Dakwah Wali Songo Tanpa Pertumpahan Darah
================
Dalam
masa lima puluh tahun Wali Songo berdakwah, masyarakat sepanjang
pesisir utara pulau Jawa telah memeluk agama Islam. Masyarakat pesisir
utara, memeluk agama Islam di tangan tanpa pertumpahan darah.
Perihal itu disampaikan oleh penulis buku Atlas Wali Songo Agus Sunyoto dalam acara “Pengajian Budaya dan Bedah Buku Atlas Wali Songo” yang diadakan oleh Lajnah Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama, LTNNU.
Pengajian budaya digelar di halaman parkir kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (31/1) malam. Agus Sunyoto merupakan satu dari dua pembicara; Asad Said Ali dan Emha Ainun Najib dalam pengajian budaya itu.
Di hadapan ribuan hadirin, Agus Sunyoto menyatakan, perkembangan Islam semakin pesat dan terlihat nyata setelah anak-anak Sunan Ampel dewasa. Anak-anak Sunan Ampel seperti Sunan Bonang dan Sunan Drajat bersama para muridnya menyebar ke seantero pantura Jawa.
“Tercatat pada 1515 Masehi, para adipati yang berkuasa di sepanjang pantai utara Jawa sudah memeluk agama Islam,” tegas Agus Sunyoto yang mengenakan batik hijau.
Menurut Agus Sunyoto, pada tahun yang sama para adipati masih ada juga yang belum menganut agama Islam. Mereka umumnya berkuasa di wilayah Jawa bagian selatan. Mereka masih menggunakan nama, ‘wijaya’.
Singkatnya dakwah Wali Songo yang membuahkan hasil gemilang, disebabkan karena kecepatan adaptasi Wali Songo dengan penduduk setempat. Tanpa adaptasi dan pemahaman terhadap jiwa masyarakat, dakwah Islam mereka akan gagal di tengah jalan. Karena, masyarakat setempat memiliki kultur yang sangat resisten terhadap ajaran asing, tutup Agus Sunyoto.
Perihal itu disampaikan oleh penulis buku Atlas Wali Songo Agus Sunyoto dalam acara “Pengajian Budaya dan Bedah Buku Atlas Wali Songo” yang diadakan oleh Lajnah Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama, LTNNU.
Pengajian budaya digelar di halaman parkir kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (31/1) malam. Agus Sunyoto merupakan satu dari dua pembicara; Asad Said Ali dan Emha Ainun Najib dalam pengajian budaya itu.
Di hadapan ribuan hadirin, Agus Sunyoto menyatakan, perkembangan Islam semakin pesat dan terlihat nyata setelah anak-anak Sunan Ampel dewasa. Anak-anak Sunan Ampel seperti Sunan Bonang dan Sunan Drajat bersama para muridnya menyebar ke seantero pantura Jawa.
“Tercatat pada 1515 Masehi, para adipati yang berkuasa di sepanjang pantai utara Jawa sudah memeluk agama Islam,” tegas Agus Sunyoto yang mengenakan batik hijau.
Menurut Agus Sunyoto, pada tahun yang sama para adipati masih ada juga yang belum menganut agama Islam. Mereka umumnya berkuasa di wilayah Jawa bagian selatan. Mereka masih menggunakan nama, ‘wijaya’.
Singkatnya dakwah Wali Songo yang membuahkan hasil gemilang, disebabkan karena kecepatan adaptasi Wali Songo dengan penduduk setempat. Tanpa adaptasi dan pemahaman terhadap jiwa masyarakat, dakwah Islam mereka akan gagal di tengah jalan. Karena, masyarakat setempat memiliki kultur yang sangat resisten terhadap ajaran asing, tutup Agus Sunyoto.
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,42214-lang,id-c,nasional-t,Dakwah+Wali+Songo+Tanpa+Pertumpahan+Darah-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar