ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Kamis, 01 Februari 2018

MENGENANG DETIK-DETIK TERAKHIR KEHIDUPAN PENGHULU PARA WANITA AHLI SURGA FATHIMAH AZ-ZAHRA' Rodlyallohu Anha /RA (13 Jumadil Awal 11 H)

MENGENANG DETIK-DETIK TERAKHIR KEHIDUPAN PENGHULU PARA WANITA AHLI SURGA FATHIMAH AZ-ZAHRA' Rodlyallohu Anha /RA
(13 Jumadil Awal 11 H)

Hari ini (13 Jumadil Awal 11 H), Sayyidatuna Fathimah Ra tampak dalam keadaan terbaik yang seharusnya setiap wanita seperti itu.

    Sayyidatuna Fathimah ra memegang Hasan ra dan Husein as dan membasuh kepala mereka Lalu dia menemui Imam Ali Krw seraya berkata, “Hai Abu Hasan, jiwaku telah membisikiku bahwa tak lama lagi aku akan berpisah denganmu. Aku mempunyai wasiat yang telah kupendam dalam dadaku yang ingin aku wasiatkan padamu.”
    ‎Sayyidina Ali krw menjawab, “Wasiatkanlah apa saja yang engkau sukai, niscaya engkau akan dapati aku sebagai orang yang menepati dan melaksanakan semua yang engkau perintahkan kepadaku, dan aku dahulukan urusanmu atas urusanku.”
    ‎Sayyidatuna Fathimah Ra mulai berkata:
“Abu Hasan, engkau tidak pernah mendapatiku berdusta dan berkhianat, dan aku tidak pernah menentangmu sejak engkau menikah denganku.”
    Sayyidina Imam Ali krw menjawab, “Aku berlindung kepada Allah (dari berprasangka demikian). Engkau orang yang paling baik di sisi Allah, paling alim, dan paling takwa. Tidak wahai Fathimah, engkau begitu mulia dan tidak pernah membantahku. Sungguh berat bagiku berpisah dan meninggalkanmu. Tetapi, ini adalah hal yang harus terjadi.”
    ‎"Demi Allah, engkau mengulangi musibah Rasulullah saww atasku. Sungguh besar musibah kematianmu dan kepergian atasku. Kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali atas musibah yang sangat besar, sangat menyakitkan dan sangat menyedihkan.”
    ‎Kemudian Sayyidina Imam Ali Krw  mengusap kepala Sayyidatuna Fathimah Ra sambil menangis. Lalu Fathimah Ra melanjutkan wasiatnya:
    ‎“Abu Hasan, jika aku telah meninggal,mandikanlah aku, hunuthlah tubuhku dengan sisa hunuth yang telah dipakai oleh ayahku Rasulullah saww, lalu kafanilah aku. Shalatilah aku dan jangan biarkan orang-orang yang memperlakukan aku secara dzalim menghadiri jenazahku, baik dari kalangan mereka maupun dari pengikut mereka.”
    ‎Kemudian Fathimah Ra meneruskan, “Kuburlah aku di waktu malam, saat keheningan menyelimuti bumi dan mata terlelap dalam tidur dan sembunyikanlah letak kuburanku.”
    ‎“Abu Hasan, aku berwasiat kepadamu agar menjaga Zainab, juga Hasan Ra dan Husein Ra. Jangan engkau bentak mereka karena mereka akan menjadi anak-anak yatim yang penuh derita. Baru saja kemarin mereka ditinggal oleh kakek mereka Rasulullah saww dan hari ini mereka akan kehilangan ibu mereka, (Fathimah Ra).”
    ‎Kemudian Imam Ali Ra keluar menuju mesjid. Fathimah Ra berdiri dan memandikan Hasan as dan Husein Ra. Dia mengganti pakaian Hasan Ra dan Husein Ra setelah menyiapkan makanan bagi mereka. Fathimah ra berkata kepada mereka, “Keluarlah kalian dan pergilah ke Mesjid.” Sebagaimana biasa, Fathimah ra menitipkan Zainab ke rumah Ummu Salamah. Hingga tak seorang pun dari anaknya yang ada di rumah. Asma’ binti Umais berkata bahwa dia melihat Fathimah ra dan dia berkata kepadaku:
    ‎“Wahai Asma’, aku akan masuk ke dalam kamarku ini untuk mengerjakan shalat-shalat sunahku dan membaca wirid-wiridku dan Al-Quran. Bila suaraku terhenti, maka panggillah aku bila aku masih bisa menjawab. Kalau tidak, berarti aku telah menyusul ayahku Rasulullah saww.”
    ‎Asma’ berkata, “Lalu, Fathimah as masuk ke dalam kamar. Tatkala aku sedang asyik mendengar suaranya yang membaca Al-Qur’an, tiba-tiba suara Fathimah ra berhenti. Aku memanggilnya, 'Ya Zahra…!' Dia tak menjawab. Hai ibunya Hasan…!' Dia pun tak menjawab. Aku masuk ke kamar dan Fathimah ra telah terbentang kaku menghadap kiblat sambil meletakkan telapak tangannya di bawah pipi kanannya. Fathimah ra menemui ajalnya dalam keadaan terdzalimi, syahid, dan sabar."
    ‎Asma’ berkata, “Aku menciuminya dan berkata kepadanya, 'Wahai Tuanku, sampaikan salamku kepada ayahmu Rasulullah saww.'
    ‎Saat aku dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Hasan ra dan Husein ra yang masih kanak-kanak itu, pulang dari masjid. Saat mereka masuk, Husein ra yang pertama kali bertanya kepadaku, 'Asma’, dimana ibu kami Fathimah ra ?' Aku menjawab, 'Wahai Kedua pemimpinku, ibu kalian sedang tidur.' Husein ra berkata, 'Apa yang membuat ibu kami tertidur di saat ini, saat waktu shalatnya? Tidak biasanya dia tertidur di saat ini.' Aku berkata, 'Wahai Dua Pemimpinku, duduklah hingga aku bawakan makanan untuk kalian.'”
    ‎Asma’ berkata, “Aku letakkan makanan di hadapan Hasan ra dan Husein ra. Mereka memanggut-manggut, kepala mereka ke arah bawah. 'Sekarang… ini makanannya, duhai Hasan, Cahaya Mata, duhai Husein ra.' Husein as berkata, 'Wahai Asma’, sejak kapan kami makan tanpa ditemani oleh ibu kami Fathimah ra? Setiap hari kami makan bersama Ibu kami Fathimah ra, mengapa hari ini tidak?' Perasaan Husein as tidak enak, dia berlari ke kamar… Kemudian dia duduk di depan kepala Fathimah ra dan menciuminya, lalu dia berkata, 'Oh ibu, berbicaralah kepadaku, aku putra tercintamu…Husein. Ibu…, berbicaralah kepadaku sebelum ruhku keluar dari badanku.' Husein berteriak, 'Hai Hasan Ra…, semoga Allah melipatgandakan pahala kepadamu atas kematian Ibu kita Fathimah Ra.' Imam Hasan Ra datang dan merangkul Ibunya dan menciuminya."
    ‎Asma’ berkata, “Aku masuk kamar… Demi Allah, Husein Ra telah merobek-robek hatiku. Aku melihatnya menciumi kaki ibunya Fathimah Ra seraya berkata, 'Ibu…, berbicaralah kepadaku sebelum jiwa berpisah dari badanku.'"
إنا لله وإنا إليه راجعون.

Tangisan Imam Ali krw ketika Pemakaman Jenazah Istri Tercintanya Sayyidah Fathimah Az-Zahra' RA.

   Ketika Amiril Mu'minin Ali bin Abi Thalib krw memasukkan jenazah istri tercintanya, Sayyidah Fathimah Az-Zahra' RA, ke liang lahad, beliau menangis terisak-isak sehingga putranya Al-Hasan berkata:
   "Wahai Ayahku, gerangan apakah yang membuat dirimu menangis sedemikian rupa?"
   Amiril Mu'minin Ali bin Abi Thalib krw menjawab:
   "Wahai Putraku Al-Hasan, aku teringat pesan kakekmu Rasulullah Saww, beliau bersabda (kepadaku):
   'Kelak jika Putriku Fathimah telah tiada, wahai Ali, maka akulah yang akan pertama kali menerima jasadnya di liang lahat.'
   Dan demi Allah, wahai Al-Hasan Putraku, aku melihat tangan kakekmu Rasulullah Saww menerima jasad ibumu Fathimah. Aku melihat kakekmu Rasulullah Saww menciumi wajah ibumu Fathimah."
   Amiril Mu'minin Ali bin Abi Thalib Krw berkata:
   "Wahai Rasulullah, kini aku kembalikan amanah yang telah engkau berikan kepadaku. Aku kembalikan belahan jiwamu, yang setiap engkau rindu akan surga, engkau cium wajah suci putrimu Fathimah Az-Zahra'." الفاتحة

 
اللهم أحينا على حب سيدنا محمد وال سيدنا محمد وأمتنا على حب سيدنا محمد وال سيدنا محمد واحشرنا مع سيدنا محمد وال سيدنا محمد وارزقنا شفاعة سيدنا محمد وال سيدنا محمد.
 رب اغفر لي ولوالدي وارحمهما كما ربياني صغيرا.
  اللهم صل  على سيدنا  محمد وآل سيدنا محمد.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar