Jabal Tsaur (Bukit Tsaur)
Jabal Tsaur (Bukit Tsaur)
Bukit Tsaur terletak sebelah selatan Masjidil Haram, berjarak kurang lebih 7 km dari Masjidil Haram. Bukit ini membentang ke sebuah perkampungan Hijrah. Tinggi bukit kurang lebih 755 m dan luasnya 10 km persegi. Untuk mencapai gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama kurang lebih satu jam. Bukit itu dinamakan Tsaur karena bentuknya seperti tsaur atau lembu yang bediri menghadap kearah selatan. Jabal Tsur ini mempunyai nilai penting dalam sejarah Islam. Rasulullah SAW bersama Abu Bakar Ashiddiq ra pernah berlindung di gua di puncak gunung. Mereka bersembunyi di gua sempit itu waktu hendak hijrah ke Madinah. Menurut riwayat, setelah Rasulullah SAW selamat dari kepungan orang kafir Quraisy di rumahnya, maka beliau dengan diam-diam menyinggahi sahabat Abu Bakar shiddiq. Dari situ beliau bersama Abu Bakar lebih dahulu berlindung bersembunyi di Jabal Tsur kemudian menuju Madinah. Peristiwa ini diabadikan dalam al-Qu’an dalam surat at-Taubah:40
”Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Sebagian orang-orang kafir Quraisy waktu mengejar Rasulullah SAW ada yang telah sampai di Gua Tsur. Mereka mendapatkan gua tersebut tertutup oleh sarang laba-laba dan nampak burung merpati yang sedang bertelur di sarangnya dekat gua tersebut. Melihat keadaan yang demikian, kaum Quraisy berkesimpulan bahwa Rasulallah saw dan Abu Bakar Ashiddiq ra tidak mungkin bersembunyi di gua tersebut.
Jika ingin masuk ke dalam gua harus bertiarap dan setelah masuk hanya dapat duduk saja. Kondisi kemiringan Jabal Tsaur tidak terlalu curam seperti jabal Nur yang mencapai kemiringan sekitar 60 derajat. Jabal Tsur mungkin memiliki kemiringan sekitar 45 hingga 50 derajat.
sumber:http://hasansagaf.wordpress.com/2010/06/19/jabal-tsaur-bukit-tsaur/?preview=true&preview_id=233&preview_nonce=0b5f42c064
Bukit Tsaur terletak sebelah selatan Masjidil Haram, berjarak kurang lebih 7 km dari Masjidil Haram. Bukit ini membentang ke sebuah perkampungan Hijrah. Tinggi bukit kurang lebih 755 m dan luasnya 10 km persegi. Untuk mencapai gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama kurang lebih satu jam. Bukit itu dinamakan Tsaur karena bentuknya seperti tsaur atau lembu yang bediri menghadap kearah selatan. Jabal Tsur ini mempunyai nilai penting dalam sejarah Islam. Rasulullah SAW bersama Abu Bakar Ashiddiq ra pernah berlindung di gua di puncak gunung. Mereka bersembunyi di gua sempit itu waktu hendak hijrah ke Madinah. Menurut riwayat, setelah Rasulullah SAW selamat dari kepungan orang kafir Quraisy di rumahnya, maka beliau dengan diam-diam menyinggahi sahabat Abu Bakar shiddiq. Dari situ beliau bersama Abu Bakar lebih dahulu berlindung bersembunyi di Jabal Tsur kemudian menuju Madinah. Peristiwa ini diabadikan dalam al-Qu’an dalam surat at-Taubah:40
”Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Sebagian orang-orang kafir Quraisy waktu mengejar Rasulullah SAW ada yang telah sampai di Gua Tsur. Mereka mendapatkan gua tersebut tertutup oleh sarang laba-laba dan nampak burung merpati yang sedang bertelur di sarangnya dekat gua tersebut. Melihat keadaan yang demikian, kaum Quraisy berkesimpulan bahwa Rasulallah saw dan Abu Bakar Ashiddiq ra tidak mungkin bersembunyi di gua tersebut.
Jika ingin masuk ke dalam gua harus bertiarap dan setelah masuk hanya dapat duduk saja. Kondisi kemiringan Jabal Tsaur tidak terlalu curam seperti jabal Nur yang mencapai kemiringan sekitar 60 derajat. Jabal Tsur mungkin memiliki kemiringan sekitar 45 hingga 50 derajat.
sumber:http://hasansagaf.wordpress.com/2010/06/19/jabal-tsaur-bukit-tsaur/?preview=true&preview_id=233&preview_nonce=0b5f42c064
Tidak ada komentar:
Posting Komentar