ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Senin, 10 Desember 2012

Biografi Ummu Mihjan Berjihad dengan Membersihkan Masjid

 
======================================
Ummu Mihjan Berjihad dengan Membersihkan Masjid 
----------------------------------------------------------

Merasa bahwa tenaganya sebagai wanita tidak sebesar tenaga pria, Ummu Mihjan tidak mau ketinggalan dalam berjihad menegakkan agama Islam. Apalagi, kala itu, usianya sudah terbilang lanjut. Maka ia memilih membersihkan masjid, suatu tugas yang tampak ringan namun sebenarnya sangat vital peranannya.

Pada suatu waktu, ketika akan shalat Subuh, Rasulullah SAW merasa ada yang hilang dari lingkungan masjid. Ummu Mihjan, wanita tua yang setiap had selalu membersihkan Masjid Nabawi.

"Di mana Ummu Mihjan?" bertanya Nabi kepada para sahabat yang pagi itu shalat Subuh bersama beliau.
"Kami telah memakamkan dia, tadi malam," jawab mereka.
"Mengapa aku tidak diberi kabar?" bertanya lagi Nabi.

"Sebetulnya kami ingin memberitahukan. Namun ketika kami sampai ke rumah Rasulullah, Rasulullah sudah tidur, kami tidak berani mengganggu tidur Rasulullah," jawab mereka. "Maka jenazah itu kami bawa ke Baqi dan kami menguburnya di sana."
"Masya Allah.... Kalau begitu, bawa aku ke makamnya," kata Rasulullah.

Segera para sahabat mengantar Rasulullah menuju makam Ummu Mihjan.
Setiba di sana, beliau memimpin shalat berjama'ah yang diikuti para sahabat, dengan takbir empat kali.

"Semoga Allah mencurahkan rahmatNya kepada Ummu Mihjan, seorang wanita tua yang miskin, lemah, namun selalu berusaha sekuat tenaga mempersembahkan yang terbaik bagi agama Islam," begitu doa Rasulullah.
Lalu beliau menjelaskan bahwa kuburan itu penuh dengan kegelapan, tapi Allah SWT akan menerangi kuburan itu karena doa Rasulullah.

Dengan Penuh Kesadaran

Ummu Mihjan adalah penduduk Madinah yang berkulit hitam yang selalu mendapat perhatian Rasulullah karena sudah tua dan lemah. Sebuah kebiasaan Rasulullah adalah mengunjungi orang-orang miskin, menanyakan keadaan mereka, dan memberi makan. Di antara mereka reka itulah wanita tua yang biasa dipanggil dengan nama "Ummu Mihjan" itu.

la adalah seorang muslimah yang sangat menyadari kewajibannya terhadap agamanya. Walau ia seorang perempuan tua renta, ia tidak ingin keberadaannya itu menjadi beban masyarakat. la tidak ingin menanam sifat pesimistis dan putus asa dalam dirinya. la sadar, putus asa tidak semestinya bersarang dalam diri umat Islam.

Berbekal semua itulah, ia mewujudkan kesadarannya itu dengan menjaga kebersihan tempat beribadah kaum muslimin. Maka dengan ringan tangan, setiap had ia melbersihkan lingkungan Masjid Nabawi. Menyapu, membuang sampah dan kotoran yang berserakan di masjid.
Pada masa Rasulullah, masjid, selain digunakan sebagai tempat shalat lima waktu, juga merupakan tempat berkumpulnya jama'ah, untuk berdiskusi dan menyambung tali silaturahim.

Sehingga masjid, bagi umat Islam, layaknya tempat pendidikan dan pusat aktivitas keumatan.
Ummu Mihjan tidak merasa asing dan rendah diri dengan apa yang dikerjakannya. Sebab ia menyadari, itu adalah upaya maksimal yang dapat dilakukannya. Inilah jihadnya, upaya sungguh-sungguhnya memberikan yang terbaik kepada agama yang dipeluknya.

Dengan kebersihan yang dihadirkannya, Rasulullah SAW dan para sahabat betah berlama-lama di masjid, baik untuk beribadah maupun berdiskusi, yang secara rutin dilakukan di masjid itu.
Salah satu pelajaran yang dapat dipetik dari kisah ini: jangan sekali-kali menganggap remeh suatu kebaikan, sekecil apa pun kebaikan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar