Kisah Taubatnya Wahsyi, Orang yang Membunuh & Mengambil Jantung Paman Nabi SAW
“Katakanlah Wahai hamba-hamba Ku, yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, sungguh Allah Maha Mengampuni semua dosa, dan sungguh Allah Maha pengampun dan berkasih sayang” (QS Azzumar 53)
Diriwayatkan oleh Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Qadhi’iyad didalam kitabnya Assyifa, menukilkan riwayat ayat ini
adalah: Ketika Sang pembunuh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib
radhiyallahu’anhu (pamannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam),
yaitu Wahsyi seorang budak yang memang sengaja membunuh Sayyidina Hamzah
bin Abdul Muthallib radhiyallahu’anhu di dalam perang Uhud, di saat
perang Uhud itu Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthallib di tombak dari
kejauhan dari belakang tubuhnya hingga wafat dan Wahsyi tidak cukup
hanya dengan itu, Wahsyi membelah dada Sayyidina Hamzah, mengeluarkan
jantungnya, memotong hidung dan telinga dan bibir dan mencungkil ke dua
matanya lantas di bawakan kepada Hindun.
Hadirin Hadirat, inilah dosanya Wahsyi
orang yang telah membunuh pamannya Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam,
lalu mengeluarkan jantungnya dari dadanya, jenazah itu di robek dan di
keluarkan jantungnya, dicungkil ke dua mata, bibir, hidung dan kedua
telinganya dan di bawakan untuk tuannya.
Lalu di saat itu, disaat Fatah Makkah,
Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke Makkah dengan 100 ribu
muslimin muslimat, Wahsyi melarikan diri, ia menjauhkan diri sampai
kepantai, Istrinya datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam:
“Wahai Rasul, suamiku mempunyai dosa yang sangat besar, kalau ia masuk Islam dan bertaubat, apakah suamiku di ampuni?”
“Wahai Rasul, suamiku mempunyai dosa yang sangat besar, kalau ia masuk Islam dan bertaubat, apakah suamiku di ampuni?”
Maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata
“Allah memaafkan semua yang terdahulu jika orang mau bertaubat, masuk Islam Taubat sudah tidak ada lagi dosa”. Maka Istrinya pun menemui Suaminya di pantai. Berkata Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam
“Allah akan mengampuni semua yang Lalu kalau kau mau bertaubat dan masuk Islam”
“Allah memaafkan semua yang terdahulu jika orang mau bertaubat, masuk Islam Taubat sudah tidak ada lagi dosa”. Maka Istrinya pun menemui Suaminya di pantai. Berkata Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam
“Allah akan mengampuni semua yang Lalu kalau kau mau bertaubat dan masuk Islam”
Wahsyi berkata pada Istrinya: “kamu tahu
bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam tahu kamu istri saya?” maka
berkata Istrinya: “tidak ku sampaikan”
“katakan dulu, mustahil aku diampuni”
Maka Istrinya balik lagi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Ya Rasulullah, apakah betul semua dosa akan di ampuni??? suamiku ketakutan”
Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata :
“sudah kusampaikan beberapa waktu yang lalu, Allah memaafkan apa-apa yang terdahulu”
“katakan dulu, mustahil aku diampuni”
Maka Istrinya balik lagi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Ya Rasulullah, apakah betul semua dosa akan di ampuni??? suamiku ketakutan”
Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata :
“sudah kusampaikan beberapa waktu yang lalu, Allah memaafkan apa-apa yang terdahulu”
Maka Istrinya berkata: “Ya Rasulullah,
suamiku adalah Wahsyi yang telah membunuh pamanmu, merobek dadanya,
mengeluarkan jantungnya, mencungkil kedua matanya, dan memotong bibir,
hidung dan kedua telinganya”
Berubah wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau terdiam dan tidak menjawab, menunduk, Turunlah ayat :
“Katakan Wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa, jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, Allah mengampuni semua dosa”
Berubah wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau terdiam dan tidak menjawab, menunduk, Turunlah ayat :
“Katakan Wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa, jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, Allah mengampuni semua dosa”
Rasul menyampaikannya kepada para
Shahabat dan kepada Istrinya dan Istrinya menyampaikan kepada Suaminya
datanglah Wahsyi masuk Islam, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata
“kau wahsyi yang telah membunuh pamanku? Hamzah bin Abdul Muthallib”
“Betul wahai Rasul, aku telah berbuat ini dan itu”
“kumaafkan kesalahanmu, namun satu hal, jangan perlihatkan wajahmu lagi di hadapanku setelah ini”
“Kenapa wahai Rasulullah, bukankah kau sudah memaafkan aku?”
“Aku sudah memaafkanmu, tapi kalau aku lihat wajahmu aku terbayang wajah Hamzah bin Abdul Muthallib yang rusak di hancurkan olehmu saat itu, aku teringat wajah Hamzah, makanya jangan muncul di hadapanku lagi”
“Betul wahai Rasul, aku telah berbuat ini dan itu”
“kumaafkan kesalahanmu, namun satu hal, jangan perlihatkan wajahmu lagi di hadapanku setelah ini”
“Kenapa wahai Rasulullah, bukankah kau sudah memaafkan aku?”
“Aku sudah memaafkanmu, tapi kalau aku lihat wajahmu aku terbayang wajah Hamzah bin Abdul Muthallib yang rusak di hancurkan olehmu saat itu, aku teringat wajah Hamzah, makanya jangan muncul di hadapanku lagi”
Wahsyi kemudian terus kecewa di dalam
hatinya sampai munculnya Musailamah Al Kaddzab musuhnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata “nah ini tombak yang kugunakan
untuk membunuh Hamzah bin Abdul Muthallib akan kugunakan juga untuk
membunuh Musailamah Al Kadzab, barangkali sedikit bisa menebus dari pada
kesalahan ku yang lalu”,
Namun kita lihat Sang Maha Lembut
Rabbul’alamin berbuat kepada orang yang demikian, Wahsyi, Allah menjawab
keputus asaannya dengan kasih sayang
Allah yang berkata pada istrinya “mustahil aku di ampuni karena aku
sudah berbuat dosa yang sangat besar, membunuh pamannya Rasul
shallallahu ‘alaihi wasallam” namun justru Allah memanggilnya untuk
kembali kepada cintanya, “jangan putus asa dari kasih sayang Allah”
kenalilah Tuhan mu yang Maha Lembut dan Maha Berkasih sayang, tiada yang
lebih lembut dari Nya, tiada yang lebih santun dari Nya, Dialah Allah,
yang telah mengutus hamba yang paling di Cintai Nya, Yang mempunyai
sifat yang sangat lemah lembut Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, Shahibul Akhlak Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, Shahibul Isro’ Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, Shahibul Mi’raj Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, Pemimpin kita dan idola kita yang berlemah
lembut dan tiada manusia yang lebih lembut dari Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
lembut dan tiada manusia yang lebih lembut dari Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam: “Rasul shallallahu ‘alaihi
wasallam, sebaik baiknya manusia, budi pekerti dan tubuhnya” dan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam telah disampaikan oleh Allah subhanahu wata’ala: “Sungguh engkau mempunyai akhlak yang agung”(QS Nun 4)
wasallam, sebaik baiknya manusia, budi pekerti dan tubuhnya” dan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam telah disampaikan oleh Allah subhanahu wata’ala: “Sungguh engkau mempunyai akhlak yang agung”(QS Nun 4)
Dan firman Allah swt pula: “Telah datang
kepada kalian utusan dari bangsa kalian, berlemah lembut dan sangat
peduli atas musibah yang menimpa kalian dan sangat berlemah lembut
kepada hamba-hamba Allah yang beriman dialah Sayyidina Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam” (QS Attaubah 128).
diceritakan oleh: Habib Muzier Almusawwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar