Delapan Bahaya Hasud (Iri-Dengki)
=========================
Demikian kecil
dan sepelanya hasud itu, namun ia dapat menyebabkan keburukan yang luar
biasa. Bagaimana tidak, karena hasud dapat merusak berbagai pahala amal
kebaikan. Pahala mengaji, shalat, puasa, sedekah, haji, juga pahala
umrah semuanya kebakar ludes oleh dosa hasud. Sebagaimana api melahap
kayu bakar.
الحمد
لله, الحمد لله الذى أعد للمؤمنين والمؤمنات جنات تجرى من تحتها الانهار
أحمده سبحان الله تعالى وأشكره على نعمه الغزار, وأشهد أن لااله الا الله
وحده لاشريك له الملك العزيز الغفار, وأشهد أن سيدنا ونبينا محمدا عبده
ورسوله المختار, اللهم صل وسلم وبارك على عبدك ورسولك محمد نور الانوار وسر
الاسرار وعلى اله الأبرار واصحابه الاخيار ومن تبعهم باحسان الى يوم
القرار. اما بعد.
فيامعاشر المسلمين رحمكم الله أوصيكم ونفسى بتقوى الله وقد فاز المتقون واحثكم على طاعته لعلكم تفلحون
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita bersam-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah
swt. Salah satu caranya dengan mengurangi berbagai macam sifat tercela
yang telah mengendap dalam hati dan telah terbiasa mendiami hati
manusia, terutama sifat hasud. Sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah
saw bahwa hasud dapat merusak semua amal baik manusia, sebagaimna api
melahap kayu bakar.
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang Dirahmati Allah
Hasud merupakan salah satu penykait hati yang paling susah dihindari
oleh manusia. Hasud dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan
istilah dengki atau iri hati. Akan tetapi dalam kenyataan hidup ini,
hasud tidaklah sesingkat keterangan linguistis tersebut. Karena, bisa
jadi hasud memiliki kekayaan dalam bentuk praktis tak terhingga. Dan
hasud juga memiliki dampak yang luar biasa, secara fisik maupun psikis.
Tidak hanya terbatas dalam ranah kehidupan sacral (agama), tetapi juga
dalam realita kehidupan yang profane.
Ibarat kata, hasud bagaikan setitik nila yang dapat menyebabkan
rusaknya susu sebelanga. Demikianlah gambaran kecilnya hasud yang
memiliki dampak sangat besar. Bagaimana tidak, karena hasud dapat
merusak berbagai pahala amal kebaikan. Pahala mengaji, shalat, puasa,
haji, juga pahala umrah semuanya kebakar ludes oleh dosa hasud.
Sebagaimana api merusak kayu bakar. Demikianlah cara kerja hasud merusak
segala macam amal kebaikan.
Jama’ah Jum’ah yang berbahagia
Hasud biasa berawal dari rasa ketidak sukaan seseorang kepada orang
lain. Kemudian ketidak sukaan ini bertambah ketika orang lain tesebut
mendapatkan nikmat atau kesenangan, hingga akhirnya muncullah keinginan
untuk merusak bahkan melenyapkan kenikmatan tersebut dari orang lain
itu.
Ada delapan bahaya hasud yang diterangkan dalam kitab Thariqah Muhammadiyah.
Pertama, إفساد الطاعة Ifsadut tho’at. Bahwa
hasud itu merusak keta’atan kepada Allah. Mislakan seorang pedagang
yang jujur yang tidak pernah berbohong, bahkan ia seorang yang rajin
beribadah, menyempatkan waktu untuk shalat di tengah kesibukannya.
Tiba-tiba datanglah pedagang baru yang menyainginya dengan modal yang
berlimpah. Maka ketika pedagang yang ta’at ini berusaha melakukan
perlawanan yang tidak sehat dengan tujuan menghentikan lawannya, maka
dia telah terkena penyakit hasud. Biasanya ia akan melakukan apapun demi
mendapatkan keuntungan lebih besar. Sehingga ia melupakan kaedah
berdagang yang baik.
Kedua, bahaya hasud adalah الإفضاء الى فعل المعاصى al-Ifdha’u ila fi’lil ma’ashi, yaitu
membuka pintu terjadinya makshiat. Bahwa I hasud biasanya membutuhkan
pertolongan orang lain untuk menghilangkan nikmat orang yang dihasudi.
Secara otomatis si hasud akan menarik orang lain melakukan kemaksiatan
bahkan juga kejahatan. Misalkan meminta bantuan dukun, meminta bantuan
preman atau meminta bantuan orang lain untuk melakukan fitnah dan
seterusnya.
Ini berarti perasaan hasud menyeret orang lain melakukan makshiat.
Bahkan akan menambah makshiat dirinya sendiri, karena ketika si hasud
meminta bantuan kepada orang lain, ia akan menggunakan berbagai macam
cerita dan mengarang kebohongan, bukankah ini merupakan makshiat baru?
Bahaya hasud yang Ketiga adalah,حرمان الشفاعة hirmantus syafa’ah,
yaitu menghalangkan diri dari syafaat besok di hari kiamat. Artinya,
orang yang selama hidupnya melakukan hasud walaupun memiliki amal tidak
akan mendapatan syafaat dari Rasulullah saw.
Keempat, hasud dapat menyebabkan orang masuk neraka (duhulun nar).
Bahaya keempat ini merupakan dampak dari berbagai bahaya yang lain.
Secara otomatis orang yang amalnya telah terhapus dan tidak mendapatkan
syafaat dari manapun, maka dapat dipastikan bahwa nerakalah tempatnya
kelak.
Kelima, الإفضاء الى ضرار غيره al-ifdha’ ila dharari ghairihi.
Bahwa hasud dapat membahayakan orang lain. Hal ini sering terjadi
karena orang akan berusaha semaksimal mungkin demi tercapainya tujuan
melenyapkan nikmat yang dihasudi. Ini biasanya akan membawa-bawa orang
lain. Sebagaimana hasud menyeret orang lain untuk melakukan makshiat.
Misalnya, untuk menjatuhkan saingan bisnis yang selama ini telah
mapan dalam kepailitan, orang yang hasud akan menggunakan berbagai macam
cara. Diantaranya membuat fitnah melalui berbagai media yang ia
suarakan lewat mulut orang lain. Sehingga pemilik mulut itulah yang
akhinya terkena imbasnya.
Bisa juga orang yang hasud itu dengan sengaja ingin menghilangkan
kenikmatan orang lain dengan cara membakar rumah orang tersebut ketika
tidur. Padahal di dalam rumah itu ada pembantu dan keluarga lainnya.
Secara otomatis mereka yang tidak tahu-enahu urusan ikut menjadi
korban.
Bahaya keenam adalah, التعاب والهم من غير فائدةat-ta’ab wal ham min ghairi faidatin. Artinya
orang yang hasud selalu disibukkan dengan masalah yang tidak ada
faedahnya dan juga dirundung kesedihan yang tidak terbatas. Misalkan
orang yang merasa hasud dengan tetangga yang membeli mobil, maka ia akan
selalu kepikiran bagaimana caranya membeli mobil seperti tetangga
sebelah, atau bagaimana caranya agar mobil tetangga sebelah itu cepat
rusak. Maka berulahlah dia dengan melakukan berbagai intrik yang
menyibukkan dirinya sendiri. Padahal, yang demikian itu tidak pernah
dipikirkan oleh tetangga sebelah.
Parahnya lagi, sebelum si hasud berhasil merusak mobil ternyata
tetangga sebelah sudah menukar mobil itu dengan mobil yang lebih baru
dan lebih canggih. Maka berpikirlah si hasud dengan intriknya lagi,
disibukkanlah dia dengan berbagai pikiran yang menyedihkan hati dan
tidak pernah berhenti.
Ketujuh, أعمى القلب حتى يكاد لايفهم حكما من الله ‘amal qalbi hatta yakada la yafhamu hukman min ahkamillahi ta’ala. Hasud
akan menyebabkan seseorang buta hatinya dan tidak mempedulikan lagi
aturan syariat dan hukum Allah swt. Mata hati si hasud telah buta,
sehingga ia tidak peduli bahwa orang yang dihasudi, yang hendak direbut
kenikmatannya adalah saudara sendiri, teman sendiri, sahabat, keluarga
sendiri, bahkan juga orang tua sendiri. Begitu pekatnya rasa kebencian
dalam hati itu sehingga menutup mata dari pemahaman agama. Si hasud
tidak lagi dapat mengenali hukum Allah, ia tidak peduli lagi dengan
ancaman Allah bagi orang yang durhakan, menghianati atau memfitnah
keluarga sendiri.
Banyak sekali contoh yang menunjukkan betapa sengitnya persaingan
dunia bisnis biasa terjadi antar saudara (adik-kakak) dalam satu
keluarga. Karena hasud, kawan bisa menjadi lawan dan saudara bisa
menjadi terdakwa.
Terakhir, yang kedelapan adalah الحرمان والحذلان alhirmanu wal hidzlanu. Bahwa
hasud itu akan menjadikan seseorang terhalang dari keberhasilan.
Artinya, si hasud akan semakin menjauhi diri dari kesuksesan. Meskipun
si hasud berhasil mencelakai orang lain tetapi ia sama sekali tidak
puas. Bahkan ia akan semakin merasa jauh dari keberhasilan. Sebagaimana
orang yang semakin haus karena minum air laut.
Demikianlah hutbah jum’ah kali ini semoga Allah swt menjaga hati kita
menjauhi hasud dan beberapa penyakit hati lainnya yang sangat
merugikan.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ
ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ
اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ
تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا
اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى
بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ
وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى
بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,9-id,43238-lang,id-c,khotbah-t,Delapan+Bahaya+Hasud++Iri+Dengki+-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar