ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Selasa, 02 Agustus 2011

Wafatpun Masih Memimpin Pengajian (Keteladanan Kyai Hamid)

Wafatpun Masih Memimpin Pengajian
Keteladanan Kyai Hamid
==========================
“Gajah mati meninggalkan gading. Manusia mati meninggalkan nama” ,begitu kata pepatah. Meskipun Kiai Hamid sudah wafat, namun nama beliau masih melekat di hati ummat.bahkan yang tak pernah bertemu sekalipun mengetahui kisah kehidupan Kyai yang berakhlaq mulia ini.



Lima hari setelah kewafatan beliau, di halaman Ponpes Salafiyah terjadi cek-cok antara orang Kalimantan dengan salah satu santri. awalnya, orang Kalimantan ini bertanya kepada seorang santri, ”Permisi, numpang tanya, Kiai Hamidnya ada?”.
Dengan sopan santri ini menjawab “Maaf pak,bapak cari Kiai Hamid.beliau sudah wafat hari sabtu kemarin”. Mendadak orang tadi marah.
”apa kamu bilang, Kiai Hamid Sabtu kemarin wafat, kamu jangan kurang ajar ya! Kiai Hamid Rabu pagi kemarin masih memimpin pengajian di masjid tempatku (di Kalimantan)”. Si santri tadi tercengang dan ketakutan, ditambah rasa tidak percaya karena menurut akal sangat tidak mungkin kalau kemarin Rabu beliau memimpin pengajian di Kalimantan karena beliau sudah wafat hari Sabtu sebelumnya. Kalaupun benar, hal itu sangat tidak mungkin karena setiap hari Rabu pagi beliau rutin memimpin pengajian di kediaman beliau sendiri, kadang juga di kediaman putra pertamanya (Gus Nu’man).

Tak lama, datang seorang santri yang bernama Saman. Dengan sopan dia bertanya “Maaf, ada apa ini pak?”.
”Temanmu ini memang santri kurang ajar, masa' Kiai Hamid dibilang sudah wafat padahal Rabu pagi kemarin beliau masih memimpin pengajian di tempat saya”.
“Bapak cari Kiai Hamid? Beliau ada tapi sekarang ada di masjid. Kalau bapak mau bertemu, mari saya antar”.
”kamu juga ngapain bilang sekarang Kiai Hamid di masjid”.jawabnya ngebantah.
”kalau bapak tidak mau bertemu, ya sudah… saya nggak maksa. sekarang beliau memang ada di sana”. Mendengar ucapan Saman dia pun nurut demi bertemu dengan beliau. Berangkatlah Saman dengan orang Kalimantan tadi ke masjid. Tak lupa santri yang tadi dimarahinyapun ikut serta dengannya.

Sesampai di masjid, Saman menuju komplek pemakaman. Saman menuju bundukan tanah yang masih bertaburan bunga-bunga segar.
”bapak, sekarang anda percaya atau tidak, itulah Kiai Hamid” jari jempol Saman menunjuk pusara beliau. spontan orang Kalimantan tadi menangis histeris dan langsung memeluk pusara makam beliau. (Ren)

Sumber: Bpk. Ahmadi
sumber:http://salafiyah.org/beranda/51-kyai-hamid/281-wafatpun-masih-memimpin-pengajian.html

2 komentar:

  1. السلام عليكم

    Nuwun sewu... apa blog ini milik cucu beliau ?
    dan mohon izinnya untuk copy paste halamn ini pada blog saya !


    السلام عليكم

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa alaikum salam wr wb. Saya hanya santri Beliau, bukan cucunya

      Hapus