ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Jumat, 25 Maret 2011

Kedudukan Nabi Muhammad SAW di Hari Akhir

Bismilahirrahmanirrahim Walhamdulillah Wassholatu Wassalamu `Ala Rasulillah, Wa’ala Aalihie Washohbihie Waman Walaah amma ba’du…
======================================
oleh Maulana Syaikh Muhammad Nazhim ‘Adil Al-Haqqani*

Nabi terakhir di antara para Nabi, Sayyidina Muhammad, sall-Allahu ‘alaihi wasallam, adalah seseorang yang paling rendah hati di antara manusia; tak seorang pun mampu mencapai kerendahhatian beliau di Hadirat Ilahi. Kerendahhatian adalah sifat yang paling dicintai dari manusia di mata Allah Ta’ala. Hingga tingkat mana kita mampu berendah hati, sebanyak itu pulalah Allah akan meninggikan derajat kita lebih tinggi; semakin sombong seseorang di hadapan Tuhannya, sebanyak itu pulalah Tuhannya akan merendahkan derajatnya.

Allah Ta’ala meninggikan derajat kekasih-Nya Muhammad sallAllahu ‘alayhi wasallam hingga tingkatan tertinggi dalah Hadirat Ilahiah dan mempercayakan padanya pembagian tingkatan-tingkatan bagi seluruh manusia menurut kebutuhan mereka. Tingkatan-tingkatan dari berbagai Nabi dan Awliya’ juga telah dibagi dan diberikan oleh Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam, dan juga, bagi orang-orang beriman secara umum, tingkatan-tingkatan mereka dalam Iman telah diberikan pula oleh beliau. Allah Ta’ala telah menjadikan beliau sebagai wakil-Nya dalam menghakimi setiap makhluq, tapi beliau tak pernah menghakimi di luar batas wewenang itu – wewenangnya mungkin menjangkau setiap makhluq, tapi Allah Ta’ala adalah Hakim dari semua hakim dan Ia-lah Yang Menggenggam dalam Tangan-Nya penghakiman atas seluruh makhluq termasuk Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam. Grandsyaikh (‘Abdullah Fa-iz ad-Daghestani)** pernah berkata bahwa Allah Ta’ala mungkin akan membuka bagi Nabi-Nya hakikat menjadi hakim bagi seluruh makhluq di Hari Akhir nanti. Allah Ta’ala akan memberi beliau otoritas (wewenang) untuk menjadi hakim bagi seluruh orang yang berkumpul di Hari Akhir dalam Hadirat Ilahiah. Pada hari itu, wewenang Nabi untuk menghakimi akan muncul. Mengetahui hal ini adalah cukup untuk mengetahui kehormatan yang dimiliki Nabi kita, yang bersabda dalam sebuah hadits: “Pada hari itu, Adam dan seluruh para Nabi akan berada di bawah benderaku. Aku tidak mengatakan hal ini karena kesombongan, tapi hanya untuk memberitahu kalian agar kalian beriman pada apa yang diberikan Tuhanku padaku di Hari Akhir nanti; di hari itu seluruh Nabi akan berada di bawah benderaku atas perintah Allah Ta’ala, dan dengan perintah-Nya pula aku memberitahukan pada kalian agar kalian tahu derajat setiap orang dalam Hadirat Ilahiah.”

Saat ruh Adam mula-mula ditiupkan ke badannya, ia melihat ke atas ke ‘arasy (singgasana) Allah; kemudian ketika ia berbuat dosa di Surga dan Allah Ta’ala mengirimkannya ke bumi, ia memohon pada Tuhannya, “Wahai Tuhanku, demi kehormatan Muhammad, ampunilah aku.” Allah Ta’ala bertanya padanya, “Wahai Adam, bagaimana kau tahu akan Muhammad padahal ia belum diciptakan?” “Wahai Tuhanku, saat ruhku memasuki tubuhku dan aku mula-mula membuka mataku, aku melihat ke ‘arasy-Mu, dan di sana aku melihat tertulis, “Tak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya” (Laa ilaaha illallah, Muhammadun Rasulullah), dan aku pun tahu bahwa ia pastilah seseorang yang paling dicintai oleh-Mu Yang Mahatinggi dan yang paling terhormat di antara makhluq-Mu hingga namanya sampai tertulis di samping nama-Mu.” Allah Ta’ala menjawab Adam, “Ya, engkau benar, dialah kekasih-Ku, dan ia begitu terhormat dalam Pandangan-Ku hingga Ku-ciptakan seluruh alam semesta ini demi dirinya; jika engkau memohon pada-Ku ampunan demi dirinya, akan Ku-ampuni dirimu dan Aku pun akan Mengasihi anak-anakmu.”

Allah Ta’ala akan memberikan wewenang kepada Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam di Hari Akhir nanti. Di hari itu Allah akan menghakimi setiap orang, dan saat Ia telah selesai dengan keputusan-Nya, Ia akan memanggil Muhammad dan menempatkannya di kedudukan paling terpuji (al-Maqam-ul-Mahmud), yang tak seorang pun lainnya mampu meraihnya. Allah Ta’ala akan berfirman, “Mintalah, dan apa pun yang kau inginkan akan diberikan padamu, karena orang-orang itu kini menjadi tanggungan dari penghakimanmu.” Inilah makna dari salah satu ayat dalam Quran yang mengatakan bahwa Muhammad tidaklah diutus melainkan sebagai Rahmat (Kasih Sayang) bagi seluruh alam.

Sumber: buku Mercy Oceans Hidden Treasures

*Mawlana Syaikh Muhammad Nazhim ‘Adil al-Haqqani, dilahirkan 1922 di Cyprus, adalah seorang ‘aalim besar di zaman ini. Sebagai seorang Faqih (Ahli ilmu Hukum Islam) dalam Fiqh Mazhab Hanafi, beliau adalah pula Grand Mufti negeri Cyprus. Beliau juga merupakan pemimpin Tariqah Naqshbandi-Haqqani sedunia, dengan pengikut dan murid yang berjumlah jutaan, tersebar di segenap penjuru dunia. Di tangan beliau, ribuan (bahkan mungkin jutaan) orang, khususnya di Eropa dan Amerika kembali ke pangkuan Islam yang penuh kedamaian, Islam jalan tengah, Ahlussunnah wal Jama’ah. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-, barakah-, dan kasih sayang-Nya pada beliau. Aamin ya Rabbal ‘aalamiin.

**Grandsyaikh Mawlana Syaikh ‘Abdullah Faiz ad-Daghestani adalah guru pembimbing Mawlana Syaikh Nazim ‘Adil Al-Haqqani dalam meniti jalan tasawuf di tariqah Naqshbandi-Haqqani. Beliau wafat di tahun 1973. Dan sebelum wafatnya, beliau berdomisili di Damaskus. Terkenal di kalangan penduduk Damaskus sebagai seorang Waliyullah (kekasih Allah), yang kepadanya, para ulama Sham (para ulama di Syria dan Lebanon) berdatangan untuk menuntut ilmu keislaman pada levelnya yang tertinggi. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-, barakah-, dan kasih sayang-Nya pada beliau. Aamin ya Rabbal ‘aalamiin.

sumber :http://www.muslimdelft.nl/titian-ilmu/tentang-nabi/kedudukan-nabi-muhammad-sall-allahu-%E2%80%98alaihi-wasallam-di-hari-akhir#more-247

Tidak ada komentar:

Posting Komentar