ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Minggu, 14 Agustus 2011

“Ada 5 (lima) thaghut yang utama"

Pesan Abadi Para Rasul
======================
Jakarta, kpu.go.id- “Pesan abadi para Rasul”, demikian tema yang diangkat dalam peringatan Isra Mi’raj Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dan Tarhib Ramadhan 1432 H, Senin (18/7) di Ruang Sidang Lt. II Gedung KPU Imam Bonjol.

Setiap tahun, KPU RI selalu memperingati hari besar umat Islam, termasuk Isra Mi’raj. Kegiatan ini diikuti oleh Ketua dan Anggota KPU, serta seluruh pejabat dan staf di lingkungan Sekretariat Jenderal (Setjen) KPU, termasuk Sekjen dan Wakil Sekjen. Selain siraman rohani yang disampaikan oleh Ust. Ihsan Tanjung, LC, acara peringatan kali ini juga diisi dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dan lantunan hadrah dari Daarus Salafie pimpinan Ust. Yudi Muhammad Yazid.

“Dengan kegiatan semacam ini, kita jadi termotivasi meningkatkan iman dan taqwa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Ketua KPU, Prof. H.A. Hafiz Anshary, AZ, MA dalam sambutannya. Ia juga meminta agar kegiatan-kegiatan keagamaan di KPU dapat lebih ditingkatkan intensitasnya. “Di samping ngurusi yang rutin (tugas sebagai penyelenggara Pemilu-red), kegiatan keagamaan juga penting,” kata Guru Besar IAIN Antasari itu.

Ust. Ihsan Tanjung, dalam ceramahnya menyampaikan keutamaan kalimat Tauhid, dimana kalimat tersebut selalu disampaikan oleh para Nabi dan Rasul. “Pada tempat dan waktu yang berbeda bisa saja bunyi kalimatnya berbeda, tetapi maknanya pasti sama,” tegas pengisi Al-Quran Seluler dan eramuslim.com ini.

Ia memberi ilustrasi, kalimat Tauhid pada masa Nabi Huud a.s. berbunyi: Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja. (Qur’an 11:50). Sedangkan pada masa Nabi Musa a.s. berbunyi: Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Qur’an 20:13-14).

Kalimat Tauhid, menurut Ihsan, mengandung dua sisi yang harus terpenuhi, yaitu iman kepada ALLAH SWT dan kafir kepada Thaghut. “Kalimat Tauhid tidak sah tanpa kedua sisi itu,” tandasnya. Ia menjelaskan, thaghut bermakna siapa saja yang melampaui batas. “Ada 5 (lima) thaghut yang utama, yakni iblis atau syaitan; pemerintahan yang zalim; orang yang memutus perkara tidak berdasarkan pada hukum dan ketentuan Allah SWT; orang yang mengaku mengetahui hal yang gaib selain Allah SWT; serta orang yang diibadati dan ia rela dengan ibadat tersebut,” urainya.

Hal senada juga disampaikan oleh Hafiz Anshary. “Akar dari agama (Islam) adalah iman dan taqwa. Agar akarnya kuat, Tauhidnya harus kuat. Ini juga harus dibarengi dengan pengetahuan yang kuat (ilmu Fiqih),” tutup pria yang meraih gelar Doktor bidang Sejarah Peradaban Islam di IAIN syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta itu. (dd)
--------
sumber:http://www.kpu.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6627&Itemid=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar