===========
Al-Hamdu Lillahi Robbil 'Alamin Fi Kulli Waqtin Wa Hinin 'Adada Ma Fi Ma Fi Al-Fiyah Ibni Malik Wa 'Adada Ma Fi 'Ilmillah Wa Ma Wasi'ahu 'ilmulloh Wa 'Adada Ma Kholaqolloh:
Putraku tercinta Al-Habib Al-Mahbub (Muhammad Raja Dzi Raja Wa 'Abqory 'Alsya Bin Abdul Hamid Mudjib Hamid Al-Ishaqy 'Azmatkhan Kh) sudah Hafal NADZOM AL-FIYYAH IBNI MALIK, Mohon do'anya dari semuanya, semoga bermanfa'at, penuh barokah fi kulli waqtin wa hinin illala munahiyyah dalam segala multidimensial kehidupannya fiddin waddun-ya wal-akhiroh, Amiin Ya Robbal 'alamin Wa Ya Arhamar Rohimin Wal Hamdu Lillah Robbil 'Alamin.
Hal ini saya tulis juga sebagai Tahadduts binni'mah dari ayat ((Wa Amma Bini'mati Robbika Fahaddits>QS. Ad-Dluha : 11>
==================
{وأمَّا بنعمةِ ربك فحدِّث} بشكرها وإشاعتها وإظهار آثارها ، يرد ما أفاضه الله تعالى عليه من فنون النعم ، التي من جملتها المعدودة والموعودة ، والنبوة التي آتاه الله تأتي على جميع النِعم ، ويَدخل في النِعم تعلُّم العلم والقرآن ، وفي الحديث عنه صلى الله عليه وسلم : " التحدُّث بالنِعَم شكر " ولذلك كان بعض السلف يقول : لقد أعطاني الله كذا ، ولقد صلَّيتُ البارحة كذا ، وهذا إنما يجوز إذا ذكره على وجه الشكر ، أو ليُقتدى به ، فأمّا على وجه الفخر والرياء فلا يجوز. هـ.
(“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-n
Dengan mensyukuri
Dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda "Menyebut-
"Alloh memberiku begini, kemarin aku telah menjalanka
Yang demikian itu diperboleh
Al-Bahr al-Madiid VIII/489
{وَأَمَّا بِنِعْمَةِ
(“Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-n
Sesungguhn
Tafsiir Fakhr ar-Rozi 32/227
Dalam Tafsiir al-Maraghi
(وَأَمَّا بِنِعْمَةِ
(“Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-n
Artinya perbanyak memberi pada orang fakirdenga
Tafsiir al-Maraagh
{وَأَمَّا بِنِعْمَةِ
(“Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-n
Menyembuny
“ (yaitu) orang-oran
Nabi SAW bersabda :
“Saat Alloh memberi nikmat pada seorang hamba, Dia lebih suka bila nikmat tersebut dilihat dari-Nya”.
Sebagian Ulama' Sholihin diberikan sesuatu oleh orang, dia mengangkat
Karenya sebagian Ulama' berkata “Bila engkau diberikan sesuatu dalam sebuah perkumpula
Ceritakanlah Nikmat Tuhanmu…!!!!
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil yang belang,
botak dan buta. Allah bermaksud untuk menguji mereka, maka Allah
mengutus malaikat kepada mereka. Malaikat itu datang kepada si Belang
dan bertanya, ‘Apakah sesuatu yang paling engkau inginkan?’ Si Belang
menjawab, ‘Saya menginginkan paras yang tampan dan kulit yang bagus
serta hilangnya penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku.’
Maka Malaikat itu lantas
mengusap si Belang dan seketika hilanglah penyakit yang menjijikkannya
itu serta ia di beri paras yang tampan dan kulit yang bagus. Malaikat
itu bertanya lagi, ‘Harta apakah yang paling kau senangi?’ Si Belang
menjawab, ‘Unta,’ (atau ia mengatakan, ‘Sapi.’ Perawi ragu-ragu antara
unta dan sapi, sebab orang yang belang dan botak, satunya minta unta,
yang lainnya minta sapi). Kemudian ia diberi unta yang sedang bunting
sepuluh bulan, dan malaikat tadi berkata, ‘Semoga Allah memberi berkah
dan rahmat atas apa yang kau terima.’
Kemudian Malaikat itu
datang kepada Si Botak dan bertanya, ‘Apakah sesuatu yang paling kau
inginkan?’ Si Botak menjawab, ‘Rambut yang rapi dan hilangnya penyakit
yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku ini.’ Malaikat lantas
mengusap Si Botak dan seketika hilanglah penyakitnya serta tumbuh rambut
yang rapi sebagai gantinya. Malaikat itu bertanya lagi, ‘Harta apakah
yang paling kau senangi?’ Si Botak menjawab, ‘Sapi.’ Kemudian ia diberi
sapi yang sedang bunting, dan malaikat tadi berkata, ‘Semoga Allah
memberi berkah dan rahmat atas apa yang kau terima.’
Kemudian Malaikat itu
datang kepada Si Buta dan bertanya, ‘Apakah sesuatu yang paling kau
inginkan?’ Si Buta menjawab, ‘Allah mengembalikan penglihatanku sehingga
aku dapat melihat orang-orang.’ Malaikat lantas mengusap si Buta dan
Allah mengembalikan penglihatannya kepada si Buta. Malaikat itu bertanya
lagi, ‘Harta apakah yang paling kau senangi?.’ Si Buta menjawab,
‘Kambing.’ Kemudian ia diberi kambing yang sedang bunting.
Lama kelamaan unta, sapi
dan kambing berkembang biak dan unta tersebut memenuhi satu lapangan,
begitu pula sapi dan kambing, masing-masing memenuhi satu lapangan.
Pada suatu waktu malaikat
datang kepada si Belang dan menyamar sebagai orang yang berpenyakit
belang seperti keadaannya semula sambil berkata, ‘Saya adalah seorang
miskin dan telah kehabisan bekal di tengah perjalanan ini dan sampai
hari ini tidak ada harapanku kecuali kepada Allah azza wajalla kemudian
kepadamu. Saya benar-benar meminta pertolongan kepadamu dengan menyebut
Dzat yang telah memberi engkau paras yang tampan dan kulit yang halus
serta harta kekayaan. Saya meminta kepadamu seekor unta untuk bekal
melanjutkan perjalanan saya.’ Si Belang berkata, ‘Hak-hak yang harus
saya berikan masih banyak (saya tidak bisa membekali apa-apa).’
Malaikat itu berkata,
‘Kalau tidak salah saya pernah kenal denganmu, bukankah kamu dulu orang
yang mempunyai sakit belang dan orang-orang jijik kepadamu, dan bukanlah
kamu dulu orang yang miskin lalu Allah memberi rahmat kepadamu?’
Si Belang berkata,
‘Sesungguhnya saya mempunyai harta kekayaan ini dari nenek moyang.’
Malaikat berkata, ‘Jika kamu berdusta maka semoga Allah mengembalikanmu
seperti keadaanmu semula.’
Kemudian malaikat itu
datang kepada si Botak dengan menyerupai orang yang berpenyakit Botak
seperti keadaan si Botak waktu itu, dan berkata seperti apa yang
dikatakannya kepada si Belang. Si Botak juga menjawab seperti si Belang;
kemudian malaikat itu berkata, ‘Jika kamu berdusta, semoga Allah
menjadikan kamu seperti keadaanmu semula.’
Malaikat melanjutkan
perjalanannya ke tempat si Buta dengan menyerupai orang yang buta
seperti keadaan si Buta waktu itu, dan berkata, ‘Saya adalah seorang
miskin, saya telah kehabisan bekal di tengah-tengah perjalanan ini dan
tidak ada lagi harapanku kecuali kepada Allah kemudian kepadamu. Saya
benar-benar minta pertolongan kepadamu dengan menyebut Dzat yang telah
mengembalikan penglihatanmu, yaitu saya meminta satu ekor kambing untuk
bekal di dalam melanjutkan perjalanan saya.’
Si Buta menjawab, ‘Saya
dulu adalah orang buta kemudian Allah mengembalikan penglihatan saya.
Dan dulu miskin, kemudian Allah memberi kekayaan seperti ini. Maka
ambillah apa yang kau inginkan. Demi Allah sekarang saya tidak akan
memberatkan sesuatu kepadamu yang kau ambil karena Allah.’
Malaikat itu berkata,
‘Peliharalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu hanyalah diuji dan Allah
benar-benar ridha terhadap kamu dan Allah telah memurkai kedua
kawanmu’.” [1]
Pelajaran Yang Dapat Dipetik:
1. Anjuran untuk berlemah
lembut dan memuliakan orang-orang lemah dan miskin, mencukupi kebutuhan
mereka, tidak melukai hati mereka dan tidak menghinanya
2. Ujian Allah terhadap
hamba-hambaNya, untuk mengetahui di antara para hambaNya yang bersyukur
dan kufur nikmat, yang shalih dan bukan shalih.
3. Kewajiban mensyukuri dan menceritakan nikmat dan larangan kufur serta ingkar nikmat.
4. Kemampuan para malaikat dalam merubah bentuk seperti menyamar sebagai manusia dan lainnya
5. Dibolehkan
menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau dengan
maksud untuk mengambil pelajaran dari kisah tersebut bukan untuk ghibah,
dan kemungkinan inilah hikmahnya mengapa tidak disebutkan nama-nama
para pelaku dalam kisah tersebut.
6. Diperbolehkan
seseorang mengucapkan, “Harapanku hanya kepada Allah kemudian kepadamu.”
Perkataan seperti ini tidak termasuk syirik (karena memakai Tsumma yang
berarti kemudian, bukan Wa yang mengandung arti dan).
7. Banyaknya harta yang
diberikan Allah pada seorang hamba tidak menunjukkan bahwa Allah lebih
mencintai hamba tersebut, sebab dengan harta itu Allah bermaksud menguji
para pemilik harta.
7. Keutamaan bersedekah.
8. Bakhil dan pelit adalah perbuatan yang tercela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar