(Syaikh Tolhah bin
Tolabuddin dari Desa Kalisapu, Cirebon)
Asal-usul Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah dan Perkembangannya di Nusantara (Bagian IV)
Perkembangan
TQN di Cirebon
Syaikh Tolhah bin
Tolabuddin dari Desa Kalisapu, Cirebon adalah tokoh utama pengembangan TQN di
wilayah Cirebon dan Jawa Barat sebelah timur. Beliau adalah murid Syaikh Akhmad
Khatib Sambas seperti halnya Syaikh Abdul Karim dari Banten dan Syaikh Holil
dari Madura.
Riwayat Hidup Syaikh Tolhah Bin Tolabuddin
Lahir di Desa
Trusmi, Weru, Cirebon sekitar tahun 1825. Ayahnya bernama KH Tolabuddin, putra
dari KH Radpuddin keturunan Pangeran Trusmi putera Sunan Gunung Jati.Pendidikan
agamanya dimulai dari Pesantren Rancang milik ayahnya, kemudian melanjutkan ke
Pesantren Ciwaringin - Cirebon, kemudian melanjutkan ke Pesantren Lirboyo di
Ponorogo -jawa Timur.
Melanjutkan
pendidikannya di Gresik, kemudian membantu mengajar di Rancang, dan kemudian
menunaikan ibadah haji di Mekah dan menjadi mukimin (bermukim) di Mekah. Di
sana mempelajari Ilmu Tasawuf dan Tarekat dari Syaikh Ahmad Khatib Sambas Ibn
Abdul Ghafar khusus tentang TQN (Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah) hingga
mencapai kedudukan sebagai Wakil Talqin dan membantu Syaikh Ahmad Khatib Sambas
beberapa tahun lamanya. Tahun 1973 kembali dari Mekah dan mengajar di Pesantren
Rancang. Pada tahun 1876 mendirikan Pesantren Begong, Kalisafu, Cirebon. Atas
tuduhan menghina Ratu Belanda dan mempersiapkan perlawanan terhadap pemerintah
Belanda,pada tahun 1889 ia ditangkap oleh aparat Belanda. Saat kepergiannya
yang kedua kali ke Mekah ia singgah di Singapura dan mengajar tentang TQN di
Singapura.
Tahun 1892 beliau
diangkat sebagai Penasihat Keagamaan di Kesultanan Kasepuhan-Cirebon, Bupati
Kuningan dan bagi para pejabat tinggi pemerintahan dan para bangsawan di
Cirebon.
Dari pernikahannya
dengan isteri-isterinya beliau dikaruniai 18 orang anak laki-laki dan 8 orang
anak perempuan.
Syaikh Tolha
meninggal dunia pada tahun 1935 dimakamkan di kompleks pemakaman Gunung Jati.
Selanjutnya setelah wafatnya beliau kekhalifahan TQN berkedudukan di Suryalaya
(Godebag) Tasikamalaya.
Perkembangan TQN di
Tasikmalaya
Sebagai khalifah TQN untuk wilayah Cirebon dan Jawa barat bagian
Timur, Syaikh Tolhah berusaha keras agar TQN dapat berkembang dengan lancar.
Siapapun yang datang bertamu dan belajar kepadanya akan diterimanya dengan baik
sehingga pesantrennya banyak dikunjungi oleh para kyai dan remaja,
diantaranya adalah Abdullah Bin Mubarok Bin Nur Muhammad (Abah Sepuh) dari
Pesanren Tundagan, Tasikmalaya. Berikut ini kami riwayatkan tentang
kehidupannya Abah Sepuh.
a. Pangersa Abah Sepuh Ra. (1836-1956)
Nama lengkapnya
Abah Sepuh adalah Syaikh Abdullah Mubarok Bin Nur Muhammad. Abah Sepuh
lahir di Kampung Cicalung, Bojong Bentang, Pager Ageung, Tasikmalaya, pada
tahun 1836. Beliau ditunjuk sebagai khalifah TQN oleh Syaikh Tolhah bin
Tolabuddin Cirebon (1825-1935) yang
telah terbaiat
kepada Syaikh Abdul Karim Banten ketika belajar di Mekkah. Ayahnya bernama Rd.
Nur Muhammad alias Nurpraja alias Eyang Upas, dan
kmalaya, kemudian
melanjutkan memperdalam ilmu tasawuf dan Tarekat kepada Syaikh Tolhah di
Begong, Kalisapu, dan Trusmi di Cirebon selama 23 tahun. Selanjutnya atas
anjuran Syaikh Tolhah menambah ilmu kepada Syaikh Holil di Madura.Tahun 1905
Syaikh Mubarok membangun pesantren Godebag yang kemudian namanya diubah atas
saran Syaikh Tolhah menjadi Suryalaya. Pesantren di Godebag ini adalah pindahan
dari Pesantren milik Mubarok di Tundagan, yang lokasinya tidak jauh dari
Tasikmalaya.
Ibunya bernama
Emah. Mengikuti pendidikan agama pertama kali di Pesantren Suka Miskin,
Bandung. Setelah mendirikan Pesantren Tundagan dekat Tas ik. Sekitar tahun 1900 Syaikh Mubarok diangkat
sebagai wakil Syaikh Tolhah, kemudian ditetapkan sebagai penggantinya.
Pelantikan dilaksanakan di rumah Syaikh Tolhah di Trusmi.Tahun 1935 Syaikh
Mubarok secara definitif sebagai Khalifah TQN di Jawa Barat yang berkedudukan
di Suryalaya - Tasikmalaya. Selain menjadi guru, pembimbing dan penasehat
Bupati Tasikmalaya, Ciamis dan Bandung, tahun 1910 hingga tahun 1930 serta para
pejabat tinggi pemerintah disaat kemerdekaan 1945 berlanjut hingga tahun
1956.Dari istrinya yang bernama Jubaedah, memiliki puteri bernama Siti Sutiah.
Dari istri keduanya yang bernama Siti Juhriyah memiliki anak bernama Siti
Sukanah, Muhamad Malik, A. Dahlan, Saadah, Shohibul Wafa Tajul Arifin (Abah
Anom), Nur Wasiah, Didah Rosidah dan Juju Juhriah. Dari istri ketiganya yang
bernama Enok memiliki satu anak bernama Noor Anom Mubarok.Dari istri ke dua
melalui anaknya yang bernama
Shohibul Wafa Tajul
Arifin (Abah Anom) kekhalifahan TQN dilanjutkan. Berikut ini riwayat hidup Abah
Anom.
b.KH.AHMAD SHOHIBUL WAFA TAJUL ARIFIN QS. /Pangersa Abah
Anom Ra.(L. 1915)
Lahir di Godebag
atau Suryalaya, Tanjungkerta, Pagerageung, Tasikmalaya pada tanggal 1 Januari
1915 . Ayahnya bernama Syaikh H. Abdullah Mubarok Bin Nur Muhammad dan ibunya
bernama Hj. Juhriyah 5).
Mengikuti
pendidikan umum di Sekolah Dasar jaman belanda di Ciamis (1923 -1929), masuk
Madrasah Tsanawiyah di Ciawi, Tasikmalaya (1929 - 1931), menambah ilmu agama di
Pesantren Cicariang di Kabupaten Cianjur, kemudian - di Pesantren Gentur -
Cianjur, Pesantren Jambudipa - Cianjur, Pesantren Cireungas -Cimelati -
Sukabumi untuk mempelajari ilmu hikmat, ilmu tarekat dan ilmu beladiri silat
dari KH. Aceng Mumu, kemudian di Pesantren Citengah - Panjalu - Ciamis.
Melaksanakan
riyadhah 6) dan ziarah ke makam para wali atas perintah ayahnya sambil menimba
ilmu di Pesantren Kaliwungu - Kendal - Jawa Tengah, kemudian di Bangkalan -
Madura bersama kakak kandungnya H.A. Dahlan dan wakil Abah Sepuh KH Pakih dari
Telaga - Majalengka.
Tahun 1938
menunaikan ibadah haji ke Mekah bersama keponakannya KM Simri Hasanudin. Di
Mekah selama tujuh bulan memperdalam ilmu tasawuf dan tarekat kepada Syaikh H.
Romli asal Garut, wakil Abah Sepuh yang mukim di Jabal Gubeys, Mekah.
Tahun 1939
membantu ayahnya mengajar di Pesantren Suryalaya, pada tahun 1945 sampai 1949
ikut berjuang menegakkan kemerdekaaan Indonesia. Tahun 1953 ditugaskan memimpin
Pesantren Suryalaya sekaligus diangkat menjadi wakil Abah Sepuh. Pada
tahun yang sama sampai tahun 1962 turut aktif mengatasi gangguan keamanan yang
diakibatkan oleh gerombolan DI/TII Karto Suwiryo bersama pasukan TNI Yon 329/11
April Resimen Gunungjati sehingga dapat penghargaan jasa di bidang keamanan.
Tahun
1962 sampai 1995 ikut aktif membantu pemerintah melaksanakan pembangunan dalam
bidang :
politik, pertanian,
pendidikan, lingkungan hidup, Sosial, Kesehatan, koperasi dan ekonomi
sehingga mendapatkan penghargaan Satya lencana bakti Sosial dan Politik.
Sejak tahun 1980
sampai sekarang telah membangun 22 unit panti rehabilitasi remaja korban
narkotika yang disebut Inabah yang telah menyembuhkan 9.000 orang remaja yang
sakit akibat narkotika.
Inabah ini tersebar
di berbagai tempat, bahkan ada di negara Malaysia dan Singapura.
KHA
Shohibulwafa Tadjul Arifin bahhkan berhasil mengembangkannya TQN sampai
Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam. Abah Anom telah mengangkat wakil
talkin, yaitu mereka yang diamanatkan untuk menalqin (membayiat) atas namanya
di daerah-daerah yang telah di tunjuk. Sampai saat sekarang, sudah 52 orang
yang ditunjuk sebagai wakil talqin, di dalam dan luar negeri.
Abah Anom telah
menulis beberapa karyanya yaitu Miftah al Shudur, Ibadah sebagai Metoda
Pembinaan Korban Penyalahgunaan Narkoba dan Kenakalan Remaja, Uqud Al Juman,
Akhlaq Al Karimah/Akhlaq Al Mahmudah Berdasarkan Mudawamatu Dzikrillah, dan
menerbitkan
maklumat secara
tertulis yang disebarkan ke seluruh cabang TQN Suryalaya sebagai petunjuk dari
waktu ke waktu. TQN Suryalaya sangat aktif dalam
maupun manakiban .
menjalankan latihan
spiritual bagi anggotanya baik laki-laki (ikhwan) maupun perempuan (akhwat),
baik itu pembinaan spiritual harian, khataman dan manakiban.
Dzikir
harian dilakukan setiap sesudah shalat fardhu, dengan bacaan Laailaha illallah
sebanyak 165 kali, dengan bacaan keras (Jahr) dan diikuti dengan dzikir khafi.
Adapun
dzikir khafi dianjurkan untuk dilakukan setiap saat.
Khataman
dilakukan dua kali satu minggu yang dilakukan setiap selesai shalat maghrib dan
shalat isya, kemudian dilanjutkan shalat lidaf al bala' (menolak mala petaka)
sebanyak dua rakaat. Adapun acara manaqiban selalu dilakukan di masjid Nurul
Asror-Suryalaya pada tanggal 11 bulan Hijriah dan diadakan di tempat-tempat
lain setiap bulan sekali. Sampai sekarang untuk daerah Jakata dan Bekasi
terdapat 68 tempat khataman dan 149 tempat manaqiban yang disusun secara
teratur tiap tahunnya, lengkap dengan nama tuan rumah penyelenggara.
Tanbih
(semacam wasiat) yang diberikan Abah Sepuh kepada Abah Anom, adalah ciri khas
dari Manaqiban TQN Suryalaya, adalah bacaan yang selalu didengungkan selain
kitab manaqib Syaikh 'Abd Al Qadir al -Jilani.
Selain
itu bacaan shalawat badar, shalawat Bani Hasyim juga dibaca pada akhir manakib,
yang menurut sejarah pesantren, shalawat ini diijazahkan oleh Kiai Kholil
Bangkalan kepada Abah Sepuh ketika menjadi muridnya.
>>
silahkan baca juga: SEJARAH PONDOK PESANTREN SURYALAYA<<
(
sumber referensi dari www.suryalaya.org dan berberbagai sumber lainnya)
Wallohua'lam..
Mohon
maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan...
Jika
ada saran maupun koreksi mengenai tulisan ini silakan isi kotak komen di bawah
artikel tulisan ini atau email ke : pengelolabersama@gmail.com
-Penyunting
dokumen : muchlis.tqn@gmail.com
“TERUNTUK
UNTUK PEMBIMBING RUHANI ,GURU MURSYID KITA TERCINTA BERSERTA
KELUARGA BESARNYA DAN SEMUA SILSILAHNYA YANG BERHUBUNGAN DAN SATU SUMBER SERTA
BERSAMBUNGAN SAMPAI KEPADA BAGINDA NABI MUHAMMAD S.A.W.
AL-FATIHAH…”
sumber: http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/07/asal-usul-tarekat-qodiriyah-wa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar