ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Selasa, 02 Agustus 2011

Bicara Seperlunya (Keteladanan Kyai Hamid)

Bicara Seperlunya
Keteladanan Kyai Hamid
====================
"من حسن الاسلام المرئ تركه مالايئنيه"
“sebagus-bagusnya islam itu adalah meninggalkan suatu perkara yang tidak penting”

Kiai Hamid adalah, sosok kiai yang sangat kharismatik. dan tantunya untuk memperoleh kharisma tersebut tidak dengan perilaku keseharian yang semena-mena, sombong. atau lebih-lebih terlalu banyak bicara. Sifat dalam keseharian Kiai asal kota lasem ini benar-benar mencerminkan “akhlaqun nubuwwah” (akhlaqnya Nabi). Muali dari bangun tidur hingga tidur kembali beliau tak pernah sekali pun meninggalkan amalan-amalan sunnah. Dan sebagai contoh salah satunya adalah kisah yang akan kami sampaikan di bawah ini.

Alkisah, pada suatu hari. Ada tiga orang yang hendak pergi sowan ke Kiai hamid dengan niatan untuk mencari solusi permasalahan yang mareka alami. Dari ketiga orang tersebut, setiap orangnya mempunyai masalah sendiri-sendiri dan pastinya berbeda-beda. Sayang permasalahan ketiga orang ini tidak diceritakan secara detail. Setiba di pesantren salafiyah, ketiga orang tersebut langsung bertanya kepada seorang santri yang berada di depan musholla PP. Salafiyah. Santri itu pun langsung mengantarkan ketiga orang tersebut ke ndalem (kediaman) Kiai Hamid. Santri tersebut mempersilahkan tamu-tamu itu duduk di teras depan ndalem.

Akhirnya tak lama kemudian Kiai hamid pun keluar. “Loh... onok tamu, soko endi? Onok perlu opo?” (Loh, ada tamu... dari mana? Ada perlu apa?). tanya Kaiai Hamid. Salah satu dari tamu tersebut langsung menjawab. “dugi kota Malang sedoyo Kiai... tujuani pun pengen nyuwon solusi dateng panjengan.” (semuanya dari kota Malang kiai... tujuan kami semua hendak meminta solusi permasalahan kami kepada anda). “yo wes... sek lek ngo tak menjero diluk yo.” (ya sudah... kalau begitu saya mau kedalam dulu). Jawab Kiai Hamid.

Tak lama kemudian Kiai Hamid tiba tiba keluar. Ketika tamu tersebut hendak menceritakan permasalahannya. Belum sampai terucap satu kata pun dari mulut orang tersebut, Kiai Hamid langsung menjawab inti dari permasalahan ketga orang tersebut. Dan anehnya, jawaban yang dilontarkan kepada ketiga orang tersebut sama semua. Kiai Hamid hanya mengucapkan penggalan lafadz dari surat al-Ma’idah ayat 6 juz 6. “فلم تجدوا ماء فتيمموا ” hanya itulah jawaban dari Kiai Hamid. Lantas setelah membaca penggalan surat tersebut Kiai Hamid menyuruh mereka pulang sembari berkata “Wes... jawabane pertanyaanmu kabeh onok nang ayat iku mau. Golek ono artine dewe yo.” (Sudah...jawaban dari pertanyaan kalian semua ada dalam ayat tersebut. Cari artinya sendii ya). Akhrinya ketiga tamu itu pun pulang.

Sungguh mengesankan. Datang dengan membawa tiga pertanyaan yang berbeda-beda tapi pulang dengan membawa satu jawaban yang sama. Sobhanalloh... dari sini kita bisa melihat bagaimana ke’arifan Kiai Hamid. Tanpa ada pemborosan kata atau panjang lebar beliau dapat memahamkan seseorang dengan ucapan yang seperlunya. Ini semua juga menunjukkan bahwa Kiai Hamid adalah potret seorang Kiai yang sempurna dalam agamanya. Hal ini juga sama dengan kata seorang pepatah arab. “Apa bila ada seseorang yang banyak bicara. Maka, sesungguhnya orang tersebut kurang ilmunya.” Wallohu A’lam Bis Shawab...(zen)

sumber:http://salafiyah.org/beranda/51-kyai-hamid/466-bicara-seperlunya.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar