ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Selasa, 31 Oktober 2017

Mbah KH. Hamid Pasuruan: KYAI PANUTAN ABADI

KYAI PANUTAN ABADI

Kyai Hamid Pasuruan berkata :
 "kalau mau jadi Kyai yang masyhur, kalau mau jadi Kyai yang terus hidup, kalau mau jadi Kyai yang dekat dengan Nabi Muhammad SAW, harus menjadi Kyai yang cinta kepada keluarga Nabi Muhammad SAW".

"Gak akan berkurang kedudukannya, kenapa?
Disebut seorang Kyai itu karena apa?
Karena Ilmu yang dimilikinya.
Dan punya siapa ilmu itu?"

Nabi SAW bersabda :

انا مدينة العلم وعلي بابها
Aku adalah kota ilmu dan Imam Ali bin Abi Tholib adalah pintunya.

Kalau sudah tidak mengakui Imam Ali sebagai pintunya, tidak mengakui bahwa itu berkahnya keturunan Nabi Muhammad SAW, maka jangan harap ilmunya akan barokah.

Maka dari itu beliau (Kyai Hamid) dengan yakin menyatakan :

setiap Kyai yang Masyhur,
setiap Kyai yang nambah besar,
setiap Kyai yang manfaat
Walaupun udah meninggal dia akan senantiasa hidup
karena dia mencintai keluarga Nabi Muhammad SAW.





🌹​۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞​🌹

Kisah Saat Sayyidina Ali bin Abi Tholib Karromallohu Wajhah memasukkan jenazah istri tercintanya, Sayyidatuna Fatimah Az-Zahra' Al-Batul RA ke liang lahad

Yaaaa Rosulallooh ..... .

Di saat Sayyidina Ali bin Abi Tholib Karromallohu Wajhah memasukkan jenazah istri tercintanya, Sayyidatuna Fatimah Az-Zahra' Al-Batul RA  ke liang lahad, beliau menangis terisak-isak sehingga putranya Sayyidina Hasan berkata: wahai ayahku, gerangan apakah yang membuat dirimu menangis sedemikian rupa? Sayyidina Ali bin Abi Thalib menjawab: wahai putraku Hasan, aku teringat pesan kakekmu Rasulullah صلى الله عليه وسلم , beliau bersabda: kelak jika putriku Fatimah telah tiada wahai Ali, maka akulah yang akan pertama kali menerima jasadnya diliang lahat. Dan demi ALLAH wahai Hasan putraku, aku melihat tangan kakekmu Rasulullah صلى الله عليه وسلم menerima jasad ibumu Fatimah. Aku melihat kakekmu Rasulullah صلى الله عليه وسلم menciumi wajah ibumu Fatimah.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata: wahai Rasulullah صلى الله عليه وسلم , kini aku kembalikan amanah yang telah engkau berikan kepadaku. Aku kembalikan belahan jiwamu, yang dimana setiap engkau rindu akan surga, engkau cium wajah suci putrimu Fatimah Az-Zahra.

 "Ya Allah , Kumpulkan kami Bersama KekasihMu dan Keluarga Suci Rosulullah صلى الله عليه وسلم kelak di Hari Kiamat Nanti , Aamiin"

اللَّهُمَّ صّلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى سيدنا آلِ مُحَمَّدٍ

SAYYIDUNA ABDURRAHMAN BIN AUF SELALU GAGAL JADI ORANG MISKIN

☘🌸☘🌸☘🌸☘🌸☘🌸

*TERPAKSA KAYA Dikejar Rezeki......*

“Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya (untuk menjalankan perintah Alloh) sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.”
(HR Ibnu Hibban)

*Miskin kaya sudah ada yang atur*

*SAYYIDUNA ABDURRAHMAN BIN AUF SELALU GAGAL JADI ORANG MISKIN*

Jika tiba-tiba kondisi ekonomi "down", saya selalu terhibur mengingat kisah bisnis Abdurrahman bin Auf, tentang investasinya membeli kurma busuk.

Suatu ketika Rasululloh Saw berkata, Abdurrahman bin Auf r.a akan masuk surga terakhir karena terlalu kaya.
Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab paling lama.

Maka mendengar ini, Abdul Rahman bin Auf r.a pun berfikir keras, bagaimana agar bisa kembali menjadi miskin supaya dapat masuk syurga lebih awal.

Setelah Perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh.

Abdurrahman bin Auf r.a pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik sahabat tadi  dengan harga kurma bagus.

Semuanya bersyukur..
Alhamdulillah, kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdurrahman bin Auf.

Sahabat gembira.
Abdurrahman bin Auf r.a pun gembira.
Semua happy!
Sahabat lain gembira sebab semua dagangannya laku.

Abdurrahman bin Auf r.a gembira juga sebab berharap jatuh miskin!
MasyaAlloh..hebat.

Coba kalau kita?

Usaha goyang dikit, udah teriak tak tentu arah.
Abdurrahman bin Auf r.a merasa sangat lega, sebab tahu akan bakal masuk surga dulu, sebab sudah miskin.

Namun.. Subhanalloh..
Rencana Alloh itu memang terbaik..
Tiba-tiba, datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk.

Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang cocok adalah KURMA BUSUK !

Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf r.a dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.

*Subhanalloh Wal_Hamdu Lillah Wa La Ilaha Illallohu Allohu Akbar La Hawla Wa La Quwwata Illa Billahil 'Aliyyil 'Adzim*

Orang lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, Abdurrahman bin Auf berusaha keras jadi miskin tapi selalu gagal. Benarlah firman Alloh:
وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ
*Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezki kalian dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepada kalian.*

Jadi, yang banyak memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk?

ALLOH Swt lah yang Memberi Rezeki.
Ibroh dari kisah ini sangat spesial buat kita, sebab ini membuat kita harus YAKIN *bahwa rezeki itu totally dari Alloh.*

Bukan hanya karena usaha kita itu sudah cukup bagus atau produk kita yang terbaik yang akan memberi kita omzet yang banyak.

Kadang-kadang, KEYAKINAN dalam hati kita itu yang belum cukup kuat dan bulat...

Semoga kisah ini dapat menyuntik kembali semangat dalam diri kita semua,  yang sedang diuji dalam pekerjaan dan usaha kita.

Semoga menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

*Robbana Taqobbal Minna*
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin

😊❤👍

Menjawab Satu Huruf Adzan: Dibalas Dengan Satu Juta Kebaikan* Bagi Wanita, Sedangkan *Bagi Laki-Laki Akan Dibalas Dua Juta Kebaikan Untuk Satu Huruf Adzan Yang Dijawabnya

*Sulthonul_'ilmi Al-Habib Salim AsSyathiri Menjelaskan*: Bhw *Menjawab Satu Huruf Adzan: Dibalas Dengan Satu Juta Kebaikan* Bagi Wanita, Sedangkan *Bagi Laki-Laki Akan Dibalas Dua Juta Kebaikan Untuk Satu Huruf Adzan Yang Dijawabnya*.🙏🏻 Dibawah ini Link Videonya:  https://youtu.be/DSOXlcNoKyU

https://youtu.be/DSOXlcNoKyU
🙏🏻👍🏻*Sulthonul_'ilmi Al-Habib Salim AsSyathiri Menjelaskan*: Bhw *Menjawab Satu Huruf Adzan: Dibalas Dengan Satu Juta Kebaikan* Bagi Wanita, Sedangkan *Bagi Laki-Laki Akan Dibalas Dua Juta Kebaikan Untuk Satu Huruf Adzan Yang Dijawabnya*.🙏🏻

Senin, 30 Oktober 2017

Wafat Dengan Membawa Islam Bagi Orang Yang Hafal Nama Nabi Khidir & Nama Ayahnya

*Wafat Dengan Membawa Islam Bagi Orang Yang Hafal Nama Nabi Khidir & Nama Ayahnya:*
==========
*Barang siapa yang mengetahui (Hafal) Nama Nabi Khidlir (Alam Asmo), Hafal nama ayahnya, Hafal nama kun_yahnya (Alam Kun_yah), dan nama Laqobnya (Alam Laqob), maka dia akan wafat/ meninggal dunia dalam keadaan ISLAM.*
*مَنْ عَرَفَ إِسمَهُ وَإِسم  أَبِيْهِ وَكُنْيَتُهُ وَلَقَبَهُ مَاتَ عَلَى الاِسْلاَمِ*،)
Adapun Nama (Alam Asmo) Nabi Khidlir: *BALYAN*, Ayahnya bernama: *MALKAN*, nama Kun_yahnya (Alam Kun_yah)-nya: *ABUL 'ABBAS*, nama laqobnya (Alam Laqob)-nya: *KHIDLIR*.
*Sumber:*
*( حَاشية الصاوي على تفسير الجلالين:2\378)*
==================
قَوْلُهُ (مِن عِبَادِنَا) أيْ مِن عَبِيْدِي الخُصُوصِيَّةِ، قَوْلُهُ (هُوَ *الخِضْرُ*)…. وَهَذَا *لَقَبَهُ*، و*َإِسمُه*ُ *بَلْياً* وَمَعْنَاهُ بِالعَرَبِيَّةِ أَحْمَدُ *بِنْ مَلْكًا* و*َكُنيَتُهُ* *أَ بُو الْعَباَّس*ِ.
قَالَ بَعضُ العَارِفِيْنَ: *مَنْ عَرَفَ إِسمَهُ وَإِسم  أَبِيْهِ وَكُنْيَتُهُ وَلَقَبَهُ مَاتَ عَلَى الاِسْلاَمِ*،
وَلُقِبَ بِالخِضْرِ لأَنَّهُ جَلَسَ عَلَى الأَرْضِ فَأَخْضَرَتْ تَحْتَهُ،
وَقِيْلَ ِلأَنَّهُ كَانَ إِذَا صَلَّى أَخْضَرَ مَاحَوْلَهُ، وَهُوَ مِنْ نَسْلِ نُوْحِ وَكَانَ أَبُوهُ مِنَ المُلُوْكِ، قَولُهُ (نُبُوَّةٌ فِي قَولٍ) أَي قَدْ صَحَّحَهُ جَمَاعَةٌ، وَالجُمْهُورُ عَلَى *أَنَّهُ حَيٌّ إِلَى يَومِ القِيَامَةِ لِشَرَابِهِِ مِنْ مَاءِ الْحَيَاة*ِ، يَجْتَمِعُ بِهِ خَوَاصُ الأَوْلِيَاءِ وَيَأخُذُوْنَ عَنْهُ.
….. وَقَدْ اِجْتَمَعَ بِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ وَأَخُذَ عَنْهُ فَهُوَ صَحاَبِي.
قَوْلُهُ (وَعَلَّمْنَهُ مِنْ لَدُنَّا) أيْ مِمَّا يَخْتَصُّ بِنَا، وَلاَ يُعَلِّمُ بِوَاسِطَةِ مُعَلِّمِ مِنْ أَهْلِ الظَّاهِرِ،

*( حَاشية الصاوي على تفسير الجلالين:2\378)*

Minggu, 29 Oktober 2017

WAFATNYA SUNAN GUNUNG JATI (pupuh LVI.13 - LVIII.06)

WAFATNYA SUNAN GUNUNG JATI
(pupuh LVI.13 - LVIII.06)
=================
Diceritakan kemudian bahwa pada suatu hari Sinuhun Gunung Jati berkeinginan untuk menyendiri di tempat yang sepi. Sinuhun pergi dengan membawa serta kerisnya Sangyang Naga. Sinuhun sudah mengetahui bahwa ajalnya sudah mendekat. Dia pergi ke Gunung Jati dan duduk bertafakur disana, di Gunung Jati yang di sebelah timur itu. Kemudian Sinuhun menulis surat dengan menggunakan daun sebagai kertasnya, surat itu ditujukan kepada anaknya di Banten yang isinya berbunyi, "He Sunan Sebakingkin, itu cucumu yang bernama Kapil [nama panggilan untuk Maulana Muhammad] suruhlah dia pergi menunaikan ibadah haji, sebab dialah yang kelak akan menjadi raja. Sepulangnya menunaikan ibadah haji, segeralah dinobatkan, karena setelah itu engkau dan demikian juga anakmu tidak akan lama memerintah. Oleh karena itu Muhammad Kapil besok yang akan menjadi raja dan yang akan mendapatkan wasiatnya Nabi".
Daun itu digulung dan diikatkan pada keris yang kemudian melesat terbang ke angkasa. Keris itu terbang dengan cepat, cahayanya terang bagaikan andaru (bintang jatuh) di tengah malam. Sesampainya di Banten keris itu turun di istana Banten. Semua yang ada di Dalem Puri terkejut melihatnya, mereka mengira bahwa ada bintang jatuh. Keris tersebut jatuh di hadapan Pangeran Sebakingkin. Dengan penuh ketakjuban Sunan Banten melihat keris yang jatuh di hadapannya itu, dia mengetahui bahwa itu adalah Keris Sangyang Naga milik ayahandanya. Segera surat itu dibacanya, yang isinya minta agar cucunya disuruh naik haji.
Sunan Banten menyetujui keinginan wali, ayahandanya, dan Sunan Banten pun segera membuat surat balasannya. Surat balasan itu ditulis diatas kertas perak dan bertuliskan dengan tinta emas indah. Isi suratnya berbunyi, "Ayahanda wali, sang cucu akan hamba suruh menunaikan ibadah haji, pesan akan ananda laksanakan". Setelah selesai ditulis, kemudian surat itu dibungkus dengan kesturi wulung, dan diikatkan kembali pada keris itu. Sang keris pun segera terbang lagi ke angkasa bagaikan burung, dan tidak dikisahkan perjalanannya, keris itu telah tiba kembali di Gunung Jati. Tibanya pada waktu tengah malam, Sinuhun melihat surat balasan yang ditulis dengan amat indah. Sinuhun berkata, "Inilah ciri dari kesombongan dan hati yang takabur. Seberapa lamanya kita dalam hidup ini akan berkuasa, pasti tidak akan selamanya. Lama kekuasaan keturunanku di Banten kelak tak akan lebih dari sembilan keturunan".
Setelah berkata demikian, Sunan Gunung Jati lalu merebahkan dirinya di tanah sambil melipat tangan diatas dadanya. Dia berbaring di tanah beralaskan daun Rudamala, dan berbantalkan batu. Kepalanya berada di arah timur sedangkan kakinya di arah barat, seperti layaknya tengah melakukan shalat. Ketika tiba waktunya makan sahur, Sinuhun Gunung Jati meninggal dunia. Pada waktu itu Sinuhun usianya genap seratus dua puluh tahun. Sunan Kalijaga segera memberitahukan berita duka cita itu kepada seluruh sanak keluarga. Semua telah diberitahu bahwa Sinuhun Jati telah meninggal di Gunung Kentaki. Sebagai pembawaan seorang Wali utama, alam dunia ikut berduka cita atas kepergiannya.
Dedaunan jatuh berguguran, hewan-hewan berbunyi saling bersahutan, air bergelora dan lautan menjerit bergemuruh bergantian dengan gempa yang bergetar dengan suara yang menakutkan. Alam dunia bagaikan akan roboh, batuan krikil bergemeletuk dan terdengar suara beraneka macam. Tanah menjadi gembur dan seluruh isi hutan riuh berbunyi. Bergelegar suara gunung, bergema berkumandang di langit. Sang surya panas membara, sang bulan begitu pula. Semua yang ada di dunia bagaikan menangis. Tidak lama kemudian turun para malaikat dari langit ke atas Gunung Jati. Para malaikat itu kemudian membawa jenazah Sinuhun naik ke langit.
Setelah tersiar berita duka cita itu, para santri dan para sanak saudara semua menangis dengan sedihnya, mereka bingung ketika mengetahui bahwa jenazah Sinuhun telah tiada. Suasana saat itu hiruk pikuk, canang Ki Bicak berbunyi bertalu-talu tanpa ada yang menabuh. Para santana mantri semuanya pergi menuju ke Gunung Sembung. Yang pergi ke Gunung Jati, hanyalah Sunan Kalijaga, Syekh Datuk Khapi, dan Pangeran Makdum saja. Ketika mereka tiba di situ jenazahnya sudah tidak ada, yang tinggal tergeletak di tanah hanyalah wangkingan (ikat pinggang) dan jubah Sinuhun saja. Begitulah Sunan Kalijaga segera menyingsingkan lengan bajunya untuk menggali liang lahat. Syekh Datuk Khapi datang dan minta untuk menggantikan, demikian juga halnya dengan Pangeran Makdum. Akan tetapi Sunan Kali berkata, "Biarlah kalian jangan ikut-ikut, biar aku sendiri saja yang menguburkan pakaian itu". Akhirnya selesai sudah pakaian Sinuhun dikuburkan di sana dengan sempurna, yaitu di Gunung Kentaki yang di sebelah timur itu. Akan tetapi bentuk kuburannya tak terlihat karena diratakan lagi dengan tanah. Hanya tandanya ialah bahwa tak akan ada daun yang jatuh keatas kuburan ini.
Sementara itu Tubagus Pase datang ke Gunung Kentaki yang di sebelah barat bersama para sentana mantri. Mereka berkumpul di tempat itu dan mereka menemukan bahwa jenazah sudah tidak ada lagi, yang masih ada di sana hanya Keris Naga dan Tasbih Sinuhun. Sang keris menggelantung di udara, merah membara bagaikan bintang jatuh, sedangkan tasbihnya kemudian dikuburkan di bumi mulia. Tempat itu kemudian direka-reka menjadi berbentuk makam, di Gunung Sembung. Terkenal diantara rakyat kecil bahwa Sinuhun Aulia, dimakamkan di Gunung Jati yang di sebelah Barat itu, di tempat mana dahulu beliau tinggal. Adapun Nyi Mas Putri Jangkung, kemudian tinggal disana menunggui kuburan suaminya dengan penuh kasih sayang. Adapun Keris Sangyang Naga kemudian terbang melesat ke langit bagaikan bintang dan jatuh masuk ke Dalem Agung, dan Keris Sangyang Naga itu menghilang disana.
Catatan: Mengenai waktu wafatnya Syarif Hidayatullah, ada beberapa pendapat. Dalam
History of Java ditulis bahwa Syarif Hidayatullah wafat pada tahun 1428 Saka (1506 M) dalam "usia yang sangat lanjut", tahun tersebut tidak tepat karena pada waktu perang dengan Galuh Pajajaran (Bab XXII) dimana Sunan Gunung Jati masih berperan. Dalam Negarakertabhumi , dan demikian juga dalam Purwaka Caruban Nagari bahwa Syarif Hidayatullah wafat pada tanggal 11 Kresna-paksa, bulan Badramasa tahun 1490 Caka (1568 M), Sumber lainnya menyebutkan bahwa Sunan Gunung Jati wafat pada tanggal 12 bagian terang, bulan Badra tahun 1490 Saka atau 19 Septem-ber 1568 M.
(Hasil alih aksara dan alih bahasa dari naskah-naskah lama mengenai Babad Cirebon dan Pajajaran )
Al-Fatihah....

Copas: Raden Ayu Linawati

Qoshidah Lam Yahtalim Qotthu Thoha... ( ....لم يحتلم قط طه )

































*Qoshidah Lam Yahtalim Qotthu Thoha...* *(....لم يحتلم قط طه )*

=================
*الشمائل المحمدية الشريفة*
=================

*لَمْ يَحْتَلِمْ قَطُّ طٰـهَ مُطْـلَقًا أَبَدًا*

*وَمَا تَثـَائَبَ أَصْـلاً فِىْ مَدَى الزَّمَنِ*

*Rosululloh Shollallohu Alaihi Wa Sallam Selamanya tidak pernah mimpi jima' (bersetubuh), baik sebelum menjadi Nabi atau setelahnya*. 

*Beliau sama sekali tidak pernah menguap sepanjang masa.*

*مِنْهُ الدَّوَابُ فَـلَمْ تَهْرَبْ وَمَـا وَقَعَتْ*

*ذُبَابَةٌ أَبَـدًا فِى جِسْمِـهِ الْحَسَنِ*

*Tidak ada satupun binatang yang melarikan diri (liar) dari beliau.*

*Tidak pernah ada lalat hinggap di tubuh beliau yang bagus/ mulia.*

*بِخَلْـفِهِ كَأَمَـامٍ رُؤْيَةٌ ثَـــبَتَتْ*

*وَلَا يُرٰى أَثْـرُ بَوْلٍ مِـنْهُ فِيْ عَلَنِ*

*Beliau bisa mengetahui sesuatu yang ada di belakangnya, seperti beliau melihat sesuatu itu benar-benar ada di hadapannya.*

*Bekas air kencing beliau tidak pernah dilihat di permukaan bumi.*

*وَقَلْبُهُ لَمْ يَنَـمْ وَالْعَيْنُ قَدْ نَعَسَتْ*

*وَلَايَرٰى ظِـلَّهُ فِى الشَّمْسِ ذُوْ فَـطِنِ*

*Hati beliau tidak pernah tidur, walaupun mata beliau mengantuk.*

*Bayangan beliau tidak pernah dapat dilihat oleh orang cerdas ketika beliau kena sinar matahari.*

*كَـتْفَاهُ قَدْ عَلَـتَا قَوْمًا إِذَا جَلَسُوْا*

*عِنْـدَ الْوِلَادَةِ صِـفْ يَا ذَا بِمُخْتَتَنِ*

*Dua pundak beliau selalu terlihat lebih tinggi dari pundak oran-orang yang duduk bersama beliau.*

 *Ceritakanlah sifat beliau bahwa beliau telah dikhitan semenjak dilahirkan.*

*هَذِه الْخَصَائِصَ فَاحْفَظْهَا تَكُنْ أٰمِنًا*

*مِنْ شَرِّ نَـارٍ وَسُرَّاقٍ وَمِـنْ مِحَنِ*

*Ini semua merupakan keistimewaan beliau, hendaknya engkau hafalkan bait tersebut, niscaya engkau mendapat perlindungan dari bahaya kebakaran, pencurian dan mushibah*.


*Penjelasan:*
===========
Bait di atas banyak dikutip oleh para ulama' dalam kitab-kitab mereka, di antaranya dicatat oleh al-Musnid Sayyid Aidrus Bin Umar al-Habasyi (wafat tahun 1314 Hijriyah) dalam kitab Iqd al-Yawaqit al-Jauhariyyah Wa simth al-Ain al-Dzahabiyyah jilid kedua halaman 53, dan Sayyid Ulama Hijaz (pemimpin ulama kota hijaz) Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantaniy Al-Jawy dalam kitab Maraqi al-Ubudiyyah Syarh Bidayah al-Hidayah halaman 2, dan di kitab-kitab lainnya. =================

Di sebagian kitab, *syamailul Muhammadiyah* disebutkan dengan *perbedaan redaksi*:


*خُـص نـبـيـٌّنا بعـشـر خـصـال * لم يحـتلم قـط وليـس لــه ظـلال*
*والأرض مـا يـخـرج مـنه تـبتلع * كـذلك الذبـاب عــنه مـمتـنع*
*تنـام عينـاه وقــلبـه لا ينـــام  * *يرى مـن خلفه كـما يرى من أمام*
*لـم يـتـثـاءب قـط وهي السابعة  * *ولــد مـخـتـونا لـها تـابـعـة*
*تعرفه الـدواب حـيـن يـركـب  *  *تأتي إليـه سـريـعـة لا تـهـرب*
*يـعـلـو جـلوسـه جلوس الجلسـاء* *  *صـلـى* *عـليـه الله* *صبحـا ومسـاء*


Bait-bait tersebut menceritakan *10 (sepuluh) bagian dari keistimewaan yang diberikan oleh Alloh Ta'ala  kepada Rosululloh* shollallohu Alaihi Wa sallam, yaitu:

*1. Tidak pernah ihtilam (mimpi jima')*;
*2. Tidak pernah angob (menguap);*
*3. Binatang tidak pernah menjadi liar baik yang beliau jadikan kendaraan atau binatang lainnya;*
*4.  Tubuh beliau tidak pernah dihinggapi lalat;*
*5. Dapat melihat sesuatu yang ada di belakang beliau seperti melihat sesuatu yang ada di hadapannya;*
*6. Air seni beliau tidak pernah dapat dilihat bekasnya di permukaan bumi;*
*7.  Hati beliau tidak pernah tidur walaupun beliau mengalami ngantuk;*
*8.  Bayangan beliau tidak pernah terlihat ketika matahari menyinari tubuh beliau;*
*9. Dua bahu beliau terlihat lebih tinggi dari bahu orang-orang yang sedang duduk bersama beliau;*
*10. Beliau sudah dalam keadaan dikhitan ketika beliau dilahirkan*.
=================

Segala macam puji bagi Alloh yang telah memberikan kekuatan kepada kita untuk mengikuti sunnah Rosululloh Shollallahu alaihi wa sallam dan menjauhi larangan-Nya Shollallahu alaihi wa sallam  serta memiliki perhatian besar dalam mengkaji hikmah dari sifat dan keutamaan yang Alloh berikan kepada beliau.

============
*Keutamaannya:*
============
Siapa saja yang menghafal bait-bait syama'il Muhammadiyyah di atas, maka dengan idzin Alloh ia akan mendapat perlindungan dari bahaya kebakaran, pencurian dan mushibah.

10 MACAM SHOLAWAT & SYA'IR KHUSUSHIYYAH NABI SAW, BARANG SIAPA YANG MEMBACANYA DALAM RUMAH, INSYA ALLOH RUMAHNYA AMAN TIDAK AKAN TERBAKAR, TIDAK KEMALINGAN BIIDZNILLAAH

10 MACAM SHOLAWAT & SYA'IR KHUSUSHIYYAH NABI SAW, BARANG SIAPA YANG MEMBACANYA DALAM RUMAH, INSYA ALLOH RUMAHNYA AMAN TIDAK AKAN TERBAKAR, TIDAK KEMALINGAN BIIDZNILLAAH

عشر صلوات على الحبيب من قرأها في بيت لم يحرق أو وضعها في بيت لم يسرق

(فائدة) هذه عشر صلوات من قرأها في بيت لم يحرق أو وضعها في بيت لم يسرق ومن طرحها في النار خمدت وهي هذه :

←اللَّهمَّ صلِّ على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد الذي ما وقع ظله على الأرض قط ،
اللَّهمَّ صلِّ على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد الذي ما ظهر بوله على الأرض قط ، اللَّهمَّ صلِّ على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد الذي لم يقع الذباب قط اللَّهمَّ صلِّ على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد الذي لم يحتلم قط ، اللَّهمَّ صلِّ على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد الذي لم يتثاءب قط , اللَّهمَّ صلِّ على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد الذي لم تهرب منه دابة قط ، اللَّهمَّ صلِّ على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد الذي ولد مختونا ، اللهم صلِّ على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد الذي تنام عيناه ولا ينام قلبه ، اللَّهمَّ صلِّ على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد الذي ينظر من وراءه كما ينظر من أمامه ، اللَّهمَّ صلِّ على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد الذي إذا جلس مع قوم كانت أكتافه أعلى منهم والحمد لله على الدوام سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين . في كل لحظة أبداً عدد خلق الله ورضى نفسه وزنة عرشه ومداد كلماته
.نظم بعضهم الخصائص السابقة

 فقال رحمه الله:
١. ←لَمْ يَحْتَلِمْ قَطُّ طٰهَ مُطْلَقًا أَبَدًا ...
 وَمَا تَثَائَبَ أَصْلاً فِيْ مَدَى الزَّمَنِ

٢. ← مِنْهُ الدَّوَابُّ فَلَمْ تَهْرَبْ وَمَا وَقَعَتْ ...
 ذُبَابَةٌ أَبَدًا فِيْ جِسْمِهِ الْحَسَنِ

 ٣. ← بِخَلْفِهِ كَأَمَامٍ رُؤْيَةٌ ثَبَتَتْ ...
 وَلاَ يُرَى إِثْرُ بَوْلٍ مِنْهُ فِيْ عَلَنِ

٤. ← وَقَلْبُهُ لَمْ يَنَمْ وَالْعَيْنُ قَدْ نَعَسَتْ ...
 وَلاَ يُرَى ظِلُّهُ فِيْ الشَّمْسِ ذُوْ فَطَنِ

٥. ←كِتْفَاهُ قَدْ عَلَتَا قَوْمًا إِذَا جَلَسُوْا ...
 عِنْدَ الْوِلاَدَةِ صِفْ يَا ذَا بِمُخْتَتِنِ

٦. ←هَذِي الْخَصَائِصَ فَاحْفَظْهَا تَكُنْ آمِنًا ...
 مِنْ شَرِّ نَارٍ وَسُرَّاقٍ وَمِنْ مِحَن

Keterangan Arti dari Syi’ir :

لَمْ يَحْـــــتَلِـــــــــــــمْ قَــطُّ طٰـــــهَ مُطْـلَــــــــــقًا أَبَــــــــــدًا
 sampai
مِنْ شَــــــرِّ نَــــــارٍ وَسُـــــرَّاقٍ وَمِـنْ مِحَــــنِ

1. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tidak pernah mimpi jima' (bersetubuh) baik sebelum jadi Nabi atau setelahnya. Beliau sama sekali tidak pernah menguap sepanjang masa.

2. Tidak ada satupun binatang yang melarikan diri (liar) dari beliau. Tidak pernah ada lalat hinggap di tubuh beliau yang mulia.

3. Beliau bisa mengetahui sesuatu yang ada di belakangnya, seperti beliau melihat sesuatu itu benar-benar ada di hadapannya. bekas air kencing beliau tidak pernah di lihat dipermukaan bumi.

4. Hati beliau tidak pernah tidur, walaupun mata beliau mengantuk. Bayangan beliau tidak pernah dapat dilihat oleh orang cerdas ketika beliau kena sinar matahari.

5. Dua pundak beliau selalu terlihat lebih tinggi dari pundak orang-orang yang duduk bersama beliau. Ceritakanlah sifat beliau bahwa beliau telah dikhitan semenjak dilahirkan

6. Ini semua merupakan keistimewaan beliau, hendaknya engkau hafalkan bait tersebut, niscaya engkau mendapat perlindungan dari bahaya kebakaran, pencurian dan musibah.

Penjelasan: Bait di atas banyak dikutip oleh para ulama dalam kitab-kitab mereka, di antaranya dicatat oleh:

1. Al-Musnid Sayyid Aydrus Bin Umar al-Habsyiy (wafat tahun 1314 Hijriyah) dalam kitabIqd al-Yawaqit al-Jauhariyyah Wa simth al-Ain al-Dzahabiyyah, jilid kedua halaman 53, dan

2. As Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantaniy (wafat tahun 1314 Hijriyah) dalam kitab Maraqi al-Ubudiyyah Syarh Bidayah al-Hidayah halaman 2.

Selain dibaca juga bisa ditulis buat azimat tahshinun nafsi (penjagaan diri) disimpan di dompet atau disabuk, Semuanya atas seizin dan kehendak dari Allah SWT ...

ROSULULLAH SAW BERBICARA DENGAN SEEKOR LEBAH

"ROSULULLAH SAW BERBICARA DENGAN SEEKOR LEBAH"
==={=============
"Suatu saat Rasulullah SAW sedang duduk bersama Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA di kebun.

Di atas kepala mereka ada lebah yang berisik mengeluarkan suara khasnya..

Mendengarnya Rasul tersenyum & bertanya pada Sayyidina Ali :

“Wahai Ali, tahukah engkau apa yang dikatakan lebah ini?”

Sang Lebah berkata kepadaku :

“Wahai Rasulullah SAW, aku telah sisipkan sedikit madu untukmu. Aku ingin hari ini engkau menjadi tamuku. Perintahkan Ali untuk mengambil madu itu ditempatnya.”

“Wahai Ali, ambillah madu itu. Lebah ini ingin kita menjadi tamunya hari ini”

Kemudian Rasulullah bertanya pada lebah :

“Kau menghinggapi bermacam bunga, tapi mengapa madu yang kau hasilkan begitu manis dan berkhasiat”

Lebah itu menjawab :

“Ya Rasulullah, setiap kami mendekati bunga, Allah SWT mengilhamkan pada kami untuk bersholawat kepadamu. Dan kerana sholawat itu, terjadilah apa yg terjadi pada madu yang kami keluarkan.”

Subhanallah..!!!

Segala sesuatu yang berhubungan dengan Rasulullah SAW akan berubah menjadi indah.

Binatang saja merasakan keajaiban bersolawat kepada Nabi SAW.... Akankah umatnya tidak mendapat keajaiban di dunia? dengan sering bersholawat kepada Hadhrotur Rosul SAW..?

اللهم صل ۈسَلّمْ علے سيدنـا و حبيبنـا و شفيعنـا و قرة أعيننـا و مولانـا محمد وعلے آلـہ وصحبـہ وسلم

*Semoga bermanfaat... Aamiin

SHOLAWAT ASNAWIYYAH*

*SHOLAWAT ASNAWIYYAH*
=============
*صلوات اسنوية*
=============
يَارَبِّ صَلِ عَلىَ الرَّسُوْ * لِ مُحَــمَّدٍ سِــرِّ العُلا وَاْلاَنْبِيـَـاءْ وَالْمُــرْسَلِيْ * نَ الْغُــرِّ خَتْمًـــا اَوَّلاَ يــَـارَبِّ نَوِّرْ قَلْبَنـَــــــا * ِبنُــوْرِ قُرْأَنٍ جَـــــــلاَ
وَافْتَحْ لَنـَــــا بِدَرْسٍ اَوْ * قِـــــَراءَةٍ تُرَتـَّـــــــلا
َ وَارْزُقْ بِفَهْـمِ اْلأنْبِيـَــا * لَنـَـــــا وَأَيَّ مَنْ تـَـلاَ
ثَبـِّــتْ بِهِ إيْمَــــــــانَــناَ * دُنْيــَـا وَاُخْرَى كاَمِـلاَ
أمَـنْ أمَـنْ أمَـنْ أمَــــنْ * أمَـنْ أمَـنْ أمَـنْ أمَـنْ
أمـَنْ أمَـنْ أمَـنْ أمَــــنْ * بِـانْدُنْسِـيــَارَايـَا أمَـن
ْ أمِيــنْ أمِينْ أمِينْ أمِينْ * أمِينْ أمِينْ أمِينْ أمِينْ أمِيــن
ْ أمِينْ أمِينْ أمِينْ * يَارَبِّ رَبَّ اْلعـَـالَمِينْ
أمِيــنْ أمِينْ أمِينْ أمِـيْ * نَ يَامُجِيْبَ السَّـائِلِيـنْ
===========
Sholawat Asnawiyah KH. Raden Asnawi Kudus
========
Ya Robbisholli 'ala Rasuu li Muhammadin sirril 'ulaa
Wal anbiyaa' wal mursaliin al ghurri khot man awwalaa
Ya Robbi nawwir qolbanaa binuri quraanin jala
Waftah lanaa bidarsin aw qiroatin turottalaa
Warzuq bifahmil anbiyaa lanaa wa ayya mantalaa
Tsabit bihi iimananaa dunya wa ukhron kamila
Aman aman aman aman Indonesia Raya Aman
Amin amin amin amin Yaa Robbi Robbal 'alamin
Amin amin amin amin wayaa mujiibasassailiin
 
*Terjemahan Indonesia Bebas Sholawat Asnawiyah:*
Wahai Tuhanku berilah sholawat kepada Rasul, Baginda Nabi Muhammad yang punya rahasia unggul Dan para Nabi dan Rasul, awal akhir mulya betul
Wahai Tuhanku berilah sinar pada hati kami
Dengan cahaya Al-Quran yang agung serta nan suci
Dan bukalah kami sebab baca Qur'an yang teliti
Dan berilah rizqi dengan kefahaman para Nabi untuk kami orang-orang yang membaca dan mengajiIman tetap sebab Nabi dunia akhirat terpuji

Aman aman aman aman
Amin amin amin amin Ya Tuhan, Tuhan semesta alam
Amin amin amin amin 

Rebo Wekasan Atau Hari Rabu Terakhir Di Bulan Shofar

Berbicara tentang bulan safar pasti ada pembahasan tentang rabu wekasan.
Rabu Wekasan (Jawa: Rebo Wekasan) adalah tradisi ritual yang dilaksanakan pada hari Rabu terakhir bulan Shafar, guna memohon perlindungan kepada Alloh subhanahu wa ta'alaa dari berbagai macam malapetaka yang akan terjadi pada hari tersebut. Tradisi ini sudah berlangsung secara turun-temurun di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, Madura, dll.

Bentuk ritual Rebo Wekasan meliputi empat hal : (1) shalat tolak bala’ (2) berdoa dengan doa-doa khusus (3) minum air jimat (4) selamatan, sedekah, silaturrahin, dan berbuat baik kepada sesama.

Asal-usul tradisi ini bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (w.1151 H) dalam kitab “Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid (biasa disebut: Mujarrobat ad-Dairobi). Anjuran serupa juga terdapat pada kitab: ”Al-Jawahir Al-Khams” karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar (w. th 970 H), Hasyiyah As-Sittin, dan sebagainya.

Dalam kitab-kitab tersebut disebutkan bahwa salah seorang Waliyulloh yang telah mencapai maqam kasyaf (kedudukan tinggi dan sulit dimengerti orang lain) mengatakan bahwa dalam setiap tahun pada Rabu terakhir Bulan Shafar, Alloh subhanahu wa ta'alaa menurunkan 320.000 (tiga ratus dua puluh ribu) macam bala’ dalam satu malam. Oleh karena itu, beliau menyarankan Umat Islam untuk shalat dan berdoa memohon agar dihindarkan dari bala’ tsb. Tata-caranya adalah shalat 4 Rakaat. Setiap rakaat membaca surat al Fatihah dan Surat Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq dan An-Nas 1 kali. Kemudian setelah salam membaca doa khusus yang dibaca sebanyak 3 kali. Waktunya dilakukan pada pagi hari (waktu Dhuha).

PANDANGAN ISLAM

Untuk menyikapi masalah ini, kita perlu meninjau dari berbagai sudut pandang.

Pertama, rekomendasi sebagian ulama sufi (waliyulloh) tersebut didasari pada ilham. Ilham adalah bisikan hati yang datangnya dari Alloh (semacam “inspirasi” bagi masyarakat umum). Menurut mayoritas ulama Ushul Fiqh, ilham tidak dapat menjadi dasar hukum. Ilham tidak bisa melahirkan hukum wajib, sunnah, makruh, mubah, atau harom.

Kedua, ilham yang diterima para ulama tersebut tidak dalam rangka menghukumi melainkan hanya informasi dari “alam ghoib”. Jadi, anjuran beliau-beliau tidak mengikat karena tidak berkaitan dengan hukum Syariat.

Ketiga, ilham yang diterima seorang wali tidak boleh diamalkan oleh orang lain (apalagi orang awam) sebelum dicocokkan dengan al-Qur’an dan Hadits. Jika sesuai dengan al-Qur’an dan Hadits, maka ilham tersebut dapat dipastikan kebenarannya. Jika bertentangan, maka ilham tersebut harus ditinggalkan.

Memang ada hadits dlo’if yang menerangkan tentang Rabu terakhir di Bulan Shafar, yaitu:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: آخِرُ أَرْبِعَاءَ فِي الشَّهْرِ يَوْمُ نَحْسٍ مُسْتَمِرٍّ. رواه وكيع في الغرر، وابن مردويه في التفسير، والخطيب البغدادي..

“Dari Ibn Abbas rodhiyallohu anhu bahwa Nabi Sholallohu alayhi wasallam bersabda: “Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari terjadinya naas yang terus-menerus.” HR. Waki’ dalam al-Ghurar, Ibn Mardawaih dalam at-Tafsir, dan al-Khathib al-Baghdadi. (dikutip dari Al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi, al-Jami’ al-Shaghir, juz 1, hal. 4, dan al-Hafizh Ahmad bin al-Shiddiq al-Ghumari, al-Mudawi li-‘Ilal al-Jami’ al-Shaghir wa Syarhai al-Munawi, juz 1, hal. 23).

Selain dlo’if, hadits ini juga tidak berkaitan dengan hukum (wajib, halal, harom, dll), melainkan hanya bersifat peringatan (at-targhib wat-tarhib).

HUKUM MEYAKINI

Hukum meyakini datangnya malapetaka di akhir Bulan Shafar, sudah dijelaskan oleh hadits shohih riwayat Imam Bukhori dan Muslim:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم: قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا صَفَرَ وَلَا هَامَةَ. رواه البخاري ومسلم.

“Dari Abu Hurairah bahwa Rosululloh sholallohu alayhi wasallam bersabda: “Tidak ada penyakit menular. Tidak ada kepercayaan datangnya malapetaka di bulan Shafar. Tidak ada kepercayaan bahwa orang mati itu rohnya menjadi burung yang terbang.” (HR.Bukhori dan Muslim).

Menurut al-Hafizh Ibn Rajab al-Hanbali, hadits ini merupakan respon Rosululloh terhadap tradisi yang brekembang di masa Jahiliyah. Ibnu Rajab menulis: “Maksud hadits di atas, orang-orang Jahiliyah meyakini datangnya sial pada bulan Shafar. Maka Rosululloh membatalkan hal tersebut. Pendapat ini disampaikan oleh Abu Dawud dari Muhammad bin Rosyid al-Makhuli dari orang yang mendengarnya. Barangkali pendapat ini yang paling benar. Banyak orang awam yang meyakini datangnya sial pada bulan Shafar, dan terkadang melarang bepergian pada bulan itu. Meyakini datangnya sial pada bulan Shafar termasuk jenis thiyarah (meyakini pertanda buruk) yang dilarang.” (Lathaif al-Ma’arif, hal. 148).

Hadis ini secara implisit juga menegaskan bahwa Bulan Shafar sama seperti bulan-bulan lainnya. Bulan tidak memiliki kehendak sendiri. Ia berjalan sesuai dengan kehendak Alloh subhanahu wa ta'alaa.

Muktamar NU ke-3 juga pernah menjawab tentang hukum berkeyakinan terhadap hari naas, misalnya hari ketiga atau hari keempat pada tiap-tiap bulan. Para Muktamirin mengutip pendapat Ibnu Hajar al-Haitami dalam Al-Fatawa al-Haditsiyah sbb: “Barangsiapa bertanya tentang hari sial dan sebagainya untuk diikuti, bukan untuk ditinggalkan dan memilih apa yang harus dikerjakan serta mengetahui keburukannya, semua itu merupakan perilaku orang Yahudi dan bukan petunjuk orang Islam yang bertawakal kepada Sang Maha Pencipta. Apa yang dikutip tentang hari-hari naas dari sahabat Ali karomallohu wajhahu adalah batil dan dusta serta tidak ada dasarnya sama sekali, maka berhati-hatilah dari semua itu”. (Ahkamul Fuqaha’, 2010: 54).

HUKUM SHOLAT

Sholat Rebo Wekasan (sebagaimana anjuran sebagian ulama di atas), jika niatnya adalah sholat Rebo Wekasan secara khusus, maka hukumnya tidak boleh, karena Syariat Islam tidak pernah mengenal shalat bernama “Rebo Wekasan”. Tapi jika niatnya adalah sholat sunnah mutlaq atau sholat hajat, maka hukumnya boleh-boleh saja. Shalat sunnah mutlaq adalah sholat yang tidak dibatasi waktu, tidak dibatasi sebab, dan bilangannya tidak terbatas. Sholat hajat adalah sholat yang dilaksanakan saat kita memiliki keinginan (hajat) tertentu, termasuk hajat li daf’il makhuf (menolak hal-hal yang dikhawatirkan).

Syeikh Abdul Hamid Muhammad Ali Qudus (imam masjidil harom) dalam kitab Kanzun Najah Was Surur halaman 33 menulis: “Syeikh Zainuddin murid Imam Ibnu Hajar Al-Makki berkata dalam kitab “Irsyadul Ibad”, demikian juga para ulama madzhab lain, mengatakan: Termasuk bid’ah tercela yang pelakunya dianggap berdosa dan penguasa wajib melarang pelakunya, yaitu Sholat Rogho’ib 12 rakaat yang dilaksanakan antara Maghrib dan Isya’ pada malam Jum’at pertama bulan Rajab…….. Kami (Syeikh Abdul Hamid) berpendapat : Sama dengan sholat tersebut (termasuk bid’ah tercela) yaitu Sholat Bulan Shafar. Seseorang yang akan sholat pada salah satu waktu tersebut, berniatlah melakukan sholat sunnat mutlaq secara sendiri-sendiri tanpa ada ketentuan bilangan, yakni tidak terkait dengan waktu, sebab, atau hitungan rakaat.”

Keputusan musyawarah NU Jawa Tengah tahun 1978 di Magelang juga menegaskan bahwa sholat khusus Rebo Wekasan hukumnya harom, kecuali jika diniati sholat sunnah muthlaqoh atau niat sholat hajat. Kemudian Muktamar NU ke-25 di Surabaya (Tanggal 20-25 Desember 1971 M) juga melarang sholat yang tidak ada dasar hukumnya, kecuali diniati sholat mutlaq. (Tuhfah al-Muhtaj Juz VII, Hal 317).

HUKUM BERDOA

Berdoa untuk menolak-balak (malapetaka) pada hari Rabu Wekasan hukumnya boleh, tapi harus diniati berdoa memohon perlindungan dari malapetaka secara umum (tidak hanya malapetaka Rabu Wekasan saja). Al-Hafidz Zainuddin Ibn Rajab al-Hanbali menyatakan: “Meneliti sebab-sebab bencana seperti melihat perbintangan dan semacamnya merupakan thiyaroh yang terlarang. Karena orang-orang yang meneliti biasanya tidak menyibukkan diri dengan amal-amal baik sebagai penolak balak, melainkan justru memerintahkan agar tidak keluar rumah dan tidak bekerja. Padahal itu jelas tidak mencegah terjadinya keputusan dan ketentuan Allah. Ada lagi yang menyibukkan diri dengan perbuatan maksiat, padahal itu dapat mendorong terjadinya malapetaka. Syari’at mengajarkan agar (kita) tidak perlu meneliti melainkan menyibukkan diri dengan amal-amal yang dapat menolak balak, seperti berdoa, berzikir, bersedekah, dan bertawakal kepada Allah Swt serta beriman pada qadla’ dan qadar-Nya.” (Ibn Rajab, Lathaif al-Ma’arif, hal. 143).

HUKUM MENYEBARKAN

Hadratus Syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari pernah menjawab pertanyaan tentang Rebo Wekasan dan beliau menyatakan bahwa semua itu tidak ada dasarnya dalam Islam (ghoiru masyru’). Umat Islam juga dilarang menyebarkan atau mengajak orang lain untuk mengerjakannya. Berikut naskah lengkap dari beliau:

بسم الله الرحمن الرحيم وبه نستعين على أمور الدنيا والدين وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.

أورا وناع فيتوا أجاء – أجاء لن علاكوني صلاة ربو وكاسان لن صلاة هدية كاع كاسبوت إع سؤال، كرنا صلاة لورو إيكو ماهو دودو صلاة مشروعة في الشرع لن أورا أنا أصلي في الشرع. والدليل على ذلك خلو الكتب المعتمدة عن ذكرها، كيا كتاب تقريب، المنهاج القويم، فتح المعين، التحرير لن سأ فندوكور كيا كتاب النهاية، المهذب لن إحياء علوم الدين. كابيه ماهو أورا أنا كع نوتور صلاة كع كاسبوت.

ومن المعلوم أنه لو كان لها أصل لبادروا إلى ذكرها وذكر فضلها، والعادة تحيل أن يكون مثل هذه السنة وتغيب عن هؤلاء وهم أعلم الدين وقدوة المؤمنين. لن أورا وناع أويه فيتوا أتوا عافيك حكوم ساكا كتاب مجربات لن كتاب نزهة المجالس. كتراعان سكع كتاب حواشى الأشباه والنظائر للإمام الحمدي قال: ولا يجوز الإفتاء من الكتب الغير المعتبرة، لن كتراعان سكع كتاب تذكرة الموضوعات للملا على القاري: لا يجوز نقل الأحاديث النبوية والمسائل الفقهية والتفاسير القرآنية إلا من الكتب المداولة (المشهورة) لعدم الإعتماد على غيرها من ودع الزنادقة والحاد الملاحدة بخلاف الكتب المحفوظة انتهى. لن كتراعان سكع كتاب تنقيح الفتوى الحميدية: ولا يحل الإفتاء من الكتب الغريبة. وقد عرفت أن نقل المجربات الديربية وحاشية الستين لاستحباب هذه الصلاة المذكورة يخالف كتب الفروع الفقهية فلا يصح ولا يجوز الإفتاء بها. لن ماليه حديث كع كاسبات وونتن كتاب حاشية الستين فونيكا حديث موضوع. كتراعان سكع كتاب القسطلاني على البخاري: ويسمى المختلف الموضوع ويحرم روايته مع العلم به مبينا والعمل به مطلقا. انتهى…. …… إلى أن قال: وَلَيْسَ لِأَحَدٍ أَنْ يَسْتَدِلَّ بِمَا صَحَّ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: الصَّلاَةُ خَيْرُ مَوْضُوْعٍ، فَمَنْ شَاءَ فَلْيَسْتَكْثِرْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَسْتَقْلِلْ، فَإِنَّ ذَلِكَ مُخْتَصٌّ بِصَلاَةٍ مَشْرُوْعَةٍ. سكيرا أورا بيصا تتف كسنتاني صلاة هديه كلوان دليل حديث موضوع، مك أورا بيصا تتف كسنتاني صلاة ربو وكاسان كلوان داووهي ستعاهي علماء العارفين، مالاه بيصا حرام، سبب إيكي بيصا تلبس بعبادة فاسدة. والله سبحانه وتعالى أعلم. (هذا جواب الفقير إليه تعالى محمد هاشم أشعري جومباع).

KESIMPULAN

Tradisi Rebo Wekasan memang bukan bagian dari Syariat Islam, akan tetapi merupakan tradisi yang positif karena (1) menganjurkan shalat dan doa (2) menganjurkan banyak bersedekah (3) menghormati para wali yang mukasyafah (QS. Yunus : 62). Karena itu, hukum ibadahnya sangat bergantung pada tujuan dan teknis pelaksanaan. Jika niat dan pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan syariat, maka hukumnya boleh. Tapi bila terjadi penyimpangan (baik dalam keyakinan maupun caranya), maka hukumya harom.

Bagi yang meyakini silahkan mengerjakan tapi harus sesuai aturan syariat dan tidak perlu mengajak siapapun. Bagi yang tidak meyakini tidak perlu mencela atau mencaci-maki.

Mengenai indikasi adanya kesialan pada akhir bulan Shafar, seperti peristiwa angin topan yang memusnahkan Kaum ‘Aad (QS. Al-Qamar: 18-20), maka itu hanya satu peristiwa saja dan tidak terjadi terus-menerus. Karena banyak peristiwa baik yang juga terjadi pada Rabu terakhir Bulan Shafar, seperti penemuan air Zamzam di Masjidil Harom, penemuan sumber air oleh Sunan Giri di Gresik, dll.

Kemudian, betapa banyak orang yang selamat (tidak tertimpa musibah) pada Hari Rabu terakhir bulan Shafar, meskipun mereka tidak sholat Rebo Wekasan. Sebaliknya, betapa banyak musibah yang justru terjadi pada hari Kamis, Jum’at, Sabtu, dll (selain Rabu Wekasan) dan juga pada bulan-bulan selain Bulan Shafar. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya musibah atau malapetaka adalah urusan Alloh, yang tentu saja berkorelasi dengan sebab-sebab yang dibuat oleh manusia itu sendiri.

Mengenai cuaca ekstrim yang terjadi di bulan ini (Shafar/Desember 2012-Januari 2013), maka itu adalah siklus tahunan. Itu adalah fenomena alam yang bersifat alamiah (Sunnatulloh) dan terjadi setiap tahun selama satu bulanan (bukan hanya terjadi pada Hari Rabu Wekasan saja). Intinya, sebuah hari bernama “Rebo Wekasan” tidak akan mampu membuat bencana apapun tanpa seizin Alloh azza wa jalla.

Wallohu a'lamu bisshowwab

Do'a Al-Quthub Al-Habib Syeikh bin Ahmad bin Abdulloh Bafaqih Botoputih Surabaya

*دعاء الحبيب شيخ بن أحمد بن عبد الله بافقيه*
*Do'a Al-Quthub Al-Habib Syeikh bin Ahmad bin Abdulloh Bafaqih Botoputih Surabaya:*
(dibaca kapan saja dimana saja, untuk hajat apa saja, terutama untuk mahabbah umum maupun khusus, dan dibaca pula untuk menghadapi orang yang ia takuti atau yang ia butuhkan pertolongannya), 
*بسم الله الرحمن الرحيم*
*بِسْمِ اللهِ طَرِيْقِيِ، اَلرَّحْمنُ رَفِيْقِيْ، اَلرَّحِيْمُ يَحْرُسُنِيْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يَلْمِسُنِيْ، آيَةُ الْكُرْسِيْ تُرْسِيْ، سَيْفِيْ حَسْبِيَ اللهُ, تَحَصَّنْتُ بِيَس، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، فَعْشَيْلُ شُلُوْخِيَا أَشْلِخُوْطَا شَلْخُوْطَا، وَخَشَعَتِ اْلأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَنِ فَلاَ تَسْمَعُ إِلاَّ هَمْسًا، ياَ طَيْطَوَالُ، اُحْجُبْ عَنِّيْ شَرَّ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ بِحُرْمَةِ مَنْ يَقُوْلُ لِلشَّيْءِ كُنْ فَيَكُوْن،ُ بِسِرِّ سِرِّكَ الْمَصُوْنِ، وَعِلْمِكَ الْمَكْنُوْنِ، وَمَا فِي حُكْمِكَ الْمَخْزُوْنِ عَنِ الْعُيُوْنِ، )سَخِّرْ لِيْ قُلُوْبَ مَنْ رَآنِيْ( / (سَخِّرْ لِيْ قَلْبَ فُلاَنَةٍ بِنْتِ فُلاَنَةٍ / فُلاَنٍ بْنِ فُلاَنَةٍ) عَلَى مَحَبَّتِيْ وَمَوَدَّتِيْ وَعَوَاطِفِيْ وطَاعَتِيْ وَكُلَّ حَاجَتِيْ، يَا مَنْ لاَ يُعْجِزُهُ شَيْءٌ سَخِّرْ لِيْ كُلَّ شَيْءٍ، أَقْسَمْتُ عَلَيْكُمْ بِمَا دَعَا اللهُ بِهِ عَلَى السَّمَوَاتِ وَاْلأَرَضِيْنَ فَقَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِيْنَ، وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَوْ تَعْلَمُوْنَ عَظِيْمٌ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.*
Artinya: Dengan nama Allah (Bismillaah) adalah jalanku, ArRohman (Yang Maha Penyayang) adalah selalu menyertaiku, Ar-Rochiim selalu menjagaku dari segala sesuatu yang menyentuhku / menggangguku, Ayatul Kursiy adalah tameng / perisaiku, pedangku adalah hasbiyallooh (cukuplah Allah bagiku), aku memohon perlindungan dengan berkat surat Yaa Siin, aku bertawakkal kepada Allah, Wahai Fa’Syail, Syuluukhiyaa, Asylikhuutho, Syalkhuuthoo , dan tenanglah segala suara dihadapan Allah maka engkau tak akan mendengar kecuali suara-suara sangat halus, wahai Yang Maha Berkuasa, lindungilah aku dari kejelekan jin dan manusia, dengan kehormatan Engkau Yang Berkata: Kun! (jadilah!), maka jadi, dengan rahasia dari segala rahasia-Mu, dan dengan berkat ilmu-Mu yang tersembunyi, dan dengan segala apa yang berada dalam kekuasan / hukum-Mu yang tersimpan rapi dari segala pandangan mata, tundukkanlah untukku (dengan berkat itu semua) [hati setiap orang yang melihatku] [hati fulanah binti fulanah / fulan binti fulan] agar cinta kepadaku, senang kepadaku dan kasihan kepadaku serta taat kepadaku, dan tundukkanlah untukku segala hajatku. Wahai Dzat Yang Tak seorang / sesuatupun dapat melemahkan-Nya / memayahkan-Nya, tundukkanlah untukku segala sesuatu. Aky bersumpah atas kalian dengan isim yang Allah gunakan untuk memanggil tujuh lapis langit dan bumi maka keduanya berkata: “Kami datang dengan taat.”. dan sungguh itu merupakan sebuah sumpah yang agung seandainya kalian mengetahui. Dan semoga salawat dan salam tetap Allah limpahkan atas junjungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabat beliau.
Keterangan: setelah membaca wirid ini diharapakan membacakan Al-Fatehah untuk penyusun wirid ini sebagai berikut:

اَلْفَاتِحَةَ إِلَى رُوْحِِ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ وَإِلَى أَرْوَاحِ إِخْوَانِهِ مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَ آلِهِمْ وَأَصْحَابِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ أَجْمَعِيْنَ وَجَمِيْعِ اْلأَوْلِيَاءِ وَالْعُلَمَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ أَيْنَمَا كَانُوْا وَحَلَّتْ أَرْوَاحُهُمْ مِنْ مَشَارِقِ اْلأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا خُصُوْصًا إِلَى أَرْوَاحِ مَشَائِخِنَا فِي الدِّيْنِ ثُمَّ خُصُوْصًا إِلَى رُوْحِ صَاحِبِ الْمَقَامِ الْحَبِيْبِ شَيْخِ بْنِ أَحْمَدَ بَافَقِيْه وَأخِيْهِ الْحَبِيْبِ مُحَمَّدٍ بْنِ أَحْمَدَ بَافَقِيْه وَأُصُوْلِهِمَا وَفُرُوْعِهِمْ وَإِلَى أَرْوَاحِ أَمْوَاتِنَا خَاصَّةً وَأَمْوَاتِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً أَنَّ اللهَ يُعْلِيْ دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ وَيُعِيْدُ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِهِمْ وَأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ وَنَفَحَاتِهِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ بِسِرِّ أَسْرَارِ الْفاَتِحَةِ.

Sumber:
https://ahlulbaitrasulullah.blogspot.co.id

AL-QUTHUB AL-HABIB SYEIKH BIN AHMAD BAFAQIH BOTOPUTIH SURABAYA:*

*AL-QUTHUB AL-HABIB SYEIKH BIN AHMAD BAFAQIH BOTOPUTIH SURABAYA:*
AL-FATIHAH...
============
Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih
Kelahiran
Habib Syekh dilahirkan di kota Syihr pada tahun 1212 H anak dari Habib Ahmad Bafaqih dan silsilahnya sampai kepada Nabi Muhammad Rasululloh SAW
Dakwah
Setelah beberapa lama memperdalam pengetahuannya disana-sini, pada tahun 1250 H, Habib Syekh mulai berani mengambil langkah dakwah menyebarkan ilmunya. Ia sempat menjelajahi beberapa kota di Nusantara, sebelum akhirnya memutuskan berlabuh dikota Surabaya.
Di Surabaya inilah, mulai memancarkan cahaya pengetahuannya. Ia mengajarkan ilmu-ilmunya kepada para penuntut ilmu sekitar. Mulai dari Fiqih, Tauhid, Tasawuf dan lainnya. Hingga akhirnya, ditengah hingar bingar dakwahnya itu, ia diangkat oleh Allah SWT menjadi salah satu walinya. Semenjak itu pula, ia sering terhanyut alam Rabbaniyah, dan karamah-karamah ynag luar biasa senantiasa mengisi kesehariannya.
Sebagaimana seorang sufi, Habib Syekh Bafaqih memiliki kepekaan yang tinggi akan syair-syair sufistik. Ia begitu mudah terbawa terbang oleh syair-syair gubahan para tokoh sufi. Apalagi bila menyenandungkan syair itu adalah adiknya sendiri, Sayid Muhammad Bafaqih yang bersuara emas, bisa-bisa ia mabuk kepayang semalaman.
Dakwah Habib Syekh ditanah jawa amatlah sukses. Ia berhasil mengislamkan banyak orang. Selain itu, ia juga berhasil mencetak beberapa ulama. Walhasil, ilmunya benar-benar menyinari belantara jawa yang masih awan kala itu.
Karomah dan Keutamaan
Pada suatu ketika tibalah Habib Syekh di kediaman salah satu pecintanya. Ini bukan kunjungan biasa, akan tetapi kunjungan sarat hikmah. Pasalnya, begitu ketemu shahibul bait, Sang Wali menggelontorkan permintaan yang agak ganjil.”Aku menginginkan dua lembar permadani ini.” titahnya.
Sang pecinta terkesiap. Bagaimana tidak, yang diminta junjungannya itu adalah permadani buatan Eropa yang super mahal. Barang itu baru saja dibelinya. Ia amat menyayangi permadani itu hingga ditempatkannya di tempat khusus.
“Bagini saja. Anda boleh minta apa saja, asal jangan permadani ini.” Pinta si pecinta. “Tidak. Aku tidak menginginkan lainnya.” Sang Wali bergeming. Negosiasi alot. Dan akhirnya hati pecinta setengah mencair. ”Baiklah, kalau begitu Anda boleh mengambil satu lembar saja.”
Setelah mendapatkan permintaannya itu, Sang Wali segera beranjak. Sang pecinta adalah seorang saudagar kaya raya. Sewaktu disambangi Sang Wali, Dua armada kapal dagangannya tengah berlayar di lautan dengan membawa muatan yang banyak. Sayang nahas mendera, dua armadanya itu koyak akibat terjangan gelombang. Salah satunya terhempas lalu tenggelam. Sementara satunya lagi selamat dan berhasil mendarat.
Hati saudagar sedikit lega. Syukur, tidak kedua-duanya tenggelam. Ia memeriksa kapalnya yang selamat itu dengan seksama. Dan, terpampanglah pemandangan ajaib dihadapannya. Ya, selembar permadani yang dihadiahkan kepada Sang Wali telah menambal rapat-rapat bagian yang koyak pada perahunya. Ia terpekur, menyesali perlakuannya pada Sang Wali. “Mengapa tidak kuberikan kedua-duanya saja waktu itu.” gerutu hatinya.
Kisah masyhur diatas dihikayatkan oleh Habib Abdul Bari bin Syekh Al-Aydrus,dan dicantumkan dalam manuskrip Tajul A’ras, torehan pena Habib Ali bin Husein Al-Attas.
Suatu malam, Habib Abdullah Al-Haddad, seoarang wali yang dulu dikenal royal menjamu tamu, menyuruh seorang sayid bernama Abdullah bin Umar Al-Hinduan berziarah kepusara Habib Syekh Bafaqih. “Hai Abdullah, pergilah kamu kepusara Habib Syekh sekarang, dan katakan pada beliau,” Abdullah Al-Haddad saat ini butuh uang dua ribu rupiah. Tolong, Berilah ia uang besok !” perintahnya.
Sayid Abdullah segera berangkat. Sesampainya dipusara Habib Syekh, ia membaca ayat-ayat suci dan doa-doa. Kemudian ia membisikkan ke makam kalimat yang dipesankan Habib Abdullah.
Selang dua hari kemudian, Sayid Abdullah berjumpa lagi dengan Habib Abdullah. Wali yang sangat dermawan itu nampak berbunga-bunga. ”Lihat uang ini. Aku terima dari Habib Syekh .” Selorohnya sembari menunjukkan segepok uang pada Abdullah Al Haddad Maklum, dua ribu rupiah uang dulu, sama nilainya dengan dua belas juta ripiah uang sekarang.
Sang Wali yang berkaromah luar biasa itu, tidak lain tidak bukan, adalah Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih, ulama besar yang pusarannya ada didaerah Boto Putih, Surabaya. Dekat masjid Sunan Ampel. Karena itu, masyarakat lebih mengenal beliau sebagai Habib Syekh Boto Putih.
Di masanya, keulamaaan Habib Syekh sulit tertandingi. Pengetahuannya dalam Fiqih, Lughah, Tauhid dan lainnya sangat dalam. Sehingga sewaktu tinggal di Surabaya, beliau menjadi oase yang mengobati dahaga orang-orang yang haus ilmu di ranah Jawa.
Pencapaian luar biasa itu tidaklah didapatkan Habib Syekh dengan mudah dan gampang. Sebab ilmu takkan pernah ditumpahkan dari langit begitu saja. Sejak usia belia, beliau sudah bekerja keras menggali ilmu. Mula-mula ia mempelajari Al-Qur’an dan beberapa bidang pengetahuan syari’at dan tasawuf kepada ayahandanya sendiri, Habib Ahmad bin Abdullah Bafaqih. Kebetulan, Sang Ayah sendiri adalah ulama yang sudah kesohor ketinggian ilmunya.
Ia kemudian mengembangkan diri dengan belajar pada ulama-ulama yang ada di kotanya, Syihr. Pada fase ini, jiwa ilmuannya sedang mekar-mekarnya. Semakin lama hatinya semakin merasakan kehausan tak terkira untuk meneguk pengetahuan sehingga beliau dengan seizin ayahnya memutuskan berangkat ke Haramain unntuk menyelami telaga pengetahuan disana.
Selama di Mekah dan Madinah, beliau belajar kepada beberapa ulama besar, diantaranya adalah Syaikh Umar bin Abdul Karim bin Abdul Rasul At-‘Attar, Syaikh Muhammad Sholeh Ar-Rais Al-Zamzami, dan Al-Allamah Sayid Ahmad bin Alawi Jamalullail. Tak hanya sampai di situ. Ia pun menyempatkan diri tinggal di Mesir beberapa lama, untuk menimba pengetahuan dari guru-guru besar Universitas al-Azhar kala itu.
Wafatnya Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih
Beliau wafat pada tahun 1289 H di Surabaya. Diatas pusarannya dibangun kubah yang megah, sebagai perlambang kemegahan derajatnya. Sampai kini makamnya tak henti-hentinya diziarahi kaum muslimin, untuk bertawasul dengan mengharapkan barokah. Ya Allah, curahkan dan limpahkanlah keridhoan atasnya dan anugerahilah kami dengan rahasia-rahasia yang Engkau simpan padanya, Amin. Al-Fatihah...


Sumber:
http://bintang-sufi.blogspot.co.id/2009/03/habib-syekh-bin-ahmad-bafaqih-surabaya.html?m=1

BIOGRAFI KH. ABDUL MANNAN SYUKUR SINGOSARI MALANG:

BIOGRAFI KH. ABDUL MANNAN SYUKUR SINGOSARI MALANG: AL-FATIHAH...


Kiai Abdul Mannan Syukur atau yang biasa disapa dengan Romo Kiai Mannan adalah seorang ulama kharismatik yang lahir tanggal 24 April 1925 di Desa Kraden, Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. Kiai Abdul Mannan adalah putra dari pasangan KH. Abdul Syukur dan Nyai Hj. Mas‟adah. Pasangan suami istri ini mempunyai 7 orang anak dan Kiai Mannan adalah putra keenam. Kiai Mannan dibesarkan di dalam lingkungan keluarga yang religius, Kiai Mannan adalah satu dari 7 bersaudara itu yang hafal Al Quran. 


Kiai Mannan adalah salah satu ulama kharismatik yang merupakan pelopor pendidikan tafi di Malang. Kiai Mannan merintis dakwahnya di Malang mulai dari bawah dan benar-benar merasakan pahit manisnya berjuang menumbuhkan jiwa dan karakter Islami di lingkungannya. Dari faktor keturunan (genelaogis) ibu, Kiai Mannan adalah generasi ke 9 dari Ki Ageng Hasan Besari, seorang ulama di keturunan priyayi yang mendirikan pesantren di Tegal Sari, Ponorogo. Konon, pesantren ini yang menjadi cikal bakal lahirnya pesantren-pesantren di pulau Jawa. Sedangkan dari ayah, Kiai Mannan merupakan keturunan ke 11 dari Sunan Bayat, salah satu tokoh penyebar agama Islam pada masa kerajaan Demak. Adapun eyang dari sang ibu adalah seorang ahli Al Quran dan ahli sharaf yang kesepuluh putra putrinya menjadi Kiai dan memiliki pesantren.

Kiai Mannan mulai belajar agama di bawah asuhan sang Ibu. Institusi keluargalah yang mengajari Kiai Mannan mulai dari baca Al Quran, akidah dan muamalah. Mengikuti arahan dari orang tuanya, Kiai Mannan berangkat menuntut ilmu pada umur 11 tahun. Tempat pertama yang Kiai Mannan datangi untuk menuntut ilmu adalah di Beran Ngawi. Di sana Kiai Mannan berguru kepada KH. Abdul Mu‟thi yang masih ada hubungan kerabat dengan keluarga Kiai Mannan. Ketika nyantri di Ngawi, Kiai Mannan masih berusia 11 tahun. Di pesantren Kiai Abdul Mu‟thi ini, Kiai Mannan mempalajari ilmu-ilmu pesantren seperti ilmu fikih, nahwu dan lain-lain. Kiai Mannan juga menjalani sekolah formal mulai dari SR (sekolah Rakyat) hingga PGNU (Pendidikan Guru Nahdatul Ulama) pada tahun 1935-1943. 5

Setelah tamat pendidikan formal pada tahun 1944, Kiai Mannan berkeinginan untuk memperdalam ilmu agamanya, atas restu KH. Abdul Mu‟thi, Kiai Mannan berangkat nyantri ke Jombang, tepatnya ke Pondok Pesantren Tebu Ireng dan Pesantren Tambakberas. Pada saat nyantri di Jombang, Kiai Mannan menjadi aktivis pemuda Anshor dan Gerakan Pemuda Indonesia. Kiai Abdul Mannan muda juga sempat nyantri di ndalem Kiai KH. Abdul Fattah Tambakberas. Setelah 6 tahun nyantri di Jombang, Kiai Mannan meneruskan langkahnya ke Banyuwangi, tepatnya Pondok Pesantren Tugung Desa Sempu Kecamatan Stail Banyuwangi untuk nyantri kepada Kiai Abbas selama 2 tahun. Setelah itu Kiai Mannan sempat nyantri di Tulungagung,6 dan langsung melanjutkan langkah kakinya ke Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta yang pada waktu itu diasuh oleh KH. Abdul Qodir Munawwir dan Kiai Ali Maksum. Di sana Kiai Mannan mulai tekun menghafal Al Quran. Pada saat itu usia beliau sudah mencapai 27 tahun. Meskipun usia menentukan kualitas ingatan manusia, namun faktor ini dapat dikalahkah dengan usaha yang keras, seperti Abdul Mannan yang mampu menghafal Al Quran selama 20 bulan dengan rincian juz 1-27 selama 8 bulan dan 3 juz terakhir diselesaikan selama 1 tahun. Ketika beliau ditanya kuncinya cepat menghafal Al Quran, jawabannya adalah, “yo sregep nderes, tirakat lan tirakate seng temenan”. 7 Kiai Abdul Mannan, juga memperdalam ilmu Qiro‟ah sab‟ah dan tabarukkan kepada Kiai Arwani Amin dan Kiai Hisyam.

Kiai Abdul Mannan muda telah menghabiskan waktunya selama 4 tahun mulai dari tahun 1952-1956 untuk memperdalam ilmu Al Quran di Pesantren Al Munawwir. Kehidupan di pesantren Krapyak telah banyak mempengaruhi pola pemikiran Kiai Abdul Mannan.8 Pada masa mudanya, Kiai Mannan adalah sosok lelaki yang suka berpetualang, menjelajah dari pesantren satu ke pesantren lain untuk mengkaji kitab tertentu dan melanyahkan hafalan Qurannya. Kebiasaan itulah yang membuat kepribadian Abdul Mannan muda semakin stabil.

Kiai Abdul Mannan Syukur menikah pada umur 29 dengan wanita bernama Umi Hasanah, seorang afiah yang direkomendasikan oleh guru Kiai Abdul Mannan di Ngawi. Kiai Mannan mempunyai 5 orang anak. Sebagai orang tua, Kiai Mannan adalah tipe orang tua yang mendidik anak dengan pengarahan. Dalam kehidupan berorganisasi, Kiai Mannan aktif dalam Rois Syuriah NU MWC NU Singosari dan Rois Syuriah NU cabang Kabupaten Malang.

Kesehatan Kiai Mannan yang memburuk dimulai sejak wafatnya sang istri, ibu Nyai Hj. Ummi Hasanah pada hari Senin Legi, tanggal 18 Sya‟ban 1427/ 11 September 2006. Setelah sang istri wafat, penyakit ambeien yang diderita Kiai Mannan menjadi sering kambuh. Riwayat penyakit Kiai Mannan yang lain yaitu sakit gula darah (diabetes) memaksa Kiai Mannan untuk dirawat di Rumah Sakit Islam Malang. Namun Allah berkendak lain dalam menyikapi penyakit Kiai Mannan. Kiai Abdul Mannan Syukur wafat pada malam Sabtu Legi, 20 Shafar 1428 H/ 9 Maret 2007 sekitar pukul 22.10 WIB dalam usia 82 tahun. Jenazah Kiai Mannan dimakamkan di sebelah makam istrinya di samping mushalla putra kompleks Pondok Pesantren Al Quran Nurul Huda Singosari Malang.

Mbah KH.Nur Salim Dan Sejarah Pon.Pes.Daru Mafatihil Ulum Podokaton Pasuruan

Sejarah DMU

Pondok Pesantren DARUMAFATIHIL ULUM atau lebih simpelnya kita kenal denga sebutan DMU (baca; de-em-u) terletak di Dusun/Pedukuan Podokaton Desa Bayeman Kecamatan Gondangwetan dalam wilayah Kabupaten Pasuruan, berjarak + 20 KM arah tenggara dari kota Pasuruan, dengan luas 2 H Pondok pesantren Darumafatihil Ulum ini dalam sejarah perkembangannya mempunyai beberapa fase :
Fase merintis. Dimulai dengan pendiriannya yaitu pembabatan alas dan di bangunnya musolla dengan luas 6 x 8 M oleh KH Zainal Abidin pada tahun 1784 atau sekitar berumur 226 tahun dihitung sejak berdirinya Musolla. Dihitung dari KH. Zainal Abidin. Namun, Kalau dihitung dari Mbah Azkiya’ Kakek dari KH. Zainal Abidin Maka Pondok Pesantren Darumafatihil Ulum ini berumur lebih dari itu. Karena dalam sejarahnya Mbah Azkiya’ (Putu dari Mbah Sakaruddin Keboncandi termasuk Putra dari Mbah Soleh Semendi) ini yang pertama kali membabat alasan didaerah Podokaton 100 M dari Pondok Pesantren Tepatnya Kampung Kejeron dengan membangun Masjid yang sekarang bernama Masjid Azkiya’, Mbah Zainal Abidin Sebagai putu merupakan ahli waris dari Mbah Azkiya’, dan Mbah Zainal Abidin asal Dalemnya Juga di Kejeron Timur sendiri paling dekat dengan Jalan Raya Podokaton namun kerena Mbah Zainal Abidin Yang Umurnya waktu itu Masih Muda tapi kealimannya sudah tersohor kemasyarakat luas Mbah Zainal memilih untuk pindah konon beliau khawatir dikatakan hadang-hadang tamu, soalnya dibarat dalem beliau mayoritas para kiyai, akhirnya beliau pindah. Nah kalau kita hitung dari Mbah Azkiya’ Maka Umur Pondok Pesantren ini sekitar tiga ratus enam puluh (360) tahun dihitung sejak keberadaan santri (dengen prediksi umur Kiyai Suhadak dan Mbah Azkiya’. 

Mbah Zainal Abidin pertama kali Memulai penyalenggaraan pendidikan pondok pesantren Darumafatihil Ulum ini hanya bergerak dalam bidang pengajian Al-Quran dan sejumlah kitab-kitab klasik tentang tata cara beribadah serta akhlak dalam kehidupan sehari-sehari dengan jumlah santri 30 orang yang rata-rata berumur 35 tahun, maklum pada Zaman Penjajah waktu itu masih mines pendidikan dan harus sembunyi-sembunyi dari para penjajah.

fase pengembangan I dimulai dengan bergantinya pengasuh waktu itu, dari KH Zainal Abidin ke KH. Nizdhomuddin (anak tertua) Namun tidak lama KH Nizdhomuddin wafat dan di gantikan oleh adiknya yang baru datang mondok di Mekkah Al Mukarromah Yaitu Mbah KH Moh Nur salim.

Ketika kepemimpinan di pegang oleh Mbah KH Moh Nursalim pondok pesantren Dadrumafatihil Ulum ini mulai berbenah diri untuk mencari jati dirinya dari sini pula jumlah santri lambat laun mulai meningkat dan mulai membangun sebuah asrama pemukiman santri di selatan dan utara musolla yang terbuat dari bambu (gedhek) terdiri beberapa kamar dengan ukuran yang sempit lebar ± 1 M panjang ± 2 M konon agar santri tidak suka tidur, Memang dengan ukuran yang sekian santri akan sulit untuk tidur (harus Melungker). dan sekarang asrama gedhek tersebut hanya tinggal di utaranya musolla saja dan masih terawat dengan baik. asrama tersebut banyak sekali meninggalkan kenangan dari mbah Nur salim salah satunya adalah dauh beliau yang tinggal di kamar nomer dua dari timur akan menjadi kiayi, dawuh beliau kepada salah satu santri “nak ojok ngaleh ngaleh teko kamar iki lek pingin dadi kiai”(anak ku jangan pindah pindah dari kamar ini kalau kamu ingin jadi kiai) s dan ternyata memang terbukti bahwa santri yang pernah tinggal di kamar itu dizaman Mbah Nur Salim menjadi kiai ada juga kamar tinggalan Mbah Nur salim yang unik, dimana kalau santri menghafalkan di kamar itu akan cepat hafal dawuh mbah Nur pada santri nya “seng meneng kamar iki lek apalan cepet apal”(yang tinggal di kamar ini kalau hafalan akan cepat hafal) dan santri yang tinggal dikamar itu memang merasakan kalau hafalan itu akan cepat hapal.

System yang diajarkan waktu itu mulai di tambah dengan mengadakan pengajian kitab kelasik (kitab kuning) yang diasuh langsung oleh KH Nur Salim dan dibantu oleh KH Dahlan dan KH Nawawi (mantu KH Nidzomuddin) , KH. Nizar Rojogunting sebagai santri senior dan juga dibantu oleh putra Mbah Nur Salim yang masih muda yaitu KH DJasim Nur dengan mengadakan metode sorogan kitab seperti awwalu, sullam, jurmiyah dll, karena Dulu, rata-rata pesantren hanya mengenal metode pengajaran (ta’liem) model 1.Bandongan (kiai yang aktif membaca kitab dan para santri mendengarkan sambil ngesahi, menulis makna lafal-lafal sesuai yang didengar dari sang kiai) dalam halqah (keriungan santri mengelilingi sang kiai); dan 2. Sorogan (santri yang aktif membaca kitab, kadang menuliskannya, dan menerangkannya di depan kiai). Tidak ada klas, kurikulum dan syllabus atau Tingkat-tingkat biasanya hanya ditentukan oleh kitab-kitab yang diajarkan; misalnya untuk Nahwu dan Fikih, dimulai dari tingkat Jurumiyah (kitab dasar nahwu) dan Sullam Safienah (kitab dasar fikih), tingkat ‘Imrithy dan Taqrieb, tingkat Alfiyah dan Fathul Mu’ien, tingkat Ibnu ‘Aqiel dan Fathul Wahhab, dst. Bahkan Metode ini Oleh Mbah KH. Djasim Nur diteruskan sampai beliau wafat, setiap ba’da dhohor yang sekarang diteruskan oleh mantu beliau KH. Ma’ruf Arifi

pondok pesantren Darumafatihil Ulum ini sejak berdirinya hingga sekarang masih berbentuk salaf dimana dalam system pendidikan atau pengajarannya tidak meninggalkan tradisi-tradisi salaf, maka dari itu pada mulanya pesantren ini bernama Pondok Pesantren SALAFIYAH namun oleh Mbah KH. Nur Salim diganti dengan Darumafatihil Ulum hingga sekarang.

Fase pengembangan ke II dan fase ini di tandai dengan terbangunnya madrasah Ibtidaiyah pada tahun 1952 oleh KH Nur Salim, karena santri yang mengaji didalem beliau sudah tidak mencukupi. Pemasangan pondasi pertama kali dibantu masyarakat yang dihadiri olah camat gondangwetan waktu itu dan segenap masyarakat kecamatan gondangwetan. Dari banyaknya masyarakat yang datang mau cari tempat untuk memasang bata saja sangat sulit dan harus berebutan tutur P. Taqim yang termasuk salah satu sukarelawan, Dengan takbir tiga kali yang di komando oleh Mbah KH. Nur Salim dipasanglah pondasi pertama namun madrasah ini belum seratus persen selesai masih banyak perubahan disana sini

Seiring berkembangnya pondok pesantren Darumafatihil Ulum ini akhirnya di kenal luas oleh masyarakat dan KH Moh Nur saalim pun banyak tersita waktunya untuk pengajian diluar pesantren (santri luar pesantren). Tinggal KH DJasim Nur saja yang mengrusi pondok pesantren bahkan beliau sendiri sering pengajian keluar pesantre membantu ayahandanya karna usia Mbah Nur Salim yang sudah sepuh. akhirnya Mbah Nur salim memboyong KH Hasyim Rofi’I untuk membantu mengembangkan pondok pesantren Darumafatihil Ulum dalam bidang pendidikannya.

Fase pengembangan ke III ditandai meluasnya daerah dan bidang kerja pondok pesantren serta pemantapan lembaga-lembaga yang berada di bawah naungan pondok pesantren. pertama, pembangunan dalam system kurikulum madrasah ibtidaiyah. setelah pembangunan ibtiiayah selesai, system kurikulumnya masih belum tertata akhirnya KH. Hasyim Rofii membawa santrinya waktu masih mondok di bendo Kediri yang juga merupakan pondoknya KH. Djasim Nur ke pondok pesantren yaitu Gus Basuni yang berasal dari jember, Gus Basuni inilah yang di suruh membenahi kurikulum Pondok Pesantren DMU oleh KH. Hasim Rofii agar dikiblatkan kepondok pesantren bendo Kediri seperti alfiah ibnu malik, matan jurmiah, qowaidul I’rob dan lain lain. KH. Hasim Rofii juga mendatangkan Pak Sodik santri dari Sidogiri Pasuruan yang mana pondok pesantren tersebut sudah lebih dulu maju untuk membenahi kurikulum DMU seperti faroid dan mantek.

Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Putra
Dengan adanya pembenahan kurikulum akhirnya madrasah ibtidaiyah semakin berkembang bahkan santri pun sudah lebih dari 300 santri, Pada awal bulan sawal tahun 1970 terbentuklah susunan pengurus sebagai berikut :
Pengasuh : KH. Djasim Nur
Kepala Pondok : KH. Hasyim Rofi’I
Ketua : K. Zahid
Kepala Pendidikan : KH. Ibrohim
Atas terbentuknya kepengurusan tersebut akhirnya Pondok Pesantren Darumafatihil Ulum semakin mantap untuk melangkah kedepan dengan dibukanya madrasah Tsanawiyah, dengan susunan Pengurus sebagai berikut :
Pengasuh : KH. Djasim Nur
Kepala : KH. Ibrohim Wonojati
Kepala Guru : Ust M. Shodiq Muda’i
Sedangkan murid pertama Tsanawiyah Pondok Pesantren Darumafatihil Ulum waktu itu masih sedikit yaitu 1. KH. Mas Muzayyin Podokaton 2. K. Mas Na’ti Menyarik 3. KH. Zainuddin Karangtengah 4. P. Romli Ranggeh 5. M. Badar Tambakrejo 6. Mas Abdul Qadir Kalimalang 7. Ust. Suparman Umbulan. Dan Tsanawiyah waktu itu masih sampai jenjang Kelas II disamping murid-muridnya sedikit yang meneruskan keTsanawiyah adalah murid yang sudah besar (senior) Bahkan kalau gurunya datang muridnya masih belum ada maka terpaksa guru harus berkeliling pondok pesantren untuk mencari murid.

Program Tugasan
Tiga tahun berlalu dan para santri masih kurang minat untuk melanjutkan kejenjang Tsanawiyah, akhirnya pada tahun 1973 para pengurus pondok pesantren Darumafatihil ulum Mencari cara untuk memajukan Madrasah Tsanawiyah, salah satunya adalah dengan memprogramkan Tugasan Kedaerah Madura, namun program ini tidak begitu mudah ! banyak sekali rintangan yang harus dihadapi salah satunya adalah penolakan dari tempat yang akan ditempati guru tugas dengan berbagai macam alasan, salah santu santri yang pertama kali ditugas yaitu P. Asmawi dari Getah didaerah Trageh Bangkalan Madura dengan Tuan rumah P. Sihab waktu itu tidak mau menerima karena katanya Masyarakat tidak mau kalau ada tugasan dari selain Pondok Sidogiri namun Pengurus waktu itu meminta kesempatan untuk mencoba dengan sedikit memaksa akhirnya diterima dan Alhamdulillah dapat mengharumkan nama Pondok Pesantren didaerah Madura dan lambat laun merambah keberbagai daerah seperti Pamekasan, Sampang, luar Madura seperti Surabaya Jember, Probolinggo Dll. Dengan adanya Program Tugasan itu akhirnya Madrasah Tsanawiyah berkembang.

Dan mulai tahun 2007 Pondok Pesantren Darumafatihil Ulum memprogramkan tugas romadlonan kedaerah-daerah yang masih mines Islamnya, seperti Keduwong/Tengger, Pusung malang dan Galeh. Tugasan romadlon selam 3 tahun ini telah dapat dirasakan hasilnya dengan semakin berkembangnya islam disana, seperti desa Pusung Malang dulu pertama kali mengirim santri kesana masih belum ramai kegiatan-kegiatan keagamaan kalah dengan desa Wonogriyo, namun sekarang sudah seramai wonogriyo bahkan lebih. Program ini tujuannya Pertama pembelajaran bagi santri khususnya yang sudah senior untuk beda’wah menghadapi masyarakat dan memperaktekkannya langsung. Dan kedua sesuai dengan difinisi dari da’wah yang diuraikan oleh KH. Sahal Mahfud “mendorong (memotifasi) untuk berbuat baik, mengikuti petunjuk Allah, menyuruh orang mengerjakan kebaikan, melarang mengerjakan kejelekan, agar bahagia didunia dan akhirat.

Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Putri
Santri putri dulu banyak yang mondok keIbu Nyai Nasihah dari Jombang Istri KH. Abd Somad Cucu Dari Mbah Nidom (kakak Mbah Nur Salim) dibarat Dalem Gus Rohmatulloh. namun Ibu Nyai Nasihah pindah ikut KH. Abd Somad Ke Wonojati Lalu kesidogiri akhirnya santri-santrinya banyak yang pindah ketimur. Akhirnya santri putri waktu itu makin banyak maka pada tahun 1974 dibangunlah madrasah Tsanawiyah Putri. Pesatnya santri putri dimulai sejak pengasuh dipegang oleh KH. Djasim Nur karena Mbah KH. Nur Salim dulu tidak menerima santri putri bahkan beliau melarang cucu-cucu putrinya untuk menulis seperti Ibu Nyai Maryam Istri Mbah KH. Hasyim Rofi’I yang tidak bisa menulis karena dilarang belajar nulis oleh Mbah KH. Nur Salim. Dan pada tahun itu pula pondok pesantren Darumafatihil Ulum berada dalam masa keemasan, pondok pesantren Putra dan Putri mencapai lebih dari 1000 santri.

System pendidikan takror
Takror atua tikror adalah kata dasar (masdar) dari karroro yang berarti mengulangi yakni mengulas ulang pelajaran yang sudah dipelajari dari sekolah/ngaji. System belajar dengan takror / mengulangi pelajaran ini merupakan warisan dari para salafussoleh. Seperti yang tertera dalam sebuah kitab ta’limul muta’llim fitoriqit ta’lim watta’allum dijelaskan hendaklah kalian tolabul ilmi (pencari ilmu) mengulangi pelajaran hari ini lima kali dan sebelum hari ini empat kali dan seterusnya. System takror ini diikuti oleh para santri khususnya yang masih bersekolah Ibtidaiyah/Tsanawiyah dengan jenjang kelas di sekolah, ada yang membaca dan mengartikan lalu menerangkan dan disusul dengan diskusi tasawwur/kronolofi masalah, dan waktunya ba’da maghrib sampai isya’ waktu itu dan sekarang ba’da isya’ sekitar jam 08.00 – 0930 wib

Musyawarah dan bahtsul masail
Perkembangan pesantren dalam pendidikan juga sudah mulai pesat dengan diadakannya musyawarah pada tahun 1975 namun masih belum sempurna musyawarahnya masih belum formal yaitu diadakan dikamar-kamar santri dan yang mengikutinya pun santri senior saja. Baru pada tahun 1985 dengan datangnya KH. Abdulloh Muhsin dari Mondok akhirnya musyawaroh ini diformalkan. System pendidikan Musyawarah ini adalah tukar pendapat dalam memahami kitab-kitab kuning, para santri dituntut untuk memahami kitab kuning dari segi Fiqih tafsir dan hadist tidak jarang juga diulas sekitar nahwu (ilmu gramatika arab) usul fiqih (teori hukum) mantic dan balaghohnya, dan saat ini untuk lebih memudahkan dalam system pembelajaran maka musyawaroh di pondok pesantren dibagi, adakalanya nahwu (sebuah bekal alat untuk memahami kitab) sebagai refrensi adalah kitab Al-Jurmiyah karya Imam sonhaji ditingkat ibtidaiyah dan Alfiyah Karya Imam Ibnu Malik ditingkat Tsanawiyah, yang dilaksanakan tiap malam Rabu. untuk Fiqih ada tingakat yunior sebagi refrensinya adalah kitab Fathal Qarib karya Imam Ibnu Qasim dan kitab Fathal Mu’in Karya Al-Malibari ditingkat senior. Setiap malam Jum’at Dan malam Selasa.

Untuk menjawab dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang actual dan juga factual untuk dijadikan solusi problematika hukum dimasyarakat adalah Bahtsu Al-Masail. Dengan referensi dari Kitab-kitab kuning yang merupakan hasil kerja keras para ulama' klasik yang menyimpan segudang jawaban atas permasalahan-permasalahan masa lalu dan masa yang akan datang. Permasalahan kadang datang dari masyarakat sekitar yang membutuhkan jawabannya, dalam hal ini maka santri Pondok Pesantren Darumafatihil Ulum akan memecahkan dan mencarikan solusinya melalui forum bantsul Masail yang diadakan setiap dua Minggu sakali, dan pada tahun 1999 pondok pesantren Darumafatihil Ulum mengadakan bahtsul masail kubro dalam rangka haul Mbah KH. Nur Salim dengan mengundang para delegasi dari pondok-pondok pesantren lain baik dalam Pasuruan ataupun luar Pasuruan untuk munumbuhkan semangat santri dan ukhuwah islamiyah antar pondok pesantren dan alumni.

Dari sejarahnya, Pondok Pesantren sebenarnya telah mengenal musyawarah dan bahtsul masail sejak zamannya Mbah Nur beliau sering sekali diundang untuk membahas masalah hukum yang diadakan oleh NU bahkan KH. Nizar Santri Senior waktu itu sering diajaknya. Dizamannya KH. Rofi’I beliau pun sudah sering diundang oleh NU, suatu ketika KH. Zainal Abidin Rembang membuka suatu masalah tentang masalah Asuban yang Oleh KH. Zainal Abidin perbolehkan masalah ini membuat banyak ulama mendebatkannya dengan berbagai Refrensi namun KH. Zainal masih belum taslim, akhirnya pada suatu kongres yang waktu itu dihadiri oleh KH. Hasym Rofi’ai akhirnya KH. Zainal Abidin taslim pada pendapatnya Mbah KH. Hasym Rofi’i.

Pencak silat PAGAR NUSA
Pada tahun 1988 dalam acara Haul Mbah Nur Salim mengundang Pencak silat Dari Mancilan. Dari situ pengurus pondok pesantren mempunyai inisiatif bagaimana kalau pondok pesantren mengadakan Ekstrakurikuler Pencak silat. Dengan mengundang pelatih Drs. M. Hottib dan Darmanto Dari Mencilan waktu itu beranggotakan sekitar 50 santri. Hingga berjalan sampai pada tahun 1990. Pada tahun itu Pagar Nusa dibawah naungan Pengurus Pusat KH. Ma’sum Lirboyo setiap malam jum’at legi didatangi pelatih dari Lirboyo yaitu Pak Latief dan Pak Minto.
Karena kebutuhan pagar Nusa diharuskan menjiwai senam wajib akhirnya pagar Nusa Mendatangkan pelatih dari Bangil Yang bernama Pak Suwari berjalan Hingga sampai 1995.
Asal mula PORSADA
Pada tahun 1989. 1 tahun setelah dibukanya IKSADA (ikatan santri Darumafatihil Ulum) tiap malam ahad para pengurus pagar nusa rapat yang bertempat di TPQ Raudlotul Atfal yang dipimpin oleh KH. Abdul Halim Djasim. Yang membuahkan hasil nama PORSADA yang semula Poras. Nama poras ini tidak disetujui oleh KH. Abdul Halim yang lalu diganti dengan PORSADA (persatuan olahraga santri Darumafatihil Ulum).
Perjalanan porsada ini dari tahun ketahun telah menunjukkan keberhasilannya beberapa kejuaaraan telah berhasil disandang berturut-turut oleh para santri dari Pagar Nusa. Pada tahun 1991 Porsada mengirim 3 atlit Kemalang yang kesemuanya menjadi juara, Abdus Syakur Juara I tingkat B, Usman Juara I Tingkat A, Ajid Juara II tingkat Seni.
Pada tahun 1992 diadakan kejurda Di Pon Pes Lirboyo Porsada Juga mengirim dengan membawa pulang Juara I Kelas A Syamsul Arifin, Juara I kelas bebas As’ari.
Pada tahun 1994 kejurda di Unisma malang Porsada Darumafatihil Ulum pun tidak kentinggalan dengan membawa pulang juara Dikelas B.
Dan pada tahun 2001 kejurda di Unisma Malang juga, lagi-lagi Porsada menyandang beberapa juara. Nur Kholis Majid juara II Tingkat Jatim dengan Sulaiman Juara III Tingkat Jatim. Dan masih banyak lagi juara-juara yag disandang oleh santri Porsada. Dengan itu Porsada telah membuktikan kejayaan dan keberhasilannya.
Keberhasilan Porsada tidak lepas dari bumbingan dan semangat dari Hadratus Syekh KH. Djasim Nur (alm) pernah suatu ketika beliau sedang sakit. Saat itu hari jum’at para santri mengadakan latihan dilapangan timur. Dan kebetulan KH. Ma’ruf Arifi melihat teman santri yang sedang latihan. Dan memukul ketipung dengan sangat merdu, mendengar tabuhan KH. Ma’ruf Arifi yang begitu merdu Mbah Djasim Nur keluar dari dalem walau dalam keadaan sakit, untuk melihat juga dan kembali lagi kedalem untuk berganti baju dan beliau kembali lagi dengan memakai kelambi putih dan celana putih. Dan beliaupun ikut menabuh ketipung dan melatih teman-teman santri. Beliau berpesan “berjuang iku gak harus ambek pidato, moco kitab, tapi biso ugo ambek silat” (berjuang membela agama itu tidak harus dengan pidato, dan membaca kitab, tapi bisa juga dengan Pencak silat).


Maktabah (perpustakaan)
Awal mula adanya maktabah adalah dengan meningkatnya musyawarah dan bantsul masail pondok pesantren, waktu itu pondok pesantren sudah mulai mendapat undangan delegasi keberbagai pondok. Tentu santri yang didelegasikan lebih membutuhkan banyak refrensi dari berbagai kitab. Dan untuk mewujudkan sarana penunjang yang handal untuk aktifitas pedalaman, pengembangan, serta penelitian ilmu pengetahuan agama islam. Pondok pesantren darumafatihil ulum menyediakan prasarana maktabah
Dengan fasilitas:
Ruang baca.
Layanan surat pinjam.
Computer.
Koleksi.
1. Al-Qur’an
2. Fiqih Madzahabul Arbaah
3. Tafsir
4. Hadist
5. Tasawuf dan ahklak
6. Emsiklopedi dan sejarah
7. Karya Umum
Pengadaan maktabah di anggarkan dari pondok pesantren, yang setiap tahunnya Dua Juta Rupiah 2000.000,- sampai saat ini tahun 2010 M/1431 H Berjumlah 400 exlamper dengan 160 judul dan 150 dari karya umu.
Syarat meminjam untuk di bawa keluar ruangan sebagai berikut :
1. Daftar Nama Lengkap KTP
2. paling lama 7 hari
3. hilang rusak ditanggung peminjam

Fungsi dan mekanisme kerja pengurus Pondok Pesantren Darumafatihil Ulum Podokaton

1. Majlis kelurga/musyawaroh
Seluruh kelurga masyayich (bani Djasim Nur Dan Bani Hasim Rofi’i)
Menyuarakan keinginan-keinginan kelurga yang dituangakan dalam satu keputusan, masing masing anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama setiap keputusan yang diambil harus disepakati oleh seluruh anggoata (anggota satu)
Mengangkat dan memberhentikan pengurus pusat
Mengoreksi dan mengesahkan program kerja yang diajukan pengurus pusat
Memberi nasehat dan peringatan pada pengurus pusat melalui ketua dewan bila diperlukan
Mengikuti sidang pleno pengurus pusat setiap 3 bulan sekali

2. ketua umum / pengurus pusat
Lembaga pelaksana dari keinginan /keputusan majlis keluarga
Bertindak sebagai coordinator dari seluruh ketua-ketua bidang, sekaligus sebagai pemimpin bagi bawahannya (ketua bidang)
Mengangkat dan memberhentikan ketua bidang setelah mendapat persetujuan dari dewan masyayech/majlis kelurga
Meminta laporan dari masing masing ketua bidang
Mengadakan rapat bulanan deb]ngan anggota pengurus pusat
Mengadakan rapat pleno setiap 3 bulan sekali
Membuat anggaran pendapatan dan belanja pondok dan madrasah
Membuat kebijaksaan yang tidak bertentangan dengan kebijak sanaan dewan masyayeh
Membetuk taem pemeriksa keuangan setelah berkonsultasi kapada masyayeh
Bertanggung jawab kepada dewan masyayeh /majlis kelurga yang di sertai laporan tertulis

3. Sekertaris umum/pusat
Mendampingi dan membantu ketua umum dalam melaksanakan tugasnya
Membuat ma’lumat pondok pesantren dan madrasah
Membuat dan mencatan surat keluar dan masuk
Membuat notulen hasil rapat
Mengisi data statistic seluruh lembaga
Menandatangani surat surat bersama ketau umum

4. Bendahara umum/pusat
Menerima dan memcatat keuangang
Menyimpan dan mengeluarkan uang dengan sepengetahuan ketua umum dan sekertaris umum
Bertanggung jawab kepada ketua umum

5. ketua I (BID. Pendidikan madrasah)
Menyusun seluruh kurikulum mata pelajaran dari seluruh tingkatan
Menyusun program pendidikan setiap tahun
Mengangkat dan memberhentikan tenaga guru, tenaga kantor dan kepala sekolah setelah mandapat persetujuan dewan masyayeh
Menentukan bisyaroh masing masing guru, tenaga kantor dan kepala sekolah atas eprsetujuan ketua umum dan dewan masyayeh
Menentukan besar kecilnya I’anah madrasah dengan memperhitukan kebutuhan dan usulan dari masing masing kepala sekolah
Menentukan target pancapaian mata pelajaran masing masing kelas
Berupaya meningkatkan kwalitas guru
Mengevaluasi hasil belajar siswa
Membuat jadwal pelajaran serta menentukan gurunya
Membuat tata tertib guru dan kepala sekolah
Mengevaluasi dan meninjau kembali kurikulum bila di perlukan
Mengadakan rapat bulanan disertai laporan masing masing kepala sekolah
Menegur, member peringatan kepala sekolah dan guru

6. ketua II (BID. Pondok pesantren)
Membuat program umum dalam kemajuan pondok pesantren
Berupaya mengharumkan pondok pesantren dimata masyarakat sehingga masyarakat ikut memiliki
Bertanggung jawab atas berjalannya kepengurusan pondok
Mengambil kebijaksanaan dalam keputusan rapat dengan tidak bertentangan dengan kebijak sanaan pengurus pusat
Mengadakan rapat rutin setiap bulan dengan bawahannya
Membuat laporan tertulis kepada pengurus pusat
Mempertanggung jawabkan tugasnya kepada pengurus pusat

7. wakil ketua (BID. PON PES)
Mendampingi dan membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya
Menggantikan ketua dalam tanggungjawab dan wewenangnya jika ketua ada udzur
Bertanggung jawab kepada ketua
8. sekertaris pondok pesantren
Mendampingi dan membantu kepala pondok dalam melaksanakan tugasnya
Mencatat dan mengadakan surat keluar dan masuk
Memasukan data santri baru dalam buku induk
Menangani pembuatan kartu santri
Menandatangani surat surat bersama ketua
Bertanggung jawab kepada ketua

8. Bendahara pondok pesantren
Menerima dan mencatat keuangan
Menarik iyuran pesantren
Mengeluarkan uang atas sepengetahuan ketua
Menginvestarisir kekayaan pondok dan mengontrolnya


SEKSI SEKSI
PENDIDIKAN DAN PENGAJIAN
• Mengawasi lancar dan tidaknya jalanya musyawaroh dan takror
• Berusaha meningkatkan mutu pendidikan santri
• Membentuk pengurus musyawaroh dan takror
• Bertanggung jawab kepada kepala pondok

KETERTIBAN DAN KEAMANAN
• Menjaga ketertiban dan keamanan baik di luar maupundidalam pondok pesantren
• Menganalisa penyebab pelanggaran serta mencari alternative pemecahannya
• Menerapkan kartu mahrom bagi yang punya mahrom santri banat/ putrid
• Mengintrogasi tersangga pelnggaran peraturan pon. pes. Dan member sangsi jika terbukti bersalah (sangsi/hukuman sesuai dengan syariat silam)
• Mencatat semua surat izin yang keluar
• Member laporan kepada kepala pondok setiap bulan

HUMAS (hubungan masyarakat)
• Menangani tugas kepengurusan di dalam bidang kemasyarakatan seperti pos, mengantar surat, Dll

KEBERSIHAN
• Membantu pengurus dalam bidang kebersihan
• Membuat jadwal piket nyapu

PERLENGKAPAN DAN KELISTRIKAN
• Menyediakan perlengkapan yang di perlukan pon. pes
• Mengontrol penerang kelistrikan

KETUA III (HUMAS)
• Membawahi keamana luar maupun keamana dalam pon. pes sekaligus menyusun setrategi
• Membidangi bagian guru bantu(BGB)
• Mengurusi madrasah cabang milik Pon Pes

KETUA IV (PERLENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA)
• Menyediakan seluruh perlengkapan fisik pon. pes dan madrasah
• Membentuk panitia pembanguna bila diperlukan
• Membawahi tenaga investaris dimasing masing lembaga
• Membuat laporan kepada pengurus pusat setiap tiga bulan sekali
• Mempertanggung jawabkan tugasnya kepada pengurus pusat

PENGURUS V (BID. UNIT USAHA)
• Mencari peluang usaha untuk memperkuat sumber dana pondok pesantren dan madrasah sebagai usaha meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga pembantu pon. pos dan madrasah
• Mengiptimalkan unit usaha yang sudah ada
• Melaporkan hasil usaha kepada pengurus pusat setiap tiga bulan
• Menentukan besar kecilnya bisyaroh / gaji tenaga pembantu pada unit usaha
• Mengangkat dan memberhentikan pengurus dan tenaga pembantu unit usaha
• Memeriksa pembukuan hasil unit usaha
• Mempertanggung jawabkan tugasnya kepada pengurus pusat

KEPALA SEKOLAH
• Melaksanakan program yang telah di tentukan ketua I
• Membuat laporan secara berkala
• Berhak member teguran,peringatan kepada guru dan tenaga kantor
• Mengontrol absensi guru

TATA USAHA (ADMINISTRASI)
• Menyediakan folmulir pendaftaran siswa baru
• Menerima pendaftaran siswa baru dan mencatat di buku induk
• Memasukan nilai ujian ke buku induk
• Mendata siswa yang bebas Spp sesuai dengan surat keputusan kepala sekolah
• Menyediakan kartu Spp, absen, surat izin,kartu siswa, rapot, dan lain lain
• Mengisi data statistic madrasah
• Mendata dan mencatat surat masuk dan keluar
• Menyediakan buku tamu, buku cacatan khusus prilaku
• Menyediakan buku legar dan lain-lain

TATA USAHA ( KEUANGAN)
• Mencatat dan menerima uang Spp, pendaftaran dan lain lain
• Mencatat keluar masuknya uang
• Melaporkan kepada kepala sekolah setiap bulan secara tertulis
• Menyetorkan uang kepada bendahara pusat setiap bulan
• 16. Tata usaha (perlengkapan)
• Menyediakan perlengkapan fisik belajar mengajar seperti papan tulis, bangku guru, Dll
• Mengontrol, mengawasi dan mendata semua ibvestaris
• Memperbaiki investaris yang rusak

KESISWAAN
• Membentuk organisasi siswa
• Membina organisasi kesiswaan
• Menangani, mengatasi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa serta mencatatnya di buku catatan khusus prilaku
• Mengontrol ketertiban dan keaktifan sisiwa

PENGURUS PUSAT
1. Ketua Umum : Gus H. Nasihuddin Ismail
2. Sekretaris Umum : Nurul Anwar
3. Bendahara Umum : Muzakki
4. Pendidikan Umum : Gus H. Muhibuddin

Data Pengurus Pondok Pesantren Darumafatihil Ulum Tahun 2009-2011 / 1430-1433
PENGURUS PONDOK
1. ketua : Gus Miftahul Huda
2. wakil ketua : Gus Wahdani
3. sekertaris : Abd Hamid
4. bendahara : Rofiq

SEKSI SEKSI:
pendidikan dan pengajian : Gus Muhibuddin
ketertiban dan keamanan : Hasin
Humas ( hubungan masyarakat) :
kebersihan : Mas’ud
perlengkapan dan kelistrikan : Bisri Mustofa
5.kepala daerah:
Kapala daerah B : Abd Rozaq
Kepala daerah C : Saifuddin

PENGURUS MADRASAH
I. Madrasah ibtidaiyah
kapala sekolah I : Gus H. Nasihudin Ismail
kapala sekolah II :
tata usaha
a. Adminis trasai : Umar sidiq
b. Keuangan : Fayumi Badri
kesiswaan : Moh. Mas’ud
perlengkapan : Moh. Anas
II. Madrasah Tsanawiah
kepala sekolah : Hasbulloh DM
tata usaha
a. Administrasi : Subhan Imani
b. keuangan : Abdul Halim
kesiswaan : Husen
perlengkapan :