ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Rabu, 01 November 2017

Manaqib KH M. Munawwir Musthofa Al- Mursyid (Mbah Yai Munawwir Musthofa Al-Mursyid) Tegalarum-Pelem- Kertosono - Nganjuk- Jawa Timur

Biografi KH M. Munawwir Musthofa Al- Mursyid (Mbah Yai Munawwir Musthofa Al-Mursyid) Tegalarum-Pelem- Kertosono - Nganjuk- Jawa Timur

Assalamualaikum Wr. Wb

Biografi  KH  M. Munawwir  Musthofa Al- Mursyid
 (Mbah Yai Munawwir Musthofa Al-Mursyid)
Tegalarum-Pelem- Kertosono - Nganjuk- Jawa Timur


A.      Latar belakang

            Seringkali banyak ulama’/ kyai yang tidak masyhur di kalangan umum dan kurang di ketahui bahkan kadang tidak diketahui oleh masyarakat umum. padahal mereka sebenarnya ulama’ alimin dan mengikuti jejak para Salafussholihin, karena kekhumulan(tidak mau terkenal)dan kemasturan (tertutup) yang menjadikan mereka jarang / tidak di kenal oleh masyarakat umum, termasuk beliau yang di sebutkan dalam sejarah pendiri Pondok Krapyak Yogyakarta dengan sebutan KH Nor / Munawwir Tegalarum Kertosono.
             Oleh karena itu di sini kami akan sedikit menyusun dan menulis biografi beliau (KH.Munawwir Tegalarum Kertosono) sebatas yang kami ketahui melalui narasumber dan  informasi yang begitu minim, sehingga hasil Biografi inipun masih banyak kekurangan. kami berharap dengan  sedikit tulisan kami ini, kita semua bisa mengenal bahkan lebih mengenal beliau secara lebih dekat. 

B.       Kelahiran Dan Nasab Serta Keluarga beliau KH Munawwir Musthofa Al-Mursyid  Tegalarum Kertosono Nganjuk

Beliau di lahirkan sekitar pada tahun 1911 M, dikarenakan dahulu belum seperti sekarang yang serba canggih dan sistematis. Jadi lahir beliau hanya diperkirakan, itupun hari, tanggal  dan bulannya tidak diketahui secara pasti. Beliau dilahirkan dikalangan keluarga agamis bahkan sangat religius di karenakan beliau adalah putra KH Imam Musthofa Al-Mursyid dengan Nyai  Mu’inah Binti KH Minhaj Al-Mursyid  (w 1914 M) yang mana KH Imam Musthofa adalah seorang ulama’ yang ‘alim allamah yang amil dan sholih dan juga pendiri pondok Al–Musthofa Tegalarum, Pelem, Kertosono yang juga termasuk Mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyah dan jika di runtut, beliau (KH Munawwir) masih keturunan Kyai Ageng M. Besari Tegalsari Ponorogo, kalau diruntut terus sampai Rosulullah S A W, beliau termasuk urutan ke- 33 dari Rosulullah SAW. dengan urutan sebagai berikut: KH Munawwir bin KH Imam Musthofa bin Kyai Zakariya Bin Kyai Askirom bin Kyai Kholifah bin Kyai AgengM.Besari Tegalsari Ponorogo bin Kyai Ageng Anom Besari( Raja Neda kusuma/KyaiAgeng Grabahan) bin Syekh Abdullah Mursyad Setono Landehan Kediri bin Sayyid Zainal Arifin (Kyai Ageng Jenggolo Kediri) bin Sayyid Ahmad (Syekh Dinar Kediri) bin Sayyid Musthofa bin Sayyid Ali bin Sayyid Jamaluddin Husein Al Akbar bin Sayyid Ahmad Syah Jalal bin Sayyid Abdullah Khonbin Sayyid Amir Abdul Malik bin Sayyid Alawi bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbat bin Sayyid Kholi’ Qosam bin Sayyid Alawi Muhammad bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Alawi bin Sayyid Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al Muhajir Ilallaah bin Sayyid Isa Arrumi bin Sayyid Muhammad An Naqib bin Sayyid Ali Al Uraidi bin Sayyid Ja’far Shodiq bin Sayyid Muhammad Al Baqir bin Sayyid Ali Zainal Abidin bin Sayyid Husein bin Ali bin Sayyidah Fatimah Azzahro’ binti Rosulullah Muhammad S a w.
Sedangkan dari jalur ibu adalah: KH Munawwir bin Nyai  Mu’inah binti KH Minhaj Kebonsari Tugu Trenggalek seorang Mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyah. Bagi Beliau semua Lahumul Faatihah.........,
KH  Munawwir adalah putra ke-4 dari KH  Imam Musthofa dengan istri pertama yaitu Nyai Mu’inah binti KH. Minhaj, perlu diketahui bahwasanya KH.Imam Musthofa selain beristrikan Nyai Mu’inah beliau juga mempunyai 3 istri yaitu Nyai Adzilah, Nyai Ukasah, Nyai Legiyem, oleh karena itu keluarga KH Munawwir adalah termasuk keluarga besar dan agamis,yang mana mereka menyebar ke belahan kota di Jawa Timur sebagian Jawa Tengah dan Jawa Barat diantaranya di Madiun, Banyuwangi, Jember, Wonogiri, Blitar, Jombang , Nganjuk, Tulungagung, Mojokerto, Jakarta, Sidoarjo, Kediri, Ngawi, dan lain-lain yang kesemuanya rata-rata dan sebagian besar mempunyai Pondok Pesantren.

C.      Masa Pendidikan KH Munawwir Musthofa
            Dikarenakan keterbatasan informasi. Maka tidak di ketahui secara pasti kapan beliau mulai mondok dan mencari ilmu, menurut informasi yang kami dapat, beliau mulai pendidikan agama dari ayah beliau sendiri yaitu KH Imam Musthofa Al-Mursyid (w 1930 M) dan juga kepada kakak ipar beliau yaitu KH Amnan Al-Mursyid (w 1948 M)  Pondok Al-Amnaniah Talok, Ngawi  dan juga KH Romli Tamim Al-Mursyid (1888 -1958 M ) Pondok Darul Ulum Rejoso jombang dan juga kepada KH R Izzuddin Al-Mursyid (w 1979 M) Pondok Al-Mujadadiah Taman Kota Madiun dan juga kepada KH R Munawwir Al-Hafidz (1872 -1942 M) Pondok Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, bahkan beliau meghafalkan Al-Quran di hadapan KH R  Munawwir Krapyak. Kepada beliausemua Lahumul Faatihah...

D.      Baiat beliau dan menjadi Mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiah dan Thoriqoh Qodiriyah Wan-Naqsyabandiah

Beliau dibai’at Thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyah dan Qodiriyah Wan-Naqsyabandiyah kepada ayah beliau sendiri, belum sampai khatam ayah beliau ( KH Imam Musthofa) wafat, lalu tarbiah diteruskan sampai khatam oleh kakak ipar beliau KH Amnan Talok Ngawi, dan beliaujuga bai’at Thoriqoh Qodiriyah Wan Naqsyabandiyah kepada  K H R Izzuddin Taman Kota Madiun sekaligus dikukuhkan juga oleh KH R Izzuddin Taman  Kota Madiun, dan juga beliau belajar Thoriqoh kepada KH Romli Tamin Rejoso Jombang, beliau belajar dan ba’iat Thoriqoh tersebut sampai beliau menjadi mursyid yang Masyhur dan ‘Alim dan Wara’, sehingga banyak kyai atau ulama yang menjadi murid dan bai’at Thoriqoh kepada beliau.

E.       Membina keluarga (Pernikahan KH Munawwir dan Nyai Siti Aminah Binti Kyai Ghozali)

Pernikahan beliau berlangsung setelah beliau mondok di Krapyak, dan pernikahan beliau berlangsung seminggu setelah ayah beliau (KH Imam Musthofa) wafat. Kemudian, setelah pernikahan beliau jarak satu minggu kakak beliau yaitu Kyai Marzuki juga wafat dalam keadaan masih bujang. Diperkirakan pernikahan beliau pada tahun 1930-an, karena wafat KH Imam Musthofa pada tahun 1930 M.
Beliau menikah dengan seorang gadis yang bernama Siti Aminah Binti Kyai Ghozali dari Sukonilo, Patianrowo, Nganjuk, mulailah beliau mengarungi bahtera rumah tangga bersama Nyai Siti Aminah di Sukonilo Patianrowo Nganjuk, dan diperkirakan beliau pulang ke Tegalarum beserta keluarga dan menetap di Tegalarum sampai beliau wafat adalah pada tahun 1949 M, dan beliau mukim beserta keluarga di Ndalem yang ditempati KH Imam Musthofa yang sekarang ditempati Nyai Munawwaroh sekeluarga.

F.       Haliyah dan Akhlaq beliau

Mulai kecil beliau termasuk tidak sama dengan teman-teman sebayanya (Khowariqul ‘Adat), tulisan beliau jelek tapi bisa dibaca, beliau juga sangat hebat Shilaturrohimnya, dan selalu menjaga sholat dengan berjamaah, beliau adalah seorang yang tawadhu’ ,sabar, pemurah serta entengan, terbukti menurut penuturan KH Imam Hambali (Putra KH Munawwir)”selama KH Imam Hambali 60 tahun bersama KH Munawwir, marah hanya sekali ketika dua kakak KH Imam Hambali bertengkar sewaktu kecil, sehingga KH Munawwir menyuruh akur lagi. KH Munawwir adalah sosok yang sederhana, tercermin dalam pengalaman yang dialami Kyai Muhsin (menantu beliau) yang pernah didawuhi “kalau mengadakan acara 1 atau 2 taker yang penting miliknya sendiri”, juga menurut Kyai Muhsin “kalau Haul atau Selasa Pahing para Santri diperintahkan ke Tegalarum dengan mengajak para ikhwannya (temannya)”, termasuk haliyah  beliau, beliau ketika Agresi Militer Belanda 1948 M, beliau ikut berperang dan terluka tidak ringan seperti halnya orang pada umumnya meskipun sebenarnya beliau bukan orang biasa. Beliau KH Munawwir adalah sosok pribadi yang hati-hati dalam masalah tuntunan syara’, sabar murah senyum, tercermin diantaranya selalu mandi dulu ketika akan melaksanakan sholat jama’ah, beliau juga terkenal dengan do’anya yang mustajabah meskipun terkadang do’anya hanya sederhana malah yang sering hanya bacaan Surat Al Fatihah dan do’a jawa,
Beliau juga selalu berpenampilan yang praktis ketika menghadiri suatu acara maupun dalam kesehariannya. Pernah dalam acara Mu’tamar Thoriqoh, beliau hadir dengan memakai surban dan bercelana panjang tidak memakai jubah, juga beliau selalu mempraktekkan Akhlaq Tasawuf dalam sendi kehidupan beliau, termasuk mempraktekkan Khumul (tidak mau terkenal) sebagai contohnya ketika menghadiri acara besar / mu’tamar / lainnya, beliau memilih tempat dibelakang meskipun sebenarnya beliau adalah seorang Mursyid Agung, beliau juga Hafidz Al-Quran tapi yang ditonjolkan adalah Tasawufnya, beliau menerapkan dan menekankan Fiqh Bathin (Dzikir), beliau aktif dalam kegiatan Thoriqoh dan masuk dalam pegurusan pusat Thoriqoh Mu’tabaroh. selain itu, beliau juga tidak ikut dalam ranah politik  / ParPol meskipun tidak semua politik itu tidak dibenarkan.

G.      Sebagian Dari Murid Mbah Yai Munawwir dan atau yang Bai’at Thoriqoh Kepada Beliau

1.    KH. Bahruddin kalam (w 1989 M) Pengasuh Pondok Daruttaqwa  Pasuruan
2.    KH. Hasyim Pengasuh Pondok Al-Istiqomah  Dlanggu Mojokerto
3.    KH. A.Shodiq Pengasuh Pondok Al-Munawwir  Pandansari Tulungagung
4.    KH. Sholih Bahruddin Pengasuh Pondok Ngalah Purwosari Pasuruan
5.    KH. Jamaludin Pengasuh Pondok Al-Munawwir  Sumberpandan Bangsal Mojokerto
6.    KH. Askirom bin Amnan Ngawi
7.    KH. Amanu Jember
8.    KH. Masduqi-Trenggalek
9.    KH. Makinuddin-Banyuwangi
10.     KH. Muslim-BeJi Tulungagung
11.     KH. Dimyati(alm)-Gayaman Mojokerto
12.     KH. Abdul Majid-Porong Sidoarjo
13.     KH. Rifa’i Brangkal-Mojokerto
14.     KH. Qomari Pengasuh Pondok Al-Qomar Patianrowo Nganjuk
15.     KH. Sholih-Glatik mojokerto
16.     KH. Mashudi-peterongan Mojokerto
17.     KH. Khotib-Ngawi
18.     KH. Ma’sum-Ngawi
19.     KH. Shoheh-Nganjuk
20.     KH. Aliman-Nganjuk
21.     KH. Rohmat-Nganjuk
22.     KH. Mashudi-jember
23.     KH. Usman-Jember
24.     KH. Nur ali-Jember
25.     KH. Abu qorib-Temanggung jateng
26.     KH. Nur Kholis-Kendal jateng
27.     KH. Syahid-pati jateng
28.     KH. Rosyidin-sukorejo Kendal jateng
29.     KH. Musthofa-Jakarta
30.     KH. Toha-(luar jawa)
31.     KH. Ilham-(luar jawa)
32.     KH. Musthofa(alm)-(luar jawa)
33.     KH. Muslim-( luar jawa)
34.     KH. Iman Muayyad-(luar jawa)
35.     KH. Syahid(alm)-(luar jawa)
36.     KH. Ihya’-jember
37.     KH. Abdurrohman_jember
38.      KH. Imam Syafi’I Munawwir (Putra KH. Munawwir)
39.      KH. Abdullah Hanafi Munawwir (Putra KH. Munawwir)
40.      KH. Abdul Malik Munawwir (Putra KH. Munawwir)
41.     KH. Imam Hambali Munawwir(Putra KH Munawwir)
42.      KH. Fathulloh Munawwir(Putra KH Munawwir)
43.     Gus Hasyim Hambali(Cucu KH Munawwir dan Pengasuh Pondok Munzalan    Mubarokan Wonogiri Jawa Tengah)
44.     Gus A.Abdul Haq(Cucu KH Munawwir)
45.     Kyai Daroji kerjo karangan Trenggalek
46.     Gus Zuhal Ma’ruf (cucu KH Munawwir)
47.     Gus Mu’adz Pengasuh Pondok  Kedungbengkah kedungsuko sukomoro nganjuk
48.     KH. Nur Musthofa Pengasuh Pondok Ngasor Gumukmas Jember
49.     KH. Mubasyir Mundir /Mbah Mundir (1919-1989 M) Pendiri Pondok Ma’unah Sari Bandar kidul Kediri, meskipun hanya sebentar,bekas kamar beliaupun diabadikan hingga sekarang tepatnya di depan masjid Al-Musthofa bagian utara


H.      Hubungan KH Munawwir Musthofa dengan Mbah Yai Ali Shodiq Umman pondok Ngunut

1.  Hubungan mereka sebenarnya sangat erat terbukti dengan KH Munawwir pernah rawoh ke Ndalem Mbah Yai Ali Shodiq Umman
2.  Putra KH Munawwir yang ke 4 yaitu KH Imam Hambali Munawwir pernah mengaji kepada Mbah yai Ali Shodiq Umman ketika Mbah Yai Ali Shodiq masih di Mbaran Maesan Kediri
3.  Cucu KH Munawwir:Nyai Imroatussolihah menikah dengan KH Fathurrohman Pondok Panggung yaitu kakak dari Abah KH Fathurro’uf salah satu Pengasuh Pondok Ngunut serkarang
4.  Ketika Mbah yai Ali Shodiq wafat pada tahun 1999 M para kyai dan hadirin yang hadir dalam wafatnya Mbah Yai Ali Shodiq tidak ada yang berani mentalqin Mbah Yai Ali Shodiq ,akhirnya KH Munawwir lah yang mentalqin Mbah yai Ali Shodiq
5.  Abah KH  Fathurro’uf (menantu Mbah Yai Ali Shodiq dan juga salah satu pengasuh pondok ngunut sekarang) adalah masih terhitung keluarga dengan KH Munawwir dengan perincian sebagai berikut:  Mbah Yai Minhaj (w 1914 M )Kebonsari (kakek dari KH Munawwir) menikah dengan Mbah Nyai Mu’idah (w 1922 M) mempunyai anak 10 putra dan putri
Ø  Mbah Mu’inah Tegalarum istri dari Mbah Yai Imam Musthofa Tegalarum sekaligus ibu KH  Munawwir Musthofa
Ø  Mbah Ruminah kedunglurah trenggalek istri dari Mbah yai Abdullah Umar (Pondok At-Taqwa Kedung Lurah Trenggalek) - Mbah Munijah+Mbah yai Abdurrahman (Pondok Nglempung Bandung Tulungagung)- KH Syafi’I Abdurrahman (Pondok Panggung Tulungagung) - Abah KH.Fathurro’uf Syafi’i
Ø  Mbah Leginem Ngelo
Ø  Mbah Supinah Ngelo
Ø  Mbah Badruddin Kebonsari
Ø  Mbah Samsudin Kebonsari
Ø  Mbah Maimunah Kerjo Karangan
Ø  Mbah Marfuatun Widoro Gandusari
Ø  Mbah Fatimah Longsor Karangan
Ø  Mbah Marhamah Kalipinggir Gondang


I.         Perkembangan Pondok Pesantren Al-Musthofa Tegalarum

            Kemungkinan besar Pondok Pesantren Al-Musthofa didirikan pada tahun1901M, dikarenakan diatas Mihrab Masjid Al-Musthofa bertuliskan tahun 1901M,dikarenakan berdirinya Pondok Pesantren ditandai dengan berdirinya Masjid lebih dahulu, oleh karena itu berdirinya Pondok Pesantren Al-Musthofa kemungkinan bersamaan dengan berdirinya Masjid Al- Musthofa yaitu 1901M yang didirikan oleh Mbah Yai Imam Musthofa Al-Mursyid (wafat 1930 M), tidak diketahui dengan jelas kapan tanggal dan tahun lahirnya Mbah Yai Imam  Musthofa kemungkinan seangkatan dengan Mbah Yai Hasyim Asyari Tebuireng / Mbah Yai Abdul Karim Lirboyo, Setelah Membangun Masjid Al-Musthofa Mbah yai Imam Musthofa pun Membangun Pondok dan bangunan – bangunan penunjang lainnya kemudian datanglah para santri untuk belajar kepada beliau serta suluk dihadapan beliau, setelah sekian tahun (1901-1930 M) 29 tahun lamanya beliau mengabdikan diri kepada Allah melalui Pondok Al-Musthofa akhirnya beliau wafat dengan Husnul Khotimah pada tahun 1930 M, Kepada beliau Lahul Faatihah.Selanjutnya Pondok Al-Musthofa diteruskan kepengasuhannya dan kemursyidannya oleh putra ke-4 dan Kholifah Beliau yaitu KH.Munawwir Al-Mursyid, meski sebenarnya KH.Munawwir masih hidup berkeluarga dengan mertua beliau di Sukonilo Patianrowo. Mbah yai Munawwir resmi pindah Ke Tegalarum 1949 M dikarenakan keterbatasan informasi dan sumber kami belum mengetahui Bagaimana keadaan pondok Al-Musthofa antara tahun 1930-1949 M sebelum kepulangan Mbah Yai Munawwir ke Tegalarum, singkat cerita setelah KH Munawwir pulang dan menetap di Tegalarum santri semakin banyak juga orang suluk juga semakin banyak ditambah lagi pada akhir tahun 60an sampai akhir 90an dibantu oleh putra pertama Beliau yang ahli di bidang Syari’at yaitu KH. Imam Syafi’i Munawwir, Pondok Al-musthofa semakin disegani dan banyak kyai / ulama yang nyantri dan bai’at Thoriqoh di pondok Al- Musthofa, meskipun sebenarnya KH. Munawwir sendiri juga ahli syari’at tapi, yang ditonjolkan adalah kesufiannya/ tasawufnya. Jadi, KH. Munawwir mengurus thoriqohnya sedangkan KH. Imam Syafi’I (w 1998 M) mengurus syariat dhohirnya sebuah kesatuan yg luar biasa, meskipun tidak menafikan putra-putra KH. Munawwir yg lain karena putra-putra dan menantu beliau juga bersama-sama berkhidmah di pondok Al-,Musthofa  Tegalarum. Sampai-sampai  KH. Imam syafi’i memperuntukan khusus santri putri dengan membangun musholla di depan Ndalem dan gota’an dengan nama pondok Sumur Kuning Tegal Arum letaknya sebelah timur Masjid Al- musthofa.
Tahun silih berganti akhirnya KH. Imam syafi’i wafat terlebih dahulu pada tahun 1998 M yang didahului oleh ibu beliau ( istri KH. Munawwir ) yaitu MbahNyai Siti Aminah yang wafat tahun 1995 M dan diteruskan wafatnya menantu beliau yaitu KH Khamzani yang wafat tahun 1999 M yang diteruskan 2 tahun selanjutnya, disusul  wafatnya Almarhum KH. Munawwir tepat pada tahun 2001 M yang berdampak kurang baik bagi Pondok Al-Musthofa bertepatan dengan Milad pondok Al-Musthofa ke 100 tahun pondok Al-Musthofa (1901-2001 M), yang selanjutnya kepengasuhan dan kemursyidan pondok Al-musthofa diteruskan oleh putra beliau yang ke 4 yaitu KH. Imam Hambali Munawwir Al-mursyid (L 1943 M) sampai sekarang renofasi bangunan-bangunan yang sudah Rapuh dan rusak semakin ditingkatkan, juga perbaikan masjid , maqbaroh dan lokal-lokal pondok, jadi dapat disimpulkan kemursyidan dan kepengasuhan pondok Al-musthofa dari tahun 1901-2014 M adalah:
1.      Almukarrom Romo KH.Imam Musthofa Al-Mursyid (1901-1930 M)
2.      Almukarrom Romo KH. Munawwir Musthofa Al-Mursyid (1930-2001 M)
3.      Almukarrom Romo KH. Imam Hambali Munawir Al-Mursyid (2001 M - sekarang)
Meskipun dari bentuk fisik pondok Al-Musthofa seperti itu . tidak terlalu besar dan ramai, kira-kira kurang lebih 100 pondok yang pengasuhnya adalah alumni pondok Al-Musthofa , meskipun pondok Al-Musthofa lebih tahasus di bidang thoriqoh, adab dan tasawuf sampai sekarang pun Alhamdulillah masih ada santri yang mondok meskipun tidak banyak , malah ada yang sudah 7 tahun belum pernah pulang sampai sekarang,yaitu santri asal Kendal Jawa Tengah

J.        Uswah dan wasiat KH. MunawwirMusthofa

 Beliau sangatlah berhati-hati dalam hal sekecil apapun contoh sampai-sampai beliau membuat pengumumadi samping pintu menuju ruang utama masjid Al-Musthofa yang bunyinya:  (pengumuman dan wasiat di bawah ini sebenarnya berbahasa jawa pegon )
»         I’lan 
1.      Muridku kabeh keluputanku , bojoku , lan anak-anakku nagapuronen
2.      Rupo panganan utowo duweengkang kulo pangan sakkeluargaku aku nyuwun halale  
                                                                                                 Hadrotussyekh Munawwir Musthofa

Pengumuman tersebut selain menunjukan kewara’an beliau juga menunjukan perhatian dan kasih sayang kepada santri-santrinya .Beliau juga sangatlah open dan perhatian kepada keluarga dan cucu –cucu beliau terbukti dari wasiat beliau yang berbunyi  :
  Wasiate Bapak Kyai Haji Munawwir lan Ibu Nyai Munawwir marang anak-anak  putu kabeh
Tugas  :       1 Anak putu kabeh kudu nglakoni Sholat
                  2.Anak kudu kudu tansah ngelakoni perentahe Allah lan Rosulullah
                  3.Anak putu kudu rukun karo dulur – dulur kabeh
                  4.Anak putu sak biso-biso kudu ngelakoni Thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyah
                  5.Anak Putu kudu nyebarne agamane Allah / Islam sakkongange

Larangan : 1.Anak putu senajan seneng ilmu umum ora keno  ngalahne ilmu Agamone/islam
  2.Anak putu ojo sampek lali karo leluhur – leluhur seng wes mati / do’ae lan   Fatehae
                  3.anak putu ojo sampek tukaran kerono dunyo
                  4.Anak putu ojo sampek metu soko aliran Ahlusunnah Waljama’ah
                 Tegal arum malem seloso pahing tanggal   29 Syawal 1403H
                                                                                      9 Agustus 1983M
                                                                                                                                                                   Haji Munawwir
Aku meling marang anak anakku kabeh
  1.Sak wayah – wayah aku dipesti marang Allah disek ,embokmu ojo kasi di tokne /dileh songko omah kene
2.Bekakas omah kabeh wes takkekne embokmu ,sakliyane te’e Munawwaroh
3.Sawah bokor lan sukonilo Aku ora melu duwe , wes takkekne embokmu kabeh
           (Tambahan iki khusus songko bapakmu )
                                                (Haji Munawwir Musthofa)

K.      Thoriqoh KH Munawwir Musthofa

   KH.Munawwir sangatlah mumpuni dalam bidang Thoriqoh sampai – sampai beliau menjadi Mursyid yang masyhur lantaran beliau telaten, sabar , tidak kaku , luwes , lebih-lebih khususnya dalam bidang Thoriqoh. Selain itu, beliau juga istiqomah dalam melaksanakan tuntunan agama lebih- lebih Sholat berjamaah meskipun beliau sudah menginjak usia sepuhpun beliau tetap istiqomah dalam melaksanakan tuntunan agama dan mendidik para murid – murid, sampai –sampai beliau ketika setiap hendak jamaah maktubah beliau mandi dulu meskipun cuaca dingin kemudian minta di antar melalui kursi rodanya menuju masjid untuk Sholat berjamaah dengan para santri dan keluarga . Untuk yang di ajarkan KH.Munawwir kepada santri – santri beliau lebih mengutamakan praktek dalam keseharian juga adab daripada teoritis lebih-lebih pada Thoriqoh yang penuh dengan Riyadhoh , aurod dan adab dzohiron wabatinan sedangkan untuk Thoriqoh sebenarnya beliau mempunyai / mengamalkan beberapa Thoriqoh akan tetapi yang terkenal adalah :Thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyah dan Qodiriyah Wan-Naqsabandiyah dan pernah beliau mendapat suatu syarat untuk menyatukan 2 kabel besar dan kenyataannya beliau mengamalkan 2 Thoriqoh tersebut dengan bersamaan. Adapun sanad Thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyah beliau adalah =KH Munawwir (w 2001 M) dari – KH Amnan Talok Ngawi (w 1948 M) dari – KH  Imam Musthofa Tegalarum (w 1930 M) Dari – KH Minhaj Kebonsari Tugu Trenggalek (w 1914 M) dari – KH Sholeh Kutoharjo Purworejo dari – Sayyid Sulaiman Zuhdi Jabal Qubais Mekah dari-Sayyid Isma’il Burwis dari-Sayyid Afandi Qorin dari-Sayyid Abdullah Afandi Makin dari-Sayyid Maulana Kholid Al Baghdadi dari-Sayyid Abdullah Addahlawi dari-Sayyid Habibullah Syamsuddin dari-Sayyid Nur Muhammad Al Budwani dari- Sayyid Muhammad Ma’sum dari -Sayyid Ahmad Al Faruqi dari -Sayyid Muayyiduddin Muhammad Al Baqi dari -Sayyid Muhammad Al Khowajiki dari -Sayyid Darwis As Samarqondi dari -Sayyid Muhammad Zahid dari-Sayyid ‘Ubaidillah Al Ahrori dari- Sayyid Ya’qub Al Jurkhi dari- Sayyid ‘Alauddin Al ‘Atori dari-  Wali Agung Sayyid Syekh Bahauddin An-Naqsyabandi (1317 – 1391 M)dari- Sayyid Amir Kilal dari- Sayyid Muhammad Babassamasi dari – Sayyid ‘Ali Ar Romitani dari- Sayyid Mahmud Anjirfaghuni dari-Sayyid ‘Ali Ar Riwikri dari -Sayyid ‘Abdul Kholiq Al Ghujdawani dari- Sayyid Yusuf Al Hamdani dari- Sayyid Abi Ali Alfadhol dari- Sayyid Abil Hasan Al Khorqoni dari- Sayyid Ja’far Shodiq dari -Sayyid Qosim Bin Muhammad dari -Shohabat Salman Al Farisi dari -Shohabat Abu Bakar Shiddiq (w 634 M), sampai Rosulullah S a w (w 632 M) lalu Malaikat Jibril dari Allah SWT. Beliau KH Munawwir termasuk urutan sanad ke 39 dari Rosulullah S a w.
Sedangkan sanad Thoriqoh Qodiriyah Wan-Naqsyabandiyah beliau adalah KH Munawwir (w 2001 M) dari  – KH R Izzuddin Taman Kota Madiun (w 1979 M) dari – KH Ali Sempu Secang Magelang (w 1964 M) dari – KH Umar Payaman Magelang dari – KH Zarkasyi Berjan Purworejo (1830 – 1914 M) dari – Syekh Abdul Karim Banten dari – Syekh Khotib Sambas (1802 – 1872 M) dari- Sayyid Syamsuddin dari- Sayyid Muhammad Murod dari- Sayyid ‘Abdul Fattah dari –Sayyid ‘Usman dari- Sayyid ‘Abdurrohim dari Sayyid Abu Bakar dari- Sayyid Yahya dari- Sayyid Hisamuddin dari- Sayyid Waliyyuddin dari- Sayyid Nuruddin dari- Sayyid Syarofuddin dari- Syamsuddin dari- Sayyid Muhammad Hattak dari- Sayyid ‘Abdul ‘Azis dari -  Wali Qutub  Sayyid Syekh Abdul Qodir Jaelani (1077-1166 M)  dari  -Sayyid Abi Sa’id Al Mubarok dari- Sayyid Abil Hasan ‘Ali Al Hukkari dari- Sayyid Abil Farroj At Turtusi dari- Sayyid ‘Abdul Wahid At Tamimi dari- Sayyid Abi Bakar Asy Syibali dari- Sayyid Abil Qosim Al Junaidi dari-Sayyid Sirri As Saqoti dari -Sayyid Ma’ruf Al Karkhi dari- Sayyid Abil Hasan ‘Aliyibni Musa dari Sayyid Musa Al Kadzim dari Sayyid Ja’far Shodiq dari- Sayyid Muhammad Baqir dari- Sayyid Imam Zainal ‘Abidin Sayyid Husein Bin Fathimah dari- Shohabat  Ali Bin Abi Tholib  (w 661 M) sampai Rosulullah S a w (w 632 M) lalu Malaikat Jibril dari Allah SWT.Kepada Beliau Semua al-Faatihah...
Beliau KH Munawwir termasuk urutan sanad ke 38 dari Rosulullah SAW. Dan menurut salah satu  santri beliau, beliau KH Munawwir juga mengamalkan Thoriqoh Syadziliyah akan tetapi yang terkenal dan ditonjolkan adalah 2 Thoriqoh tadi yaitu Thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyah dan Thoriqoh Qodiriyah Wan-Naqsyabandiyah.

L.       Masa sepuh KH Munawwir dan wafatnya beliau

Beliau termasuk Ulama’/Kyai yang oleh Allah diberi umur hampir 1 abad (1 abad kurang 10 tahun) sama dengan Syaikhona Kholil Bangkalan namun beda tahunnya (1835-1925 M), disaat saat sepuh beliau kira-kira tahun 1986 M beliau gerah dan oleh Allah Swt diberi suatu ujian lumpuh meskipun ada yang mengatakan beliau tidak lumpuh, hanya karena sepuh saja beliau naik kursi roda, kami kira, 2 pendapat ini hampir sama dan bisa disimpulkan bahwasanya beliau di masa sepuhnya berada di kursi roda  ketika hendak tinda’an kemana-mana. Beliau lebih dulu ditinggal wafat oleh menantu beliau yaitu Kyai Ma’ruf Kholil Sedan Kemlokolegi yang wafat pada tahun 1990 M, yang diteruskan oleh wafatnya istri tercinta beliau Nyai Siti Aminah yang wafat pada tahun 1995 M yang diteruskadengan wafatnya putra kedua beliau yaitu KH Abdullah khanafi Munawwir Jember yang wafat pada tahun 1996 M, dan disusul putra pertama beliau KH Imam Syafi’i Munawwir Tegalarum yang wafat pada tahun 1998 M. juga disusul wafatnya menantu beliau KH Khamzani Tegalarum yang wafat pada tahun 1999 M. meskipun dalam keadaan sepuh dan berada di kursi roda beliau tetap beraktivitas dan eksis seperti biasa sebagai Ulama’, sebagai Imam Jama’ah, sebagai Mursyid yang mendidik para murid-muridnya dan keluarganya, dan beliau tetap bershilaturrohim kepada keluarga, para ulama dan kepada murid-murid beliau, sampai saat yang dinanti-nanti oleh kekasih Allah untuk bertemu dan Sowan kepada Allah Swt, akhirnya beliau Wafat dengan Husnul Khotimah pada Senin Pon 28 Agustus 2001 M /1 Jumadil Akhir 1422 H dalam umur 90 tahun, dan beliau di Maqomkan di Maqom keluarga di timur Masjid Al Musthofa bersandingan dengan Maqom Nyai Siti Aminah dan beserta Ayah beliau (KH Imam Mustofa beserta 4 istrinya), juga beserta para Dzurriyah dari KH Imam Musthofa.Semoga semua amal ibadah beliau diterima oleh Allah  Swt dan diampuni segala dosa beliau dan dimasukkan dan selalu dalam naungan ridho dan rohmat Allah Swt di dalam SurgaNya yang penuh dengan keni’matan. Amiin Amiin Amiin. Kepada beliau beserta keluarga Lahumul Faatihah…

M.     Sebagian Karomah / Kelebihan beliau
Ø  Beliau ketika mondok di Krapyak berteman dengan KH Sulaiman Zuhdi Kemaduh Baron Nganjuk (yang kelak menjadi adik ipar beliau), dan KH Sulaiman Zuhdi menaruh sungkan/hormat kepada KH Munawwir meskipun usia KH Munawwir lebih muda dari KH Sulaiman Zuhdi, KH Sulaiman Zuhdi tetap sungkan
Ø  Suatu ketika /waktu terjatuh tengkurap dan ditolong oleh seseorang dan orang yang menolong KH Munawwir tersebut membersihkan tutuk/mulut KH Munawwir ternyata didalam tutuk beliau ada sebuah lautan yang luas
Ø  Salah satu santri dari Tulungagung ketika mengaji kitab kepada KH Munawwir kalau tidak salah kitab tanwirul qulub dan KH Munawwir membaca kitab tersebut tanpa menggunakan tarkib yang benar, santri tersebut setelah pengajian menggerutu dalam hati “kok Mbah Yai ngajine salah kabeh”, lalu malam harinya santri dari Tulungagung tersebut dipanggil oleh KH Munawwir disuruh untuk memijat lalu KH Munawwir mendadak dawuh “wong nahwu sorof kwi mek umpomo seng penting isine” seketika santri Tulungagung itu malu
Ø  Cerita ini bersumber dari santri asal Mojokerto, pernah suatu saat santri mojokerto tadi bersama KH Munawwir diajak ziaroh ke KH Munawwir Krapyak, ketika dalam perjalanan dalam benak santri Mojokerto tadi terucap “kalau Mbah yai Munawwirsudah tidak ada/wafat alah aku tidak usah ziarah kesini lagi” serentak KH Munawwir langsung dawuh “meski aku ora enek yo panggah ziaraho rene” (meskipun aku tiada tetaplah  ziarah kesini)
Ø  Ketika ada tamu yang berniat aneh-aneh dan berniat buruk KH Munawwir mengetahuinya
Ø  seorang santri dari gresik yang sering  menggendong KH. Munawwir dan beliau mengamalkan amalan ilmu-ilmu ghaib, dan suatu ketika santri ini dipanggil oleh KH. Munawwir dan langsung didawuhi “Ghaib-ghaib opo thoriqoh iku ghaib” lalu santri itudipegang kepalanya oleh KH. Munawwir kira-kira selama 1 jam dan kepala santri gresik itu terasa panas.
Ø  Cerita ini bersumber dari salah satu cucu beliau KH. Munawwir sudah menjadi kebiasaan baliau silaturrohim kepada teman-teman beliau dan kepada para keluarga dan para santri beliau sudah berkali-kali dinyatakan kalau beliau silaturrohim kepada seseorang selama 3kali berturut-turut yang disilaturrohim biasanya tidak lama akan meninggal, ketika itu bertepatan  beliau silaturrohim kepada salah satu cucu beliau selama 3kali berturut-turut dikarenakan juga sang cucu sudah lama tidak sowan Tegalarum, cucu itu telah dirawuhi kakeknya selama 3kali berturut-turut merasa was-was dan tidak tenang karena mengingat kejadian-kejadian yang sudah terjadi ketika dirawuhi KH. Munawwir selama 3kali, ternyata  ketika rawoh dan ingin pulang, beliau berpesan kepada putri beliau (ibu dari cucu tersebut) “omongono anakmu wiridane kon jangkepi 165” ternyata benar cucu tersebut kalau wiridan hanya 100kali.

N.    Silsilah keluarga KH.Munawwir Musthofa

    KH.             Imam Musthofa (Pondok Al-Musthofa Tegalarum)
·         Dengan Nyai Mu’innah binti K H. Minhaj Tugu Trenggalek (istri pertama) mempunyai anak:
1.      Nyai Muti’ah + KH. Amnan (pondok Al-Amnaniyah Talok
Ngawi)
2.      Kyai Marzuki (wafat bujang)
3.      Nyai Syamsiyah + Kyai Syafi’i (Pondok Al-Assafi’iyyah
kalirong Tarokan Kediri)
4.      KH.Munawwir + Nyai Siti Aminah (pondok Al- Musthofa Tegalarum)
5.      Kyai Abdul Mukhid + Siti Aminah (pulorejo Bareng Nganjuk)
6.      Nyai latifah(w 1972 M) + KH. Sibawaih (w 1965 M) (pondok Al-Muslihun Tlogo
kanigoro Blitar)

7.      Nyai Qomariyah + Bpk. Suradi (Termas Baron Nganjuk)
              + KH Sulaiman Zuhdi (Pondok kemaduh Baron Nganjuk)
·         Dengan Nyai Adzilah (istri kedua) mempunyai anak:
1.    Nyai Muntamah + kyai Mursyahid (Mekikis Purwoasari Kediri)
2.    Nyai Bayyinah + H.umar(Tegalarum Kertosono)
+ Kyai Mahmud (Tegalarum Kertosono)
   + Bpk Sayuti
3.      Nyai Masfufah + Kyai Juwari (Lambang kuning Kertosono)
·         Dengan Nyai Ukasah (istri ketiga) mempunyai anak:
1.      Kyai A.Waris (wafat bujang)
2.      KH.Masduqi + Nyai Siti Muthmainnah (Pondok Al-Amin Ambulu Jember)
3.      Nyai Siti Purnomo + Bpk. Imam Adro’i (Padasan Baron Nganjuk)
4.      Nyai Siti Alfiah + H. Kusnan (Pondok Ulumul Qur’an Sulur Jogomerto Baron Nganjuk)
·         Dengan Legiyem (istri keempat) mempunyai anak:
1.      Nyai Turiyyah + Kyai Murrokim (Braan Bandar Kedungmulyo Jombang)
2.      Nyai Siti Na’immatun + H. Toha Siroj (Ampel Wuluhan Jembar)
3.      K H. Amanu + Nyai Tuminatun (istri pertama) (sabrang jember)
+ Nyai Masrifah (istri kedua) (Sabrang Jember)
+ Nyai Muthamainnah (istri ketiga) (Sabrang Jember)
+ Nyai Siti Khotijah (istri keempat) (Sabrang Jember)
·        Sedangkan Mbah Yai Munawwir Musthofa (wafat 2001M) sendiri menikah dengan Mbah Nyai Siti Aminah (wafat 1995 M) dikaruniai 12 anak mereka adalah:
1.    KH. Imam Syafi’I Munawwir(wafat 1998 M) + Nyai Masikah (Pondok Sumur KuningTegalarum) mempunyai anak:
A. Siti Masrifah + H. Anwar (Glenmore Banyuwangi)
B. Ahmad Abdul Haq + Niswatul Muttaqiyyah (Pondok Sumur Kuning Tegalarum)
             C. Khumaidatil khananah + Imam Musthofa (Ngedang Patianrowo Nganjuk)
D. Ubaydaturroziqoh + M.Ahsin (Prambon Nganjuk)
E. Tahqiqul Mudzakirin + Luluk Mufidah (Tegalarum Kertosono)
2.      KH. Abdullah Hanafi Munawwir (wafat1996 M) +Nyai Salamah
(karanganyar Kencong Jember) mempunyai anak:
A. Nur Hasan + Nur Hasanah (Pondok Padomasan Kencong Jember)
B Nur husein + Mas’udah (Karanganyar Kencong Jember)
C. Nur Khasanah + Khumaid (Jember)
D. Syamsul Mukhanat+ I’in (Karanganyar Kencong Jember)
E. Tkhotimun Nisa’ + Khumaida (Genteng Banyuwangi)
F. Umi Azizah + A. Mufid (Jember)
G.Siti aminah + H. Nur Musthofa (Pondok Ngasor Gumukmas Jember)
3. KH. Abdul Malik Munawwir (wafat 2011) + Nyai siti fatimatuzzahro’ (Majlis ta’lim sunan kalijogo lambang kuning kertosono) mempunyai anak:
A. Siti Kholifah + M.Nurkholis (selorejo Bagor Nganjuk)
B. M.Zakariya lutfi + inayatul Atiqoh (lambang kuning)
C. Musyafa’ Abdul malik (lambang kuning)
D. Wasilaturrohmah (lambang kuning)
4. KH. Imam Hambali Munawwir + Nyai Fulanatin (pondok Al-musthofa Tegalarum kertosono) mempunyai anak:
A. M.Hasyim  + Agustina (pondok Munzalan mubarokan wonogiri jateng)
B. M.Muslih + lilik astriani (Tegalarum Kertosono)
C. M.Syamsul Arifin (Tegalarum Kertosono)
5. KH. Fathulloh Munawwir + Nyai Rosyidah ( Pondok Al- Munawwiri  Puger Jember) mempunayai anak:
A.    Luqman hakim + Ari Mardiyyah ( Bayon wuluhan Jember)
B.     Ainun Faricha + Romadlon (kasian puger Jember)
C.     A’nin Ni’mah + M.Fahim ( Kasian pujer jember )
6.    Nyai Siti khotijah(wafat 2010 M) + Kyai Khamzani(wafat 1999 M) ( Pondok Al- Musthofa Tegalarum Kertosono) Mempunyai anak :                         
A. Muhyidin (alm)
              B. Syamsudin + Sriatun ( Tegalarum Kertosono )   
              C. Khozanah + H. Khani ( Bote Tanjung Kertosono)
              D.Imam Nawawi + Faizatul Khasanah ( Tegalarum Kertosono )
7.    Kyai Muzammil ( wafat Bujang )
8.    Nyai Siti Fatimah + Kyai ma’ruf Kholil(wafat 1990 M) ( Sedan Komlokolegi Baron Nganjuk) mempunyai anak
              A. Iftitahiatus Rosidah + M. Barozi ( Pandanarum Nganjuk )
              B. M. zulkhal + likah (Plosorejo Kemaduh Baron Nganjuk )
       C. Mifthakhul Karim + Umi salamah (Sedan Komlokolegi Nganjuk )
              D. Abtolul Bhikar + Sholihatun ( Kuwajon Baron Nganjuk )
              E. Niswatul Azizah + M. Ridho (Sedan Komlokolegi )
              F. Yulia Umi Habibah + Halimi ( Sedan komlokolegi )
              G. Ragil zainab Pertiwi
9.    Kyai Abu Bakar  ( wafat Bujang )
10.    Nyai Siti Romlah + KH. Abdul Ghofar(wafat 2006 M) ( Lambang Kuning kertosono ) mempunyai anak :
              A. Nurrohmah + Masduqi
                                     + Junaidi ( Mojoagung Prambon Nganjuk )
              B. Nikmatul maunah + Muhson ( Padapan Ngerongot Nganjuk )
              C. Durrotun Nasikhin + M.Saifudin ( Waung Prambon Nganjuk)
              D. Maisaroh + Ali ( Pandean Gondang Nganjuk )
              E. Luluk
              D. Imam Ghozali     
11.    Nyai Siti munawwaroh + Kyai muhsin ( Pondok Al- Musthofa Tegalarum ) mempunyai anak :
     A. Hj. Imroatussolihah +  H. Fathurohman ( Pondok panggung T.       Agung )
             B. Nanang marzuki
             C. Ma’ irrohmah
             D. Humamul wasit
             E. Nova ali sodikin
12.    Nyai Mardhiyyah (Wafat sebelum Aqil Baligh)

Narasumber:
1.      Romo KH Imam Hambali Munawwir (Putra ke 4 dan Pengasuh Pondok Al-Musthofa sekarang)
2.      Romo KH Fathulloh Munawwir (Putra ke 5 dan Pengasuh Pondok Al-Munawiri Kasiyan Puger Jember)
3.      Nyai Fatimah Munawwir (Putri ke-8) Sedan Kemeloko Legi Baron Nganjuk
4.      Kyai Muhsin (Menantu dan menempati Ndalem Mbah Yai Munawwir sekarang) Tegalarum
5.      Kyai Sulaiman Zuhdi/Mbah Sul (Sepupu) Kebonsari Tugu Trenggalek
6.      Gus Wastiq Al-Amnani (Cucu Keponakan dan Pengasuh Pondok Al-Amnaniah Talok Ngawi)
7.      Gus Zukhal Ma’ruf (Cucu) Kemaduh Baron Nganjuk
8.      Gus Achmad Abdul Haq (Cucu) Pondok Sumur Kuning Tegalarum
9.      KH Faqih Sibaweh (Keponakan dan Pengasuh Pondok Al-Muslihun Tlogo Blitar)
10.  KH Nur Musthofa (Cucu Menantu dan Pengasuh Pondok Ngasor Gumukmas Jember
11.  Kyai Daroji (Santri dan Juru Kunci Makam Mbah Yai Zakariya) Kerjo Karangan Trenggalek 
12.  KH Sholih Bahruddin (Santri dan Pengasuh Pondok Ngalah Pasuruan)
13.  KH M.Jamaluddin (Santri dan Pengasuh Pondok Al-Munawwir Sumberpandan Bangsal Mojokerto)
14.  Kyai Ahmad Shodiq (Santri dan Pengasuh Pondok Al-Munawwir Pandansari Ngunut Tulungagung)
15.  KH. Muslim dan Nyai Hj. Masruroh (Murid dan pengasuh Pondok Darut Taqwa, Beji – Boyolangu – Tulungagung)
16.  Kyai Ahmad Basroni Ibrahim (Pengasuh Pondok Pesulukan Gentengan Ngunut Tuluagung)
17.  Bapak M.Amin (santri) Gresik
18.  Bapak ‘Ainur Rofiq Khalim (Santri) Mojokerto
19.  Silsilah kyai Ageng M.Besari Tegalsari Ponorogo melalui kyai Ageng Anom Besari Caruban
20.  Silsilah Keluarga Besar Bani Imam Musthofa Tegalarum Kertosono buku 3 Musyafak Abdul Malik dkk, 11 April 2006
21.  Kitab Mawahibul Ilahiyyah Likhodimit Thoriqoh An Naqsyabandiyah Alkholidiyah  Syakhina Al Mursyid Al Haj Munawwir Musthofa Tegalarum Kertosono Nganjuk


v  Tambahan
Ø  Dawoh KH Imam Hambali Munawwir Al-Mursyid pada tanggal 22 juni 2013
  Assalamualaikum Wr. Wb

 “Poro pewaos riwayat Mbah Munawwir puniko kulo aturi mundut ingkang sae dipun lampahi contohipun kados istiqomahipun anggenipun Sholat Jama’ah lan sobaripun, anggenipun Shilaturohmi”

Wassalamualaikum Wr. Wb
   KH. Imam Hambali Munawwir



Ø  Perlu di ingat Haul Mbah yai Munawwir & Mbah yai Imam Mustofa beserta segenap dzuriyah di laksanakan setiap hari selasa pahing bulan jumadil akhir pada setiap tahunnya,dan yang menarik adalah sebelum acara di buka,ada bacaan manaqib Sayyid Syekh Bahauddin An-Naqsyabandi diteruskan pembukaan pembacaan ayat suci Al qur’an lalu sambutan dzurriyyah dan pembacaan wasiat Mbah yai Munawwir untuk para murid di teruskan pembacaan tahlil bersama lalu di lanjutkan Mauidhotul Hasanah terus jamaah dzuhur bersama lalu Tawajuhan/ Khushushiah di lanjutkan istighosah terus musafahah seorang murid kepada sang guru berta para dzurriyyahnya, disitu terlihatlah khidmah seorang murid kepada sang guru,diantaranya berupa khidmah maaliyah.Dan juga ketika acara haul para muridin & hadirin yang datang sebelum menuju tempat acara, Sowan kepada dzurriyyahterlebih duhulu terus ziaroh maqom Mbah yai Imam Musthofa & Mbah yai Munawwir beserta keluarga.
Ø  Setiap Hari selasa Pahing di Pondok Al Musthofa diadakan pengajian kitab kuning yang diteruskan Tawajuhan/ Khushushiah yang bertempat di Masjid Al Musthofa

Ø  Untuk para peziaroh yang hendak ziaroh maqom Mbah yai Munawwir beserta para keluarga,rutenya mudah di jangkau dari Stasiun Kertosono ke barat kira-kira kurang dari setengah kilo selatan jalan ada nambor pondok Al-Musthofa Tegalarum Kertosono .Sedangkan kalau jalur bus jurusan Surabaya-Semarang ada lampu merah perempatan kertosono belok ke kanan/ke utara terus sampai pasar kertosono ke arah barat kira-kira kurang dari 2km Selatan jalan ada nambor pondok Al-Musthofa Tegalarum kertosono.

v  Penutup:

            Dari kami pribadi banyak kesalahan minta ma’af sebesar-besarnya kepada Allah SWT tentang segala kekurangan/kesalahan pada biografi ini dan khususnya kami minta ma’af kepada segenap Dzurriyyah Mbah yai Munawwir Musthofa, juga Dzurriyyah Mbah yai Ali Shodiq Umman apabila dalam tulisan ini banyak kesalahan karena kekurangan dan minimnya informasi yang kami peroleh dan khususnya kepada Romo KH.Imam Hambali Munawwir Almursyid yang telah merestui untuk penulisan Biografi ini, pada tanggal 22 juni 2013 M, meskipun baru pada awal tahun 2015 M ini kami selesai menyusunnya alhamdulillaah,dan yang  telah memberikan banyak informasi tentang biografi Mbah yai Munawwir, kepada beliau kami haturkan banyak terima kasih dan juga kami minta ma’af atas segala kekurangan,juga ucapan terima kasih kami haturkan kepada segenap narasumber yang telah memberikan informasi ,kebenaran semata-mata hanya dari Allah SWT.Semoga kita semua dapat mengambil manfa’at dan Uswatun Hasanah dari Biografi singkat ini, semua kesalahan kami minta ma’af.
08 -02-2015 M.
Wassalamualaikum wr.wb.

Oleh :M. Misbahul Ulum
Santri Tegalarum Ngunut
     Sumberpandan
Al-Fatihah.....

Sumber:http://kol-il.blogspot.co.id/2015/02/biografi-kh-m-munawwir-musthofa-al.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar