ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Senin, 31 Juli 2017

Resep Syeikh Abdul Qodir Al-Jilany Selamat Dari Godaan Iblis

▫RESEP AL-SYEIKH ABDUL QQDIR AL-JILANI KETIKA MENGHADAPI GODAAN IBLIS DAN SYETAN PRAYANGAN ▫

.
وقد جرت هذه القصة لغير واحد من الناس، فمنهم من عصمه الله وعرف أنه الشيطان كالشيخ عبد القادر في حكايته المشهورة حيث قال: كنت مرة في العبادة فرأيت عرشاً عظيماً وعليه نور، فقال لي: يا عبد القادر! أنا ربك وقد حللت لك ما حرمت على غيرك. قال: فقلت له أنت الله الذي لا إله إلا هو؟ اخسأ ياعدو الله. قال: فتمزق ذلك النور وصار ظلمة، وقال: يا عبد القادر، نجوتَ مني بفقهك في دينك وعلمك وبمنازلاتك في أحوالك. لقد فتنتُ بهذه القصة سبعين رجلاً. فقيل له: كيف علمت أنه الشيطان؟ قال: بقوله لي: “حلَّلت لك ما حرمت على غيرك”، وقد علمت أن شريعة محمد صلى الله عليه وسلم لا تنسخ ولا تبدل، ولأنه قال أنا ربك، ولم يقدر أن يقول أنا الله الذي لا إله إلا أنا.
.
Pernah suatu ketika, Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani pada saat beliau beribadah, tiba-tiba beliau melihat kerajaan megah dan bercahaya. Lalu muncul satu sosok yang berkata, “Wahai Abdul Qadir, aku adalah Tuhanmu. Sungguh telah aku halalkan semua untukmu, semua yang aku haramkan untuk orang selainmu maka halal bagimu.”

Kemudian Syeikh Abdul Qadir menjawab, “Kamu mengaku sebagai Allah yang tiada Tuhan selain-Nya !? Pergilah !!! Dasar musuh Allah !!!”

Maka seketika itu juga kerajaan megah bercahaya tersebut lenyap berubah menjadi penuh dengan kegelapan.

Lalu terdengar suara, “Wahai Abdul Qadir, engkau telah lulus dari godaanku berkat dari ilmu serta pemahamanmu yang baik terhadap agama. Sungguh aku telah menyesatkan sebanyak tujuh puluh orang dengan godaan seperti ini.”

Kemudian Syaikh Abdul Qadir ditanya oleh seseorang, “Bagaimana engkau bisa mengetahui bahwa dia adalah sosok setan ?”

Beliau Syaikh Abdul Qadir menjawab, “Karena dia mengatakan: Telah aku halalkan semua untukmu yang aku haramkan untuk orang selainmu. Padahal aku tahu bahwa syari'at Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tidak dapat diubah. Juga karena dia berkata: Aku adalah tuhanmu. Dia tidak sanggup mengatakan: Aku adalah Allah, yang tidak ada tuhan selain-Nya.”

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
.
Semangat dalam beribadah harus diiringi dengan ilmu. Jika seseorang hanya memiliki semangat beribadah saja tetapi tidak berilmu maka berbahaya, besar kemungkinan orang tersebut akan terjerumus kedalam kesesatan.

Al Imam Hasan Al Bashri berkata,

العَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ كَالسَّالِكِ عَلَى غَيْرِ طَرِيْقٍ وَالعَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ مَا يُفْسِدُ اَكْثَرُ مِمَّا يُصْلِحُ فَاطْلُبُوْا العِلْمَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِبَادَةِ وَاطْلُبُوْا العِبَادَةَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِلْمِ فَإِنَّ قَومًا طَلَبُوْا العِبَادَةَ وَتَرَكُوْا العِلْمَ

“Orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang berjalan bukan pada jalan yang sebenarnya. Orang yang beramal tanpa ilmu hanya membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan kebaikan. Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh, namun jangan sampai meninggalkan ibadah. Gemarlah pula beribadah, namun jangan sampai meninggalkan ilmu. Karena ada segolongan orang yang rajin ibadah, namun meninggalkan belajar.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar