Kandungan Ibadah dalam Tradisi Maulid
------------
Memasuki bulan Rabi’ul Awal atau yang dikenal orang jawa dengan “bulan mulud”, ada
tradisi yang senantiasa dilestarikan oleh sebagian umat Islam, yaitu
tradisi baca Al-Barjanzi atau Burdah dalam rangka memperingati hari
kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Tradisi ini
biasanya diselenggarakan dari rumah kerumah secara bergiliran, atau di
masjid-masjid maupun mushalla, dengan cara membaca shalawat secara
bersama-sama dimana salah satu dari yang hadir membaca Al-Barjanzi
tersebut, sedangkan yang tidak membaca dianjurkan menjawab dengan bacaan
shalawat.Setelah acara usai dilanjutkan dengan jamuan makan bersama.
Entah makanan itu berupa maknan ringan, snack, ataupun lainnya. Kadang kala juga hanya sekedar minuman teh atau kopi.
Semarak membaca Al-Barjanzi ini tiada lain bertujuan untuk bershalawat, memanjatkan doa
untuk Nabi Muhammad sebagai nabi yang telah memberi perubahan dari
jaman kegelapan jahiliyah menjadi jaman pencerahan Islam. Meskipun doa
kita sebagai hamba tidak dibutuhkan Rasulullah saw, mengingat posisinya
sebagai makluk yang paling utama, tetapi bagi kita doa itu sendiri
adalah ibadah. Sebagaimana hadits riwayat dari Nu’man Bin Basyir
Radliyallahu Anhu, إِنَّ اَلدُّعَاءَ هُوَ اَلْعِبَادَة Doa adalah ibadah yang berpahala.
Dalam penyelenggaraan membaca Al-Barjanzi tersebut menyimpan beberapa
macam ibadah, diantaranya adalah, membaca shalawat kepada Nabi Muhammad,
bersedakah berupa makanan, berdoa dan mendoakan, mengingat perjuangan
para pendahulu dengan maksud dan tujuan mengambil hikmah dan pelajaran
dari masa mereka.
Tentunya dibalik semua ibadah-ibadah diatas ada keberkahan dan
anugerah yang akan diterima jika memang menjalankannya tulus karena
mengharap pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hadits berikut memberi
penjelasan mengenai keutamaan membaca shalawat, sebagaimana riwayat
sahabat Ibnu Mas’ud Radliyallahu Anhu,
إِنَّ أَوْلَى اَلنَّاسِ بِي يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ, أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً
Orang yang paling utama berada denganku kelak di hari kiamat adalah mereka yang banyak membaca shalawat kepadaku.
Sungguh keberkahan tiada tara
bagi siapa saja umat muslim diantara mereka yang senantiasa
memperbanyak membaca shalawat kecuali balasan pahala dari Allah Subhanu
Wa Ta’ala, dengan menempatkannya bersama Nabi Muhammad.
Maka di bulan rabi’ul awal ini kita senantiasa membaca shalawat
kepada Nabi Muhammad dan banyak mengerjakan ibadah-ibadah sunnah dengan
maksud dan tujuan mendapat keberkahan dan rahmat serta pertolongan sari
Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,10-id,49230-lang,id-c,ubudiyah-t,Kandungan+Ibadah+dalam+Tradisi+Maulid-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar