IHWAL PENANGGALAN ISLAM (1)
Tahun 1434 atau 1424?
===================
Hari Rabu,
bertepatan dengan 14 November 2012, Sistem Penanggalan Islam memasuki
tahun ke-1424. Kenapa tahun ke-1424H? Bukankah sekarang pada tanggal
tersebut bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1434H?
Wahai Manusia,
Sesungguhnya nasii’ (menunda-nunda berlakunya bulan Haram) itu menambah kekafiran. Dengan menangguh-nangguhkan itu, orang-orang kafir menyesatkan (manusia). Mereka menghalalkan pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan yang diharamkan Allah. Dengan demikian, mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, padahal sesungguhnya zaman itu berputarseperti keadaannya pada saat Allah menciptakan langit dan Bumi. Sesungguhnya bilangan sasih di sisi Allah ada duabelas bulan, diantaranya ada empat bulan yang diharamkan (dimuliakan) yaitu tiga bulan berturut-turut ditambah Rajab Mudhar yang terletak antara Jumada dan Sya’ban.
Khutbah wada tersebut dilakukan oleh Nabi Muhammad pada hari Jumat tanggal 9 Dzulhijjah pada tahun ke 10 setelah pelakasanaan Hijrah Beliau dari Mekkah ke Madinah.
Dalam khutbah tersebut disebutkan pelaksanaan nasii’ yaitu menunda-nunda bulan Haram merupakan perbuatan orang-orang kasir yang menyesatkan, karena dengan adanya NASII menyebabkan kekacauan dalam sistem penanggalan yang ada sehingga hal-hal yang seharusnya haram menjadi dianggap halal dan yang halal menjadi dianggap haram. Nasii’ merupakan penambahan hari dalam sistem penanggalan lunar ataupun lunisolar yang menyesuaikan hitungan bulan dengan perhitungan tahun sehingga bulan yang sama akan selalu berada pada musim yang sama.
Dari khutbah tersebut juga dapat dilihat sistem penanggalan dan praktek yang dilaksanakan oleh Bangsa Arab didasarkan pada sistem penanggalan lunisolar yang menggabungkan pergerakan bulan mengelilingi Bumi sebagai dasar perhitungan Bulan dan pergerakan Matahari mengelilingi Bumi sebagai dasar perhitungan Tahun. Hal ini mengakibatkan perlunya bulan tambahan untuk menyesuaikan dengan perhitungan tahunnya yang disebut NASI. Umumnya , setiap dalam 3 tahun sekali terdapat 1 bulan tambahan yang merupakan bulan tambahan (bulan ke-13).
Praktek pengunduran bulan Haram dengan menambahkan bulan tambahan tersebut dilarang oleh Allah SWT hal ni dikarenakan hitungan Bulan di sisi Allah SWT adalah 12. Hal ini dapat dilihat dalam surat at-Taubah ayat 36-37
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ [٩:٣٦]إِنَّمَا النَّسِيءُ زِيَادَةٌ فِي الْكُفْرِ ۖ يُضَلُّ بِهِ الَّذِينَ كَفَرُوا يُحِلُّونَهُ عَامًا وَيُحَرِّمُونَهُ عَامًا لِيُوَاطِئُوا عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ فَيُحِلُّوا مَا حَرَّمَ اللَّهُ ۚ زُيِّنَ لَهُمْ سُوءُ أَعْمَالِهِمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ [٩:٣٧
Jika dilihat, khutbah Nabi dilaksanakan pada Bulan Dzulhijjah yang
merupakan bulan terakhir dalam sistem penanggalan bangsa arab ketika
itu. Khutbah Wada Nabi Mihammad SAW yang melarang penggunaan nasii'
merupakan awal bagi sistem penanggalan bagi masyarakat arab ketika itu
sehingga dapat dibilang khutbah wada Nabi merupakan sebuah reformulasi
konsep penanggalan yang berlaku ketika itu.
Dengan adanya larangan pada bulan terakhir tersebut, penanggalan bangsa Arab memasuki sistem baru yang kita sebut sebagai sistem penanggalan Islam. Sehingga pada tahun berikutnya yang merupakan tahun ke-11 sejak hijrah Nabi Muhammad SAW merupakan tahun pertama penggunaan sistem penanggalan Islam.
Adapun penggunaan tahun Hijriyyah sebagai tahun pertama dalam penanggalan Islam baru ditetapkan pada tahun ke-17 setelah Hijrah Nabi yang merupakan zaman Umar bin Khatab selaku Khalifah. Dengan demikian penanggalan Islam baru berusia 1423 Tahun sejak pertama kali ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam khtbah wada’nya.
Hendro Setyanto
Wakil Ketua Lajnah Falakiyah PBNU
أيها
الناس إن النسيء زيادة في الكفر يضل به الذين كفروا ، يحلونه عاما
ويحرمونه عاما ، ليواطئوا عدة ما حرم الله فيحلوا ما حرم الله ويحرموا ما
أحل الله . إن الزمان قد استدار كهيئته يوم خلق الله السموات والأرض وإن
عدة الشهور عند الله اثنا عشر شهرا ، منها أربعة حرم ثلاثة متوالية ورجب
مضر ، الذي بين جمادى وشعبان
Naskah di atas merupakan sebagain dari khutbah wada Nabi Muhammad SAW
yang dinukil dari buku sejarah Hidup Muhammad (Muhammad Husein Haikal)
yang diterjemahkan sebagai berikut:Wahai Manusia,
Sesungguhnya nasii’ (menunda-nunda berlakunya bulan Haram) itu menambah kekafiran. Dengan menangguh-nangguhkan itu, orang-orang kafir menyesatkan (manusia). Mereka menghalalkan pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan yang diharamkan Allah. Dengan demikian, mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, padahal sesungguhnya zaman itu berputarseperti keadaannya pada saat Allah menciptakan langit dan Bumi. Sesungguhnya bilangan sasih di sisi Allah ada duabelas bulan, diantaranya ada empat bulan yang diharamkan (dimuliakan) yaitu tiga bulan berturut-turut ditambah Rajab Mudhar yang terletak antara Jumada dan Sya’ban.
Khutbah wada tersebut dilakukan oleh Nabi Muhammad pada hari Jumat tanggal 9 Dzulhijjah pada tahun ke 10 setelah pelakasanaan Hijrah Beliau dari Mekkah ke Madinah.
Dalam khutbah tersebut disebutkan pelaksanaan nasii’ yaitu menunda-nunda bulan Haram merupakan perbuatan orang-orang kasir yang menyesatkan, karena dengan adanya NASII menyebabkan kekacauan dalam sistem penanggalan yang ada sehingga hal-hal yang seharusnya haram menjadi dianggap halal dan yang halal menjadi dianggap haram. Nasii’ merupakan penambahan hari dalam sistem penanggalan lunar ataupun lunisolar yang menyesuaikan hitungan bulan dengan perhitungan tahun sehingga bulan yang sama akan selalu berada pada musim yang sama.
Dari khutbah tersebut juga dapat dilihat sistem penanggalan dan praktek yang dilaksanakan oleh Bangsa Arab didasarkan pada sistem penanggalan lunisolar yang menggabungkan pergerakan bulan mengelilingi Bumi sebagai dasar perhitungan Bulan dan pergerakan Matahari mengelilingi Bumi sebagai dasar perhitungan Tahun. Hal ini mengakibatkan perlunya bulan tambahan untuk menyesuaikan dengan perhitungan tahunnya yang disebut NASI. Umumnya , setiap dalam 3 tahun sekali terdapat 1 bulan tambahan yang merupakan bulan tambahan (bulan ke-13).
Praktek pengunduran bulan Haram dengan menambahkan bulan tambahan tersebut dilarang oleh Allah SWT hal ni dikarenakan hitungan Bulan di sisi Allah SWT adalah 12. Hal ini dapat dilihat dalam surat at-Taubah ayat 36-37
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ [٩:٣٦]إِنَّمَا النَّسِيءُ زِيَادَةٌ فِي الْكُفْرِ ۖ يُضَلُّ بِهِ الَّذِينَ كَفَرُوا يُحِلُّونَهُ عَامًا وَيُحَرِّمُونَهُ عَامًا لِيُوَاطِئُوا عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ فَيُحِلُّوا مَا حَرَّمَ اللَّهُ ۚ زُيِّنَ لَهُمْ سُوءُ أَعْمَالِهِمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ [٩:٣٧
Dengan adanya larangan pada bulan terakhir tersebut, penanggalan bangsa Arab memasuki sistem baru yang kita sebut sebagai sistem penanggalan Islam. Sehingga pada tahun berikutnya yang merupakan tahun ke-11 sejak hijrah Nabi Muhammad SAW merupakan tahun pertama penggunaan sistem penanggalan Islam.
Adapun penggunaan tahun Hijriyyah sebagai tahun pertama dalam penanggalan Islam baru ditetapkan pada tahun ke-17 setelah Hijrah Nabi yang merupakan zaman Umar bin Khatab selaku Khalifah. Dengan demikian penanggalan Islam baru berusia 1423 Tahun sejak pertama kali ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam khtbah wada’nya.
Hendro Setyanto
Wakil Ketua Lajnah Falakiyah PBNU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar