Perhatian Khalifah terhadap silsilah keturunan Nabi saw
Yang
pertama menuliskan silsilah keturunan di dalam buku khusus mengenai
nasab ialah khalifah Umar bin Khattab yang mencatat dengan urutan
pertama mulai dari keturunan bani Hasyim satu persatu baik laki-laki
maupun perempuan. Kemudian barulah berikutnya khalifah Umar bin Khattab
menggolongkan bangsa Arab, kemudian bangsa-bangsa lainnya yang masih
mempunyai hubungan kekerabatan dengan Rasulullah saw.
Dalam kitab Ahkam al-Sulthaniyah karangan Mawardi dan kitab Futuh al-Buldan karangan Baladzuri, yang diriwayatkan oleh al-Sya’bi bahwa :
‘Umar
bin Khattab berkata, ‘bahwa sesungguhnya sudah seharusnya bersikap
kasih sayang kepada orang-orang yang memang berhak menerimanya’. Maka
berkata orang-orang yang hadir, ‘Betul, engkau telah berbuat itu pada
tempatnya, hai amirul mu’minin’. Lalu Umar bin Khattab bertanya : kepada
siapakah aku harus memulai ? Mereka menjawab : mulailah dengan dirimu
sendiri. Berkata Umar bin Khattab : Tidak, tetapi aku akan menempatkan
diriku di tempat yang Allah telah tetapkan baginya, dan aku akan mulai
pertama kali dengan keluarganya Rasulullah saw. Maka ia melaksanakan hal
itu’.
Selanjutnya al-Sya’bi meriwayatkan :
‘Maka
Umar bin Khattab memanggil Aqil bin Abi Thalib, Mahramah bin Naufal dan
Zubair bin Muth’im, yang ketiganya terkenal sebagai ahli nasab bangsa
Quraisy. Berkata Umar kepada mereka : Tuliskanlah olehmu menurut
tingkatannya masing-masing. Lalu mereka mulai menulisnya pertama kali
dari keturunan bani Hasyim, kemudian Abubakar dan kaumnya, kemudian Umar
bin Khattab dan kaumnya sebagaimana susunan khilafat. Tatkala Umar
melihat itu, maka berkata : Demi Tuhan, sebenarnya saya lebih menyukai
penulisan keturunan yang semacam ini, tetapi lebih baik lagi jika engkau
mulai dari keluarga Nabi Muhammad saw saja, dan yang paling dekat, dan
yang paling terdekat, hingga engkau letakkan Umar di tempat yang Allah
swt telah tentukan baginya’.
Dalam riwayat lain Umar bin Khattab berkata :
‘Demi
Allah, kita tidak sampai kepada kesempurnaan di dunia ini, dan kita
tidak mengharap balasan pahala atas perbuatan kita, melainkan sebab
Muhammad saw, karena beliau yang menjadikan kemuliaan pada diri kita,
dan kaumnya adalah yang paling mulia di antara bangsa Arab, kemudian
yang paling dekat dan paling terdekat. Demi Tuhan, meskipun yang bukan
Arab jika datang dengan membawa amal, sedang kita datang tanpa membawa
amal, niscaya mereka (yang bukan Arab) lebih utama bagi Muhammad saw
daripada kita di hari kiamat, karena siapa saja yang mengurangkan amal
atas dirinya, tidaklah keturunannya akan bisa mengejar kepadanya‘.
Khalifah
selanjutnya berbuat sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin Khattab
hingga kepada pemerintahan Abbasiyah yang mengkhususkan urusan nasab
dengan mendirikan kantor dalam hal pencatatan nasab yang dipimpin oleh
seorang kepala (Naqib). Bani Abbas, bani Thalibiyin yaitu keturunan dari
Abi Thalib masing-masing dipimpin oleh seorang Naqib. Begitu pula untuk
keturunan para syarif, yaitu keturunan dari Hasan dan Husein di setiap
kota dipimpin pula oleh seorang Naqib yang salah satu kewajibannya
adalah menjaga dengan sebenar-benarnya keturunan nabi Muhammad saw.
sumber:http://benmashoor.wordpress.com/2008/07/28/perhatian-khalifah-terhadap-silsilah-keturunan-nabi-saw/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar