Ketum PBNU: Radikalisme Rusak Islam dan Indonesia
===============================
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, menegaskan pentingnya menjalankan prinsip toleransi di tengah perayaan Natal dan Tahun Baru 2013. Radikalisme dalam bentuk teror dinilai justru merusak nama Islam dan Indonesia di mata dunia internasional.
"Tidak ada gunanya melakukan teror, baik di Natal dan Tahun Baru sekarang ini atau di waktu lain. Radikalisme, apapun itu bentuknya, termasuk teror, hanya akan merusak nama Islam," tegas Kiai Said, Senin (24/12), malam waktu Singapura. Kiai Said berada di Singapura dalam rangka menjalani medical check up atas penyakit jantung yang dideritanya.
Radikalisme, terutama dalam bentuk aksi teror, juga dinilai dapat merusak citra Indonesia yang sudah sejak lama dikenal sebagai bangsa yang plural, namun tetap dapat hidup berdampingan dengan baik.
"Indonesia di mata internasional dikenal sebagai bangsa yang bisa menerapkan toleransi dengan baik. Aksi-aksi radikalisme, terorisme, atau yang sejenisnya, akan menjadikan nama Indonesia rusak," tambah Kiai Said.
Kiai bergelar Doktor lulusan Universitas Ummul Qura, Mekah, tersebut juga secara khusus menyampaikan ucapan selamat Natal untuk umat Kriatiani di Indonesia. "Semoga Natal tahun ini aman dan membawa berkah untuk perayaan Tahun Baru 2013," ujarnya.
Untuk terciptanya perayaan Natal dan Tahun Baru 2013 yang aman, baik Polisi maupun TNI diminta untuk saling bersinergi menjalankan tugas dengan baik. Meski demikian masyarakat juga diminta ikut berpartisipasi menciptakan keamanan, melalui perilaku yang tidak memancing timbulnya kerawanan.
"Saya secara pribadi dan atas nama Nahdlatul Ulama mengapresiasi apa yang dilakukan GP Anshor dengan keikutsertaannya mengamankan Natal dan Tahun Baru. Terciptanya keamanan tugas kita bersama, termasuk masyarakat sipil yang tidak bergabung di Ormas juga harus bisa menciptakan rasa aman," pungkas Kiai Said.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, menegaskan pentingnya menjalankan prinsip toleransi di tengah perayaan Natal dan Tahun Baru 2013. Radikalisme dalam bentuk teror dinilai justru merusak nama Islam dan Indonesia di mata dunia internasional.
"Tidak ada gunanya melakukan teror, baik di Natal dan Tahun Baru sekarang ini atau di waktu lain. Radikalisme, apapun itu bentuknya, termasuk teror, hanya akan merusak nama Islam," tegas Kiai Said, Senin (24/12), malam waktu Singapura. Kiai Said berada di Singapura dalam rangka menjalani medical check up atas penyakit jantung yang dideritanya.
Radikalisme, terutama dalam bentuk aksi teror, juga dinilai dapat merusak citra Indonesia yang sudah sejak lama dikenal sebagai bangsa yang plural, namun tetap dapat hidup berdampingan dengan baik.
"Indonesia di mata internasional dikenal sebagai bangsa yang bisa menerapkan toleransi dengan baik. Aksi-aksi radikalisme, terorisme, atau yang sejenisnya, akan menjadikan nama Indonesia rusak," tambah Kiai Said.
Kiai bergelar Doktor lulusan Universitas Ummul Qura, Mekah, tersebut juga secara khusus menyampaikan ucapan selamat Natal untuk umat Kriatiani di Indonesia. "Semoga Natal tahun ini aman dan membawa berkah untuk perayaan Tahun Baru 2013," ujarnya.
Untuk terciptanya perayaan Natal dan Tahun Baru 2013 yang aman, baik Polisi maupun TNI diminta untuk saling bersinergi menjalankan tugas dengan baik. Meski demikian masyarakat juga diminta ikut berpartisipasi menciptakan keamanan, melalui perilaku yang tidak memancing timbulnya kerawanan.
"Saya secara pribadi dan atas nama Nahdlatul Ulama mengapresiasi apa yang dilakukan GP Anshor dengan keikutsertaannya mengamankan Natal dan Tahun Baru. Terciptanya keamanan tugas kita bersama, termasuk masyarakat sipil yang tidak bergabung di Ormas juga harus bisa menciptakan rasa aman," pungkas Kiai Said.
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,41434-lang,id-c,nasional-t,Ketum+PBNU++Radikalisme+Rusak+Islam+dan+Indonesia-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar