ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Selasa, 26 Juli 2011

Abubakar As-Sakran bin Abdurrahman Assegaf

Abubakar As-Sakran bin Abdurrahman Assegaf
===========================================
Imam Abubakar as-sakran lahir di Tarim. Beliau dibesarkan dan dididik dalam rumah kemuliaan, ketaqwaan dan ilmu. Beliau seorang yang hafal alquran dan menamatkannya pada setiap pagi hari. Imam Abubakar merupakan kesayangan ayah dan saudara-saudaranya. Beliau dinamakan as-sakran karena jika sedang beribadah kepada Allah swt melupakan segala aktivitas lainnya tenggelam dalam suasana dzikir kepada Allah swt.

Berkata saudara belia syaikh Ahmad bin Abdurrahman Assegaf, ‘Saya melihat mahkota guru besar berada di atas kepala saudaraku Abibakar’. Syaikh Umar Muhdahr berkata, ‘Jika keluarga Abdurrahman Assegaf diberi suatu kemuliaan maka cukuplah saudaraku Abubakar merupakan kemuliaan itu’. Imam Abubakar as-sakran berkata, ‘Derajatku sama dengan kakekku Muhammad bin Ali al-Faqih al-Muqaddam yang mempunyai maqam auliya’. Beliau berkata pula, ‘Kakekku Ali bin Alwi telah member dua keistimewaan kepadaku, pertama aku mempunyai anak bernama Abdullah dan kedua aku mengetahui segala sesuatu yang berada antara Arasy dan Poros bumi’.

Imam Abubakar assakran adalah seorang yang sangat takut kepada Allah swt, beliau pernah menyendiri mengasingkan diri dari keramaian selama sebelas bulan tidak tidur baik malam maupun siang. Beliau dapat menyaksikan ka’bah dan apa yang ada di sekitarnya dari kota Tarim. Beliau seorang yang selalu tenggelam dalam dzikir dan doa kepada Allah swt, bertawassul kepada para auliya’ dan selalu bersikap khusnu dzhon, banyak mendoakan anak-anaknya.

Syaikh Ali bin Abibakar Assakran dalam kitabnya al-Barkah al-Musyiqah menyatakan, …beliau adalah salah satu wali besar ahli ma’rifah yang sempurna dalam jalan kefakiran, pemaaf dan penyantun, tempat mengalirnya ilmu-ilmu syariah tanpa bisa dibendung, mempunyai kedudukan yang agung, suka berkhalwat.

Pada suatu hari seorang lelaki ingin meminang seorang wanita, syaikh Abubakar berkata, ‘lelaki ini tidak akan menikah dengan wanita tersebut, akan tetapi ia akan menikah dengan ibu wanita tersebut. Kejadian tersebut terbukti dengan cerainya ibu wanita itu dengan suaminya dan kawin dengan lelaki yang meminang anak gadisnya.

sumber:http://benmashoor.wordpress.com/2009/01/27/abubakar-as-sakran-bin-abdurrahman-assegaf/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar