Keteladanan Dalam Totalitas Sahabat Abu BakarAs-Shiddiq RA
====================
Sebelumnya
sudah di jelaskan bahwa anatara satu sahabat dan sahabat yang lainnya
memiliki keutamaan yang berbeda-beda. Tapi pasti masing-masing sahabat
mempunyai sirrul A’dzom, keutamaan yang luar biasa. Keutamaan sahabat
Abu Bakar, Sahabat Umar, Sahaba Utsman, Sahabat Ali semuanya hakikatnya
adalah untuk umat. Bahkan kelemahan mereka adalah untuk umat. Mohon
sampai sini tidak disalah pahami.
Pada uraian sebelumnya saya membahas
tentang sahabat Abu Bakar. Sahabat Abu Bakar ini adalah sosok yang
pengabdiannya pada agama dan pada Nabi Saw sangat total. Sebagai
ilustrasi kita merujuk pada peristiwa Hijrah Nabi Saw. Bermula ketika di
Gua Tsur Sayidina Abu Bakar Sidiq menutup lubang-lubang yang ada di gua
itu dengan pakaian beliau, ketika masih ada lubang yang tersisa,
terpaksa lubang tersebut beliau tutup dengan jempol kaki beliau.
Sebab biasanya lubang-lubang di Gua di
huni oleh hewan-hewan berbisa, seperti ular, kala jengking dan binatang
lainnya. Kehawatiran Sayidina Abu Bakar terjadi, jempol beliau dipatuk
ular (menurut pendapat lain oleh kala jengking). Beliau menahan sakit
yang luar biasa itu sampai tubuhnya gemetar, keringat bercucuran. Beliau
tahan agar tidak mengganggu Nabi Saw yang sedang tidur, sedang
isirahat.
Demikian akhlak, pengorbanan Sayidina
Abu Bakar Sidiq terhadap Nabi Saw, sampai seperti itu. Kalau kita ke
kiai kita sendiri ketika kiai kedatanga tamu, padahal kiai sedang tidur,
kita berani menetuk pintu kamarnya. Anak terhadap orang tuanya juga
demikian. Adab atau tatakrama Sahabat Abu Bakar pada Rasulullah Saw
seperti itu. Teladan Sahabat Abu Bakar itu sangat luar biasa, teladan
pengabdian umat pada Nabinya.
Ini sebenarnya teladan bagi kita semua
untuk mengabdi pada guru, sesuai kemampuan kita. Pengabdian pada guru
bisa mengantarkan pada futuh (dibuka pemahaman terhadap ilmu dan
diberikan taufiq untuk mengamalkannya), sebab manfaatnya ilmu tidak
terkait dengan kepintaran pelajar sendiri. Umpanya kalau di pesantren
tidak sedikit santri yang hafal kitab Ibnu Aqil, Amrithi nya luar biasa,
penguasaan ilmu alatnya tidak diraukan, tapi ilmunya tidak manfaat.
Keistimewaannya Sahabat adalah mereka
memiliki Akbarul Mafatih, sahabat mempunyai kunci futuh yang sangat
sangat isimewa, sangat luar biasa. Sebab itu alimnya tidak seberapa tapi
manfaatnya luar biasa. Kita sekarang mempunyai kitab menumpuk, tafsir
Al Quran ada ribuan jilid dengan judul dan pembahasan yang beraneka
ragam, adapaun sahabat pengetahuan agamanya hanya menunggu dari apa yang
disampaikan Nabi Saw, menunggu wahyu turun. Ilmunya pasa-pasan.
Tapi maqomah (kedudukan) ilmu yang
sedikit itu bisa menjadi luas luar biasa. Seperti garam yang menyebar
dan menyatu di lautan luas. Makanya sebodoh-bodoh-nya Sahabat tetep
alim, sebodoh-bodohnya sahabat adalah seorang ‘Arif. Se-agung dan
setinggi-tinggi-nya pangkat wali pada umat ini tidak dapat mengalahkan
keutamaan sahabat yang sangat bodoh. Sahabat itu demikian adanya dan
diberi futuh yang sangat besar oleh Allah Swt.
Kembali ke kisah tadi diatas. Setelah
Nabi terjaga dan tahu apa yang terjadi pada Sayidina Abu Bakar, Nabi Saw
mendoakan Sayidina Abu Bakar. Nabi Saw membacakan fatihah, setelah di
bacakan fatihah jempolnya Sayidina Abu Bakar yang membengkak pulih
seperti semula. “Abu Bakar Sidiq, kamu akan mati syahid sebab kejadian
ini, dan keturunanmu akan menjadi para syuhada...”. Doa Nabi ini
terbukti. Saya kasih contoh dua saja. Pertama Sayidi Syaikh Muhyidin
Ibnu ‘Arobi, beliau ini keturunannya Sayidina Abu Bakar, yang kedua
Sayid Bakri yang mempunyai Sholawat Fatih; Allahumma Sholi ‘Ala Sayidina
Muhammad Al Fatiihi lima ugliq, wal Khotimi lima sabaq, nashiril Haq
bil Haq walhadi ila Sirotil Mustaqim Sholollahu alaihi wa ala alihi wa
ashabibi haqqo qodrihi wamiqdarihil al Adzim.
Di Mesir, Yaman dan dibelahan bumi
manapun siapa yang tidak kenal kebesaran Sayid Bakri siapa. Wali Agung,
Mursyid Thoriqoh Kholwatiyyah. Dan siapa yang tidak tahu akan kehebatan
Syaikh Muhyidin Ibnu ‘Arobi. Kitab-kitabnya sangat banyak, seperti
Futuhat Al Makiyyah yang berjilid-jilid, al Washoya dan lain-lain.
Selain banyak, karang beliau terkenal sulit, seperti Futuhat Al
Makiyyah. Karena itu tidak sedikit para ulama demi kehati-hatian
melarang orang yang belum mumpuni ilmunya membaca kitab itu. Karena
untuk memhami kitab itu perlu menguasai perangkat ilmu-ilmu alat dan
syari’at yang cukup.
Sayidina Umar juga demikian, wafatnya
dibunuh, seperti sebab wafatnya Sayidina Abu Bakar adalah terkena racun
waktu di gua Hiro itu. Kenapa ulama, aulia yang pangkatnya sedemikian
besar seperti beliau wafatnya mengenaskan seperti itu. Itu bukti
pengabdian beliau-beliau untuk umat ini, untuk Rasulullah Saw. demikian
juga dengan wafatnya Sayidina Utsman, Sayidina Ali, Sayidina Hasan, dan
Sayidina Husain serta ulama-ulama lainnya.
Oleh sebab itu kita jangan sekali-kali
membenci salah satu dari para Sahabat. Banyak yang wajahnya bercahaya
kemudian wajahnya menjadi butek, karena berkomentar tentang kejadian
yang terjadi diantara para sahabat Nabi, yang kita sama sekali tidak
tahu kejadian sebenarnya bagaimana. Wallah ‘A’lam. [Tsi]
sumber:http://www.habiblutfiyahya.net/index.php?option=com_content&view=article&id=164%3Atotalitas-sahaba-abu-bakar&catid=34%3Aberita&Itemid=18&lang=id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar