ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Selasa, 30 September 2014

HUKUM BERDIRI SAAT MAHALLUL QIYAM (ISHARI)

======
 Edisi ISHARI dalam perspetif ASWAJA IX.
9.HUKUM BERDIRI SAAT MAHALLUL QIYAM
وَنَظِيْرُ ذَلِكَ فَعَلَ كَثِيْرٌ عِنْدَ مَوْلِدِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَوَضْعِ أُمِّهِ لَهُ مِنَ الْقِيَامِ وَهُوَ أَيْضًا بِدْعَةٌ لَمْ يَرِدْ فِيْهِ شَيْئٌ عَلَى أَنَّ النَّاسَ إِنَّمَا يَفْعَلُوْنَ ذَلِكَ تَعْظيْمًا لَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَالْعَوَامُّ مَعْذُوْرُوْنَ لِذَلِكَ بِخِلَافِ الْخَاصَّة ِوَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ .(الفتاوى الحديثية لابن حجر الهيتمي - ج 1 / ص 179
Hal yang sama telah dilakukan banyak orang saat Maulid Nabi Saw dan saat ibu Nabi melahirkan Nabi, dengan berdiri, adalah sebuah bid’ah yang tidak ada dasarnya. Hanya saja orang-orang melakukannya untuk mengagungkan Nabi Saw, maka orang awam ditolerir, berbeda dengan orang khusus” (Fatawa Haditsiyah Ibnu Hajar 1/179)
Sementara dalam kitab-kitab Tarikh, berdiri semacam ini saat salawat merupakan ijtihadnya Imam as-Subki yang kemudian diikuti oleh banyak ulama lain (Shalihi asy-Syami dalam Subul al-Huda wa ar-Rasyad 1/344). Penjelasan yang lebih lengkap disampaikan oleh Syaikh Abu Bakar Syatha yang mengutip dari Mufti Syafiiyah di Makkah, Syaikh Ahmad Zaini Dahlan:
وَقَدْ بَسَطَ الْكَلَامَ عَلَى ذَلِكَ شَيْخُ اْلاِسْلَامِ بِبَلَدِ اللهِ الْحَرَامِ مَوْلَانَا وَأُسْتَاذُنَا الْعَارِفُ بِرَبِّهِ الْمَنَّانِ سَيِّدُنَا أَحْمَدُ بْنُ زَيْنِي دَحْلَانٍ فِي سِيْرَتِهِ النَّبَوِيَّةِ، وَلَا بَأْسَ بِإِيْرَادِهِ هُنَا، فَأَقُوْلُ: قَالَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَمَتَّعَنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ بِحَيَاتِهِ. (فَائِدَةٌ) جَرَتِ الْعَادَةُ أَنَّ النَّاسِ إِذَا سَمِعُوْا ذِكْرَ وَضْعِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْمُوْنَ تَعْظِيْمًا لَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهَذَا اْلقِيَامُ مُسْتَحْسَنٌ لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَقَدْ فَعَلَ ذَلِكَ كَثِيْرٌ مِنْ عُلَمَاءِ اْلاُمَّةِ الَّذِيْنَ يُقْتَدَى بِهِمْ. قَالَ الْحَلَبِي فِي السِّيْرَةِ فَقَدْ حَكَى بَعْضُهُمْ أَنَّ اْلاِمَامَ السُّبْكِيَ اجْتَمَعَ عِنْدَهُ كَثِيْرٌ مِنْ عُلَمَاءِ عَصْرِهِ فَأَنْشَدَ مُنْشِدُهُ قَوْلَ الصَّرْصَرِي فِي مَدْحِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم:قَلِيْلٌ لِمَدْحِ الْمُصْطَفَى الْخَطُّ بِالذَّهَبِ عَلَى وَرَقٍ مِنْ خَطٍّ أَحْسَنَ مِنْ كُتُبٍ وَأَنْ تَنْهَضَ اْلاَشْرَافُ عِنْدَ سَمَاعِهِ قِيَامًا صُفُوْفًا أَوْ جِثِيًّا عَلَى الرُّكَبِ فَعِنْدَ ذَلِكَ قَامَ اْلاِمَامُ السُّبْكِي وَجَمِيْعُ مَنْ بِالْمَجْلِسِ، فَحَصَلَ أُنْسٌ كَبِيْرٌ فِي ذَلِكَ الْمَجْلِسِ وَعَمَلُ الْمَوْلِدِ. وَاجْتِمَاعُ النَّاسِ لَهُ كَذَلِكَ مُسْتَحْسَنٌ. (إعانة الطالبين - ج 3 / ص 414
Masalah ini telah dijelaskan oleh Syaikhul Islam di Tanah Haram, junjungan kami, ustadz kami yang Ma’rifat Billah, Sayid Ahmad Zaini Dahlan dalam kitab Sirah Nabawinya, dan akan saya sampaikan disini. Beliau berkata: “(Faidah) Telah berlaku sebuah tradisi bahwa orang-orang jika mendengar sebutan kelahiran Nabi Saw, maka mereka berdiri untuk mengagungkan kepada Nabi. Berdiri ini adalah sesuatu yang baik karena ada tujuan mengagungkan Nabi Saw. Hal tersebut sudah dilakukan oleh banyak ulama yang menjadi panutan umat. Al-Halabi menyebutkan dalam kitab as-Sirah bahwa sebagian ulama menyampaikan saat Imam as-Subki berkumpul bersama para ulama di masanya, maka pembaca syair melantunkan syair karya ash-Sharshari dalam pujiannya untuk Nabi Saw.
Sedikit sekali pujian untuk Nabi dengan tinta emas, diatas kertas dari tulisan terbaik di kitab-kitab. Hendaknya bangkit orang-orang mulia saat mendengarnya, berdiri dan berbaris, serta berlutut di atas kendaraan”
Saat itu, maka imam as-Subki dan orang-orang yang ada berdiri semua, maka terjadilah kebahagian dan amaliyah Maulid di tempat itu. Dan berkumpulnya banyak orang untuk acara tersebut juga sesuatu yang baik” (Ianat ath-Thalibin 3/414)
Bahkan di kitab Tahdzibul Furuq (pinggirnya kitab Alfuruq imam alqorrofi almaliki) di situ di jelaskan Panjang ttg hukum berdiri wkt bacaan maulid. Bahkan di nyatakan, yg tidak berdiri bisa kufur karena tekesan melecehkan Rasul. Ada juga cerita tentang orang palestina yg tidak mau bediri akhirnya sakit lumpuh...dst....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar