Maulid: Aktifitas Umat Membaca Nabi-nya
==========
Istilah
jahiliyah tidaklah tepat diartikan bodoh, karena sesungguhnya orang
arab pada waktu itu telah mengalami kemajuan yang pesat dalam berbagai
bidang, diantaranya mereka telah mampu melakukan bedah caesar,
menghitung dengan metode al-jabar (cikal bakal matematika).
Mereka disebut jahiliyyah karena mereka
memiliki fanatik kesukuan yang berlebihan, sehingga terkadang
menghilangkan kejernian otak mereka. Para orientalis sering
menyebut-nyebut nenek moyang arab sebagai suku jahliyyah yang mereka
artikan sebagai suku yang bodoh hanya supaya umat Islam yang nota bene
syari’atnya berasal dari arab tidak mempunyai pengaruh di dunia.
Jadilah umat Islam yang mempunyai
pendirian dalam memegang teguh ajarannya (berprinsip), seperti air laut
yang akan tetap asin meskipun air sungai dan air hujan selalu tercurah
ke dalamnya. Jadilah orang yang berpengaruh, jangan yang terpengaruh !
Rasulullah Saw. tidak bisa baca tulis ? Memang benar. Namun bukan karena saking bodohnya Beliau, bahkan karena Beliau tidak membutuhkan huruf. Sebab ilmu orang yang masih membutuhkan huruf adalah terbatas, karena masih banyak hal-hal di dunia ini yang tidak terjangkau dengan huruf.
Rasulullah Saw. tidak bisa baca tulis ? Memang benar. Namun bukan karena saking bodohnya Beliau, bahkan karena Beliau tidak membutuhkan huruf. Sebab ilmu orang yang masih membutuhkan huruf adalah terbatas, karena masih banyak hal-hal di dunia ini yang tidak terjangkau dengan huruf.
Contohnya seperti ketika pakaian kita
sobek maka kita akan berpikir bahwa yang baik adalah di jahit, sedangkan
jika bolong maka yang baik adalah ditambal, padahal pakaian kita tidak
pernah berkata (dengan huruf-huruf tentunya) bahwa jia ia sobek maka
tambalah, dan jika ia bolong maka tambalah. Hal ini membuktikan huruf
tidak punya peran dalam hal ini.
Adapun Nabi Saw. adalah seseorang yang
langsung mendapatkan kalimatullah, sehingga berpengathuan sangat luas.
Kita jangan mengecilkan ilmu yang diberikan Allah Swt pada kita karena
satu ayat yang berbunyi; wama utitum minal ilmi illa qolila’, tidaklah
aku memberikan ilmu (pengetahuan) kepada kalian kecuali hanya sedikit
saja.
Sebab ‘sedikit’ (qolil) itu dari sudut
pandang ilmu Allah, adapun bagi makhluk-Nya; manusia, jin dan yang
lainnya, ilmu yang sedikit yang telah Allah berikan itu tidak terbatas.
Analoginya sederhana saja, laut jika di teliti, akan melahirkan ilmu
kelautan hingga ratusan doktor-doktor ilmu kelautan. Ilmu tentang
kelautan tersebut tidak akan pernah habis, terus menerus. Itu contoh
kecil saja. Anda bisa mengembangkan pada yang lainnya.
Di dalam surat al-Kahfi : 109 dijelaskan
bahwa seandainya lautan dijadikan tinta, niscaya air laut tersebut akan
habis untuk menulis kalimat-kalimat (ilmu-ilmu) Allah sebelum
kalimat-kalimat Allah tersebut habis. Maksud lautan di sini bukan hanya
satu lautan , tetapi tujuh lautan.
Mengapa para sahabat tidak melakukan
aktifitas membaca maulid Nabi Saw. seperti zaman sekarang ? Karena
hakikatnya mereka selalu melakukan maulidan, sebab mereka selalu melihat
Rasulullah saw., menghadiri shalatnya, menyaksikan secara langsung
kepribadiannya yang sangat luhur, dll. Sedangkan semua ini adalah tujuan
kita membaca maulid, yakni supaya kita dapat menghadirkan kepribadian
Nabi saw. dalam alam pikiran kita. (Min maqolat Maulana Al Habib Luthfi
bin Yahya). (Tsi)sumber:http://www.habiblutfiyahya.net/index.php?option=com_content&view=article&id=158%3Amaulid-aktifitas-umat-membaca-nabi-nya&catid=34%3Aberita&Itemid=18&lang=id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar