Pengaturan Waktu Sholat dalam Event Sepak Bola
===============
Sudah jamak diketahui, bahwa masyarakat Indonesia
merupakan “penggila” sepak bola. Hal itu terbukti dengan tingginya
animo suporter dari Sabang sampai Merauke ketika mendukung klub
kesayangannya bertanding di Liga Indonesia. Hampir di setiap
pertandingan stadion penuh sesak ribuan bahkan puluhan ribu jiwa dengan
segala atribut kreatifitasnya.
Puncaknya, ketika Timnas Indonesia bertanding di level Internasional
yang dianggap mampu mengangkat martabat bangsa Indonesia di mata dunia.
Dengan rasa nasionalisme yang tinggi, para suporter dari berbagai daerah
rela antri berjam-jam untuk memperoleh tiket demi menjadi saksi
perjuangan punggawa Timnas Merah Putih.
Akan tetapi, yang tak luput dari kaca mata dunia, bahwa Indonesia
merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Sebagai
seorang Muslim, kewajiban shalat 5 waktu tentu tak boleh dilewatkan
begitu saja. Para suporter sepak bola
Indonesia yang mayoritas Muslim tidak boleh meninggalkan kewajiban ini.
Mungkin bagi mereka yang menyaksikan lewat siaran televisi dapat
mengatur waktu lebih mudah antara menunaikan shalat dengan menyaksikan
pertandingan. Akan tetapi, bagi mereka yang menyaksikan langsung di
stadion justru menjadi masalah pelik. Lama waktu mengantre tiket,
berjubelnya suporter dan minimnya fasilitas musholla seolah menjadi
alasan mereka untuk “pasrah”. Akhirnya, mereka meninggalkan kewajiban
shalat begitu saja.
Lantas, siapa yang “paling” bertanggungjawab terhadap masalah ini ? Dalam Islam, Nabi Muhammad telah bersabda: “kullukum rầ’in wa kullukum mas’ulun ‘an ra’iyatihi”.
Jika ditempatkan dalam konteks persepakbolaan Indonesia, pemimpin dalam
hal ini adalah pengurus PSSI. Sebagai penyelenggara Liga Indonesia dan
pertandingan internasional, seharusnya mereka mengerti dan memahami
bahwa mayoritas suporter adalah Muslim.
Apalagi Ketua dan mayoritas pengurus PSSI juga Muslim. Tidak
selayaknya mereka sibuk dengan masalah internal yang ujung-ujungnya
berebut kekuasaan. Tidak selayaknya pula hanya melakukan komersialisasi demi meraih kuntungan yang sebesar-besarnya, hingga melupakan masalah yang urgent, hak dan kewajiban suporter sebagai umat Islam. PSSI harus mengayomi mereka dengan melakukan beberapa hal.
Pertama, mengatur waktu penyelenggaraan pertandingan. PSSI hendaknya
menentukan waktu-waktu pertandingan yang tidak mepet dengan batas waktu
shalat. Shalat yang paling “rawan” hilang adalah shalat Dzuhur
(disebabkan membeli tiket untuk pertandingan sore), shalat Ashar dan
Magrib (disebabkan membeli tiket untuk pertandingan malam). Waktu yang
paling pas menurut bagi pertandingan sepak bola Indonesia adalah ba’da
shalat Ashar dan ba’da shalat Isya’. Alasannya, jarak kedua waktu shalat
ini dengan shalat sesudahnya cukup panjang. Dari Ashar ke Magrib
sekitar tiga jam, sedangkan dari Isya’ ke Subuh malah lebih panjang
lagi. Akan tetapi, hal ini harus didukung dengan penjualan tiket yang
professional.
Kedua, memperbaiki manajemen penjualan tiket. Apabila penjualan tiket
masih saja seperti saat ini dengan cara mengantre berjam-jam di hari H,
tentu akan membuang banyak waktu hingga shalatnya “bablas”.
Karena itu, system penjualan tiket secara online hendaknya semakin
diutamakan dengan waktu pengambilan tiket beberapa hari sebelum hari H.
Minimal menjual tiket lebih pagi. Dengan itu para suporter bisa datang
ke stadion beberapa menit sebelum kick off dimulai, tanpa kehilangan shalatnya.
Ketiga, penyediaan fasilitas shalat di dekat stadion. PSSI bisa
berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk membangun masjid
di dekat stadion yang sanggup menampung ratusan hingga ribuan jamaah.
Hal ini penting agar penonton tidak terlalu jauh dan membuang-buang
waktu mencari tempat untuk menunaikan shalat. Selain itu, masjid yang
dekat dengan stadion juga mempengaruhi mood para suporter terhadap kewajibannya agar tidak dilupakan begitu saja.
Keempat, sosialisasi dalam internal PSSI maupun dengan elemen-elemen
masyarakat. Berawal dari Pengurus Besar PSSI disalurkan kepada Pengprov
PSSI, Pengcab PSSI hingga ke akar rumput perkumpulan suporter, dan
akhirnya sampai ke sanubari pribadi suporter. Selain itu, perlu juga
berkoordinasi dengan elemen-elemen masyarakat, di antaranya dengan
ulama’ atau kyai. Pengurus PSSI bisa terjun dalam pengajian-pengajian
bersama ulama’ membahas pentingnya shalat bagi umat Islam mekipun dalam
keadaan hendak menyaksikan pertandingan sepak bola, sehingga shalatnya
tidak terlewatkan.
Terakhir, petinggi dan pengurus PSSI (banyak yang telah Haji)
mestinya memahami arti pentingnya shalat. Tentunya mereka menginginkan
terwujudnya ketertiban dan sportifitas pada persepakbolaan Indonesia,
baik di dalam maupun di luar lapangan. Hal itu dapat terwujud setelah
elemen-elemen persepakbolaan Indonesia melaksanakan shalat. Setelah
shalat, hati dan fikiran mereka akan terasa “adem ayem”, tenang, damai, dan terhapuslah rasa dengki yang dapat menciptakan anarkisme. Hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Ashsholatu tanha ‘an al-fakhsya’i wa al-munkar” (Shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar).
Mengingat masih sedikitnya yang membahas masalah ini, semoga saran
dalam tulisan ini diperhatikan dan ditindak lanjuti demi keseimbangan
dunia dan akhirat kita sebagai umat Islam. Boleh kita menyaksikan
pertandingan sepak bola, namun jangan sampai meninggalkan shalat.
Hendaknya masalah pelaksanaan shalat ini menjadi tanggungjawab bersama
antara PSSI, Suporter, dan elemen-elemen masyarakat.
Di dalam momentum peringatan tahun baru Hijriyah ini, dan sebelum
dimulainya kompetisi musim depan, saatnya PSSI mulai berpikir dan
berhijrah ke arah yang lebih baik dengan mengatur jadwal pertandingan
sepak bola supaya tidak bentrok dengan waktu shalat. Semoga
persepakbolaan Indonesia semakin berprestasi dan didukung oleh suporter
yang mempunyai akhlak mulia, sebagai akibat dari pelaksanaan shalat.
Amin.
============== Riza Nur Fikri
Alumni Pesantren Tebuireng Jombang dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
sumber: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,4-id,48193-lang,id-c,kolom-t,Pengaturan+Waktu+Shalat+dalam+Event+Sepak+Bola-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar