Kitab-kitab Saadah Bani Alawi tidak menyeleweng dari manhaj al-Faqih al-Muqaddam
Berbagai kitab dan karangan telah menjelaskan akan pentingnya kembali mengkaji dan membahas
apa yang dikehendaki untuk diketahui dari suatu masa dan waktu, baik
dalam bentuk bacaan huruf yang tertulis dalam batu, kulit, maupun tulang
yang membawa kepada kita, bacaan tersebut sebelum dihafal pada awalnya
semua dalam bentuk mushaf. Maka jadilah kitab tersebut di setiap zaman
pegangan bagi keluarga dan merupakan petunjuk dalam menuntut ilmu dan
mengamalkannya dalam kehidupan mereka yang lalu dan akan datang. Dan
para salaf alawiyin di Hadramaut tidak pernah meninggalkan manhaj mereka
baik dalam ilmu dan amal yang mempunyai tujuan bagi setiap pengikut
yang menginginkan sesuatu, bahkan mereka mempunyai perhatian yang penuh
dan bersungguh-sungguh menjaga untuk anak-anak dan murid-murid mereka
dari sesuatu yang mencampur adukkan antara yang benar dan yang buruk.
Al-Imam al-Habib Ahmad bin Hasan al-Atthas dalam kitabnya Tanwir al-Aglas berkata
: Para salaf kita mengikuti alquran dan sunnah, dan apa yang
difirmankan Allah dalam alquran dan disabdakan Nabi saw dalam sunnahnya,
mereka selalu mentaatinya, dan tidak satupun dari mereka bertaklid
disebabkan pada mereka telah terkumpul ilmu, pengetahuan dan amal,
sedangkan dalam kaifiyah pengamalannya dan dalam masalah-masalah furu’
mereka bermadzhab kepada Imam Syafi’i.”
Kebanyakan
masalah khilafiyah yang terjadi di antara para ulama hanya di seputar
permasalah furu’ dan qiyas saja, dengan tidak harus menyalahkan satupun
dari mereka dalam mengambil istinbath atau qiyas, karena permasalahan
hukum dalam agama selalu berkembang, janganlah berselisihan dalam
permasalahan ini !
Sejak
berkembangnya pandangan tasawuf , manhaj tetap manhaj, da’wah tetap
da’wah, madzhab tetap madzhab, dan tidaklah yang keluar dari lisan
mereka kecuali ilmu dan amal, maqamat dan ahwal, mereka
tidak condong kepada yang sia-sia baik dalam hukum maupun perkataan,
dalam keadaan perang atau damai, bahkan mereka menjadikannya sebagai
petunjuk yang menyampaikan ke jalan da’wah menuju Allah swt dengan cara
hikmah dan nasehat yang baik.
Dari
kesungguhan, kesibukan serta perhatian mereka dengan manhaj yang
dijalaninya sepanjang zaman, kami sebutkan beberapa karangan-karangan
mereka, diantaranya :
1. Al-Jauhar al-Syaffaf, karangan Abdurahman al-Khatib.
2. Al-Tiryaq al-Syaf, karangan Basyaiban.
3. Ghurar al-Baha’ al-Dhowiy, karangan Muhammad bin Ali al-Khirrid.
4. Al-Barqah al-Musyiqah, karangan Al-Imam Ali bin Abi Bakar al-Sakran.
5. Al-Kibrit al-Ahmar, karangan Al-Imam Abdullah bin Abi Bakar Aal-Aydrus.
6. Al-Masra’ al-Rawi, karangan Muhammad bin Abi Bakar al-Syilli.
7. Al-Juz’u al-Lathief fi al-Tahkim al-Syarief, karangan Al-Imam Abu Bakar bin Abdullah al-Aydrus.
8. Lawami’ al-Anwar wa Hidayah al-Asrar, karangan Abdullah bin Abdurahman Balahaj Bafadhal.
9. Al-Hadiqah al-Aniqah fi Syarh al-Urwah al-Watsiqah, karangan Muhammad bin Umar Bahariq.
10. Al-Mathlab al-Yasir min al-Salik al-Faqir, karangan Umar bin Abdullah Bamahramah.
11. Al-Nafhat Fi al-Tasawuf, karangan Muhammad bin Ali al-Khirrid.
12. Maqal al-Nashihin, karangan Syekh Muhammad bin Umar Bajamal.
13. Audhah al-Hujjaj wa al-Masalik, karangan Syekh Muhammad bin Umar Bajamal.
14. Jawahir al-Ihya’ wa Mudawah al-‘Auliya’, karangan Syech bin Abdullah al-Aydrus.
15. Fath Bab al-Mawahib, karangan Syekh Abi Bakar bin Salim.
16. Mi’raj al-Arwah, karangan Syekh Abi Bakar bin Salim.
17. Uns al-Salikin, karangan Sayid Abdullah bin Abdurahman Baharun.
18. Al-Da’wah al-Tammah, karangan Al-Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad.
19. Tabsirah al-Wali bi Thoriq al-Saadah Bani Alawi, karangan Al-Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad.
20. Al-Nashoih al-Diniyyah, karangan Al-Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad.
21. Tasbit al-Fuad min Kalam al-Imam al-Haddad, karangan Ahmad bin Abdul Karim al-Sajjar al-Ahsai.
22. Al-Dar al-Manzhum, Diwan syair al-Imam al-Haddad.
23. Al-Mukatibat, karangan Al-Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad.
24. Idhah Asrar Ulum al-Muqarabin, karangan Abdullah bin Ja’far Mudhir.
25. Al-Tarqiy Ila al-Ghorfi min Kalam al-Salaf, karangan Abdurahman bin Mustofa al-Aydrus.
26. Al-Raudhah al-Aniqah fi Asmai Ahli al-Thariqah, susunan Sayid Umar bin Abdurahman Albar.
27. Kanzu al-Barahin, karangan Syech bin Muhammad al-Jufri.
28. Al-Hikayah al-Bahirah wa al-Karamat al-Bayyinat, karangan Alwi bin Ahmad al-Haddad.
29. Hadaiq al-Arwah fi Bayan Thorqi al-Huda wa al-Shilah, karangan Syekh Abdullah Baswedan.
30. Sulam al-Taufiq ila Mahabbah Allah ala Tahqiq, karangan Abdullah bin Husin bin Thahir.
31. Sarah Raspat al-Abrar, karangan Hasan bin Awad Makhdam.
32. Al-Alam al-Nibras fi Tanbih ala Manhaj al-Akyas, karangan Sayid Abdullah bin Alwi al-Atthas.
33. Al-Dar al-Fakhir fi A’yan al-Qurn al-Asyr, karangan Umar bin Abdullah Bajamal.
34. Dan lain lain.
sumber:http://benmashoor.wordpress.com/2008/08/15/kitab-kitab-saadah-bani-alawi-tidak-menyeleweng-dari-manhaj-al-faqih-al-muqaddam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar