ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Senin, 24 Desember 2012

JANGAN MENCELA SAHABAT NABI SAW...!!!!!


DIFINISI SAHABAT

Menurut aqidah Ahlussunah Waljamaah : Sahabat adalah orang yang waktu bertemu (berkumpul) dengan Rasulullah dalam keadaan beriman dan waktu mati juga dalam keadaan beriman.
Apabila ada orang yang waktu bertemu atau berkumpul dengan Rasulullah dalam keadaan beriman, kemudian dia murtad (keluar dari Islam), maka orang tersebut tidak termasuk (tidak digolongkan) sebagai sahabat. Sebab waktu mati dia tidak dalam keadaan beriman tapi sudah murtad.
Karena itu di zaman Khalifah Abu Bakar orang-orang murtad itu diperangi. Adapun orang-orang Munafiqin, mereka itu tidak termasuk sahabat, karena mereka itu tidak beriman, tapi pura-pura beriman. Dhohirnya beriman, tapi batinya tetap kafir.
Yang mengherankan mengapa orang-orang Syiah itu alergi dan sangat benci kepada para sahabat. Padahal apabila kita menyebut sahabat, maka didalamnya ada Imam Ali ada Siti Fatimah ada Al Hasan dan Al-Husin serta ada istri-istri Rosulullah saw. Mereka disamping sebagai Ahlul Bait juga sebagai sahabat Rosulullah saw.
Benarkah Rasululullah SAW pernah melarang umatnya mencaci-maki para sahabat dan adakah perintah beliau agar kita mencintai para sahabat ?
Rasulullah SAW pernah bersabda :
الله الله فى اصحابى لا تتخذوهم غرضا من بعدى
فمن احبهم فبحبى أحبهم ،ومن أبغضهم فببغضى أبغضه
( رواه الترمذى )

“ Takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah mengenai sahabat-sahabatku. Janganlah kamu menjadikan mereka sebagai sasaran caci-maki sesudah aku tiada. Barangsiapa mencintai mereka, maka berarti dia mencintai aku. Dan barang siapa membenci mereka, maka berarti dia membenci aku.”
( HR. At Turmudzi )

Sabda Rasulullah yang lain :

لا تسبوا أصحابى فوالذى نفسى بيده لو ان أحدكم
أنفق مثل أحد ذهبا ما بلغ مد أحدهم ولا نصيفه
( رواه ا لبخارى ومسلم )                     

“ Janganlah kalian mencaci maki sahabat-sahabatku. Demi Tuhan yang menguasai nyawaku, andaikata seseorang dari kamu membelanjakan emas sebesar gunung Uhud, tentunya ia tidak mencapai satu mud maupun setengahnya yang dibelanjakan oleh seorang dari mereka (sahabat-sahabatku)”
( HR. Bukhari dan Muslim )

Itulah diantara hadist-hadist yang menunjukkan keutamaan para sahabat dan pujian-pujian dari Rasulullah SAW untuk mereka. Serta perintah Rasulullah agar kita menghormati dan mencintai mereka. Disamping ancaman dari Allah dan RasulNya bagi orang-orang yang memusuhi dan mencaci-maki para sahabat.
& Apakah ada ayat-ayat Al-Quran yang menerangkan kebesaran dan keutamaan para sahabat ?
Sebenarnya apabila orang-orang Syiah itu membaca Al-Quran dan memahami artinya, pasti mereka tidak akan bersikap yang tidak baik terhadap para sahabat.
Sebab dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang menunjukkan dan menerangkan kebesaran dan keutamaan para sahabat, serta ridha Allah pada mereka, disamping janji Allah untuk memasukkan mereka dalam surga.
Allah berfirman :

   و السابقون الاولون من المهاجرين و الانصار و الذين
اتبعوهم باحسان رضى الله عنهم ورضوا عنه وأعد لهم جنات 
تجرى تحتها الانهار خالدين فيها أبدا ذلك الفوز العظيم
 
( التوبة : ١٠٠

“ Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal didalamnya selama-lamanya, itulah kemenangan yang besar”
( QS. At Taubah : 100 )

Dalam ayat yang lain Allah berfirman :

والذين امنوا وهاجروا وجاهدوا فى سبيل الله والذين أووا
ونصروا اولئك هم المؤمنين حقا لهم مغفرة  ورزق كريم
 ( الانفال : ٧٤ )

“ Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.”
( QS. Al Anfal : 74 )

Firman Allah yang lain :
لقد رضى الله عن المؤمنين اذ يبايعونك تحت الشجرة
فعلم ما فى قلوبهم فأنزل السكينة عليهم وأثابهم فتحا قريبا
( الفتح : ١٨ )
Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu’min, ketika mereka berjanji setia kepadanya dibawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).”
( QS. Al Fath : 18 )

Demikian ayat-ayat yang menerangkan kebesaran dan keutamaan para sahabat serta ayat-ayat yang menunjukkan perjuangan dan pengorbanan para sahabat, serta pujian dan ridha Allah pada mereka.
Begitu pula janji Allah untuk memasukkan para sahabat dalam surga.
Apa yang mereka dapatkan tidak lain dikarenakan jasa-jasa mereka dalam membantu Rasulullah dalam menegakkan agama Allah. Mereka adalah orang-orang yang mendampingi Rasulullah baik dalam suasana damai maupun perang, didalam suasana gembira maupun sedih. Mereka korbankan harta bendanya, serta jiwa dan keluarganya demi Islam. Sehingga wajarlah bila mereka itu mendapat kedudukan yang sangat tinggi dari Allah SWT.
Melalui merekalah kita menerima ajaran Islam yang sudah teratur, sehingga kita tidak susah-susah lagi mencari-cari dan mengumpulkan Kalam Allah (Al-Quran) serta hadist-hadist Nabi.
Oleh karena jasa-jasa mereka tersebut dan karena Allah dan RasulNya telah memuji dan memberikan kedudukan yang sangat tinggi pada mereka, maka kita golongan Ahlus Sunnah Waljamaah mencintai dan menghormati mereka.
Kita siap berkorban apa saja, baik harta dan benda maupun jiwa raga demi membela mereka.
==========================================================
IMAM MALIK
االامام مالك

روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال : سمعت أبا عبد الله يقول :

قال مالك : الذى يشتم اصحاب النبى صلى الله عليه وسلم

ليس لهم اسم او قال نصيب فى الاسلام.

( الخلال / السن: ۲،٥٥٧ )

Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, katanya : Saya mendengar Abu Abdulloh berkata, bahwa Imam Malik berkata : “Orang yang mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam”
.
( Al Khalal / As Sunnah, 2-557 )

Begitu pula Ibnu Katsir berkata, dalam kaitannya dengan firman Allah surat Al Fath ayat 29, yang artinya :
“ Muhammad itu adalah Rasul (utusan Allah). Orang-orang yang bersama dengan dia (Mukminin) sangat keras terhadap orang-orang kafir, berkasih sayang sesama mereka, engkau lihat mereka itu rukuk, sujud serta mengharapkan kurnia daripada Allah dan keridhaanNya. Tanda mereka itu adalah di muka mereka, karena bekas sujud. Itulah contoh (sifat) mereka dalam Taurat. Dan contoh mereka dalam Injil, ialah seperti tanaman yang mengeluarkan anaknya (yang kecil lemah), lalu bertambah kuat dan bertambah besar, lalu tegak lurus dengan batangnya, sehingga ia menakjubkan orang-orang yang menanamnya. (Begitu pula orang-orang Islam, pada mula-mulanya sedikit serta lemah, kemudian bertambah banyak dan kuat), supaya Allah memarahkan orang-orang kafir sebab mereka. Allah telah menjanjikan ampunan dan pahala yang besar untuk orang-orang yang beriman dan beramal salih diantara mereka”.
Beliau berkata : Dari ayat ini, dalam satu riwayat dari Imam Malik, beliau mengambil kesimpulan bahwa golongan Rofidhoh (Syiah), yaitu orang-orang yang membenci para sahabat Nabi SAW, adalah Kafir.
Beliau berkata : “Karena mereka ini membenci para sahabat, maka dia adalah Kafir berdasarkan ayat ini”. Pendapat tersebut disepakati oleh sejumlah Ulama.

(Tafsir Ibin Katsir, 4-219)

Imam Al Qurthubi berkata : “Sesungguhnya ucapan Imam Malik itu benar dan penafsirannya juga benar, siapapun yang menghina seorang sahabat atau mencela periwayatannya, maka ia telah menentang Allah, Tuhan seru sekalian alam dan membatalkan syariat kaum Muslimin”.

(Tafsir Al Qurthubi, 16-297).

IMAM AHMAD
الامام احمد ابن حمبل
:
روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال : سألت ابا عبد الله عمن يشتم
 
أبا بكر وعمر وعائشة ؟  قال: ماأراه على الاسلام
.
( الخلال / السنة : ۲، ٥٥٧)


Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, ia berkata : “Saya bertanya kepada Abu Abdullah tentang orang yang mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah? Jawabnya, saya berpendapat bahwa dia bukan orang Islam”.

( Al Khalal / As Sunnah, 2-557).

Beliau Al Khalal juga berkata : Abdul Malik bin Abdul Hamid menceritakan kepadaku, katanya: “Saya mendengar Abu Abdullah berkata : “Barangsiapa mencela sahabat Nabi, maka kami khawatir dia keluar dari Islam, tanpa disadari”.

(Al Khalal / As Sunnah, 2-558).

Beliau Al Khalal juga berkata :

وقال الخلال: أخبرنا عبد الله بن احمد بن حمبل قال : سألت أبى عن رجل شتم رجلا

من اصحاب النبى صلى الله عليه وسلم فقال : ما أراه على الاسلام

(الخلال / السنة : ۲،٥٥٧)

“ Abdullah bin Ahmad bin Hambal bercerita pada kami, katanya : “Saya bertanya kepada ayahku perihal seorang yang mencela salah seorang dari sahabat Nabi SAW. Maka beliau menjawab : “Saya berpendapat ia bukan orang Islam”.

(Al Khalal / As Sunnah, 2-558)


Dalam kitab AS SUNNAH karya IMAM AHMAD halaman 82, disebutkan mengenai pendapat beliau tentang golongan Rofidhoh (Syiah) :

“Mereka itu adalah golongan yang menjauhkan diri dari sahabat Muhammad SAW dan mencelanya, menghinanya serta mengkafirkannya, kecuali hanya empat orang saja yang tidak mereka kafirkan, yaitu Ali, Ammar, Migdad dan Salman. Golongan Rofidhoh (Syiah) ini sama sekali bukan Islam.


AL BUKHORI
الامام البخارى
.
قال رحمه الله : ماأبالى صليت خلف الجهمى والرافضى
 
أم صليت خلف اليهود والنصارى

ولا يسلم عليه ولا يعادون ولا يناكحون ولا يشهدون ولا تؤكل ذبائحهم
.
( خلق أفعال العباد :١٢٥)


Iman Bukhori berkata : “Bagi saya sama saja, apakah aku sholat dibelakang Imam yang beraliran JAHM atau Rofidhoh (Syiah) atau aku sholat di belakang Imam Yahudi atau Nasrani. Dan seorang Muslim tidak boleh memberi salam pada mereka, dan tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit juga tidak boleh kawin dengan mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu pul` tidak makan hewan yang disembelih oleh mereka.
(Imam Bukhori / Kholgul Afail, halaman 125).

AL FARYABI

الفريابى :

روى الخلال قال : أخبرنى حرب بن اسماعيل الكرمانى

قال : حدثنا موسى بن هارون بن زياد قال: سمعت الفريابى ورجل يسأله عمن شتم أبابكر

قال: كافر، قال: فيصلى عليه، قال: لا. وسألته كيف يصنع به وهو يقول لا اله الا الله،

قال: لا تمسوه بأيديكم، ارفعوه بالخشب حتى تواروه فى حفرته.

(الخلال/السنة: ۲،٥٦٦)


Al Khalal meriwayatkan, katanya : “Telah menceritakan kepadaku Harb bin Ismail Al Karmani, katanya : “Musa bin Harun bin Zayyad menceritakan kepada kami : “Saya mendengar Al Faryaabi dan seseorang bertanya kepadanya tentang orang yang mencela Abu Bakar. Jawabnya : “Dia kafir”. Lalu ia berkata : “Apakah orang semacam itu boleh disholatkan jenazahnya ?”. Jawabnya : “Tidak”. Dan aku bertanya pula kepadanya : “Mengenai apa yang dilakukan terhadapnya, padahal orang itu juga telah mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh?”. Jawabnya : “Janganlah kamu sentuh jenazahnya dengan tangan kamu, tetapi kamu angkat dengan kayu sampai kamu turunkan ke liang lahatnya”.

(Al Khalal / As Sunnah, 6-566)
.
AHMAD BIN YUNUS

Beliau berkata : “Sekiranya seorang Yahudi menyembelih seekor binatang dan seorang Rofidhi (Syiah) juga menyembelih seekor binatang, niscaya saya hanya memakan sembelihan si Yahudi dan aku tidak mau makan sembelihan si Rofidhi (Syiah), sebab dia telah murtad dari Islam”.

(Ash Shariim Al Maslul, halaman 570).

ABU ZUR’AH AR ROZI


أبو زرعة الرازى.

اذا رأيت الرجل ينتقص أحدا من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم

فاعلم أنه زنديق، لأن مؤدى قوله الى ابطال القران والسنة.

( الكفاية : ٤٩)


Beliau berkata : “Bila anda melihat seorang merendahkan (mencela) salah seorang sahabat Rasulullah SAW, maka ketahuilah bahwa dia adalah ZINDIIG. Karena ucapannya itu berakibat membatalkan Al-Qur'an dan As Sunnah”.

(Al Kifayah, halaman 49).

ABDUL QODIR AL BAGHDADI

Beliau berkata : “Golongan Jarudiyah, Hisyamiyah, Jahmiyah dan Imamiyah adalah golongan yang mengikuti hawa nafsu yang telah mengkafirkan sahabat-sahabat terbaik Nabi, maka menurut kami mereka adalah kafir. Menurut kami mereka tidak boleh di sholatkan dan tidak sah berma’mum sholat di belakang mereka”.

(Al Fargu Bainal Firaq, halaman 357).

Beliau selanjutnya berkata : “Mengkafirkan mereka adalah suatu hal yang wajib, sebab mereka menyatakan Allah bersifat Al Bada’

IBNU HAZM

Beliau berkata : “Salah satu pendapat golongan Syiah Imamiyah, baik yang dahulu maupun sekarang ialah, bahwa Al-Qur'an sesungguhnya sudah diubah”.
Kemudian beliau berkata : ”Orang yang berpendapat bahwa Al-Qur'an yang ada ini telah diubah adalah benar-benar kafir dan mendustakan Rasulullah SAW”.

(Al Fashl, 5-40).

ABU HAMID AL GHOZALI

Imam Ghozali berkata : “Seseorang yang dengan terus terang mengkafirkan Abu Bakar dan Umar Rodhialloh Anhuma, maka berarti ia telah menentang dan membinasakan Ijma kaum Muslimin. Padahal tentang diri mereka (para sahabat) ini terdapat ayat-ayat yang menjanjikan surga kepada mereka dan pujian bagi mereka serta pengukuhan atas kebenaran kehidupan agama mereka, dan keteguhan aqidah mereka serta kelebihan mereka dari manusia-manusia lain”.
Kemudian kata beliau : “Bilamana riwayat yang begini banyak telah sampai kepadanya, namun ia tetap berkeyakinan bahwa para sahabat itu kafir, maka orang semacam ini adalah kafir. Karena dia telah mendustakan Rasulullah. Sedangkan orang yang mendustakan satu kata saja dari ucapan beliau, maka menurut Ijma’ kaum Muslimin, orang tersebut adalah kafir”.

(Fadhoihul Batiniyyah, halaman 149).


AL QODHI IYADH

Beliau berkata : “Kita telah menetapkan kekafiran orang-orang Syiah yang telah berlebihan dalam keyakinan mereka, bahwa para Imam mereka lebih mulia dari pada para Nabi”.
Beliau juga berkata : “Kami juga mengkafirkan siapa saja yang mengingkari Al-Qur'an, walaupun hanya satu huruf atau menyatakan ada ayat-ayat yang diubah atau ditambah di dalamnya, sebagaimana golongan Batiniyah (Syiah) dan
Syiah Ismailiyah”.

(Ar Risalah, halaman 325).

AL FAKHRUR ROZI

Ar Rozi menyebutkan, bahwa sahabat-sahabatnya dari golongan Asyairoh mengkafirkan golongan Rofidhoh (Syiah) karena tiga alasan :
Pertama: Karena mengkafirkan para pemuka kaum Muslimin (para sahabat Nabi). Setiap orang yang mengkafirkan seorang Muslimin, maka dia yang kafir. Dasarnya adalah sabda Nabi SAW, yang artinya : “Barangsiapa berkata kepada saudaranya, hai kafir, maka sesungguhnya salah seorang dari keduanya lebih patut sebagai orang kafir”.
Dengan demikian mereka (golongan Syiah) otomatis menjadi kafir.
Kedua: “Mereka telah mengkafirkan satu umat (kaum) yang telah ditegaskan oleh Rasulullah sebagai orang-orang terpuji dan memperoleh kehormatan (para sahabat Nabi)”.
Ketiga: Umat Islam telah Ijma’ menghukum kafir siapa saja yang mengkafirkan para tokoh dari kalangan sahabat.

(Nihaayatul Uguul, Al Warogoh, halaman 212).

IBNU TAIMIYAH

Beliau berkata : “Barangsiapa beranggapan bahwa Al-Qur'an telah dikurangi ayat-ayatnya atau ada yang disembunyikan, atau beranggapan bahwa Al-Qur'an mempunyai penafsiran-penafsiran batin, maka gugurlah amal-amal kebaikannya. Dan tidak ada perselisihan pendapat tentang kekafiran orang semacam ini”
Barangsiapa beranggapan para sahabat Nabi itu murtad setelah wafatnya Rasulullah, kecuali tidak lebih dari sepuluh orang, atau mayoritas dari mereka sebagai orang fasik, maka tidak diragukan lagi, bahwa orang semacam ini adalah kafir. Karena dia telah mendustakan penegasan Al-Qur'an yang terdapat di dalam berbagai ayat mengenai keridhoan dan pujian Allah kepada mereka. Bahkan kekafiran orang semacam ini, adakah orang yang meragukannya? Sebab kekafiran orang semacam ini sudah jelas....

(Ash Sharim AL Maslul, halaman 586-587).

SYAH ABDUL AZIZ DAHLAWI

Sesudah mempelajari sampai tuntas mazhab Itsna Asyariyah dari sumber-sumber mereka yang terpercaya, beliau berkata : “Seseorang yang menyimak aqidah mereka yang busuk dan apa yang terkandung didalamnya, niscaya ia tahu bahwa mereka ini sama sekali tidak berhak sebagai orang Islam dan tampak jelaslah baginya kekafiran mereka”.

(Mukhtashor At Tuhfah Al Itsna Asyariyah, halaman 300).

MUHAMMAD BIN ALI ASY SYAUKANI

Perbuatan yang mereka (Syiah) lakukan mencakup empat dosa besar, masing-masing dari dosa besar ini merupakan kekafiran yang terang-terangan.
Pertama : Menentang Allah.
Kedua : Menentang Rasulullah.
Ketiga : Menentang Syariat Islam yang suci dan upaya mereka untuk melenyapkannya.
Keempat : Mengkafirkan para sahabat yang diridhoi oleh Allah, yang didalam Al-Qur'an telah dijelaskan sifat-sifatnya, bahwa mereka orang yang paling keras kepada golongan Kuffar, Allah SWT menjadikan golongan Kuffar sangat benci kepada mereka. Allah meridhoi mereka dan disamping telah menjadi ketetapan hukum didalam syariat Islam yang suci, bahwa barangsiapa mengkafirkan seorang muslim, maka dia telah kafir, sebagaimana tersebut di dalam Bukhori, Muslim dan lain-lainnya.

(Asy Syaukani, Natsrul Jauhar Ala Hadiitsi Abi Dzar, Al Warogoh, hal 15-16)


PARA ULAMA SEBELAH TIMUR SUNGAI JAIHUN

Al Alusi (seorang penulis tafsir) berkata : “Sebagian besar ulama disebelah timur sungai ini menyatakan kekafiran golongan Itsna Asyariyah dan menetapkan halalnya darah mereka, harta mereka dan menjadikan wanita mereka menjadi budak, sebab mereka ini mencela sahabat Nabi SAW, terutama Abu Bakar dan Umar, yang menjadi telinga dan mata Rasulullah SAW, mengingkari kekhilafahan Abu Bakar, menuduh Aisyah Ummul Mukminin berbuat zina, padahal Allah sendiri menyatakan kesuciannya, melebihkan Ali r.a. dari rasul-rasul Ulul Azmi. Sebagian mereka melebihkannya dari Rasulullah SAW dan mengingkari terpeliharanya Al-Qur'an dari kekurangan dan tambahan”.

(Nahjus Salaamah, halaman 29-30).

Demikian telah kami sampaikan fatwa-fatwa dari para Imam dan para Ulama yang dengan tegas mengkafirkan golongan Syiah yang telah mencaci maki dan mengkafirkan para sahabat serta menuduh Ummul mukminin Aisyah berbuat serong, dan berkeyakinan bahwa Al-Qur'an yang ada sekarang ini tidak orisinil lagi (Mukharrof). Serta mendudukkan imam-imam mereka lebih tinggi (Afdhol) dari para Rasul.
Semoga fatwa-fatwa tersebut dapat membantu pembaca dalam mengambil sikap tegas terhadap golongan Syiah.
“Yaa Allah tunjukkanlah pada kami bahwa yang benar itu benar dan jadikanlah kami sebagai pengikutnya, dan tunjukkanlah pada kami bahwa yang batil itu batil dan jadikanlah kami sebagai orang yang menjauhinya.”


SUMBER:http://www.albayyinat.net/ind1.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar