ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Kamis, 21 Februari 2013

Kerajaan Siak : Assegaf, Bin Syahab atau Banahsan ?

=================

Kerajaan Siak : Assegaf, Bin Syahab atau Banahsan ?

Bermula masalah ini timbul dari banyaknya pertanyaan dari kawan-kawan di Riau maupun daerah lain yang menginginkan penjelasan tentang gelar kerajaan Siak. Ternyata pertanyaan itu tidak melalui email saja, ketika saya bertemu seorang sayid dari Pekan Baru, beliaupun mengangkat masalah gelar kerajaan Siak ini. Menurut beliau ada yang mengatakan bahwa kerajaan Siak itu bergelar Assegaf bukan Banahsan sebagaimana yang selama ini kita kenal. Hal ini juga pernah ramai dibicarakan pada tahun 1976 di Koran Pelita.
Menurut kitab Syamsu al-Dzahirah yang merupakan kitab silsilah keturunan Rasulullah dari jalur Ahmad bin Isa al-Muhajir karangan sayid Abdurrahman bin Muhammad Al-Masyhur (mufti Tarim), beberapa kitab lain seperti Syajaroh al-Zakiyah karangan Yusuf bin Abdullah Jamalullail dan al-Mu’jam al-Latif li Asbab al-Alqab wa al-Kunya fi al-Nasab al-Syarif karangan sayid Muhammad bin Ahmad al-Syatri  disebutkan bahwa kerajaan Siak itu bergelar Bahasan yang kemudian dikenal dengan keluarga  Syahab. Gelar Syahab di karenakan sayid Usman bin Abdurrahman yang menikah dengan putri raja Siak diberi gelar Syahabuddin sebagaimana anak cucunya juga mempunyai gelar seperti Syaifuddin, Kholiluddin, Jalaluddin. Banyak keturunan dari sayid Usman bin Abdurrahman di Malaysia, yang sampai sekarang menggunakan gelar Syahab.
Sedangkan gelar Banahsan, dapat ditemui dalam kitab silsilah yang berjudul Nur al-Anwar fi Fadhoil wa Tarajim wa Tawarikh wa Manaqib wa Mazarot Alu al-Bait al-Athhar karangan sayid Husin Muhammad al-Rifai (seorang ulama besar al-Azhar, ketua Rabithah al-Asyraf Mesir) dan kitab Khidmat al-Asyirah bi Tartib wa Talkhis wa Tadzyil Syamsi al-Dzahirah karangan sayid Ahmad bin Abdullah Assegaf (Rabithah Alawiyah).
Gelar Banahsan adalah gelar dari anak cucu Hasan bin Ali bin Abibakar al-Sakran bin Abdurrahman Assegaf. Gelar Banahsan berasal dari perkataan Bahasan. Untuk memperingan sebutan dan membedakannya dengan nama yang sama yang digunakan oleh keluarga lain, maka Bahasan  dibaca dengan Banahsan. Selain dari anak cucu Hasan bin Ali bin Abibakar Sakran, gelar Bahasan digunakan juga oleh keluarga lain  :
  1. Keluarga Bahasan al-Fuqais, yang berasal dari anak cucu Hasan bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf.
  2. Keluarga Bahasan al-Thawil, yang berasal dari anak cucu Hasan bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi Ammul Faqih.
  3. Keluarga Bahasan Jamaulullail, yang berasal dari anak cucu Muhammad bin Hasan Jamalullail.
Kesimpulannya :
Penggunaan gelar Banahsan oleh keluarga kerajaan Siak didasari  beberapa kitab yang menyebutkan tentang hal itu, sebaliknya penggunaan gelar Assegaf untuk keluarga kerajaan Siak tidaklah tepat, jika hal itu ingin dilakukan, maka banyak gelar yang ada seperti Bin Syahab, Alaydrus, Al-Musawa, Al-Baiti, Alatas, bin Syekhbubakar, dan lainnya seharusnya juga menggunakan gelar Assegaf.
Bila kita melihat gelar Ba’agil, bin Jindan  atau Baharun misalnya, seharusnya mereka lebih benar menggunakan gelar Assegaf, bin Syekhbubakar atau Jamalullail, karena nama-nama seperti Aqil, Jindan dan Harun merupakan nama kakek mereka  sebagaimana nama Banahsan yang berasal dari nama kakek mereka yang bernama Hasan.
Lalu apa yang mendasari, atau kitab silsilah mana yang mengatakan bahwa kerajaan Siak itu adalah Assegaf ?

sumber:http://benmashoor.wordpress.com/2010/05/17/kerajaan-siak-assegaf-bin-syahab-atau-banahsan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar