Desa Bani Sa’ad

Desa Bani Sa’ad merupakan desa bersejarah. Desa ini berjarak 5 jam dari Jeddah jika ditempuh dengan mobil atau 6 jam dari Makkah. Di desa ini terdapat bekas rumah tinggal penyusuh Nabi saw, Halimah As-Sa’diyah. Di desa ini Rasulallah disusui dan hidup di sana selama kurang lebih 4 tahun.
Telah diketahui dalam sirah bahwa setelah ibu beliau, Nabi saw disususi oleh Tsuwaibah, budak perempuan dari pamannya, Abu Lahab. Kemudian, sebagaimana kebiasaan adat kaum Quraisy Makkah dulu, jika lahir seorang anak laki laki mereka kirim ke badiyah atau pedesaan orang badwi yang jauh dari keluarganya dan kota Makkah untuk disusui dan dipelihara di sana. Di sana anak laki2 itu akan tumbuh besar menurut adat dan lingkungan orang orang Arab setempat yang asli. di sana pula ia akan belajar bagaimana cara hidup sederhana disamping belajar bahasa Arab dari subernya yang asli yang belum di pengaruhi oleh lingkungan bahasa dari luar.

Begitu pula pada waktu itu Ibu Nabi saw, Aminah, mencari wanita pedesaan untuk menyusui putranya dan hidup di desanya. Maka terpilihlah wanita yang bernama Halimah binti Abu Dzu’aib dari suku Sa’ad bin Bakr, yang kemudian lebih dikenal dengan Halimah as-Sa’diyah. Dia bercerita, bahwa sejak diambilnya Rasulallah saw ke desanya ia merasa mendapat berkah. Ternak kambingnya gemuk-gemuk dan susunyapun bertambah. Allah telah memberkati semua yang ada padanya.
Selama empat tahun dalam masa kanak-kanaknya beliau hidup didaerah badiyah yang dikelilingi padang pasir dan gunung gunung, dalam asuhan keluarga bani Sa’ad. Dengan alam seperti itu, tubuh Nabi menjadi sangat kuat, lidah beliau menjadi fasih berbahasa Arab, pikiran beliau menjadi cerdas dan mahir menunggang kuda.
Begitulah kehidupan Nabi saw di tengah tengah Bani Sa’ad, hingga tatkala berumur 4 tahun, terjadi sebuah peristiwa pembedahan dada Rasulullah saw. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah didatangi Jibril as pada saat beliau sedang bermain-main bersama teman-teman sebayanya. Jibril memegang beliau dan menelentangkannya, lalu membedah dada dan mengeluarkan hati beliau dan mengeluarkan segumpal darah dari dada beliau seraya berkata, “ini adalah bagian dari syetan yang ada pada dirimu”. Lalu Jibril mencucinya disebuah bejana terbuat dari emas dengan air zamzam, kemudian memasukannya kembali ketempat semula. Teman-temannya berlarian mencari ibu susuannya dan berkata : “Muhammad telah dibunuh”. Lalu merekapun datang menghampiri Rasulallah saw dan ditemukannya  dengan wajah yang semakin berseri.
Sungguh bersejarah tempat tersebut dan sudah selayaknya dikenang dan dijadikan tempat yang bersejarah. Walahua’lam