ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Kamis, 10 Januari 2013

Asal-usul Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah dan Perkembangannya di Nusantara (Bagian IV)

(Syaikh Tolhah bin Tolabuddin dari Desa Kalisapu, Cirebon)

Asal-usul Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah dan Perkembangannya di Nusantara (Bagian IV)

==========================


Perkembangan TQN di Cirebon
Syaikh Tolhah bin Tolabuddin dari Desa Kalisapu, Cirebon adalah tokoh utama pengembangan TQN di wilayah Cirebon dan Jawa Barat sebelah timur. Beliau adalah murid Syaikh Akhmad Khatib Sambas seperti halnya Syaikh Abdul Karim dari Banten dan Syaikh Holil dari Madura.

Riwayat Hidup Syaikh Tolhah Bin Tolabuddin
Lahir di Desa Trusmi, Weru, Cirebon sekitar tahun 1825. Ayahnya bernama KH Tolabuddin, putra dari KH Radpuddin keturunan Pangeran Trusmi putera Sunan Gunung Jati.Pendidikan agamanya dimulai dari Pesantren Rancang milik ayahnya, kemudian melanjutkan ke Pesantren Ciwaringin - Cirebon, kemudian melanjutkan ke Pesantren Lirboyo di Ponorogo -jawa Timur.
Melanjutkan pendidikannya di Gresik, kemudian membantu mengajar di Rancang, dan kemudian menunaikan ibadah haji di Mekah dan menjadi mukimin (bermukim) di Mekah. Di sana mempelajari Ilmu Tasawuf dan Tarekat dari Syaikh Ahmad Khatib Sambas Ibn Abdul Ghafar khusus tentang TQN (Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah) hingga mencapai kedudukan sebagai Wakil Talqin dan membantu Syaikh Ahmad Khatib Sambas beberapa tahun lamanya. Tahun 1973 kembali dari Mekah dan mengajar di Pesantren Rancang. Pada tahun 1876 mendirikan Pesantren Begong, Kalisafu, Cirebon. Atas tuduhan menghina Ratu Belanda dan mempersiapkan perlawanan terhadap pemerintah Belanda,pada tahun 1889 ia ditangkap oleh aparat Belanda. Saat kepergiannya yang kedua kali ke Mekah ia singgah di Singapura dan mengajar tentang TQN di Singapura.
Tahun 1892 beliau diangkat sebagai Penasihat Keagamaan di Kesultanan Kasepuhan-Cirebon, Bupati Kuningan dan bagi para pejabat tinggi pemerintahan dan para bangsawan di Cirebon.
Dari pernikahannya dengan isteri-isterinya beliau dikaruniai 18 orang anak laki-laki dan 8 orang anak perempuan.
Syaikh Tolha meninggal dunia pada tahun 1935 dimakamkan di kompleks pemakaman Gunung Jati. Selanjutnya setelah wafatnya beliau kekhalifahan TQN berkedudukan di Suryalaya (Godebag) Tasikamalaya.

Perkembangan TQN di Tasikmalaya
Sebagai khalifah TQN untuk wilayah Cirebon dan Jawa barat bagian Timur, Syaikh Tolhah berusaha keras agar TQN dapat berkembang dengan lancar. Siapapun yang datang bertamu dan belajar kepadanya akan diterimanya dengan baik sehingga pesantrennya banyak dikunjungi oleh para kyai dan remaja, diantaranya adalah Abdullah Bin Mubarok Bin Nur Muhammad (Abah Sepuh) dari Pesanren Tundagan, Tasikmalaya. Berikut ini kami riwayatkan tentang kehidupannya Abah Sepuh.



 a. Pangersa Abah Sepuh Ra. (1836-1956)
Nama lengkapnya Abah Sepuh adalah Syaikh Abdullah Mubarok Bin Nur Muhammad.  Abah Sepuh lahir di Kampung Cicalung, Bojong Bentang, Pager Ageung, Tasikmalaya, pada tahun 1836. Beliau ditunjuk sebagai khalifah TQN oleh Syaikh Tolhah bin Tolabuddin Cirebon (1825-1935) yang
telah terbaiat kepada Syaikh Abdul Karim Banten ketika belajar di Mekkah. Ayahnya bernama Rd. Nur Muhammad alias Nurpraja alias Eyang Upas, dan
kmalaya, kemudian melanjutkan memperdalam ilmu tasawuf dan Tarekat kepada Syaikh Tolhah di Begong, Kalisapu, dan Trusmi di Cirebon selama 23 tahun. Selanjutnya atas anjuran Syaikh Tolhah menambah ilmu kepada Syaikh Holil di Madura.Tahun 1905 Syaikh Mubarok membangun pesantren Godebag yang kemudian namanya diubah atas saran Syaikh Tolhah menjadi Suryalaya. Pesantren di Godebag ini adalah pindahan dari Pesantren milik Mubarok di Tundagan, yang lokasinya tidak jauh dari Tasikmalaya.
Ibunya bernama Emah. Mengikuti pendidikan agama pertama kali di Pesantren Suka Miskin, Bandung. Setelah mendirikan Pesantren Tundagan dekat Tas ik.  Sekitar tahun 1900 Syaikh Mubarok diangkat sebagai wakil Syaikh Tolhah, kemudian ditetapkan sebagai penggantinya. Pelantikan dilaksanakan di rumah Syaikh Tolhah di Trusmi.Tahun 1935 Syaikh Mubarok secara definitif sebagai Khalifah TQN di Jawa Barat yang berkedudukan di Suryalaya - Tasikmalaya. Selain menjadi guru, pembimbing dan penasehat Bupati Tasikmalaya, Ciamis dan Bandung, tahun 1910 hingga tahun 1930 serta para pejabat tinggi pemerintah disaat kemerdekaan 1945 berlanjut hingga tahun 1956.Dari istrinya yang bernama Jubaedah, memiliki puteri bernama Siti Sutiah. Dari istri keduanya yang bernama Siti Juhriyah memiliki anak bernama Siti Sukanah, Muhamad Malik, A. Dahlan, Saadah, Shohibul Wafa Tajul Arifin (Abah Anom), Nur Wasiah, Didah Rosidah dan Juju Juhriah. Dari istri ketiganya yang bernama Enok memiliki satu anak bernama Noor Anom Mubarok.Dari istri ke dua melalui anaknya yang bernama
Shohibul Wafa Tajul Arifin (Abah Anom) kekhalifahan TQN dilanjutkan. Berikut ini riwayat hidup Abah Anom.

b.KH.AHMAD SHOHIBUL WAFA TAJUL ARIFIN QS. /Pangersa Abah Anom Ra.(L. 1915)
Lahir di Godebag atau Suryalaya, Tanjungkerta, Pagerageung, Tasikmalaya pada tanggal 1 Januari 1915 . Ayahnya bernama Syaikh H. Abdullah Mubarok Bin Nur Muhammad dan ibunya bernama Hj. Juhriyah 5).
Mengikuti pendidikan umum di Sekolah Dasar jaman belanda di Ciamis (1923 -1929), masuk Madrasah Tsanawiyah di Ciawi, Tasikmalaya (1929 - 1931), menambah ilmu agama di Pesantren Cicariang di Kabupaten Cianjur, kemudian - di Pesantren Gentur - Cianjur, Pesantren Jambudipa - Cianjur, Pesantren Cireungas -Cimelati - Sukabumi untuk mempelajari ilmu hikmat, ilmu tarekat dan ilmu beladiri silat dari KH. Aceng Mumu, kemudian di Pesantren Citengah - Panjalu - Ciamis.
 Melaksanakan riyadhah 6) dan ziarah ke makam para wali atas perintah ayahnya sambil menimba ilmu di Pesantren Kaliwungu - Kendal - Jawa Tengah, kemudian di Bangkalan - Madura bersama kakak kandungnya H.A. Dahlan dan wakil Abah Sepuh KH Pakih dari Telaga - Majalengka.
 Tahun 1938 menunaikan ibadah haji ke Mekah bersama keponakannya KM Simri Hasanudin. Di Mekah selama tujuh bulan memperdalam ilmu tasawuf dan tarekat kepada Syaikh H. Romli asal Garut, wakil Abah Sepuh yang mukim di Jabal Gubeys, Mekah.
 Tahun 1939 membantu ayahnya mengajar di Pesantren Suryalaya, pada tahun 1945 sampai 1949 ikut berjuang menegakkan kemerdekaaan Indonesia. Tahun 1953 ditugaskan memimpin Pesantren Suryalaya  sekaligus diangkat menjadi wakil Abah Sepuh. Pada tahun yang sama sampai tahun 1962 turut aktif mengatasi gangguan keamanan yang diakibatkan oleh gerombolan DI/TII Karto Suwiryo bersama pasukan TNI Yon 329/11 April Resimen Gunungjati sehingga dapat penghargaan jasa di bidang keamanan.
Tahun 1962 sampai 1995 ikut aktif membantu pemerintah melaksanakan pembangunan dalam bidang :
politik, pertanian, pendidikan, lingkungan hidup, Sosial, Kesehatan, koperasi dan ekonomi  sehingga mendapatkan penghargaan Satya lencana bakti Sosial dan Politik.

Sejak tahun 1980 sampai sekarang telah membangun 22 unit panti rehabilitasi remaja korban narkotika yang disebut Inabah yang telah menyembuhkan 9.000 orang remaja yang sakit akibat narkotika.
Inabah ini tersebar di berbagai tempat, bahkan ada di negara Malaysia dan Singapura.
KHA Shohibulwafa Tadjul Arifin bahhkan berhasil mengembangkannya TQN sampai Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam. Abah Anom telah mengangkat wakil talkin, yaitu mereka yang diamanatkan untuk menalqin (membayiat) atas namanya di daerah-daerah yang telah di tunjuk. Sampai saat sekarang, sudah 52 orang yang ditunjuk sebagai wakil talqin, di dalam dan luar negeri.
Abah Anom telah menulis beberapa karyanya yaitu Miftah al Shudur, Ibadah sebagai Metoda Pembinaan Korban Penyalahgunaan Narkoba dan Kenakalan Remaja, Uqud Al Juman, Akhlaq Al Karimah/Akhlaq Al Mahmudah Berdasarkan Mudawamatu Dzikrillah, dan menerbitkan
maklumat secara tertulis yang disebarkan ke seluruh cabang TQN Suryalaya sebagai petunjuk dari waktu ke waktu. TQN Suryalaya sangat aktif dalam
maupun manakiban .
menjalankan latihan spiritual bagi anggotanya baik laki-laki (ikhwan) maupun perempuan (akhwat), baik itu pembinaan spiritual harian, khataman dan manakiban.
Dzikir harian dilakukan setiap sesudah shalat fardhu, dengan bacaan Laailaha illallah sebanyak 165 kali, dengan bacaan keras (Jahr) dan diikuti dengan dzikir khafi.
Adapun dzikir khafi dianjurkan untuk dilakukan setiap saat. 
Khataman dilakukan dua kali satu minggu yang dilakukan setiap selesai shalat maghrib dan shalat isya, kemudian dilanjutkan shalat lidaf al bala' (menolak mala petaka) sebanyak dua rakaat. Adapun acara manaqiban selalu dilakukan di masjid Nurul Asror-Suryalaya pada tanggal 11 bulan Hijriah dan diadakan di tempat-tempat lain setiap bulan sekali. Sampai sekarang untuk daerah Jakata dan Bekasi terdapat 68 tempat khataman dan 149 tempat manaqiban yang disusun secara teratur tiap tahunnya, lengkap dengan nama tuan rumah penyelenggara.
Tanbih (semacam wasiat) yang diberikan Abah Sepuh kepada Abah Anom, adalah ciri khas dari Manaqiban TQN Suryalaya, adalah bacaan yang selalu didengungkan selain kitab manaqib Syaikh 'Abd Al Qadir al -Jilani.
Selain itu bacaan shalawat badar, shalawat Bani Hasyim juga dibaca pada akhir manakib, yang menurut sejarah pesantren, shalawat ini diijazahkan oleh Kiai Kholil Bangkalan kepada Abah Sepuh ketika menjadi muridnya.
 >> silahkan baca juga: SEJARAH PONDOK PESANTREN SURYALAYA<<
 ( sumber referensi dari www.suryalaya.org dan berberbagai sumber lainnya)

Wallohua'lam..
Mohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan...
Jika ada saran maupun koreksi mengenai tulisan ini silakan isi kotak komen di bawah artikel tulisan ini atau email ke : pengelolabersama@gmail.com
-Penyunting dokumen : muchlis.tqn@gmail.com

“TERUNTUK UNTUK  PEMBIMBING RUHANI ,GURU MURSYID KITA TERCINTA  BERSERTA KELUARGA BESARNYA DAN SEMUA SILSILAHNYA YANG BERHUBUNGAN DAN SATU SUMBER SERTA BERSAMBUNGAN SAMPAI KEPADA BAGINDA NABI MUHAMMAD S.A.W.
AL-FATIHAH…”

sumber:
http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/07/asal-usul-tarekat-qodiriyah-wa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar