ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Sabtu, 30 Agustus 2014

Menyebut Nama Nabi SAW adalah Obat Bagiku

==========

Sungguh indah, menyebutnya adalah obat bagi hatiku


Sungguh indah, menyebutnya adalah obat bagi hatikuBeberapa tahun silam, almarhum K.H. Ali Maksum -Pengasuh Peantren Krapyak, Jogja – bercerita. Dulu di tanah Jawa ada seorang pemuda mendapat surat dari kekasihnya. Sebelum surat itu dibuka, perangko nya dilepas, lalu ia telan. Ia pun segera membalas surat itu dan menyatakan bahwa perangkonya telah ia telan. Ia menelannya karena yakin bahwa waktu menempelkan prangko itu, pasti memakai ludah kekasihnya walaupun sudah kering.
Tak lama berselang, ia mendapat surat balasan. Kekasihnya menyatakan terima kasih atas kemurnian cintanya. Tapi maaf, katanya, yang menempelkan perangko dulu bukan dia sendiri, melainkan tukang becak sebelah rumah yang ia suruh untuk mengeposkan. Karuan saja pemuda itu nyengir kecut. “Itulah ekspresi orang lagi mabuk cinta,” kata Pak Kiai menutup ceritanya.
Di tanah Arab, pecinta Layla disebut Majnun, si gila, karena ia datang ke rumah Layla dan menciumi dinding rumah itu sepuas-puasnya. Terhadap cemoohan itu, Majnun menjawabnya dengan puisi:
Kulalui depan rumah Layla Kuciumi dinding dinding rumahnya Tidaklah kulakukan itu karena cintaku kepada rumahnya Namun karena cintaku kepada si penghuni rumah
Ya, cinta menurut psikolog muslim klasik Ibn Qayyim, ditandai dengan perhatian yang aktif pada orang yang kita cintai dan ada kenikmatan menyebut namanya. Ketika menyebut, atau mendengar orang lain menyebut, nama kekasih kita, hati kita bergetar. Tiada yang lebih menyenangkan hati daripada mengingatnya dan menghadirkan kebaikan kebaikannya. Jika ini menguat dalam hati, lisan akan memuji dan menyanjungnya. Seperti itulah orang orang yang mencintai Rasulullah saw.
Segera setelah Nabi saw wafat, Bilal tidak mau mengumandangkan adzan. Akhirnya setelah didesak oleh para sahabat, Bilal mau juga. Tapi, ketika sampai pada kata: “Wa asyhadu anna Muhammad …” ia berhenti. Suaranya tersekat di tenggorokan. Ia menangis keras. Nama “Muhammad”, kekasih yang baru saja kembali ke Rabbul Izzati, menggetarkan jantung Bilal. Bilal bukan tidak mau menyebut nama Rasulullah saw. Baginya, Muhammad adalah nama insan yang paling indah. Justru karena cintanya kepada Rasulullah saw, nama beliau sering diingat, disebut, dan dilantunkan.
Berbahagialah orang yang merasa nikmat saat bersholawat. Karena menurut Rasulullah saw, orang yang paling dekat dengan beliau pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat (H.R. Al-Tirmidzi). Ibnu Athaillah berpesan: Betapa indahnya hidup ini jika engkau isi dengan taat kepada Allâh. Yaitu, dengan cara berdzikir pada Allâh dan sibuk bersholawat atas Rasulullah saw disetiap waktu disertai kalbu yang ikhlas, jiwa yang bening, niat yang baik, dan perasaan cinta kepada Rasulullah saw. Sesungguhnya Allâh beserta para malaikat Nya bersholawat atas Nabi saw, Wahai orang yang beriman, ucapkanlah sholawat dan salam kepadanya (Al-Ahzab:56)
***
SHOLAWAT THIBBIL QULUB:
---------------------------------------
"Ya Alloh curahkanlah rahmat ta'dzim kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, sebagai obat hati dan penyembuhnya, penyehat badan dan kesembuhannya dan sebagai penyinar penglihatan mata beserta cahayanya. Semoga sholawat dan salam selalau tercurahkan pula kepada keluarga serta para shahabat-shahabatnya." Amiin
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا . وَعَافِيَةِ اْلأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا . وَنُوْرِ اْلأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Sumber: Karunia bershalawat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar