ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Jumat, 16 Februari 2018

HARI JUMAT YANG SAKRAL DI TARIM, YAMAN

HARI JUMAT YANG SAKRAL DI TARIM, YAMAN

Hari Jum’at merupakan hari raya mingguan umat Islam, karena fadilat yang ada di hari tersebut dilipatgandakan dari hari-hari lain. Di Yaman, lebih khususnya Tarim, hari Jum’at merupakan hari yang sakral bagi warga setempat. Mulai kamis sore, kesiapan lahir-batin dipersiapkan masyarakatnya untuk menyambut malam nan agung itu. Setelah melaksanakan shalat maghrib, beberapa tempat di kota ini menyelenggarakan pembacaan maulid. Sebut saja di masjid Jamik yang dipimpin langsung oleh Mufti Tarim, Al Habib Ali Al Masyhur. Juga di pondok pesantren Darul Musthafa di bawah asuhan Al Habib Umar bin Hafidz.

Antusias warga sangat patut diacungi jempol. Pasalnya, meski hanya disuguhkan secangkir wedang jahe, mereka rela menyapekkan diri untuk menghadiri pembacaan kisah kekasihnya itu. Selain maulid, juga digelar majelis-majelis ilmu, terutama majelis fikih. Semisal majelis bersama Syeikh Muhammad Ali Ba’udhan, dan Syeikh Thaha, hafidhahumAllah.

Selain itu, pada malam dan hari Jum’at, warga Tarim selalu berkonsisten dengan pembacaan zikir/wirid khusus hari Jumat. Zikir-zikirnya meliputi; pembacaan surah Al Kahfi, Yasiin, Ad Dukhan, Al Muzammil, Al Buruj, At Thariq, Ad Dhuha hingga akhir surat, qasidah Al Imam Abu Bakar Abdullah Alaydrus, qasidah Imam Al Haddad, doa dan wirid Syeikh Abu Bakar bin Salim, serta berselawat kepada Rasulullah Saw. Untuk lebih jelas, Anda bisa melihatnya di buku wirid Al Khulasah, buku kumpulan wirid-wirid yang dihimpun oleh Al Habib Umar. Di antara fadilat membaca surah Kahfi pada hari/malam Jumat adalah hadits: "Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum'at." (Al Hadits).

Berlanjut ke hari Jumat, merupakan hari libur nasional di Tarim, sehingga aktivitas persekolahan, perkantoran dan kegiatan resmi lainnya terlihat sepi. Tak hanya itu, warung-warung dan pasar-pasar pun juga tutup. Denyut kehidupan perpasaran justru kembali meriah setelah selesai shalat Jum’at. Anda mungkin heran dan bertanya-tanya: kok bisa ya! Jualan ada liburnya juga? Tetapi begitulah realitanya. Hal tersebut bertujuan agar warga setempat lebih leluasa beribadah kepada Allah swt di hari yang agung itu.

Setelah shalat subuh pagi Jumat, aktivitas warga Tarim adalah berziarah ke pemakaman-pemakaman. Di Tarim terdapat tiga pemakaman umum; Zanbal, Furaith dan Akdar. Ziarah tersebut dimulai dari pemakaman Zanbal yang dipimpin langsung oleh Ketua Majelis Fatwa di Tarim, Al ‘Allamah Al Habib Ali Masyhur bin Muhammad (Saudara kandung Habib Umar –Guru Habib Mundzir Almusawa-). Nah, oleh karena itu, masih berani mengingkari kebolehan berziarah? Ya, itu terserah Anda.

Selepas itu, masyarakatnya berbondong-bondong melangkah ke masjid untuk melaksanakan shalat Jumat. Tak hanya orang tua-anak muda, anak-anak kecil pun turut meramaikan prosesi shalat mingguan itu. Ajibnya, anak-anak kecil tersebut selalu ditemani orang tuanya hingga selesai shalat, sehingga aktivitas di masjid tak diperkeruh oleh kebisingan anak-anak kecil yang berlarian kesana-sini. Yach, begitulah didikan yang patut kita contohi, dari sejak kecil, anak-anak sudah diperkenalkan dengan agama.

Tak hanya kaum laki, kaum Hawa juga terlihat begitu kuat dengan nuansa islaminya. Di hari itu, ada majelis zikir khusus perempuan yang digelar di distrik Aidid. Dimulai sekitar pukul 10.00, majelis itu berakhir hingga sebelum shalat Jumat digelar.

Yach, begitulah sekelumit kisah hari Jumat sakral di Tarim, semoga bermanfaat! Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar