ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Sabtu, 01 September 2018

Kedudukan Ilmu Nasab Dalam Syariat Islam




Kedudukan Ilmu Nasab Dalam Syariat Islam
Oleh : Tubagus Zein AlBakri

Allah swt berfirman dalam Al-Qur'an Al-Kariim :

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, supaya kamu mengenal satu sama lain. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah ialah yang paling bertaqwa. (1)

Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dari Abdullah bin Abbas, Rasulullah saw bersabda :

"Aku adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik (bin An-Nadhir) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ah bin Adnan." (2)

Diriwayatkan dari al-Hakim dari Saad :

"Ketika aku bertanya kepada Rasulullah saw : Siapakah aku ini ya Rasulullah? Beliau saw menjawab : Engkau adalah Saad bin Malik bin Wuhaib bin Abdi Manaf bin Zuhrah. Siapa saja yang mengatakan selain dari pada itu, maka baginya laknat Allah." (3)

Diriwatkan oleh Khalifah bin Khayyat dari Amr bin Murrah al-Juhni :

"Pada suatu hari aku berada di sisi Rasulullah sawa kemudian beliau saw bersabda : Siapa yang berasal dari keturunan Maad hendaklah berdiri. Maka aku berdiri tetapi Rasulullah menyuruhku duduk hingga tiga kali. Lalu aku bertanya : Dari keturuna siapa kami ya Rasulullah ? Beliau saw menjawab : Engkau dari keturunan Qudha'ah bin Malik Humair bin Saba'."

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, rasulullah saw bersabda :

"Pelajarilah silsilah nasab kalian agar kalian mengenali hubungan pertalian darah diantara kalian, sebab menyambung pertalian darah dapat menambah kasih sayang dalam keluarga, menambah rizqi, dan dapat menambah usia."

Berkata Umar bin Khattab :

"Pelajarilah silsilah nasab kalian, janganlah seperti kaum Nabat hitam yang jika salah satu di antara mereka ditanya dari mana asalnya, maka ia berkata dari desa ini."

Imam al-Halimi berkata :

"hadits-hadits tersebut menjelaskan tentang arti pertalian nasab seseorang sampai kepada leluhurnya, dan apa yang dikatakan Nabi Muhammad saw tentang nasab tersebut bukanlah suatu kesombongan atau kecongkakan, sebaliknya hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan dan martabat mereka."

Di lain riwayat dikatakan bahwa itu bukan suatu kesombongan akan tetapi hal itu merupakan isyarat kepada nikmat Allah swt, yaitu sebagai tahadduts bin ni'mah. Sedangkan Imam Ibnu Hazm berpendapat bahwa mempelajari ilmu nasab adalah Fardhu Kifayah.

Pengarang kitab al-Iqdu al-Farid, Abdul al-Rabbih berkata :

"Siapa yang tidak mengenal silsilah nasabnya berarti ia tidak mengenal manusia, maka siapa saja yang tidak mengenal manusia tidak pantas baginya kembali kepada manusia."

Dalam Mukaddimah al-Ansab, al-Sam'ani berkata :

" Dan ilmu silsilah nasab merupakan nikmat yang besar dar Allah swt, yang karena hal itu allah swt memberikan kemuliaan kepada hambanya. Karena dengan ilmu silsilah mempermudah untuk menyatukan nasab-nasab yang terpisah-pisah dalam bentuk qabilah-qabilah (kelompok-kelompok), sehingga dengan ilmu silsilah nasab menjadi sebab yang memudahkan penyatuan tersebut."

(1) Surat al-Hujurat ayat 13.

(2) Seggaf Ali alkaf, Satu Kajian Mengenai Nasab Bani Alawi, hal.41.

(3) Ibid, hal. 42.

(4) Ibid.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar