Pemakaman al-Ma’lah
 
Ma’lah (dulu)                                                                               Ma’lah (sekarang)
Di hadapan Jabal Assayyidah (Bukit siti Khadijah) di daerah al-Hujun terbentang pemakaman kuno “Ma’lah”  yang mempunyai nilai penting dalam sejarah Islam. Pemakaman ini sudah berusia lebih dari 1700 tahun dan sampai sekarang masih tetap bertahan keberadaanya.
Pertama manusia yang dikubur di Ma’la adalah Qushay bin Kilab (kakek bangsa Quraish). Kemudian kakek2 Nabi saw lainnya diantaranya; Abdu Manaf bin Qushay, Hasyim bin Abdu Manaf, Abdul Muthalib bin Hasyim. Selain kakek2 Rasulallah sw terdapat juga kuburan Abu Thalib paman Nabi saw, al-Walid ibnu Al-Mughirah, Al-Qasim dan At-Thayib (putra2 Nabi saw), Sumayyah bin al-Khabbath (wanita pertama yang mati syahid), Abdullah bin Yasir (saudara ‘Ammar bin Yasir), Asma’ binti Abubakkar Siddiq ra,  Abdurahman bin Abubakar Siddiq, Abdullah bin Umar bin Khattab, Abdullah bin Zubair, dan masih banyak lagi sahabat Nabi saw yang dimakamkan di Ma’la yang tidak bisa disebut satu persatu
Inilah al-Ma’lah, pemakaman keluarga besar Bani Hasyim, keluarga Rasulullah saw, yang kemudian dijadikan pemakaman umum, terletak sekitar 1 km utara masjidil Haram.  Pemakaman ini dikenal juga dengan nama Jannatul Ma’la yang artinya surga al-Ma’lah. Siapa gerangan yang tidak tergiur utuk dimakamkan di pemakaman ini?
  
Dan yang paling istimewa, di kaki bukit ini terdapat makam istri Rasulallah saw yang tidak pernah dimadu, siti Khadijah binti Khuwailid ra. Dulu kuburan beliau diberi tanda dengan didirikan kubbah besar sehingga nampak jelas bagi yang ingin berziarah. Sayangnya, kubbah itu diratakan sehingga sulit bagi penziarah untuk mengetahui dimana istri Rasulallah saw disemayamkan.
Siti Khadijah binti khuwailid ra merupakan wanita pertama yang menyambut seruan iman tanpa membantah dan berdebat, bahkan ia tetap membenarkan, menghibur, dan membela Rasulallah saw di saat semua orang mendustakan, menghina dan melecehkan beliau. Ia telah mengorbankan seluruh hidupnya, jiwanya, dan hartanya untuk kepentingan dakwah Rasulallah saw. Ia rela melepaskan kedudukanya yang terhormat di kalangan bangsanya dan ikut merasakan pahit getirnya perjuangan dan penderitaan yang dikenakan pada keluarga Rasulallah saw. Jasa beliau yang besar pada risalah nubuwah dan kemuliaan akhlaknya sangat membekas di hati suaminya, Rasulallah saw, sehingga beliau selalu menyebut nyebut kebaikanya walupun Khadijah telah wafat. Makanya tak heran jika Allah telah menyampikan salam khusus Nya untuk Khadijah ra melalui perantaraan Jibril as kepada Rasulallah saw disertai kabar gembira “Aku telah sediakan baginya rumah di surga yang dibuat dari emas dan tiada kesusahan baginya atau kepayahaan”.

Jelasnya, pemakaman Ma’la merupakan komplek pemakaman istimewa yang berada sejak zaman jahiliyah. Keistimewaannya telah disebut dalam sebuah hadits yang terkait dengan pemakaman Ma’la dari Abdullah bin Masud ra, bahwa Rasulallah saw bersabda “Allah membangkitkan dari tempat ini (pemakaman Ma’la) dan dari seluruh tanah Haram 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab atau tanpa perhitungan dosa. Setiap orang dari mereka dapat membawa 70.000 orang. Wajah mereka cerah dan bersinar bagaikan bulan purnama. (Al-Jundi Fi Fadhailil Makkah)

sumber:http://hasansagaf.wordpress.com/2010/10/20/pemakaman-mala/?preview=true&preview_id=493&preview_nonce=7668702a7e