ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Jumat, 08 Februari 2013

Kader yang Berdedikasi

===================
Kader yang Berdedikasi
=====================

Berbeda dengan organisasi politik atau organisasi pemerintahan yang orang terlibat di dalamnya karena motif kepentingan finansial atau memperoleh kekuasaan, orang berkiprah di organisasi sosial apalagi yang bersifat keagamaan maka motifnya lebih besar sebagai sebuah pengabdian pada umat. Karena ini sifatnya pengabdian, maka biasanya masa jabatan di lingkungan ormas tidak dibatasi, mereka akan terus mengabdi dan berkhidmah sampai kekuatan terakhir, dan ini bukan dianggap sebagai orang yang rakus jabatan melainkan dianggap orang yang punya pengabdian tak terbatas.

Tetapi ketika semua kedudukan publik baik di politik termasuk dia organisasi kemasyarakatan juga mendatangkan berbagai prevelege, maka mulai ada kecenderungan untuk membatasi masa jabatan seseorang dalam memimpin organisasi kemasyarakatan. Nahdlatul Ulama sendiri pernah mengusulkan hal itu tetapi ditolak oleh yang lain, karena dianggap membatasi peran seseorang, mengingat beberapa orang ulama atau Rais Aam biasanya dijabat seumur hidup, tetapi dalam kenyataannya beberapa Rais Aam mengundurkan diri setelah menjabat satu atau dua kali masa jabatan.

Mengingat kenyataan itu maka ketidaksediaan KH Hasyim Muzadi untuk maju di Muktamar NU ke-32 di Makassar tahun 2010 nanti di puji banyak kalangan. Kelihatannya Kiai Hasyim punya alasan cukup kuat antara lain untuk memperlancar proses kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan dalam NU. Sebab menurutnya kalau ia terus maju maka banyak kader yang terhambat karirnya. Selain itu NU butuh pemimpin yang lebih energik lebih inovatif, karena itu perlu menampilkan kader yang lebih muda, sebab tantangan NU ke depan menurutnya lebih berat.

Langkah itu dianggap positif baik oleh kalangan keluarga maupun kalangan kader NU sendiri, sebab dalam kenyataannya saat ini posisi KH Hasyim sangat kuat didukung oleh wilayah dan cabang, lagi pula prestasinya cukup besar, sehingga kalau maju punya potensi kuat untuk terpilih kembali. Justru sikapnya yang berlapang dada untuk membuka peluang bagi para kader NU untuk maju itulah yang banyak dipuji kalangan NU dan di luar NU. Sebab dalam kenyataannya saat ini banyak kader muda NU yang memiliki kemampuan besar yang bisa menjadi nakhoda organisasi bersimbol jagat ini.

Maka sekarang tinggal kesiapan para kader NU dalam menghadapi peluang yang sudah dibuka ini. Peran dan pengabdian seseorang memang tidak selalu menunggu adanya jabatan formal, tetapi setidaknya dengan adanya jabatan formal itu pengabdian seseorang bisa diukur dan dievaluasi. Karena itu di antara sekian kader NU yang ada sudah bisa diperkirakan siapa sebenarnya yang paling layak dipilih, dengan melihat prestasi dan pengabdiannya selama ini, baik dalam pengurusan formal atau sebagai warga yang peduli.

Dengan prestasi dan pengabdiannya yang ada selama ini seseorang bisa menentukan siapa sebenarnya pemimpin yang tepat untuk NU ke depan, sebab memilih buka orang yang hanya bisa memberi janji, tetapi bisa dilihat bagaimana pengabdian dan kiprahnya selama ini. Kiprahnya itulah yang semestinya menjadi ukuran bukan kemulukan janjinya, termasuk janji akan menata, membangun dan memperbaiki. Bagi mereka yang belum terlibat kiprahnya, maka janji akan sekedar janji, tetapi bagi mereka yang telah lama mengabdi maka pengabdiannya itu yang mesti dilihat dan dinilai.
NU ke depan mesti lebih dinamis dan memiliki karakter yang jelas baik pribadi maupun arah dan gerakan organisasinya, sehingga NU akan menjadi organisasi yang tidak hanya dianut dan didukung oleh warganya, sendiri tetapi juga kan menjadi organisasi yang mampu mengayomi seluruh anak bangsa, sehingga NU bisa menjadi tumpuan harapan semua orang. Selama ini NU pernah mampu memegang peran itu, tetapi peran itu kemudian hilang, karena itu harus ditemukan kembali, dengan cara menemukan jati diri NU sebagai organisasi berlandaskan Aswaja, berwawasan kebangsaan dan berjiwa kerakyatan.

Prasyarat itu kelihatannya sederhana, tetapi tidak sederhana dalam menerapkannya, hanya kader yang benar-benar tangguh, memiliki karakter kepemimpinan yang kuat dan keberanian dalam menghadapi tantangan yang bisa mewujudkannya. Munculnya pemimpin besar bukan hanya karena mampu menciptakan gagasan besar, tetapi juga mampu menghadapi gelombang besar. Pemimpin seperti itulah yang kita harapkan ke depan sehingga dari NU akan selalu hadir pemimpin yang membawa kemajuan dan penyegaran.

sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,3-id,18478-lang,id-c,analisa+berita-t,Kader+yang+Berdedikasi-.phpx


Tidak ada komentar:

Posting Komentar