ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Kamis, 21 Februari 2013

Kitab-kitab Saadah Bani Alawi tidak menyeleweng dari manhaj al-Faqih al-Muqaddam

===============

Kitab-kitab Saadah Bani Alawi tidak menyeleweng dari manhaj al-Faqih al-Muqaddam

Berbagai kitab dan karangan telah menjelaskan akan pentingnya kembali mengkaji dan membahas apa yang dikehendaki untuk diketahui dari suatu masa dan waktu, baik dalam bentuk bacaan huruf yang tertulis dalam batu, kulit, maupun tulang yang membawa kepada kita, bacaan tersebut sebelum dihafal pada awalnya semua dalam bentuk mushaf. Maka jadilah kitab tersebut di setiap zaman pegangan bagi keluarga dan merupakan petunjuk dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan mereka yang lalu dan akan datang. Dan para salaf alawiyin di Hadramaut tidak pernah meninggalkan manhaj mereka baik dalam ilmu dan amal yang mempunyai tujuan bagi setiap pengikut yang menginginkan sesuatu, bahkan mereka mempunyai perhatian yang penuh dan bersungguh-sungguh menjaga untuk anak-anak dan murid-murid mereka dari sesuatu yang mencampur adukkan antara yang benar dan yang buruk.
Al-Imam al-Habib Ahmad bin Hasan al-Atthas dalam kitabnya Tanwir al-Aglas berkata : Para salaf kita mengikuti alquran dan sunnah, dan apa yang difirmankan Allah dalam alquran dan disabdakan Nabi saw dalam sunnahnya, mereka selalu mentaatinya, dan tidak satupun dari mereka bertaklid disebabkan pada mereka telah terkumpul ilmu, pengetahuan dan amal, sedangkan dalam kaifiyah pengamalannya dan dalam masalah-masalah furu’ mereka bermadzhab kepada Imam Syafi’i.”
Kebanyakan masalah khilafiyah yang terjadi di antara para ulama hanya di seputar permasalah furu’ dan qiyas saja, dengan tidak harus menyalahkan satupun dari mereka dalam mengambil istinbath atau qiyas, karena permasalahan hukum dalam agama selalu berkembang, janganlah berselisihan dalam permasalahan ini !
Sejak berkembangnya pandangan tasawuf , manhaj tetap manhaj, da’wah tetap da’wah, madzhab tetap madzhab, dan tidaklah yang keluar dari lisan mereka kecuali ilmu dan amal, maqamat dan ahwal, mereka tidak condong kepada yang sia-sia baik dalam hukum maupun perkataan, dalam keadaan perang atau damai, bahkan mereka menjadikannya sebagai petunjuk yang menyampaikan ke jalan da’wah menuju Allah swt dengan cara hikmah dan nasehat yang baik.
Dari kesungguhan, kesibukan serta perhatian mereka dengan manhaj yang dijalaninya sepanjang zaman, kami sebutkan beberapa karangan-karangan mereka, diantaranya :
1. Al-Jauhar al-Syaffaf, karangan Abdurahman al-Khatib.
2. Al-Tiryaq al-Syaf, karangan Basyaiban.
3. Ghurar al-Baha’ al-Dhowiy, karangan Muhammad bin Ali al-Khirrid.
4. Al-Barqah al-Musyiqah, karangan Al-Imam Ali bin Abi Bakar al-Sakran.
5. Al-Kibrit al-Ahmar, karangan Al-Imam Abdullah bin Abi Bakar Aal-Aydrus.
6. Al-Masra’ al-Rawi, karangan Muhammad bin Abi Bakar al-Syilli.
7. Al-Juz’u al-Lathief fi al-Tahkim al-Syarief, karangan Al-Imam Abu Bakar bin Abdullah al-Aydrus.
8. Lawami’ al-Anwar wa Hidayah al-Asrar, karangan Abdullah bin Abdurahman Balahaj Bafadhal.
9. Al-Hadiqah al-Aniqah fi Syarh al-Urwah al-Watsiqah, karangan Muhammad bin Umar Bahariq.
10. Al-Mathlab al-Yasir min al-Salik al-Faqir, karangan Umar bin Abdullah Bamahramah.
11. Al-Nafhat Fi al-Tasawuf, karangan Muhammad bin Ali al-Khirrid.
12. Maqal al-Nashihin, karangan Syekh Muhammad bin Umar Bajamal.
13. Audhah al-Hujjaj wa al-Masalik, karangan Syekh Muhammad bin Umar Bajamal.
14. Jawahir al-Ihya’ wa Mudawah al-‘Auliya’, karangan Syech bin Abdullah al-Aydrus.
15. Fath Bab al-Mawahib, karangan Syekh Abi Bakar bin Salim.
16. Mi’raj al-Arwah, karangan Syekh Abi Bakar bin Salim.
17. Uns al-Salikin, karangan Sayid Abdullah bin Abdurahman Baharun.
18. Al-Da’wah al-Tammah, karangan Al-Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad.
19. Tabsirah al-Wali bi Thoriq al-Saadah Bani Alawi, karangan Al-Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad.
20. Al-Nashoih al-Diniyyah, karangan Al-Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad.
21. Tasbit al-Fuad min Kalam al-Imam al-Haddad, karangan Ahmad bin Abdul Karim al-Sajjar al-Ahsai.
22. Al-Dar al-Manzhum, Diwan syair al-Imam al-Haddad.
23. Al-Mukatibat, karangan Al-Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad.
24. Idhah Asrar Ulum al-Muqarabin, karangan Abdullah bin Ja’far Mudhir.
25. Al-Tarqiy Ila al-Ghorfi min Kalam al-Salaf, karangan Abdurahman bin Mustofa al-Aydrus.
26. Al-Raudhah al-Aniqah fi Asmai Ahli al-Thariqah, susunan Sayid Umar bin Abdurahman Albar.
27. Kanzu al-Barahin, karangan Syech bin Muhammad al-Jufri.
28. Al-Hikayah al-Bahirah wa al-Karamat al-Bayyinat, karangan Alwi bin Ahmad al-Haddad.
29. Hadaiq al-Arwah fi Bayan Thorqi al-Huda wa al-Shilah, karangan Syekh Abdullah Baswedan.
30. Sulam al-Taufiq ila Mahabbah Allah ala Tahqiq, karangan Abdullah bin Husin bin Thahir.
31. Sarah Raspat al-Abrar, karangan Hasan bin Awad Makhdam.
32. Al-Alam al-Nibras fi Tanbih ala Manhaj al-Akyas, karangan Sayid Abdullah bin Alwi al-Atthas.
33. Al-Dar al-Fakhir fi A’yan al-Qurn al-Asyr, karangan Umar bin Abdullah Bajamal.
34. Dan lain lain.

sumber:http://benmashoor.wordpress.com/2008/08/15/kitab-kitab-saadah-bani-alawi-tidak-menyeleweng-dari-manhaj-al-faqih-al-muqaddam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar