ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Selasa, 18 September 2012

Peribahasa Arab yang ada kesamaan sustansi dengan peribahasa Indonesia

============================================================ Diantara Peribahasa Arab yang ada kesamaan sustansi dengan peribahasa Indonesia: قبل الرماء تملأ الكنائن (sebelum memanah, isi dulu tempat anak panah). Hal ini sama dengan ungkapan bahasa Indonesia yang berbunyi: "Sedia payung sebelum hujan". Meskipun terdapat perbedaan lafadz dan kata-kata dalam kedua peribahasa tersebut, namun, keduanya mengandung persamaan maksud, yaitu: "siapkan segala sesuatu sebelum beraktivitas". Orang Arab menggunakan kata tempat anak panah dan memanah, karena dipengaruhi oleh budaya mereka yang memiliki tradisi berperang pada zaman dahulu dengan menggunakan alat tersebut. Sedangkan dalam bahasa Indonesia digunakan kata hukan dan payung. Karena di Indonesia sering hujan. إذا دخلت قرية فاحلف بإلاهها (jika kamu memasuki suatu kampung, maka bersumpahlah atas nama Tuhannya) Maksud dari amtsâl tersebut adalah Sebagian manusia lebih mengutamakan mencari muka pada orang lain dan menyetujui apa yang mereka perbuat meskipun mereka tidak yakin akan kebenarannya, karena mereka mengetahui bahwa menentang adat tersebut akan membinasakan dan menyusahkan diri mereka sendiri. Dengan kata lain, seseorang hendaknya menyetujui dan mengikuti (adat yang berlaku) selama ia belum mampu mengubah hal-hal yang tidak ia setujui. Masal tersebut memiliki persamaan dengan peribahasa Indonesia yang memiliki kandungan makna yang sama, meskipun diucapkan dengan lafaz yang berbeda yaitu: Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Dan Hidup di kandung adat, mati di kandung tanah, yaitu segala sesuatu harus kita kerjakan sesuai dengan adat istiadat yang berlaku. لكل صارم نبوة ولكل جواد كبوة ولكل عالم هفوة (tiap pedang yang tajam bisa meleset, tiap kuda bisa tergelincir dan tiap yang berilmu bisa salah) Masal ini mengandung makna bahwa sepintar-pintarnya seseorang ia pasti pernah melakukan kesalahan atau kekhilafan. Dalam bahasa Indonesia terdapat salah satu peribahasa yang memiliki persamaan makna dengan masal ini yaitu sepandai-pandai tupai melompat, jatuh juga". Dengan demikian masal tersebut dilontarkan pada seseorang yang mengalami keadaan seperti ini. ترى الفتيان كالنخل وما يدريك ما الدخل (Engkau melihat para pemuda seperti pohon kurma, dan apakah yang engkau ketahui di dalamnya?) peribahasa ini diucapkan ketika kita tertipu oleh penglihatan dan pandangan yang menipu, karena di sekitar kita akan kita temukan pemandangan yang mengelabui dan hanya sebagai fatamorgana. Dan peribahasa Indonesia yang memiliki makna yang sama adalah: "Dalam laut boleh diduga, dalam hati siapa yang tahu" إنه لأشبه به من التمرة بالتمرة (Sesungguhnya ia benar-benar lebih menyerupainya dari pada buah kurma serupa dengan buah kurma) Peribahasa ini menyerupakan dua hal atau benda yang sangat serupa atau mirip. Adapun dalam bahasa Indonesia kita mengenal sebuah peribahasa yang memiliki persamaan makna dengan masal tersebut yaitu "bagaikan pinang di belah dua" غيري يأكل الدجاج وأنا أقح في السياج maksud dari amtsâl tersebut adalah berusaha sekuat tenaga, namun orang lain yang menikmati hasilnya. Hal ini sesuai dengan peribahasa Indonesia, "Mengairi sawah orang lain". بلغ الحزام الطبيين Makna peribahasa tersebut adalah kesusahan seseorang yang sudah mencapai puncaknya. Peribahasa Indonesia "bagai makan kerawat atau tali". التمرة والجمرة Peribahasa tersebut berarti "Kurma dan bara api". Maksud dari peribahasa Arab tersebut adalah memilih menuntaskan persoalaan dengan cara perdamaian . Dan makna ini sesuai dengan peribahasa Indonesia yang berbunyi "Habis beralur maka beralu-alu" ثاطة مدت بماء Arti peribahasa tersebut adalah Lumpur bacin dibantu air. Dan maknanya adalah kejahatan diberi jalan oleh kejahatan. Dan makna tersebut sesuai dengan makna peribahasa Indonesia yang berbunyi "Adakah Buaya menolak bangkai" الجحش لما فاتك الأعيار Artinya anak keledai saja kalau sudah kehilangan keledai. Maknanya sama dengan peribahasa Indonesia yang berbunyi "Tak ada Rotan akarpun jadi"makna keduanya adalah mencari pengganti dari sesuatu yang tidak ada. إن الحديد بالحديد يفلح Artinya besi hanya dapat diputus dengan besi pula. Maknanya melawan orang harus sebanding kekuatannya. Maknya sama dengan peribahasa Indonesia yang berbunyi "Anjing Galak, Babi berani" من حفر حفرة وقع فيها Maknanya adalah perbuatan jahat pasti akan mengenai dirinya sendiri. Dan makna terebut sesuai dengan peribahasa Indonesia yang berbunyi "Senjata makan tuan" الخروف يتقلب على الصوف Maknanya adalah orang yang serba kecukupan, maknanya sesuai dengan peribahasa Indonesia yaitu "Tampuk Masih bergetah" هل يرتجي مطر بغير سحاب Maknanya adalah seseorang yang sangat sulit diharapkan bantuannya. Dan makna ini terdapat dalam peribahasa Indonesia yang berbunyi "Menengadah ke Langit hijau" من الشوكة تخرج الوردة Maknanya adalah kebahagiaan yang tidak akan mudah didapatkan karena harus melewati usaha-usaha sulit dan menyusahkan(Dimualai dari banyak duri tajam, akan dpt memetik bunga mawar yg harum). Sesuai dengan peribahasa Indonesia yang berbunyi "Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar