ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Jumat, 18 Januari 2013

W.R. Supratman, Komponis yang Sholeh Dan Sumpah Pemuda

============================
W.R. Supratman, Komponis yang Sholeh Dan Sumpah Pemuda
=============================

Lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan merupakan hasil perjuangan yang panjang. Proses penciptaan lagu iti memang penuh liku, sejalan dengan perjuangan kemerdekaan, karena itu lirik dan iramanya sangat heroik. Lagu ini pertama kali dikumandangkan saat diselenggarakan Kongres Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Karena spiritnya yang menggelora itu Belanda sangat khawatir lagu ini membakar semangat juang bangsa ini. Lagu ini segera dilarang untuk dinyanyikan. Usulan para anggota volksraad untuk menjadikannya sebagai lagu kebangsaan ditampik sinis oleh Belanda.

Ketika Jepang menguasasi negeri ini lagu kebangsaan secara lambat-laun juga di larang, welaupun lagu itu dilarang tetapi masyarakat terus berusaha menyanyikan. Seperti yang terjadi di Pesantren Tebuireng Jombang, setiap pagi para santri Kiai Hasyim Asy’ari menyanyikan lagu itu, ketika lembaga lain sudah berhenti menyanyikannya, karena ditekan dan dianggap subversi oleh tentara penjajah.

Melihat kenyataan ini Bung Karno yang berusaha keras untuk kemerdekaan Indonesia dating ke Jepang pada 1943 menemui Kaisar dan Perdana Menteri agar bangsa Indonesia diberi kebebasan menayanyikan lagu Indonesia Raya. Baru tahun 1944 lagu itu secara terbatas boleh dinyanyikan lagi.

Pantas saja lagu itu sanagat heroik dengan semangat jihad yang berkobar melawan penjajah, karena penggubahnya yakni Wage Rudolf Supratman adalah seorang Muslim pejuang sangat sangat taat beragama. Nama Rudolf di depan namanya bukanlah nama baptis, melainkan nama pemberian kakaknya, agar lebih gaul saat itu. Semantara dirinya tetap seorang aktivis pergerakan yang shaleh dan bersahaja.

Seluruh perasaan dan semangat juangnya itu dituangkan dalam lagu yang dugubahnya, sehingga heroic, dinamis, dan mampu menggetarkan hati siapapun yang menyanyikan dan mendengarkannya. Karena itu bisa dipahami kalau kalangan pesantren dan aktivis pergerakan turut gigih menggemakan lagi itu walaupun ada dalam tekanan kolonial. Lagu itu pula yang turut mendorong semangat juang bangsa ini melawan penjajahan.
(mdz)
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,7-id,11817-lang,id-c,fragmen-t,W+R++Supratman++Komponis+yang+Saleh-.phpx







Sumpah Pemuda:
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar