Hikmah dan Cara Dzikir La Ilaha Illalloh
========================
Salah satu dzikir yang paling utama adalah kalimat La ilaha Illallah/ لاإله إلاالله
yang artinya tiada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah swt.
Begitulah pesan Rasulullah saw kepada Sayyidina Ali Karramallahu
Wajahah, ketika beliau secara pribadi memohon agar diberikan dzikir
khusus yang lebih berat dari dunia seisinya, dan lebih mudah mendekatkan
diri kepada Allah swt.
Maka Rasulullah saw pun menjawab,”Jangan begitu Saudaraku Ali, bahwa
ucapan yang paling utama yang aku ucapkan dan juga diucapkan nabi-nabi
sebelumku adalah La ilaha Illallah
”أفضل ماقلت أنا والنبيون من قبلي لاإله إلاالله
Demikianlah Rasulullah saw memberikan ijazah dzikir لاإله إلاالله
kepada sayyidina Ali yang kemudian diturunkan kepada para sahabat,
tabi’in dan tabiut tabi’in hingga kepada kita semua. Karena sesungguhnya
kalimat لاإله إلاالله menyimpan berbibu hikmah bahkan juga dunia seisinya.
Dalam salah satu hadits riwayat sahabat Anas disebutkan
مَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَمَدَّهَا هُدِمَتْ لَهُ أَرْبَعَةُ آلافِ ذَنْبٍ مِنَ الْكَبَائِرِ“
Sesungguhnya barang siapa membaca kalimat Tauhid لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ dan memanjangkannya, maka baginya akan dihapus empat ribu macam dosa besar”.
Pada saat itu para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, lalu bagaimana apabila satupun dia tidak memiliki dosa besar ?”, Rasulullah menjawab ; “Maka yang dihapuskan empat ribu macam dosa besar adalah keluarga dan para tetangganya”.
Diantara ajaran para ulama ketika membaca panjang kalimat Tauhid, adalah memanjangkan kata LA sambil kepala berpaling ke sebelah kanan dan hati menghayati artinya yaitu “tidak ada”. Dan Ketika melafalkan ILAHA sambil kepala bergerak ke bagian tengah dan hati menghayati artinya yaitu “Tuhan yang wajib disembah”. Kemudian ktika melafalkan ILLALLAH sambil kepala berpaling kesebalah kiri dan hati menghayati artinya yaitu “melainkan Allah”.
Dan yang penting diperhatikan juga adalah menyambung kalimat tauhid tersebut dengan kalimat مُحَمَّدُ رَسُوْلُ اللهِ
di dalam hati serta menghayati artinya yaitu “Muhammad adalah utusan
Allah”. Hal ini untuk membedakan cara membaca kalimat Tauhid umat
Rasulullah Muhammad saw dengan umat terdahulu.
Sebenarnya berdzikir dengan kalimat tauhid ini tidak hanya dianjurkan
kepada umat Muhammad saw saja, tetapi juga umat para nabi terdahulu.
Sebuah cerita menggambarkan hal ini diriwayatkan dari Wahab bin Manbah.
عن وهب بن منبه رضي
الله عنه قال قرأت في آخر زبور داود عليه الصلاة والسلام ثلاثين سطرا يا
داود هل تدرى أي المؤمنين أحب إلى أن أطيل حياته الذي إذا قال لا إله إلا
الله اقشعر جلده وإني أكره لذلك الموت كما تكره الوالدة لولدها ولابد له
منه انى أريد ان أسره في دار سوى هذه الدار فان نعيمها بلاء ورخاءها شدة
فيها عدولا يألوهم خبالا يجرى منهم مجرى الدم من أجل ذلك عجلت أوليائي إلى
الجنة لولا ذلك لما مات أدم عليه السلام وولده حتى ينفخ
Diriwayatkan dari Wahab bin Manbah bahwa dia pernah berkata “aku
telah membaca tiga puluh baris terakhir dari kitab zaburnya Nabi Daud
as. (di dalamnya diterangkan) Allah berfirman kepada Nabi Daud “apakah
kau tahu orang mukmin yang paling aku inginkan untuk ku panjangkan
umurnya?” Nabi Dawud menjawab “tidak tahu”.
Kemudian Allah menjelaskan “yaitu orang mu’min yang jika membaca kalimat tauhid akan merinding bulu-bulanya. Dan aku sangat membenci (tidak ingnkan) orang mu’min seperti itu lekas mati, seperti orang tua yang tidak rela anaknya mati. Sesungguhnya aku ingin sekali menyenangkannya di rumah yang bukan rumah ini (fana = dunia). Karena kenikmatan di dunia ini merupakan cobaan, dan kemewahan-kemewahan itu hanyalah kesengsaraan. Di samping itu di dunia banyak musuh yang mondar-mandir terus mengalir menyelebunginya seperti aliran darah yang mengajak pada kerusakan.
Oleh karena itu aku segerakan mereka para kekasihku (mati lalu) masuk ke surgaku. Andaikata tidak demikian, niscaya tidak akan mati Nabi adam dan anak cucunya hingga ditiupnya sangka kala.
Demikianlah posisi pentingnya kalimat tauhid لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ bagi
seorang mu’min, ia tidak sekedar sebagai kalimat pengakuan keesaan
Allah swt, akan tetapi juga sebagai kunci menuju kesuksesan hidup di
akhirat nanti. Sebagaimana janji Allah yang dijelaskan kepada Nabi Dawud
as. Karena itulah dikatakan مفتاح الجنة لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ bahwa pintu surga adalah la ilaha illallah.
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,10-id,45373-lang,id-c,ubudiyah-t,Hikmah+dan+Cara+Dzikir+La+Ilaha+Illallah-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar