ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Rabu, 11 Juli 2018

MANAQIB NYAI TEPI BINTI KUMALA....Al-Fatihah..




Sekilas Kisah NYAI TEPI BINTI KUMALA.
=============================
Nyai Tepi Selase atau Nyai Selase atau Nyai Aji Selase merupakan salah satu tokoh ulama perempuan di Madura Barat. Di antara beberapa sebutan itu, sebutan Nyai Selase dirasa lebih pas. Karena sesuai dengan lidah masyarakat Petapan, dan tulisan di papan keterangan di kompleks pasarean beliau.
Lazimnya nama-nama tokoh ulama di Madura lainnya, sebutan gelar atau julukan lebih populer dibanding nama asli atau daging sang tokoh. Selase berasal dari nama tanaman selasih. Konon tanaman ini dulunya banyak terdapat di sekitar kediaman Nyai Selase, sehingga dari sanalah cikal-bakal sebutan Nyai Selase.

Nyai Selase berdasar catatan silsilah kuno, adalah keturunan Sunan Cendana disebut sebagai putri dari Nyai Kumala binti Sunan Cendana. Ayah Nyai Selase ialah Kiai Abdullah, yang dikenal dengan sebutan Kiai Tanjung, Kwanyar.  jika berdasar catatan dari Bindara Habib di Bangkalan, Kiai Abdulloh adalah putra dari Kiai Khothib Pasepen bin Pangeran Khothib Mantoh/ Mantu. Jadi perkawinan Nyai Kumala dan Kiai Abdullah adalah perkawinan sepupu dua kali/ dua pupu atau dupopo dalam istilah Madura. Karena Kiai Khothib Pasepen dan Sunan Cendana masih bersaudara sepupu. Ibunda Sunan Cendana, Ratu Gede Kedaton bersaudara dengan Pangeran Khothib Mantoh /Mantu, keduanya sama-sama anak Sunan Kulon dari Giri Kedaton.

Nyai Selase, dalam banyak catatan justru sering lebih banyak disebut dibanding suaminya, Kiai Aji Selase. Hal itu dimungkinkan ada beberapa alasan. Salah satunya, lazimnya penyebutan asal-usul para tokoh besar itu selalu cenderung dikaitkan dengan tokoh yang populer. Apalagi dalam tradisi keluarga besar di Madura tidak membeda-bedakan jalur ibu dengan ayah.
Nyai Selase merupakan cucu seorang ulama besar sekaligus waliyulloh Agung. Sunan Cendana merupakan guru besar di masanya. Banyak yang nyantri pada beliau dari segenap penjuru. Salah satunya ialah Kiai Selase.
Namun bukan berarti Nyai Selase lebih utama dari sang suami. Jika dilihat dari riwayat yang biasa dikenal di Bangkalan, Kiai Selase juga berdarah biru. Beliau disebut keturunan pancer dari Bhuju’ Ambarung. Nasabnya bersambung pada Syaikh Rabet. Dalam catatan Sumenep, Syaikh Rabet disebut putra Pangeran Gebak bin Sunan Kulon. Pangeran Gebak ini bersaudara dengan Ratu Gede Kedaton (Nyai Gede Kedaton), ibunda Sunan Cendana.

Pernikahan Nyai Selase dan Kiai Selase (tertulis di pasareannya di Kolak, Sukalila, Labang, bernama Abdul Mufid) membuahkan beberapa putra-putri yang menjadi leluhur banyak ulama besar di Madura. Di antara putranya ialah Kiai Pandita di Teja, Pamekasan—ada yang menyebut di Jipen, Bangkalan—dan Kiai Abdul Adzim, Sukalila, Labang. Kiai Pandita ini menurunkan banyak ulama dan cikal-bakal pesatren besar di kawasan Gerbang salam. Salah satu keturunan Kiai Pandita ialah Kiai Bayan, Waru, Pamekasan. Sedangkan Kiai Abdul Adzim menurunkan Kiai Muzakki atau Buju’ Tokolong yang menurut sebagian catatan juga salah satu ulama besar di masa Panembahan Sidomukti alias Cakraadiningrat ke-V, Bangkalan, sekaligus juga dikisahkan memiliki andil dalam memadamkan pemberontakan Ke’ Lesap. Kiai Abdul Adzim ini juga disebut menurunkan Syaikhona Kholil, Bangkalan.

Seperti yang disebut di muka, pasarean Nyai Selase berada di kompleks Pasarean agung Sunan Putramenggolo di Petapan.

Al-Fatihah...

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Lebih lengkap lagi kalo saudara2 kandung dari Kiai Muzaki di sebutkan. Sperti (Kiai Muheri) bin Kiai abdul Adzim Bin Kiai Sulasi yg memiliki banyak karomah...

    BalasHapus
  3. Assalamu'alaikum.
    salam silaturrohim saya haturkan, saya termasuk dari keturunan Bujuk Agung Waru bin K.Panditah... barangkali ada yang bisa menyebutkan jalur nasab dari K.Aji Selase dari jalur laki-laki yang samapai Panembahan Kulon.... terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kyai aji selase/Abdulloh bin Kyai Khotib pesapen Bin Kyai Khotib mantu(Qodhi Sampang) Bin Panembahan Kulon (Sayyid Muhammad Ali) Bin Sunan Giri

      Hapus