----------------------------------------------------------------------------------
CINTA ROSULULLOH KEPADA SAYYIDATINA KHODIJAH AL-KUBRO RA
=====================================================
Cinta seperti apakah yang dikatakan sebagai cinta sejati. Cinta
sejati antara dua insan adalah cinta yang terus abadi dalam setelah
pernikahan yang berlandaskan atas kecintaan mereka kepada Sang Pemilik
Cinta yaitu Allah. Walaupun salah satu meninggal, namun cinta sejati ini
terus saja abadi. Kisah cinta siapakah yang begitu indah ini?
Kisah cinta yang paling indah ini siapa lagi yang memilikinya kalau
bukan kisah cinta Junjungan kita, Muhammad Rasulullah kepada Khadijah.
Sungguh sebuah cinta yang mengaggumkan, cinta yang tetap abadi
walaupun Khadijah telah meninggal. Setahun setelah Khadijah meninggal,
ada seorang wanita shahabiyah yang menemui Rasulullah. Wanita ini
bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak menikah? Engkau memiliki 9
keluarga dan harus menjalankan seruan besar.”
Sambil menangis Rasulullah Saw menjawab, “Masih adakah orang lain setelah Khadijah?”
Kalau saja Allah tidak memerintahkan Muhammad Saw untuk menikah, maka
pastilah Beliau tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Nabi Muhammad
Saw menikah dengan Khadijah layaknya para lelaki. Sedangkan
pernikahan-pernikahan setelah itu hanya karena tuntutan risalah Nabi
Saw, beliau tidak pernah dapat melupakan istri beliau ini walaupun
setelah 14 tahun Khadijah meninggal.
Pada masa penaklukan kota Makkah, orang-orang berkumpul di sekeliling
beliau, sementara orang-orang Quraisy mendatangi beliau dengan harapan
beliau mau memaafkan mereka, tiba-tiba beliau melihat seorang wanita tua
yang datang dari jauh. Beliau langsung meninggalkan kerumunan orang
ini. Berdiri dan bercakap-cakap dengan wanita itu. Beliau kemudian
melepaskan jubah beliau dan menghamparkannya ke tanah. Beliau duduk
dengan wanita tua itu.
Aisyah bertanya, “Siapa wanita yang diberi kesempatan, waktu, berbicara, dan mendapat perhatian penuh Nabi Saw ini?”
Nabi menjawab, “Wanita ini adalah teman Khadijah.”
“Kalian sedang membicarakan apa, ya Rasulullah?” tanya Aisyah
“Kami baru saja membicarakan hari-hari bersama Khadijah.”
Mendengar jawaban beliau ini, Aisyah pun merasa cemburu. “Apakah
engkau masih mengingat wanita tua ini (Khadijah), padahal ia telah
tertimbun tanah dan Allah telah memberikan ganti untukmu yang lebih baik
darinya?”
“Demi Allah, Allah tidak pernah menggantikan wanita yang lebih baik
darinya. Ia mau menolongku di saat orang-orang mengusirku. Ia mau
mempercayaiku di saat orang-orang mendustakanku.”
Aisyah merasa bahwa Rasulullah Saw marah. “Maafkan aku, ya Rasulullah.”
“Mintalah maaf kepada Khadijah, baru aku akan memaafkanmu.”
(Riwayat Bukhari dari Ummul Mukminin Aisyah)
Nabi SAW:مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي كِتَابٍ لَمْ تَزَلِ الْمَلَائِكَةُ تَسْنَغْفِرُ لَهُ مَا دَامَ اسْمِي فِي ذَلِكَ الْكِتَابِ (Barang siapa menulis sholawat kpdku dlm sebtah buku, maka para malaikat selalu memohonkan ampun kpd Alloh pd org itu selama namaku masih tertulis dlm buku itu). اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلّٰهِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar