Suara Nging di Telinga
=============
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Pak ustad, saya mau menanyakan tentang suara
“nging” di telinga. Banyak orang yang sering menafsirkan suara nging di
telinga sebagai petanda buruk. Yang ingin saya ketahui, apakah betul
seperti itu, atau bagaimana. Atas penjelasannya saya ucapkan
terimakasih. Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh. (Ayu/Jambi)
Jawaban
Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Di antara
kita memang kadang mengalami dan merasakan suara “nging” di telinga.
Kadang ada yang berlangung sebentar, tetapi ada yang tidak. Fenomena
suara “nging” di telinga juga sering kali ditafsirkan ke hal-hal
negatif. Bahkan kadang acapkali membuat gelisah orang yang merasakannya.
Sepanjang yang kami ketahui bahwa suara “nging” di telinga tidak ada
kaitannya dengan petanda buruk. Tetapi merupakan peringatan kepada orang
yang mengalaminya untuk ingat kepada Rosululloh saw dan membaca
sholawat kepadanya. Hal ini sebagaimana sabda Rosululloh saw sebagai
berikut:
إِذَا طَنَّتْ أُذُنُ
أَحَدِكُمْ فَلْيَذْكُرْنِي وَلْيُصَلِّ عَلَيَّ وَلْيَقُلْ ذَكَرَ
اللَّهُ مَنْ ذَكَرَنِي بِخَيْرٍ - رواه الحكيم وابن السني، الطبراني وابن
عدي وابن عساكر
“Jika telinga salah seorang di antara kalian berdengung, maka
hendaknya ia mengingatku (Rosululloh saw), membaca sholawat kepadaku,
dan mengucapkan: dzakarallohu man dzakaroni bi khoirin (Semoga Alloh swt mengingat orang yang mengingatku dengan kebaikan)”. (H.R. al-Hakim, Ibn as-Sinni, at-Thobaroni)
Dalam mengomentari sabda di atas, az-Zaila’i menyatakan bahwa dalam
hadits tersebut mengandung bahwa tidak hanya sekedar mengingat
Rosululloh saw tetapi juga bershalawat kepadanya dan mengucapkan: dzakarallahu man dzakarani bi khairin.
قَالَ
الزَّيْلَعِيُّ فِيهِ عَدَمُ الْاِكْتِفَاءِ بِالذِّكْرِ حَتَّى يُصَلِّيَ
عَلَيْهِ (وَلْيَقُلْ ذَكَرَ اللهُ مَنْ ذَكَرَنِي بِخَيْرٍ
“Az-Zaila’i berkata, dalam hadits ini tidak cukup (bagi orang yang telinganya berdengung, pent)
hanya dengan mengingat Rosululloh saw saja sehingga ia bersholawat
kepadanya (dan hendaknya membaca: dzakarollohu man dzakarani bi
khoirin)”. (Abdurrauf al-Munawi, Faidlul-Qadir, Bairut-Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet ke-1, 1415 H/1994 M, juz, 1, h. 511)
Masalah ini juga telah dibahas dalam Muktamar Nahdlotul Ulama' ke-11
di Banjarmasin pada tanggal 19 Rabiul Awwal 1355 H/9 Juni 1936. Dalam
Muktamar tersebut dijelaskan bahwa suaran “nging” dalam telinga
menunjukkan bahwa Rosululloh saw sedang menyebut orang tersebut dalam
perkumpulan yang tertinggi (al-mala` al-a’la) agar ia ingat kepada beliau dan bersholawat kepadanya.
Pandangan Muktamirin tersebut didasarkan kepada pendapat AbdurRauf
al-Munawi yang dikemukakan oleh ‘Ali al-‘Azizi dalam kitab as-Siroj
al-Munir:
قَالَ
الْمُنَاوِيُّ فَإِنَّ اْلأُذُنَ إِنَّمَا تَطُنُّ لَمَّا وَرَدَ عَلَى
الرُّوْحِ مِنَ الْخَبَرِ الْخَيْرِ وَهُوَ أَنَّ الْمُصْطَفَى قَدْ ذَكَرَ
ذَلِكَ اْلإِنْسَانَ بِخَيْرٍ فِي الْمَلاَءِ اْلأَعْلَى فِيْ عَالَمِ اْلأَرْوَاحِ
“Imam al-Munawi berkata, sesungguhnya telinga itu berdengung hanya
ketika datang berita baik ke ruh, bahwa Rosululloh Saw. telah
menyebutkan orang (pemilik telinga yang berdengung) tersebut dengan
kebaikan di al-Mala’ al-A’la (majlis tertinggi) di alam ruh. (Lihat Akamul Fuqoha')
Demikian jawaban yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfa'at. Dan
jika telinga anda berdengung atau bersuara “nging” maka segeralah ingat
Rosululloh saw, bersholawat, dan mengucapkan, dzakarollohu man dzakaroni bi khoirin.
sumber: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,59-id,54231-lang,id-c,bahtsul+masail-t,Suara+Nging+di+Telinga-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar