Enam Hal Yang Sering Diabaikan Dalam Shalat
=======================
Ada enam hal hal
sering diabaikan oleh seseorang ketika shalat. Karena keenam hal
tersebut tidak termasuk rukun dan syarat shalat, yang memang tidak
mempengaruhi sah-tidaknya shalat. Namun jika diperhatikan hal tersebut
akan menjadikan shalat lebih bernilai dari pada sekedar tuntutan syariah
belaka.
Pertama adalah semangat atau gairah menjalankan shalat
ketika waktu telah tiba. Karena sejatinya Allah swt. tidak senang jika
hambanya bermalas-malasan, apalagi bermalas-malasan dalam mengerjakan
shalat. Sebagaimana firmanNya;
واذا قاموا إلى الصلاة قاموا كسالى
Allah swt sebagai Tuhan Penguasa Alam, Pemilik Jagad Raya seisinya,
Pemberi Rahmat atas segala kehidupan di dunia, sangat berkuasa dan
berhak untuk memanggil siapapun, kapanpun dan dimanapun juga. Namun
demikian, Allah swt hanya memanggil hambanya yang muslim melalui shalat
lima kali dalam sehari. Maka, wajar jika Allah swt melaknat hambanya
yang acuh tak-acuh dan tidak menghiraukan panggilanNya. Seperti halnya
orang tua yang merasa jengkel kepada anaknya, jikalau anak itu tidak
mengindahkan panggilannya. Tetapi Allah swt akan mengapresiasi siapapun
hamba yang segera merespon panggilan Nya.
Kedua, untuk beberapa waktu sementara, hendaknya ketika shalat seseorang mengosongkan hati dari berbagai kesibukan keduniawian (faraghi qalbin).
Karena shalat merupakan ruang perjumpaan hamda dengan Allah swt. Sudah
seharusnya seorang hamba membawa serta hati dan kesadarannya menghadap
Sang Tuhan Yang Maha Kuasa, dan beberapa saat meninggalkan urusan
dunianya.
Jika diangan-angan, sesungguhnya perbandingan waktu 24 jam yang
diberikan Allah swt. kepada manusia dalam sehari dan 5 menit kali lima
kali sebagai waktu yang dihabiskan untuk shalat sangatlah kecil. Namun
demikian kebanyakan manusia merasakan yang lima menit ini sangatlah
berat sekali. naudzubillahi mindzalik.
Ketiga, khusyu’ , tempatnya di dalam hati. khusyu’ bisa
diterangkan dengan meniadakan berbagai hal yang tidak berhubungan dengan
shalat. Bahkan khusyu’ juga diartikan dengan menghadirkan segenap rasa
dan jiwa kehadirat Allah swt. meskipun tidak termasuk syarat syah
shalat, khusyu’ dalam shalat adalah wajib walaupun hanya sekedar
takbiratul ihram.
Dengan demikian berpikir segala macam keduniawiyan dalam shalat
sangat dilarang. Andaikan terpikirkan oleh seorang hamba dalam shalatnya
berbagai macam hal keakhirtan seperti surga dan neraka maka yang
demikian itu adalah makruh. Begitu pula jika seseorang dalam shalatnya
hanya disibukkan oleh masalah fiqih yang menggelayuti dalam pikirannya
ketika shalat, hukumnya makruh. Karena berbagai macam kesibukan pikiran
ini (neraka, surga, fiqih dan keduniawiyahan) menghalangi posisi hamba
denganAllah swt.
Keempat. mengangan-angan makna (tadabburi qira’tin wa dzikrin)
bacaan shalat secara global sebagai cermin dari kekhusyu’an dalam
shalat. Artinya, seorang yang shalat hendaknya mengerti makna inti dari
apa yang dibaca dalam shalat. Terutama dalam dzikir, minimal seorang
hamba mengerti bahwa bacaan tasbih dan tahmid itu bertujuan mengagungkan
Allah swt. Hal ini menjadi penting karena menurut as-Syinwani dzikir
itu dapat menarik pahala, jikalau mengerti makananya, kecuali bacaan
al-Qur’an dan shalawat. Sekalipun tidak mengerti arti kedua bacaan itu
(al-Qur’an dan Shalawat) tetap mendapatkan pahala.
Kelima, selalu mengarahkan pandangan ke arah sujud (wa idamatu nadhari mahalli sujudihi)
walaupun shalat di depan ka’bah, dan meskipun orang itu buta atau
shalat dalam keadaan gelap gulita. Karena hal ini akan menghantarkan
hamba pada keskhusyu’an. Begitu pula dalam shalat janazah, hendaknya
tetap mengarahkan pandangan pada tempat sujud fan tidak menghadapkan
pandangan kepada mayyit.
Keenam, adalah berdzikir dan berdo’a setelah sholat secara lirih (zdikrun wa du’aun sirran ‘aqibaha),
dan diperbolehkan secara lantang jika dilakukan untuk mengajari orang
lain baik secara berjamaa’ah maupun sendiri-sendiri. (Adapun mengenai
bacaan dzikir dan do’a setelah shalat telah diterangkan lebih dulu dalam
rubrik ini dengan judul Dalil dan Bacaan Wirid Ba'da Shalat).
Itulah keenam hal yang serigkali diabaikan dalam shalat walaupun
keenam ini sebenarnya merupakan kesunnahan di luar tehnik shalat.
Demikian keterangan ini diambil dan disarikan dari Nihayatuz Zain fi Irsyadil Mubtadi’in. Wallahu a’lam bis shawab,
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,10-id,43989-lang,id-c,ubudiyah-t,Enam+Hal+Yang+Sering+Diabaikan+Dalam+Shalat-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar