضاد والتعارض
Para ulama terkemuka meyakini bahwa Injil yang ada sekarang terdiri dari empat naskah hasil karangan empat orang yang sebagian mereka belum pernah melihat Nabi Isa sama sekali. Keempat orang tersebut adalah Matta, Markus, Lukas dan Johanus. (anehnya) Isi keempat naskah ini bertentangan antara satu dan lainnya. Sesungguhnya orang Nasrani memiliki banyak naskah Injil selain keempat ini, tetapi setelah hampir lebih dua ratus tahun diangkatnya Nabi Isa as. ke langit mereka memutuskan untuk menghapus semua naskah kitab yang ada kecuali empat tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan dari perbedaan da perselisihan yang timbul dari perbedaan isi itu.
Dari beberapa keterangan yang ada maka seorang muslim tidak bisa menikahi perempuan agama lain di negeri ini (kristen, katolik, hindu, budha, dll) karena mereka bukan tergolong perempuan ahlil kitab. Kecuali apabila perempuan itu terlebih dahulu menyatakan diri masuk ke dalam agama Islam dengan membaca dua syahadat.

sumber: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,11-id,54352-lang,id-c,syariah-t,Sahnya+Menikahi+Perempuan+Agama+Lain-.phpx

Asal-Usul Gelar “Haji” di Indonesia

======
Asal-Usul Gelar “Haji” di Indonesia
==========
Asal-Usul Gelar “Haji” di Indonesia
Jakarta, NU Online
Gelar “haji” tergolong cukup unik. Hanya di Indonesia saja kita menemukan fakta pemberian gelar semacam itu. Mengenai hal ini, arkeolog Islam Nusantara, Agus Sunyoto, menyatakan hal tersebut mulai muncul sejak tahun 1916.

"Kenapa dulu tidak ada Haji Diponegoro, Kiai Haji Mojo, padahal mereka sudah haji? Dulu kiai-kiai enggak ada gelar haji, wong itu ibadah kok. Sejarahnya (gelar “haji”, red) dimulai dari perlawanan umat Islam terhadap kolonial. Setiap ada pemberontakan selalu dipelopori guru thariqah, haji, ulama dari Pesantren, sudah, tiga itu yang jadi 'biang kerok' pemberontakan kompeni, sampai membuat kompeni kewalahan," beber Agus Sunyoto di Pesantren Ats-tsaqafah, Ciganjur, Jakarta. Jumat (24/9)

Penulis buku “Atlas Wali Songo” itu menambahkan, para kolonialis sampai kebingungan karena setiap ada warga pribumi pulang dari tanah suci Mekkah selalu terjadi pemberontakan. "Tidak ada pemberontakan yang tidak melibatkan haji, terutama kiai haji dari pesantren-pesantren itu," tegasnya

Untuk memudahkan pengawasan, lanjut Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) itu, pada tahun 1916  penjajah mengeluarkan keputusan Ordonansi Haji, yaitu setiap orang yang pulang dari haji wajib menggunakan gelar “haji”.

"Untuk apa (ordonansi haji, red)? Supaya gampang mengawasi, intelijen, sejak 1916 itulah setiap orang Indonesia yang pulang dari luar negeri diberi gelar haji," ujar Agus.

Menurut Dosen STAINU Jakarta itu, adapun sebutan atau panggilan “Ya Haj” yang ada di Timur Tengah hanya bersifat verbal atau ucapan penghormatan saja, karena pemerintahan di sana tidak mengeluarkan sertifikat haji.

Sumber: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,54744-lang,id-c,nasional-t,Asal+Usul+Gelar++ldquo+Haji+rdquo++di+Indonesia-.phpx




Logika Berpikir Matematis Barat Meniru Islam

============

--------------------
Logika Berpikir Matematis Barat Meniru Islam
============
Ahad, 28/09/2014 11:10
Logika Berpikir Matematis Barat Meniru Islam
Jakarta, NU Online
Ketika membandingkan tentang logika berpikir antara orang Barat dan orang Islam, peneliti sejarah Islam Nusantara, Agus Sunyoto menyampaikan bahwa logika berpikir Barat lebih cenderung bersumber pada hal-hal materialistik atau bendawi.

"Kita lihat logika berpikir Barat dari angka. Munculnya angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0 itu niru angka Arab pada Abad pertengahan, sebelumnya I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X. Logika berpikir Eropa itu hanya sampai pada angka V, kelipatan V, kelipatan V, angka X itu dua V yang digabungkan dan dibalik satunya jadinya X,” terang Agus Sunyoto di hadapan Mahasiswa Pascasarjana STAINU Jakarta Kelas Ciganjur, Jumat (26/9).

Menurut Agus Sunyoto, penulisan angka itu merupakan bentuk internalisasi dari logika berpikir yang mengedepankan alam material atau bendawi.

“Kenapa? Sebelumnya orang Eropa itu asumsinya terbatas, jadi angka I contohnya lidi-nya satu, angka II lidi-nya dua, angka III lidi-nya tiga, angka IV lidi-nya satu sebelum angka V, angka VI lidinya satu setelah angka V dan seterusnya, makanya dulu itu tidak ada perkalian dan pembagian, mereka hanya punya simbol tambah (+) dan kurang (-).”

“Anda bisa membayangkan bagaimana ngitung perkalian dan pembagian menggunakan angka Romawi,” tambah Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) itu.

Penulis buku “Atlas Wali Songo” itu pun menyebutkan bahwa angka Romawi tidak mempunyai angka 0, selain itu jika dibandingkan antara angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 0 dengan angka ١, ٢, ٣, ٤, ٥, ٦, ٧, ٨, ٩, dan ٠ ternyata mempunyai kemiripan.

Walaupun logika berpikir Arab bisa mengubah logika berpikir Barat dalam hal angka, tambah Agus, namun tidak demikian dengan sebaliknya. Sebab dalam pemikiran Arab angka yang besar itu ada disebelah kiri, sementara angka romawi sebaliknya, dengan demikian angka yang di sebelah kiri lebih besar dari angka yang ada di sebelah kanan, contohnya adalah angka 9001 itu lebih besar dari angka 1009.

“Ini saya diberi tahu sama teman yang ngambil kuliah Pascasarjana di Amerika, ternyata logika berpikir matematis ini tidak bisa diubah karena sudah berkembang di dunia,” pungkasnya.

sumber: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,54762-lang,id-c,nasional-t,Logika+Berpikir+Matematis+Barat+Meniru+Islam-.phpx

Sabtu, 27 September 2014

PBNU Keberatan Monopoli Sertifikasi Halal UU Jaminan Produk Halal (JPH)

==========
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan keberatan atas Undang-Undang Jaminan Produk Halal (JPH) yang telah disetujui dalam Rapat Paripurna DPR, Kamis (25/9). UU JPH membuka pintu monopoli sertifikasi halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Wakil Sekretaris Jenderal PBNU H Adnan Anwar menyayangkan monopoli jaminan halal oleh MUI pada UU JPH. Pasalnya jumlah warga sangat banyak untuk ditangani dengan keterbatasan jumlah SDM pada institusi MUI.

Semangat monopoli ini menutup peran keumatan ormas-ormas keislaman seperti NU, Muhammadiyah dan lainnya. “Jumlah kader NU yang memiliki kemampuan fikih dan ushul fikih sangat banyak. Mereka sangat terlatih memecahkan persoalan keumatan melalui diskusi, musyawarah, dan terutama bahtsul masail.”

Keputusan mereka menjadi valid dengan dukungan dan pertimbangan dari para peneliti dan saintis di kalangan pemuda NU. Mereka cukup berkompeten untuk meneliti kandungan-kandungan produk di makanan, perlengkapan kosmetik, dan lainnya. Di samping itu basis massa NU di tengah masyarakat sangat jelas. Dari situ pelayanan yang berkenaan dengan jaminan kehalalan produk menjadi lebih optimal.

Kalau JPH dimonopoli MUI, kepentingan warga yang banyak itu akan terbengkalai, pungkas H Adnan di Jakarta, Jum'at (25/9).

sumber: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,54731-lang,id-c,nasional-t,PBNU+Keberatan+Monopoli+Sertifikasi+Halal+UU+JPH-.phpx

Pengajian ASWAJA Oleh Prof. DR. KH. Tholhah Hasan (Mustasyar PBNU)

========
Pengajian ASWAJA Oleh Prof. DR. KH. Tholhah Hasan (Mustasyar PBNU) di Kantor PCNU Kab. Pasuruan pagi ini Ahad/Minggu, 28 Sept 2014

Jumat, 05 September 2014

Qoshidah Man Mitslukum هذه القصيدة ﻣﻦ ﻣﺜﻠﻜﻢ

==============

Man Mitslukum

هذه القصيدة ﻣﻦ ﻣﺜﻠﻜﻢ
۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰
ﻣﻦ ﻣﺜﻠﻜﻢ ﻟﺮﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻨﺘﺴﺐ … ﻟﻴﺖ ﺍﻟﻤﻠﻮﻙ ﻟﻬﺎ ﻣﻦ ﺟﺪﻛﻢ ﻧﺴﺐ
Man mitslukum lirosûlillâhi yantasibu.. Laital mulûku lahâ min jaddikum nasabu.
Wahai ahli bait Rasulullah SAW Sungguh tiada seorangpun raja/penguasa yang bisa menandingi kemuliaan nasabmu.. Dikarenakan keagungan datukmu Baginda Rasulullah SAW
ﻣﺎ ﻟﻠﺴﻼﻃﻴﻦ ﺃﺣﺴﺎﺏ ﺑﺠﺎﻧﺒﻜﻢ … ﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﺍﻟﺸﺮﻑ ﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﻭﺍﻟﺤﺴﺐ
Mâ lissalâthîni ahsâbun bijânibikum.. Hâdzâ huwasy-syaroful ma’rûfu wal hasabu.
Kemuliaan nasab mereka para raja tak berarti dibanding keluhuran nasabmu.. Sungguh inilah kemuliaan dan keutamaan nasab yang sudah terkenal
ﺃﺻﻞ ﻫﻮ ﺍﻟﺠﻮﻫﺮ ﺍﻟﻤﻜﻨﻮﻥ ﻣﺎ ﻟﻌﺒﺖ … ﺑﻪ ﺍﻷﻛﻒ ﻭﻻ ﺣﺎﻃﺖ ﺑﻪ ﺍﻟﺮﻳﺐ
Ashlun huwal jauharul maknûnu mâ la’ibat  bihil akuffu wa lâ hâqot bihir-riyabu.
Baginda Rasulullah SAW bagaikan mutiara indah yang sangat terjaga,, Yang tak tersentuh tangan, dan tiada sedikitpun keraguan maupun kebimbangan ,
ﻣﺮّﺕ ﻋﻠﻴﻪ ﻋﺼﻮﺭ ﻻ ﻋﺪﺍﺩ ﻟﻬﺎ … ﻭﻟﻴﺲ ﻳﺼﺪﺃ ﺇﺫ ﻻ ﻳﺼﺪﺃ ﺍﻟﺬﻫﺐ
Marrot ‘alaihi ‘ushûrun lâ ‘idâda lahâ.. Wa laisa yashda-u idz lâ yashda-udz-dzahabu
Sudah tak terhitung waktu kian berlalu, Namun tak menjadikan mutiara itu rusak maupun berkarat seperti tak berkaratnya,,,emas
ﺧﻴﺮ ﺍﻟﻨﺒﻴﻴﻦ ﻟﻢ ﻳﺬﻛﺮ ﻋﻠﻰ ﺷﻔﺔ … ﺇﻻ ﻭﺻﻠﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﺍلعجم ﻭﺍﻟﻌﺮﺏ
Khoirun-nabiyyîna lam yudzkar ‘alâ syafatin illâ washolat ‘alaihil ‘ujmu wal ‘arob
Rasulullah SAW adalah sebaik-baik nya para Nabi,, Tiada disebutkan oleh siapapun kecuali orang-orang akan bersholawat padanya
ﺧﻴﺮ ﺍﻟﻨﺒﻴﻴﻴﻦ ﻟﻢ ﻳﻘﺮﻥ ﺑﻪ ﺃﺣﺪ … ﻭﻫﻜﺬﺍ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻟﻢ ﺗﻘﺮﻥ ﺑﻬﺎ ﺍﻟﺸﻬﺐ
Khoirun-nabiyyîna lam yuqron bihi ahadun wa hâkadzâsy-syamsu lam tuqron bihâsy-syuhubu
Rasulullah SAW adalah sebaik-baik nya para Nabi,, Tiada seorangpun yang layak disejajarkan disisinya Sebagaimana matahari, tak akan ada bintang-bintang bersinar bersamanya
ﺧﻴﺮ ﺍﻟﻨﺒﻴﻴﻦ ﻟﻢ ﺗﺤﺼﺮ ﻓﻀﺎﺋﻠﻪ … ﻣﻬﻤﺎ ﺗﺼﺪّﺕ ﻟﻬﺎ ﺍﻷﺳﻔﺎﺭ ﻭﺍﻟﻜﺘﺐ
Khoirun-nabiyyîna lam tuhshor fadlô-iluhu.. Mahmâ tashoddat lahâl asfâru wal kutubu.
Rasulullah SAW adalah sebaik-baik nya para Nabi yang derajat keutamaan nya tak terhitung serta tak kan habis tertulis oleh lembaran buku dan kitab
ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻓﺎﺽ ﺯﻻﻻً ﻣﻦ ﺃﺻﺎﺑﻌﻪ … ﺃﺭﻭﻯ ﺍﻟﺠﻴﻮﺵ ﻭﺟﻮﻑ ﺍﻟﺠﻴﺶ ﻳﻠﺘﻬﺐ
Al-mâ-u fâdlo zulâlân min ashôbi’ihi  arwâl juyûsya wa jauful jaisyi yaltahibu
Air yg sangat jernih itu dapat mengalir deras dari sela-sela jari Baginda Rasulullah SAW , Sehingga para laskar shahabat yang semula haus menjadi segar bugar
ﻭﺍﻟﻈﺒﻲ ﺃﻗﺒﻞ ﺑﺎﻟﺸﻜﻮﻯ ﻳﺨﺎﻃﺒﻪ … ﻭﺍﻟﺼﺨﺮ ﻗﺪ ﺻﺎﺭ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻳﻨﺴﻜﺐ
Wadh-dhobyu aqbala bisy-syakwâ yukhôthibuhu washshokhru qod shôro minhul mâ-u yansakibu
Binatang rusapun menghadap dan mengadukan nasibnya pada Baginda Rasulullah SAW Dan batu yang keras bisa meleleh menjadi air yang mengalir berkat beliau SAW
ﻭﺍﻫﺘﺰﺕ ﺍﻷﺭﺽ ﺇﺟﻼﻻً ﻟﻤﻮﻟﺪﻩ … ﺷﺒﻴﻬﺔ ﺑﻌﺮﻭﺱ ﻫﺰّﻫﺎ ﺍﻟﻄﺮﺏ
Wahtazzatil ardlu ijlâlân limaulidihi.. Syabîhatan bi’arûsin hazzahâth-thorobu
Bumi ini gemetar dahsyatnya dengan girangnya demi menyambut dan mengagungkan lahirnya Beliau laksana pengantin yang semuanya gegap gempita menyambutnya..
ﻧﺒﻮﺓ ﻣﺎ ﺃﺗﺎﻫﺎ ﺑﺎﻃﻞ ﺃﺑﺪﺍً … ﻭﻻ ﺗﻤﻠﻜﻬﺎ ﻓﻲ ﺣﺎﻟﺔ ﻛﺬﺏ
Nubuwwatun mâ atâhâ bâthilun abadân.. Wa lâ tamalakahâ fî hâlatin kadzibun
Beliaulah Nabi Agung yang tak akan pernah melakukan sedikitpun kebatilan maupun kebohongan
ﻧﺒﻮﺓ ﻛﻠﻬﺎ ﺑﺎﻟﺼﺪﻕ ﻧﺎﻃﻘﺔ … ﺑﺎﻟﻌﺪﻝ ﻗﺎﺋﻤﺔ ﺁﻳﺎﺗﻬﺎ ﻋﺠﺐ
Nubuwwatun kulluhâ bishshidqi nâthiqotun bil ‘ad-li qô-imatun âyâtuhâ ‘ajabun
Beliaulah Nabi Agung yang senantiasa benar sabda-sabdanya, selalu adil sikapnya dan selalu dibarengi mukjizat yang mengagumkan
ﻗﺪ ﻃﺎﺭﺩﺗﻬﺎ ﻗﺮﻳﺶ ﻭﻫﻲ ﻗﺎﺋﻤﺔ … ﻭﺣﺎﺭﺑﻮﻫﺎ ﻭﻟﻜﻦ ﻛﻠﻬﻢ ﻏﻠﺒﻮﺍ
Qod thôrodat-hâ quroisyun wa hiya qô-imatun wa hârobûhâ wa lâkin kulluhum ghulibbû
Orang-orang kafir Quraisy selalu memusuhinya, namun beliau tetap tegar dan bahkan mereka semua terkalahkan
ﻳﺎ ﻣﻦ ﻳﻜﻮﻥ ﺷﻔﻴﻌﻲ ﻋﻨﺪ ﺧﺎﻟﻘﻪ … ﻓﻲ ﺳﺎﻋﺔ ﺍﻟﺤﺸﺮ ﺇﻥ ﻭﺍﻓﺎﻧﻲ ﺍﻟﻄﻠﺐ
Yâ man yakûnu syafai’î ‘inda khôliqihi fî sâ’atil hasyri in wâfâniyath-tholabu
Duhai Baginda Nabi.. Hanya engkaulah semata yang bisa mensyafaatiku kelak di padang Mahsyar.. Semoga aku bisa mendapati hal itu darimu
ﺇﻧﻲ ﺇﻟﻴﻚ ﺑﺄﺑﻨﺎﺀ ﻟﻚ ﺍﻧﺘﺴﺒﻮﺍ … مستشفعا فلعلی ﻣﻨﻚ ﺃﻗﺘﺮﺏ
Innî ilaika bi abnâ-in lakantasabû mustasyfi’ân fala’allâ minka aqtaribu
Dengan berwasilah kepada ahli baitmu Ku memohon agar engkau mensyafaatiku sehingga dekat denganmu
ﺳﺎﺩﺍﺗﻨﺎ ﺍﻟﻐﺮّ ﻣﻦ ﺃﺑﻨﺎﺀ ﻓﺎﻃﻤﺔ … ﻃﻮﺑﻰ ﻟﻤﻦ ﻛﺎﻥ ﻟﻠﺰﻫﺮﺍﺀ ﻳﻨﺘﺴﺐ
Sâdâtunâl ghurru min abnâ-i fâthimatin.. Thûbâ liman kâna lizzahrô-i yantasibu
Merekalah anak-cucu Sayyidatuna Fatimah Az-Zahro, Para Junjungan kami yang agung nan mulia.. Sungguh sangat beruntung mereka keturunan Sayyidatuna Fatimah Az-Zahro ’
ﻣﻦ ﻧﺴﻞ ﻓﺎﻃﻤﺔ ﺃﻧﻌﻢ ﺑﻔﺎﻃﻤﺔ … ﻣﻦ ﺃﺟﻞ ﻓﺎﻃﻤﺔ ﻗﺪ ﺷﺮﻑ ﺍﻟﻨﺴﺐ
Min nasli fâthimatin an’im bifâthimatin min ajli fâthimatin qod syurrifan-nasabu
Sungguh alangkah mulia dan agungnya mereka, Segala keagungan yang mereka raih semata-mata adalah berkatnya Sayyidatuna Fatimah Az-Zahro’ yang mulia..

Qoshidah Mahbubi Qoshod Nakadi هذه القصيدة محبوبی قصد نگدی

============

Mahbubi Qoshod Nakadi

هذه القصيدة محبوبی قصد نگدی
۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰
محبوبی قصد نگدی ، قوی بالبگار مدی
Mahbûbî qoshod nakadî qowwâ bil bukâro madî
صحت من لهيب گبدی ، أحرق الهوی جسدی
Shuhtu min lahîb kabidî ahroqol hawâ jasadî
مسنی السهر صحت فی فگر ، ناديت ياقمر من بلی صبر
Massanîs-sahro shihtu fî fikar nâdît yâ qomar man bulî shobar
بهواك فنی جلدی ، ماالعذار گان زردی
Bihawâk fannî jaladî mâl’adzâr kâna zarodî
محبوبی شهر علمه ، صارت الملاح خدمه
Mahbûbî syahar ‘alamuh shôrotil milâh khodamuh
خالقی بسط نعمه ، وانا بسطت يدی
Khôliqî basath na’amuh wa ana basath-tu yadî
صاحب الحگم جل واحتگم ، مولي النعم مذهب النقم
Shôhibul hikam jalla wahtakam mûliyan-ni’am mudzhibun-niqom
سماء بلا عمد ،  وعليه  معتمدی
Samâ-un bilâ ‘amadi wa ‘alayhi mu’tamadî

Qoshidah Maa Madda Likhoiril Kholqi Yadaa هذه القصيدة ما مد لخير الخلق يدا

==========

Maa Madda Likhoiril Kholqi Yadaa

هذه القصيدة ما مد لخير الخلق يدا
۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰
Qosidah Maa Madda Likhoiril Kholqi Yadaa
ما مد لخير الخلق يدا  أحد إلا وبه سعدا
Maa madda likhoiril kholqi yadaa ahadun illaa wabihi sa’idaa
فلذاك مددت إليه يدی  وبذلك کنت من السعدا
Falidzaaka madadtu ilaihi yadii wa bidzaalika kuntu minas-su’adaa
باب لله سما وعلا  قدرا وامتاز بکل علا
Baabun lillaahi samaa wa ‘alaa qodron wamtaaza bikullin ‘alaa
والکل بدعوته اتصلا  بالله وحاز به المددا
Wal kullu bida’watihit-tasholaa billaahi wa haaza bihil madadaa
إنی بالعسر وباليسر  بحماه الوذ مدی العمر
Innii bil’usri wa bilyusri bihimaahu aluudzu madaal ‘umri
واقول أغثنی ياذخری  وأنلنی من گفيك ندا
Wa aquulu aghitsnii yaa dzukhrii wa anilnii min kafaika nadaa
لا أرجو غيرك إن جارا  دهری وعدمت الأنصارا
Laa arjuu ghoiroka in jaaroo dahrii wa ‘adimtul anshooroo
بحياتك الق إلانظارا  گرما ياأفضل من سجدا
Bihayaatika alqi illaa-ndhooroo karommaa yaa afdlola man sajadaa
وعلي تعطف يااملی  بشفاء القلب من العلل
Wa ‘alayya ta’aththof yaa amalii bisyifaa-il qolbi minal ‘ilali
أيکون محبك فی وجل  وبجاهك لا أخشی احدا
Ayakuunu muhibbuka fii wajali wabijaahika laa akhsyaa ahadaa
وصلاة الله بلا حصر  لك تهدی ياسامی القدر
Wa sholaatullaahi bilaa hashri laka tuhdaa yaa saamiil qodri
ولألك والصحب الغر  ما ابدی الطائر تغريدا
Wa li-aalika washshohbil ghurri maa abdaath-thoo-iru taghriidaa

Qoshidah Liqolbi Yahwa Liqo لی قلب يهوی اللقا

====

Liqolbi Yahwa Liqo لی قلب يهوی اللقا

لی قلب يهوی اللقا فی سفح وادی النقا
Lî qolbi yahwâlliqô fî safhi wâdînnaqô
مع رجال التقی ماأحسن الملتقی
Ma’a rijâlit-tuqô mâ ahsanal multaqô
فی زمرة أهل الوفی فی حضرة المصطفی
Fî zumroti ahlil wafâ fî hadlrotil Mushthofâ
من کل صوفی صفی أهل الفنا والبقا
Min kulli shûfî shofâ ahlil fanâ wal baqô
أذواقهم قد حلت لهم مراتب علت
Adzwâquhum qod halat lahum marôtib ‘alat
فی حضرات خلت عن الگدر والشقا
Fî hadlorôtin kholat ‘anil kadar wassyaqô
يسمر بها من سمر فی ضوء احسن قمر
Yasmuru bihâ man samar fî dlou-i ahsan qomar
وجود ربی غمر ساقيهم قد سقی
Wujûdu robbî ghomar sâqîhim qod saqô
گأس الهنا والوداد وواصلتهم سعاد
Ka,sul hanâ wal widâd wawâsholat-hum su’âd
وجاد ربی الجواد بعبده المنتقی
Wa jâda robbîl jawwâd bi’abdihil muntaqô
من العطايا العوال ماليس يخطر ببال
Minal ‘athôyâl ‘iwâl mâ laisa yakhthuru bibâl
منن فخيمة غوال بها رقی من رقا
Minan fakhîmah ghiwâl bihâ roqô man roqô
إلی بروج الوصول فيها تهيم العقول
Ilâ burûjil wushûl fîhâ tahîmul ‘uqûl
يحل احسن حلول بها الذی سبقا
Yahillu ahsan hulûl bihâlladzî sabaqô
فيهم خيار العبيد قد خصصوا بالمزيد
Fîhim khiyârul ‘abîd qod khusshishû bil mazîd
إمامهم خير سيد العالی المرتقی
Imâmuhum khoiru Sayyid al’âlîl murtaqô
عليه صلی الإله والآل نعم الهداه
‘Alaihi shollâl-ilah wal âli ni’mal Hudâh
ومن تذوق ولاهما بارق برقا
Wa man tadzawwaqo wa lâhmâ bâriqi baroqô

Qoshidah Lil Abi wal Ummi هذه القصيده للأب والأم

=============

Lil Abi wal Ummi

هذه القصيده للأب والأم
° ♡ ° ♡ ° ♡ ° ♡ ° ♡ °
اللهم صل وسلم علی
Allâhumma sholli wa sallim ‘alâ
سيدنا محمد وأله
Sayyidinâ Muhammadin wa âlihî
عددما فی علم الله صلاة
‘Adadamâ fî ‘ilmillâhi sholâtan
دائمة بدوام ملك الله
Dâ-imatan bidawâmi mulkillâhi
للأب والأم حقوق واجب
Lil abi wal ummi huqûqun wâjibun
أنت من الآن بها مطالب
Anta minal ãna bihâ muthôlabun
إن نادياك فاسرع ملبيا
In nâda-yâka fasri’u mulabbiyân
وأقبل إن خاطباك مصغيا
Wa aqbilu in khôthobâka mushghiyân
عليك ان تمتثل أمرهما
‘Alaika an tamtatsila amrohumâ
مهما يکن مالم يکن محرما
Mahmâ yakun mâ lam yakun muharroman
وليس الإمتثال بالفعل فقط
Wa laisal imtitsâlu bil fi’li faqoth
مع التشکی والتبرم والسخط
Ma’at-tasyakkî wat-tabarrumi was-sakhoth

Qoshidah Laisal Fata هذه القصيدة ليس الفتی

=============

Laisal Fata

Bukanlah Pemuda yang mengatakan “Inilah Ayahku”, Namun pemuda adalah yang mengatakan “Inilah Aku”
هذه القصيدة ليس الفتی
۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰
Syi’ir Laisal Fata, karya Ust. Umar Faruq dalam album Lembaran Baru
ليس الفتی من يقول هذا ابی
Laisal fatâ man yaqûlu Hâdzâ Abî
لکن الفتی من يقول هاانا
Lâkinnal fatâ man yaqûlu Hâ Ana
منذ اليوم فاستعدد للغد
Mundzul yaumi fasta’did lilghodi
گی تکون فی المآل سعيدا
Kay takûna fîl ma ãli sa’îdan
عصر الفتی جولة گان فيها
‘Ashrul fatâ jaulatun kâna fîhâ
قلب قد گثر تقلبا
Qolbun qod katsuro taqolluban
قلب ملئ بالحب والمنی
Qolbun muli-a bilhubbi wal munâ
قد اختار بينهما حيرانا
Qodikhtâro bainahumâ hairônan
فاصرف الأوقات طالبا للعلوم
Fashrifil awqôt thôliban lil’ulûm
بعد اليوم کنت مصرفا
Ba’dal yaumi kunta mushorrifan
إذا ما الفتی بغير التعلم
Idzâ mâl fatâ bighoirit-ta’allumi
فإن گان شيخا گان نديما
Fa in kâna syaikhon kâna nadîman
فاصبر عمان الذی اصابك
Fashbir ‘ammânilladzî ashôbak
فلتصر ممن قد استحگما
Faltashir mimman qodi-stahkamâ
ايا الفتی فاعلم بغير شك
Ayâl fatâ fa’lam bighoiri syakkin
للصابرين ربك رحيما
Lishshôbirîna robbuka rohîmân
لا تفرق بينهم فرقانا
Lâ tufarriq bainahum furqônân
فإنه فی اختصام سبيلا
Fa innahu fî-khtishômin sabîlân
لا تعش فی ارض الله مفسدا
Lâ ta’isy fî ardlillâhi mufsidân
عش مأخوذا لجنيبك نفعا
‘Isy ma,khûdzan lijanîbika naf’ân

Qoshidah Lailan Saro هذه القصيدة ليلا سری

============

Lailan Saro

هذه القصيدة ليلا سری
۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰
Qosidah Lailan Saro (Nabi Saw berisra’ pada malam hari)
ليلا سری و أما
بالأنبياء المرضية
Lailân sarô wa ammâ  bil anbiyâ-il mardliyyah
والطالب رأی المطلوب
فی حضرة القدسية
Waththôlib ro-âl mathlûb  fî hadlrotil qudsiyyah
سری علی البراق
لسبعة طباق
Sarô ‘alâl burôqi  lisab’atin thibâqi
راجی من الخلاق
عفوا عن الخطية
Rôjî minal khollâqi  ‘afwan ‘anil khothiyyah
رآه رؤي العين
و قال أدن منی
Ro-ãhu ru,yal ‘aini  wa qôla udnu minnî
و قال أخبر عنی
جلت عن الگيفية
Wa qôla akhbir ‘annî  jallat ‘anil kaifiyyah
صلاة رب الناس
علی مدير الگأس
Sholâtu robbin-nâsi  ‘alâ mudîril ka,si
فی حضرة الإناس
والآل والذرية
Fî hadlrotil inâsi  wal ãli wadzdzurriyyah

Senin, 01 September 2014

Qoshidah La ilaha illa Alloh (Alloh Alloh لا إله إلا الله الله الله يامولنا

================

===============

La ilaha illa Alloh (Alloh Alloh)

هذه القصدة لا إله الا الله ( الله الله )
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
لا إله إلا الله  الله الله يامولنا
Lâ ilâha illâ Allâh .. Allâh Allâh yâ Maulânâ
لا اله إلا الله الله الله غفار الذنوب
Lâ ilâha illâ Allâh .. Allâh Allâh ghoffârudz-dzunûb
يارسول الله يامن حبه يشفی السقام
Yâ Rosûlallâh yâ man hubbuhu yasyfîs-siqôm
أنت والله شفيع للوری يوم الزحام
Anta wallâhi syafî’un lil warô yaumaz-zihâm
کل مداح لطه أبدا ليس يضام
Kullu muddâhin lithôha abadân laisa yudlôm
قد حباه الله جاها فسما أعلی مقام
Qod habâhullâhu jâhân fasamâ a’lâ maqôm
ياابا الزهراء إنی فی هواکم مستهام
Yâ Abâz Zahrô-i innî fî hawâkum mustahâm
نظرة منك إلينا أيها البدر التمام
Nadhrotan minka ilainâ ayyuhâl badrut-tamâm
نحن لذنا بحماکم والله ياخير الأنام
Nahnu ludznâ bihimâkum wallâhi yâ khoirol anâm
أنت بدر أنت شمس أنت فی الدنيا إمام
Anta badrun anta syamsun anta fiddunyâ imâm

Qoshidah La Ilaha Illalloh Tub 'Alaina لا اله إلا الله، الله الله ، لا إله إلا الله تب علينا

==========

=========

Qoshidah La Ilaha Illalloh Tub 'Alaina

لا اله إلا الله، الله الله ، لا إله إلا الله تب علينا
Lâ ilâha illâAllâh, Allâh Allâh, Lâ ilâha illâAllâh tub ‘alainâ
Tiada tuhan selain Allah, Allah Allah, Tiada tuhan selain Allah, terimalah taubat kami.
أتيناك بالفقر يا ذا الغنی ، و انت الذی لم يزل محسنا
Atainâka bil faqri yâ dzâl ghinâ wa antalladzî lam yazal muhsinâ
Kami mendatangi Mu dengan kefakiran, wahai yang Maha Kaya, dan Engkaulah Dzat yang terus menerus berbuat baik.
فمن فی الغنی أحد مثلکم ، وفی الفقر لا عصبة مثلنا
Faman fîl ghinâ ahadun mitslukum wa fîl faqri lâ ‘ushbatun mitslunâ
Siapakah yang memiliki kekayaan seperti Mu, dan tak ada kelompok yang fakir seperti kami.
وعودتنا کل فضل عسی ، يدوم الذی منك عودتنا
Wa ‘awwadtanâ kulla fadl-lin ‘asâ  yadûmulladzî minka ‘awwadtanâ
Kau berikan kepada kami anugerah, semoga berkelanjutan anugerah dari Mu yang Kau berikan kepada kami.
فيا رب صل علی المصطفی ، صلاة تکون رضاء لنا
Fayâ robbi sholli ‘alâl Mushthofâ sholâtan takûnu ridlô-an lanâ
Wahai Robbi, limpahkanlah sholawat kepada al-Mushthofa , sholawat yang menjadikan keridhoan bagi kami
و يا رب سلم علی من علی ، سلاما يکون أمانا لنا
Wa yâ robbi sallim ‘alâ man ‘alâ salâmân yakûnu amânân lanâ
Wahai Tuhan, limpahkanlah kesejahteraan bagi mereka, kesejahteraan yang menjadi keamanan bagi kami.

Qoshidah Khudz Yaminan خذ يمينا

===========

Khudz Yaminan خذ يمينا

Khudz Yaminan (Karya Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad)
خذ يمينا خذ يمينا عن سبيل الظالمين واتق الله تعالی عن مقال الملحدين
Khudz yamînan khudz yamînan ‘an sabîlidh-dhôlimîna wattaqillâha ta’âlâ ‘an maqôlil mulhidîna 
Ambillah jalan yang lurus (jalan orang-orang yang salih), berpalinglah dari jalan orang-orang yang zhalim, dan bertakwalah kepada Allah subhanahu wata’ala dengan menjauhi perkataan-perkataan dan perbuatan orang- orang yang membangkang
الإله الحق رب العرش رب العالمين هو رب الأولين هو رب الأخرين
Al-ilâhul haqqu robbul ‘arsyi robbul ‘âlamîna Huwa robbul awwalîna Huwa robbul âkhirîna
Dia (Allah) Maha Benar pemilik ‘arsy, Tuhan segenap alam, Dialah tuhan para makhluk yang terdahulu dan yang terakhir
هو ربی هو حسبي هو خير الرازقين هو غفار الخطايا هو خير الراحمين
Huwa robbî Huwa hasbî Huwa khoirur-rôziqîna Huwa ghoffârul khothôyâ Huwa khoirur-rôhimîna 
Dia (Allah) Tuhanku, yang menjadi penyukup bagiku,
Dialah sebaik-baik yang memberi, Dia pemaaf atas dosa-dosa, Dialah sebaik-baik yang menyayangi
ربى وادخلنا جميعا في العباد الصالحين وارض عنا واعف عنا وأجرنا أجمعين
Robbî wa adkhilnâ jamî’an fîl ‘ibâdish-shôlihîna wardlo ‘annâ wa’fu ‘annâ wa ajirnâ ajma’îna
Ya Allah masukkanlah kami semua dalam golongan hamba-hamba yang shalih, dan ridhailah kami, serta selamatkanlah kami semua
من عذاب فی جهنم أرصدت للمجرمين من عصاة فاسقين وعتاة گافرين
Min ‘adzâbin fî jahannam urshidat lilmujrimîna min ‘ushôtin fâsiqîna wa ‘utâtin kâfirîna
Dari siksa (neraka) jahannam yang disipakan untuk para pendosa, orang-orang fasiq serta kafir
ربی ادخلنا جنانا أزلفت للمتقينا إذ ينادون ادخلوها بسلام آمنين
Robbî adkhilnâ jinânâ uzlifat lil muttaqînâ idz yunâdauna-dkhulûhâ bisalâmin âminîna
Ya Allah masukkanlah kami kedalam surga yang telah disiapkan untuk orang-orang yang bertakwa, dimana ketika mereka dipanggil (maka) kami pun masuk ke dalamnya dengan selamat dan aman.
وصلاة الله تغشی أحمد الهادی الأمين وعلی ال وصحب وجميع التابعين
Wa sholâtullâhi taghsyâ Ahmadal hâdîl amîna wa ‘alâ âlin wa shohbin wa jamî’it-tâbi’îna
Shalawat Allah tercurahkan kepada Ahmad pembawa hidayah yang terpercaya dan atas keluarga dan para sahabat serta para tabi’in

Qoshidah Kholli ‘Ankal Ham Ya Qolbal Haziin

===========

Kholli ‘Ankal Ham Ya Qolbal Haziin

Penyair-penyair Rasulullah saw yang gigih membela agama Islam adalah Ka’ab bin Malik, ‘Abdullah bin Rawahah dan Hassan bin Tsabit. Mereka mereka adalah dari kaum Anshor.
Empat orang penyair yang memberikan andil besar dalam dakwah Rasul, adalah mereka yang dikemudian hari menjadi para khulafâ’ ar-rasyidûn ( merekalah Abu Bakar ash-Shiddiq, ‘Umar bin al-Khaththab, ‘Utsman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abi Tholib- rodliyallahu ‘anhum ). Sayyid Mushthafa ash-Shiddiqi berhasil menghimpun syair syair karya kakeknya, Abu Bakar ash-Shiddiq ra, dalam suatu koleksi (kumpulan catatan catatan khusus).
Para sahabat lain yang terkenal sebagai para penyair adalah Ka’ab bin Zuhair, az-Zabarqan, ‘Abbas bin Mirdas, ‘Abbas bin ‘Abdul Muththolib (paman Rasulullah saw), dan anak lelakinya, ‘Abdullah bin ‘Abbas.
Pada saat Rasulullah shollâllâhu ‘alayhi wasallam sedang dalam perjalanan jauh, para sahabat yang kerap mendendangkan lagu lagu hiburan dihadapan Rasulullah shollâllâhu ‘alayhi wasallam adalah ‘Abdullah bin Rawahah, ‘Amir bin al-Akwa’, Anjasyah (seorang budak hitam), dan al-Barra’ bin Malik- rodliyallahu ‘anhum.
Shollallahu’alaihi wa alihi wa shohbihi daiman wa abadan…
هذه القصيدة خل عنك الهم
Teks Qosidah Kholli ‘Ankal Ham Ya Qolbil haziin (Kosongkan kegundahan itu dari hatimu) Qosidah Al Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad R.a.
خل عنك الهم يا قلبي الحزين
Kholli ‘ankal hamma yâ qolbîl hazîn
وتوقع واردا فى کل حين
Wa tawaqqo’ wâridan fî kulli hîn

يشرح الصدر من الحق المبين
Yasyrohush-shodro minal haqqil mubîn
واعبد الله وکن به مستعين
Wa’budillâha wa kun bih musta’în
وارض بالله وکيل
Wardlo billâhi wakîl
إنه نعم الگفيل
Innahu ni’mal kafîl
جل مولانا الجليل
Jalla maulânâl jalîl
إنه الرزاق ذو القوه متين
Innahur-rozzâqu dzûl quwwah matîn
عم بالفضل جميع العالمين
‘Amma bil fadl-li jamî’al ‘âlamîn
***
وحد الفرد المهيمن تستريح
Wahidil fardil muhaimin tastarîh
إنه الترياق للقلب الجريح
Innahut-tiryâqi lilqolbil jarîh
وتحقق بالفدی الصرف الصريح
Wa tahaqqoq bilfadash-shurfish-shorîh
عن جميع الگون حتی لا تبين
‘An jamî’il kauni hattâ lâ tabîn
وابقی من بعد الفناء
Wabqô min ba’dil fanâ,
و ادنو فی من قد دنا
Wadnû fî man qod danâ
واروی من روح الهناء
Warwâ min rûhil hanâ,
فی ذری أعلی مقامات اليقين
Fî dzurô a’lâ maqômâtil yaqîn
صحبه القلب الکرام السابقين
Shohbatal qolbil kirômis-sâbiqîn
***
خل عنك الفکر فی أمر مضی
Kholli ‘ankal fikri fî amrin madlô
والذی يأتي وسلم للقضاء
Walladzî ya,tî wasallim lilqodlô
لا يضيق صدرك وإن ضاق الفضاء
Lâ yadlîq shodruk wa in dlôqol fadlô’
وارتقب لطفا خفيا يا ضنين
Wartaqib luthfân khofiyyan yâ dlonîn
إن في الغيب عجائب
Inna fîl ghoibi ‘ajâ-ib
تمحي عن طي المصائب
Tamhî ‘an toyyil mashô-ib
وأخو التدبير خائب
Wa akhût-tadbîr khô-ib
لم يزل فی قبضة الشك رهين
Lam yazal fî qobdlotisy-syakki rohîn
لم يذق عيش العباد الصالحين
Lam yadzuq ‘aisyal ‘ibâdush-shôlihîn
***
إن ترد عزا ومجدا لا يبيد
In turid ‘izzan wa majdan lâ yabîd
فاعتصم بالله ذي العرش المجيد
Fa’tashim billâhi dzîl ‘arsyil majîd
واستقم لله والزم لا تحيد
Wastaqim lillâhi walzam lâ tahîd
وتمسك بالکتاب المستبين
Wa tamassak bilkitâbil mustabîn
واتبع خير الأنام
Wattabi’ khoiril anâm
سيد الرسل الکرام
Sayyidir-ruslil kirôm
أحمد المسك الختام
Ahmadal miskil khitâm
النبي المصطفی الخل المکين
Annabiyyil Mushthofâl khillil makîn
الرسول المجتبی الهادي الأمين
Arrosûlil mujtabâl hâdil amîn
خل عنك الهم ياقلبي الحزين
Kholli ‘ankal hamm yâ qolbîl hazîn

Qoshidah Khoirol Bariyyah خيرالبرية نظره إلى °♡° ماأنت إلاگنز العطيه

=========

Khoirol Bariyyah

خيرالبرية نظره إلى  °♡°  ماأنت إلاگنز العطيه
Khoirol bariyyah nadhroh ilayya.. Maa anta illaa kanzul ‘athiyyah..
يابحر فضل وتاج عدل  °♡°  جدلی بوصل قبل المنية
Yaa bahro fadl-lin wataaja ‘adlin.. Jud lii biwashlin qoblal maniyyah..
حاشاك تغفل عنا وتبخل  °♡°  ياخير مرسل إرحم شجية
Haasyaaka taghfal ‘annaa wa tabkhol.. Yaa khoiro mursal irham syajiyyah..
گم ذا أنادی ياخير هادی  °♡°  قصدی مرادی عطفا علی
Kam dzaa unaadii yaa khoiro Haadii.. Qoshdii muroodii ‘athfan ‘alayya..
أهديك حبی صلاة ربی  °♡°  مادام قلبی بالذکر حيا
Uhdiika hibbii sholaata robbii.. Maa daama qolbii biddzikri hayyaa..
**********************************************************
خيرالبرية نظره إلى ،  ماأنت إلاگنز العطيه
Khoirol bariyyah nadhroh ilayya.. Maa anta illaa kanzul ‘athiyyah..
Wahai sebaik baik manusia, berilah nadzroh (perhatian) kepada kami, engkau adalah gudang pemberian.
يابحر فضل وتاج عدل ،  جدلی بوصل قبل المنية
Yaa bahro fadl-lin wataaja ‘adlin.. Jud lii biwashlin qoblal maniyyah..
Wahai lautan anugerah, mahkota keadilan, berjumpalah denganku sebelum datangnya kematian
گم ذا أنادی ياخير هادی ،  يکفي بعادی يانور عينية
Kam dzaa unaadii yaa khoiro Haadii.. Yakfî bi’âdî yâ nûr ‘ainayyah
Berapa kali sudah aku memanggilmu, wahai sebaik baik pemberi petunjuk, sudah cukup jauh aku darimu wahai cahaya kedua mataku.
صلاة ربي عليك حبي ، مادام قلبی بالذکر حيا
Sholâtu robbî ‘alaika hibbî.. Mâ dâma qolbî bidz-dzikri hayyâ
Semoga sholawat Allâh tercurah untukmu wahai kekasihku, selama hatiku masih mengingatmu..
إني محب بذکر أحمد ، بشر محبا ولو برؤية
Innî muhibbun bidzikri Ahmad, basysyir muhibbân walau biru’yah
Sungguh aku sangat senang dalam mengingat Ahmad, berilah kabar gembira kepada para pencinta meskipun hanya dalam mimpi

Qoshidah KHOBBIRI (Berilah Kabar Padaku ﺧﺒّﺮﻱ ﺧﺒّﺮﻱ ﺧﺒّﺮﻱ ﻳﺎ ﻧﺴﻴﻤﻰ ﻋﻦ ﻣﻐﺮﺍﻡ ﺷﺬﻱ ﻭﺍﻟﻬﺎﻥ

============

KHOBBIRI (Berilah Kabar Padaku)

ﺧﺒّﺮﻱ ﺧﺒّﺮﻱ ﺧﺒّﺮﻱ ﻳﺎ ﻧﺴﻴﻤﻰ ﻋﻦ ﻣﻐﺮﺍﻡ ﺷﺬﻱ ﻭﺍﻟﻬﺎﻥ
Khobbirii khobbirii khobbirii yaa nusaimaa ‘an mughroom syadii wal haan
Berilah kabar kepadaku, wahai angin sepoi-sepoi, aku tergila-gila, aku sangat rindu dan bingung
ﻋﺎ ﺷﻖ ﺍﻩ ﻋﺎﺷﻖ ﻋﺎ ﺷﻖ ﺍﻷﻧﻮﺍﺭ
‘Aasyiq ‘aasyiq ‘aasyiqil anwaar
Oh rindu, rindu kepada cahaya
ﺃﻧﺖ ﻋﻨّﻲ ﺗﺸﺘﻜﻲ ﻭﺍﻟﺤﺎﻟﻲ ﻛﻞّ ﺍﻟﻠّﻴﻞ ﺳﻬﺮﺍ
Anti ‘annii tasytakiinna wal haal kullil-layaalii syahron
Engkau perintahkan aku mengadu kepadanya,
lihatlah keadaanku,sepanjang malam aku begadang
ﻛﻲ ﺍﺭﺃ ﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ ﻛﻲ ﺍﺭﺃ ﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ
Kay arool mukhtaar kay arool mukhtaar
Agar aku dapat memandang Nabi Al-Mukhtar (Nabi pilihan)
ﻣﻦ ﻳّﻠﻤﻨﻲ ﻓﻲ ﻏﺮﺍﻣﻲ ﻃﺎ ﻟﻤﺎ ﻋﺎﺷﻖ ﺟﻤﺎﻟﻚ
Man yalumnii fii ghoroomii thoolamaa ‘aasyiq jamaalak
Barang siapa menghina penyakitku, sungguh sangat terlambat karena kerinduanku pada kebaikan kekasihku sudah lama
ﻳﺎﻣﻜﺮّﻡ ﻳﺎ ﻣﻤﺠّﺪ ﻳﺎ ﻣﺆﻳّﺪ ﺑﺎﻟﺸّﻔﺎﻋﺔ
Yaa mukarrom yaa mumajjad yaa mu-ayyad bisysyafaa’ah
Wahai manusia yang dimuliakan, diagungkan, dikuatkan dengan syafa’at
ﻫﺎﺃﻧﺎ ﺃﻧﺎﻟﻬﺎ
Haa Ana Ana lahaa
Berilah itu kepadaku