ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Senin, 01 Agustus 2011

doa yg paling tinggi adalah kalimat Al-Hamdulillah (segala puji bagi Allah)

==============================================
Syekh Ihsan dalam juz dua kitab Sirajut Thalibin : doa yg paling tinggi adalah kalimat Al-Hamdulillah (segala puji bagi Allah)
============================

Kediri, NU Online
Sirajut Thalibin Tawarkan Model Tasawuf Zaman Ini
===========================================
Kitab Sirajut Thalibin karya Syekh Ihsan bin Dahlan Kediri atau di kalangan pesantren lebih dikenal dengan Kiai Ihsan Jampes menawarkan model tasawuf baru untuk zaman ini. Misalnya ajaran tentang uzlah yang secara umum diartikan sebagai pengasingan diri dalam kesunyian duniawi, oleh Syekh Ihsan dimaknai sebagai pengasingan diri dalam kehidupan bersama masyarakat yang majemuk.

Hal ini disampaikan KH Abidurrahman Masrukhin. Ia adalah penerus pengajian Sirajut Thalibin di lingkungan Pondok Pesantren Jampes yang diadakan tiga kali seminggu yakni Jum’at, Sabtu, dan Ahad malam pukul 22.30 WIB di masjid Pesantren Nurul Amin Jampes, Kediri.

”Uzlah bukan lagi menyepi, tapi bagaimana hidup dalam masyarakat majemuk. Inilah yang disebut sebagai tasawuf hadzaz zaman (tasawuf zaman ini),” katanya kepada NU Online usai acara haul ayahnya KH Masruhin di Pondok Pesantren Nurul Amin Jampes, Ahad (19/7) lalu. KH Masruhin sendiri adalah keluarga pesantren Jampes yang menciptakan lambang untuk pesantren ini, dengan nama Pesantren Al-Ihsan, diambilkan dari nama Kiai Ihsan Jampes.

Gus Abid panggilan akrab KH Abidurrahman Masrukhin adalah satu-satunya pewaris pengajian kitab Sirajut Thalibin yang memperoleh sanad langsung dari ayahnya KH Masruhin, dan ayahnya berguru langsung kepada Syekh Ihsan.

Pengajian kitab dua jilid setebal lebih dari seribu halaman ini hanya menghabiskan satu rai atau satu halaman saja setiap malamnya. Pengajian di masjid Pesantren Nurul Amin Jampes saat ini sudah sampai jilid kedua halaman 70.

Sirajut Thalibin, salah satu kitab kuning karya ulama besar Nusantara ini memang kembali mencuat setelah ditemukan kasus pembajakan oleh penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyah Beirut, Lebanon. Nama pengarangnya diganti syekh Ahmad Zaini Dahlan Al-Hasani Al-Hasyimi Al-Maki. Kasus ini masih diusut oleh berbagai pihak terkait.

Ajaran lainnya tentang tasawuf zaman ini dalam Sirajut Thalibin, menurut Gus Abid adalah soal zuhud. Biasanya zuhud diartikan sebagai tapa dunia atau menghindari harta benda. Syekh Ihsan mengajarkan bahwa orang yang zuhud sebenarnya adalah mereka yang dikejar harta, namun tak merasa memiliki harta itu sama sekali.

”Jadi zuhud adalah tapa dunia tapi malah kaya. Nah kalau sudah kaya lantas mencari jalan yang terbaik dalam menafkahkan hartanya itu. Inilah ajaran Sirajut Thalibin. Bahkan Kiai Ihsan sendiri adalah orang yang kaya raya,” katanya.

Satu lagi pelajaran dari Sirajut Thalibin adalah soal syukur, atau berterimakasih atas semua karunia dari Allah SWT. Kata Syekh Ihsan dalam juz dua kitab Sirajut Thalibin, doa yang paling tinggi adalah kalimat Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah. (nam)

sumber:http://www.facebook.com/note.php?note_id=328150086024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar