=============================================================
SANAD DAN SEJARAH BERDIRINYA ISHARI
SERTA SEKILAS ISHARI CABANG KABUPATEN
PASURUAN
==========================================================
PROFIL
IKATAN SENI HADRAH INDONESIA (ISHARI)
CABANG KABUPATEN PASURUAN.
A. SEJARAH BERDIRINYA ISHARI.
ISHARI pada
awal pendiriannya bernama Jam’iyyahHadrah yaitu sebuah
kumpulan yang berkegiatan kesenian Rebana dengan diiringi Bacaan Sejarah
kelahiran dan Perjuangan Nabi Besar Muhammad SAW (Perpaduan antara Kitab Maulid Syaroful anam dan Kitab Diwan Al Hadroh) dengan
paduan gerakan dan bunyian keplok tangan yang teratur dan indah sehingga
terpadu antara bunyi Rebana, Suara merdu dari pembawa Syair sahutan jawaban bacaan
Solawat dari para peserta serta gerakan gerakan yang menandakan rasa Syukur
atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Jam’iyyah ini didirikan
Oleh Hadrotus Syeikh KH. ABDURROKHIM Bin ABDUL HADI di Pasuruansekitar
tahun1918 – an.dan beliau wafat di Pasuruan Pada Bulan Dzul Qo’dah Tahun 1370 H
/ 1952 M dan dimakamkan di Pemakaman Belakang Masjid Jami’ Al –Anwar Kota
Pasuruan
Kata Hadroh
itu sendiri secara bahasa mengandung tiga makna yaitu :
a) Hadroh dengan makna Hadir atau datang yaitu
dimaksudkan bahwa Jam’iyyah Hadroh ini adalah
sebuah kumpulan kesenian Rebana yang berisi bacaan Sholawat dan sanjungan
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW dengan tujuan menghadirkan Rosululloh Baik
melalui pengertian Dhohir atau Pengertian Ma’nawi yang artinya diharapkan Prilaku Anggota Jam’iyyah ini menjadi baik karena tertanam kehadiran
luhurnya Akhlaq Rosulillah dalam kehidupan sehari-hari sebagai akibat dari
pengaruh Bacaan yang dibaca.
b) Hadroh dengan makna menghaturkan/mempersembahkan
yaitu bahwa Jam’iyyah Hadroh ini adalah
sebuah kumpulan Ibadah Bacaan Sholawat, pujian, Dzikir yang
dipersembahkan kepada Baginda Nabi sebagai refleksi dari rasa Syukur karna kita
semua ditakdirkan oleh Alloh menjadi Ummat Beliau yang berpredikat sebaik –
baik Ummat ( Khoirul Umam ).
c) Hadroh dengan Makna Hadroh maut yaitu nama
sebuah kota di Negara Yaman Bagian selatan yang terkenal dengan sebutan Kotanya
para Waliyulloh, yang berarti bahwa Jam’iyyah Hadroh ini adalah
Kesenian yang bernuansa Ibadah yang bemula dan berasal dari kota
tersebut.
Beliau KH Abdur Rochim mendapatkan karya yang
mulya ini atas Ijazah dari ayahanda
beliau KH Abdul hadi, dari Ayahandanya KH Abdur Rohman Bawean Gresik, dari Al-Habib
Ling Banahsan Pegiri’an Surabaya, dari Al-Habib Segaf As-Segaf pegiri’an
Surabaya, dari Al-Habib Ahmad Bin Abdulloh Ba Faqih Boto Putih Surabaya, dari Guru
Beliau Hadrotus Syeikh Al-Imam Al-Habib Syeikh Bin Ahmad Bin
Muhammad Bin Abdulloh Ba Faqih Boto Putih Surabaya. Setiap selesai belajar
Hadrah di Surabaya konon beliau juga mengajar dibeberapa tempat di Surabaya
hususnya di daerah KedungAsem Rungkut dan bersama dengan warga sekitar beliau
mengagas pendirian Masjid As Salafiayah Kedung Asem yang
sampai sekarang Masjid tersebut keberadaanya sangat bermanfaat bagi warga
sekitar serta untuk mengenang jasa beliau Warga Kedung Asem setiap Bulan Dzul
Qo’dah memperingati Haul beliau dan mengundang Jam’iyyah ISHARI se- Jawa Timur
diceritakan pula
bahwa beliau dalam mengarang Syair dan Lagu Sholawat beliau bertafakkur dan
berwasilah di Makam Al Habib Alwi AssegafKebon Agung
Pasuruan dan dengan seizin Alloh serta berkah dari Karomah Dua Ulama ini, diceritakan
bahwaAl Imam Al Habib Alwi AssegafDatang dan
membimbing beliau bacaan serta Syair Sholawat yang dalam Anggota ISHARI dikenal dengan istilah Muroddah atau Jawaban.
Dan seiring
bertambahnya tahun keberadaan jam’iyyah ini semakin
banyak pengikutnya dan hampir merata diseluruh Jawa Timur bahkan sampai ke daerah Jawa tengah dan
sebagian daerah propinsi Kalimantan.
Bahkan
diceritakan, bahwa lancarnya perjalanan Musyawarah pembentukan Komite Hijaz tahun 1926 yang menjadi
cikal bakal lahirnya Nahdlatul Ulama adalah salah satunya karena diluar arena
rapat dilaksanakan kegiatan Hadrah.hal itu dilakukan agar pemerintah colonial
belanda tidak curiga bahwa ditempat tersebut (disurabaya di kediaman Alm.KH WAHAB HASBULLOH) tengah dilksanakan
sebuah pertemuan ulama pesantren untuk melahirkan NAHDLATUL ULAMA.
Dalam memberikan pelajaran bacaan Sholawat,
Lagu,Gerakan Roddat, Pukulan Rebana, dan bunyian Keplok Tangan, Beliau KH
Abdurrokhim Bin Abdul Hadi mengadakan Latihan Rutinan sebagai sarana Talqin
dan Bai’at atas Bacaan Sholawat dan Lagu kepada para Anggota ( Santrinya
) setiap hari Selasa Malam Rabu di kediaman Beliau yaitu di Kelurahan Kebonsari
Kota Pasuruan. dan tradisi ini terus berjalan sampai dengan sekarang, dengan
urutan sebagai Pengajar (Mursyid) sebagaimana Berikut :
1.
KH. ABDURROKHIM Bin ABDUL HADI
(Tahun 1918 -1951).
2.
KH. MUHAMMAD Bin ABDURROKHIM (Tahun
1951 – 1982).
3.
KH. AGUS SAMI’ Bin ABDURROKHIM
(Tahun 1982 – 1994)
4.
KH. ABDUL HADI Bin ABDURROKHIM (Tahun
1994-1995).
5.
KH.MASYKUR Bin MUHAMMAD (1995 –
1997)
6.
GUS ABDUL GHOFUR Bin NURURROSUL (
1997 – Sekarang).
Sepeninggal Hadrotus Syeik KH Abdurrokhim(
1951 ) Jam’iyyah ini diteruskan oleh Putra sulung Beliau yaitu KH. MUHAMMAD
Bin ABDURROKHIMdan pada masa inilah jam’iyyah hadrah ini resmi
berganti nama menjadi ISHARI yaitu pada tanggal 15 Rajab 1378 H / 23 Januari
1959. Hal tersebut dilakukan karena bermunculan kelompok kelompok Hadroh
dengan Nama yang berbeda-beda, seperti misalnya Jam’iyyah Hadroh Al
Mu’awanah, Jam’iyyah Hadroh Al Musthofa dan lain –lain, maka agar tidak
terjadi perpecahan dalam sebuah kegiatan yang isi dan kerja kegiatannya sama
serta lahir dari sumber yang sama selanjutnya nama-nama jam’iyyah Hadroh
ini disatukan dengan satu nama yaitu “ ISHARI“ kepanjangan dari Ikatan Seni
Hadroh Republik Indonesia. Penggunaan kata republik ini selain bertujuan
seperti tersebut diatas juga bertujuan agar kumpulan kesenian ini tidak
disusupi oleh gerakan kaum Komunis (PKI) yang pada saat itu diceritakan sudah
mulai ada tanda – tanda orang- orang PKI ikut dalam kegiatan Jam’iyyah
ini. dan baru setelah pelaksanaan MUNAS ISHARI yang pertama Yaitu pada Tahun
1995 di PP Sunan Drajad Paciran Lamongan,
makakata Republik dihilangkan sehingga ISHARI Kepanjangan dari Ikatan
Seni Hadrah Indonesia.
Banyak sekali para Auliya’ dan para Ulama
hususnya di Pasuruan dan pada umumnya di wilayah Jawa timur sangat mendukung
dan suka sekali terhadap kegiatan ini seperti Al Imam Al Habib Ja’far bin
Syaikhon Assegaf Pasuruan, KH
ABDUL HAMID Bin Abdulloh Pasuruan, KH Ali Mas’ud Pagerwojo Sidoarjo,
KH Ahmad Qusyaeri Bin Shiddiq Pasuruan, KH ‘Aqib Bin Yasin
Pasuruan dan lain – lainnya bahkan takjarang beliau ikut aktif dalam kegiatan
Hadroh baik dalam kegiatan Haul atau dalam acara yang lainnya
Dan atas usulan para Ulama seperti KH.Makhrus Ali
Lirboyo, KH Bisri Sansuri Jombang, KH Idham Kholid Cirebon dan khususnya
Ulama di Kabupaten Pasuruan seperti,, KH. Ahmad Jufri Besuk
kejayan, KH Mas Imam Pasuruan, KH Abdulloh Bin YasinPasuruan, dan
lain lain,serta atas perintah Rois Am PBNU pada saat itu, yaitu Hadrotus
Syeikh KH. ABDUL WAHHAB HASBULLOH. Maka ISHARI diputuskan menjadi salah
satu badan Otonom di Organisasi NU( Tahun 1961).
Sejak itulah maka keberadaan Jam’iyyah ISHARI
terstruktur dengan jelas dan kepengurusannya pun berjenjang mulai dari tingkat
Pusat, Wilayah, Cabang, Anak Cabang, serta Ranting dan Anak Ranting. Khusus
dikabupaten Pasuruan, di kepengurusan ISHARI Kabupaten Pasuruan telah banyak
para Tokoh dan Ulama yang mendedikasikan dirinya untuk Aktif menjadi Pengurus
baik di jajaran Majlis Hadi Maupun dijajaran Tanfidziyyah, berikut nama Para
Tokoh dan Ulama yang pernah menjadi Ketua Tanfidziyah Di Cabang Kabupaten
Pasuruan :
1.
Al Marhum Al Magfurulah KH. Ahmad
Bin Jufri Besuk Kejayan.
2.
Al Marhum Al Magfurulah KH Hamzah
Bin Ahmad Jufri
3.
Al Marhum Al Magfurulah KH.
Abdulloh Nasor.
4.
Al Marhum Al Magfurulah KH. Zaky
Ubaid.
5.
Al Marhum Al Magfurulah KH. Nadif
Bin Imam.
6.
Al Marhum Al Magfurulah Ust Abdul
Wahid Nur.
7.
Al Marhum Al Magfurulah KH Anshori
Nasir
B. PERKEMBANGAN
DAN PERJALANAN ORGANISASI ISHARI
Dalam perjalanannya Jamiyyah ISHARI tidak serta
merta berjalan sukses dengan tidak adanya hambatan. Bahkan diceritakan bahwa
pada awal perubahan Nama dari Jam’iyyah Hadroh menjadi ISHARI itupun penuh
dengan pergolakan dan nyaris menimbulkan perpecahan dimana pada saat itu (sekitar
tahun 1959 – 1966 ) kegiatan ini terpecah menjadi dua yaitu:
1.
Kegiatan atas Nama ISHARI dibawah
komando KH. Muhammad Bin Abdurrokhim selaku Rois Majlis Hadi sekaligus Mursyid
yang didukung oleh Para Tokoh NU pada saat itu yang kegiatannya diadakan setiap
hari Selasa malam Rabu.
2.
Kegiatan atas nama MUSYAWARAH dibawah
komando KH Ahadun sebagai Rois Majlis Hadi dan para Tokoh di Kota Pasuruan yang
diadakan setiap hari Jum’at malam Sabtu
Demikian juga sebagai sebuah Organisasi di tubuh NU
keberadaan ISHARI ini pun tak lepas dari perubahan-perubahan.pada Muktamar NU
ke 30 tahun 1999 di Lirboyo ISHARI dimasukkan dalam pembinaan LSB NU (Lembaga
Seni Budaya NU) dan pada Muktamar NU ke 31 tahun 2004 di Boyolali ISHARI
dipindah menjadi organisasi dibawah Binaan Lembaga Jam’iyah Ahlit Thoriqoh
Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (Ketika itu masih jadi lembaga) dan pada
Muktamar NU ke 32 di Makasar kalimat “ISHARI “justru lenyap dari AD/ART NU.
Sehingga pada saat ini,( disaat belum adanya petunjuk yang jelas atas kedudukan
ISHARI di dalam tubuh NU maupun Thoriqoh).maka kepengurusan ISHARI tingkat
Wilayah Jawa Timur tengah mengurus Badan Hukum ke Kementerian Hukum dan HAM di
Jakarta dalam upaya melegalkan Organisasi ini.
Menyikapi perkembangan yang terjadi serta semakin
banyaknya keanggotaan ISHARI di Kabupaten Pasuruan, maka pada tanggal 10 Juni
2012 bertempat di Kecamatan Rejoso, pengurus ISHARI Cabang Kabupaten Pasuruan
berupaya mengembalikan jatidiri ISHARI sebagai salah satu kesenian yang
bernuansa Ibadah dan berbasis Thoriqoh dengan terus berupaya untuk menciptakan
kemandirian Organisasi serta dalam rangka melestarikan satu-satunya kesenian
islami yang lahir dipasuruan dan diwariskan oleh para ulamadan Auliya’ di
Pasuruan hususnya. Dan hal itu diwujudkan dengan melaksanakan MUSCAB Kabupaten Pasuruan Tahun
2012 dengan agenda
1.
Merumuskan kembali PD/PRT ISHARI Cabang
Pasuruan .
2.
Menyusun Program kerja Organisasi
3.
Memilih kepengurusan periode 2012 – 2017.
Hasil dari keputusan MUSCAB tersebutakandigunakan
untuk mengurus permohonan Badan Hukum.
C. BEBERAPA
KISAH SEPUTAR KEGIATAN ISHARI
Banyak sekali cerita cerita menarik dan bernuasa
mistis religious yang terjadi didalam kegiatan ISHARI, baik yang dilakukan oleh
para Wali maupun Ulama sehingga dapat menghasilkan kisah menarik dan penuh
dengan ketakjuban seperti berikut ini :
1.
Pada saat acara haul Mbah Karimah Kembang
kuning Surabaya dimana pada acara tersebut pada malam harinya diadakan kegiatan
Hadrah oleh Hadrotus Syeikh KH Abdurrokhim dan para Santrinya.
Pada acara tersebut seperti biasanya dari pihak penyelenggara menyiapkan
jamuan, namun ada yang ganjil dalam jamuan tersebut yaitu ada beberapa serdadu
compeni belanda yang bermaksud membunuh KH Abdurrokhim dan para
santrinya dengan cara memberikan racun pada makanan dan minuman yang akan
diberikan, akan tetapi terjadi keanehan dimana ada sosok yang gagah dan perkasa
serta berwajah tampan memakai jubah putih dan berkalung surban hijau datang
mencegah kepada para serdadu sehingga para serdadu belanda tersebut lari pontang
panting bahkan ada yang pingsan, pada saat dia sadar dari pingsannya maka
ditanyailah dia tentang apa yang terjadi, dengan memohon maaf serta penuh rasa menyesal
serdadu tersebut bercerita tentang maksud dan tujuannya serta kedatangan sosok
yang datang melarang tersebut, ketika ditanyakan kepada Hadrotus Syekh KH
Abdurrokhim siapakah sosok tersebut beliau tidak menjawab dan berlalu
sambil tersenyum kecil ( subhanalloh !! mungkinkah itu Rosululloh datang
menyelamatkan ummatnya yang tengah membaca riwayat beliau dan menyanjung beliau
)
“ Cerita ini dari Gus Abdul Ghofur Nur.”
1.
lain halnya dikembang kuning lain pula
yang terjadi di sidosermo Surabaya dimana pada acara kegiatan Hadroh di situ
para ibu ibu dikomplek pondok tersebut banyak yang sinis bahkan mencibir dengan
bergumam “ ah , model bacaan maulid apa yang dibawakan kyai Abdurrokhim itu
? “ mungkin pada saat yang bersamaan beliau Hadrotus Syekh mengetahui hal
tersebut, sehingga beliau sesumbar dan berkata “ saya tidak akan pernah hadroan
disini kalau para ibu-ibu tidak takjub terhadap bacaan yang saya baca nanti,
maka subhanalloh lagi-lagi kebesaran Alloh SWT ditunjukkan, ketika kyai mulai
membaca Assalamu Alaika zainal Anbiya’I, para ibu ibu di areal komplek
datang dengan tanpa rasa malu berduyun duyun melihat dan mendengarkan bacaan
Maulid sampai dengan selesai, saking senangnya para ibu-ibu sampai lupa kalau
harus menyiapkan hidangan untuk para tamu, maka jadilah acara tersebut diakhiri
dengan tanpa ada jamuan karena para ibu-ibunya lupa memasak saking senangnya
melihat kyai Abdurrokhim dan para santrinya ber Hadroh-an.
“ Cerita ini dari Gus Abdul Ghofur Nur.”
==========================
Sumber:
Pengurus Cabang ISHARI KABUPATEN PASURUAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar