KHOTBAH JUM'AT:
Kebrobrokan Bathin Merusak Urusan Dhohir
========================
Rasulullah saw pernah bersabda قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ثَلاثٌ مُهْلِكَاتٌ
شُحٌّ مُطَاعٌ ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بنفْسِهِ “Tiga perkara yang merusak yaitu, menuruti kebakhilan, mengikuti hawa nafsu dan megagumi diri sendiri”. Sesungguhnya
ketiga perkara itu adalah urusan bathiniyah tetapi jika dibiarkan
ketiganya dapat merusak urusan lahiriyah, mulai dari merusak tatanan
keluarga, budaya hingga tataran ekonomi.
إن الحمد لله الذى
أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله. أرسله بشيرا ونذيرا
وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك
له. شهادة اعدها للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع البرية
قدرا. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما
كثيرا. أما بعد. فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم
مسلمون
Pada kesempatan ini pertama-tama khatib ingin mengajak diri sendiri
dan jama’ah semua untuk meningkatkan taqwa. Sesungguhnya taqwa itu
Bermuda dari mengihdar larang-larangannya. Seperti halnya menghindar
berbagai keburukan yang yang dijabarkan dalam salah satu hadits pendek:
قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ثَلاثٌ مُهْلِكَاتٌ شُحٌّ
مُطَاعٌ ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بنفْسِهِ
Tiga perkara yang dapat merusak yaitu, menuruti kebakhilan, mengikuti hawa nafsu dan megagumi diri sendiri.
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Jika kita baca sekilas saja, hadits ini seolah hanya berfungsi sebagai hadits motifasi, semacam golden ways,
yang memebri tips bagaimana tata cara hidup yang sukses dan benar.
Padahal tidak demikian, karena sesungguhnya teks ini adalah hadits
Rasulullah saw yang kadar kebenarannya seratus persen. Hadits Rasulullah
saw bukan sekedar motifasi yang member janji, tetapi hadits itu
berbicara bukti.
Marilah kita ungkap bersama, bahwa ada tiga hal yang merusak hidup
manusia yaitu menuruti kebakhilan, mengikuti hawa nafsu dan megagumi
diri sendiri. Memang ketiga hal ini sangatlah bersifat bathiniah, karena
ketiganya beroperasi dalam hati. Sehingga ketiganya sangat bersifat
individualis dan sangat pribadi sekali.
Tetapi jika dibiarkan, ketiga masalah tersebut yang bathiniah dan privasi itu akan merusak tatanan dhahir dan social.
Kita akan melihat bagaimana penyakit hati yang tersimpan rapat dan
sangat rahasia ini dapat merusak kehidupan nyata, kehidupan
bermasyarakat, bahkan juga berbangsa dan bernegara. Jika ketiga penyakit
itu menjalar kesebagian besar bangsa ini, maka hadits ini akan berlaku
bagi bangsa Indonesia.
Jama’ah Jum’ah yang Dirahmati Allah
Perkara pertama yang dapat merusak adalah شخ مطاع syukkhun mutha’un (kikir yang dituruti). Kata syukkun, meskipun memiliki padanan dalam bahasa Arab bakhil, tetapi kata syukhkhun
menunjukkan tingkat kebakhilan yang lebih tinggi, tidak sekedar pelit
atau kikir biasa. Karena jika bakhil itu bermakna orang yang
mempertahankan miliknya jangan sampai kepada orang lain. Namun sykhkhun lebih dari itu, ia adalah orang yang memepertahakan dan tidak rela, kalau
ada kenikmatan Allah swt yang diberikan kepada orang lain. Walaupun ia
sadari bahwa rahmat dan nikmat itu milik Allah swt dan bukan miliknya.
Secara tidak langsung, sifat inilah akar dari sifat madzmumah yang terkenal dan berbahaya yaitu hasud.
Hasud adalah perasaan iri dan dengki dengan kenikmatan dan rahmat yang
diterima orang lain serta menginginkan rahmati itu berpindah kepadanya.
Sungguh inilah karakter terburuk manusia. Kebrobrokan moral yang paling
tinggi, dibandingkan dengan kenakalan remaja dan praktik kekerasan
dimanapun juga. Karena tindak kekerasan hanyalah kembangan dari sifat
hasud ini.
Karena itu pantaslah jika Rasulullah saw berpesan dengan sangat ‘mewanti-wanti’ dalam haditsnya:
أن النبي صلى الله عليه وسلم قال إياكم والحسد فإن الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب
Jagalah dirimu dari hasud, akan hasud akan meruntuhkan amal kebajikan sebagaimana api membakar kayu bakar’
Meski demikian para Jama’ah yang berbahagia, karena begitu seringnya
kita mendengar dan membaca hadits ini, sehingga telinga terasa familier
dan hatipun tidak tergugah. Akibatnya seringkali kita menganggap hadits
ini sebagai intimidasi tak berkelanjutan, atau sekedar surat peringatan
yang tidak pernah ditindak lanjuti. Na’udzubillah min dzalik, sungguh itu bisikan syaitan yang terkutuk.
Andaikata syukhkhun yang mengembang menjadi hasud itu berdampak pada hilangnya amal baik, dan perkara amal itu urusan nanti diakhirat, terus dimanakah bahaya syukhkhun muthoun dalam kehidupan nyata ini? ada sebuah hadits tentang kekikiran yang sangat beroreintasi pada kehidupan bermasyarakat ijtimaiyyah yaitu
قال رسول الله صلى
الله عليه وآله : السخي قريب من الله قريب من الناس ، قريب من الجنة ،
والبخيل بعيد من الله بعيد من الناس قريب من النار
Bahwasannya Rasulullah saw bersabda: orang yang dermawan dekat
dengan Allah swt, dekat dengan manusia dan dekat dengan surga. Sedangkan
orang kikri itu jauh dari Allah, jauh dari manusia dan dekat dekat
dengan neraka.
Pemahaman yang baik atas hadits ini adalah betapa ragam dalam kehidupan merupakan sunnatullah
maka kaya-miskin, ada-tiada, adalah kenyataan. Dan semua itu dapat
berjalan saling harmoni jika mereka yang kaya dan ada suka berbagi.
Begitu pula sebaliknya, jika mereka kelompok yang kaya, yang mampu malah
melakukan monopoli dan dominasi. Maka perputaran ekonomi tidak akan
normal dan sehat lagi. Karena yang kaya akan makin kaya dan yang melarat
akan tambah sekarat. Bukankah itu namanya sykhiyyun jika dia berekonomi dengan kaedah ‘memperoleh untung sebesar-besanya dengan modal sedikit-dikitnya?’
Bukankah ini yang terjadi dengan perekonomian di Negara kita. Ketika
modal asing yang sangat kuat menggempur ekonomi mandiri masyarakat kecil
dan menengah. Maka pemilik modal itulah yang sekarang menguasai pasar
ekonomi negeri ini. Dengan berkedok investasi mereka ingin menguasai
perdagangan dalam negeri dan anehnya mereka diberi jalan oleh penguasa
atau pemerintah dengan dalih mengatur hajat-hidup bangsa ini.
Pertanyaannya kemuddian, bagaimanakah bisa para pejabat, penguasa dan
pemerintah itu member jalan kepada para investor/pemilik modal dan para
syakhiyyun itu?
Saudara-saudara Jama’ah Jum’ah yang dilindungi Allah swt. jawabnya ada dalam penyakit keduaوهوى متبع wa hawan muttaba’ (nafsu yang selalu dituruti). Nafsu
atau kesenangan memang urusan pribadi, daftar keinginan dan kesenanga
itu berderet dalam hati. Mungkin jika dituliskan dalam kertas akan
menghabiskan berlembar-lembar.
Jika seseorang telah bertekad untuk menuruti segala keinginan
memenuhi kesenangannya, maka apapun akan dilakukan. Tidak perduli
kelakuannya akan mengorbankan masyarakat yang di dalam masyarakat itu
ada keluarganya, ada orang-orang yang berjasa padanya. Inilah yang dalam
Negara ini tergambar dalam tindakan korupsi.
Korupsi adalah contoh termudah dari penurutan hawa nafsu, nafsu
memiliki rumah yang mewah-mewah, mobil baru-baru, dan perempuan
canti-cantik. Maka ketika para syakhiyyun itu menawarkan kerja
sama dengan keuntungan yang memikat dan para pemilik kebijakan menuruti
hawa nafsunya, maka terjadilah tindak korupsi. Membeli Sapi dari luar
negeri, membeli buah dari luar negeri, membeli kedelai dari luar negeri,
member songkong dari luar negeri, membeli gula dari luar negeri. Semua
dilakukan demi keuntungan pribadi, demi memenuhi keinginan pribadi tanpa
merasa iba kepada petani sapi, petani bauah, petani singkong dan petani
tebu. Bukankah ini merusak tatanankehidupan berbangsa dan bernegara.
Sekali lagi memang syakhiyy dan nafsu adalah
masalah bathin adanya terselubung jauh dalam hati, tapi jika ia telah
bergerak dan menguasai badan ini, ia mampu merusak tatanan kehidupan
nyata, mengotak-ngoyak tatanan ekonomi riil dan mempercuram jenjang
social kehidupan. Na’udzubillah min dzalik
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Katiga, adalah إعجاب المرء بنفسه I’jabul mar’I binafsih mengagumi diri sendiri yang terkenal dengan ‘ujub.
‘ujub adalah satu penyakit hati paling akut yang susah sekali
mengobatinya. Dokter sekaliber apapun tidak sanggup mengobati. Pada
praktiknya penyakit ini akan membawa penderita menganggap dirinya paling
baik, paling pintar, paling cantik, paling berwibawa dan lain
seterusnya.
Ingatkah kita dengan perkataan Iblis ketika diperintah untuk tunduk kepada Nabi Adam as. dalam al-A’raf 12 disebutkan:
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Saya lebih baik dari padanya, Engkau ciptakan saya dari api sedangkan ia, Engkau ciptakan dari tanah
Biasanya ‘ujub akan melahirkan penyakit laian yaitu ‘thulul amal’ angan-angan yang panjang. Mereka yang merasa diri lebih dari orang lain selanjutnya akan mengangan-angan dalam lamuanan. “Karena
aku orang paling berwibawa di kampung ini, maka jika ada pejabat datang
pastilah nanti akan menemuiku, jika menemuiku pastilah aku jadi banyak
relasi, jika banyak relasi, maka aku akan…” dan terus tidak ada
ujungnya. Jika penyakit ini telah menyergap pada diri seseorang, maka ia
akan menjadi serang penghayal yang malas untuk bertindak dan berkreasi,
karena lamunan yang panjang. Seperti malasnya pemasang lotre menunggu
nasib.
Maka sudah seharusnya, jika kita ingin menyelamatkan diri, keluarga,
lingkungan bahkan juga bangsa tercinta ini, marilah kita bersama-sama
berusaha dan melatih diri menghindari ketiga penyakit itu. Dan tidak
lupa berdo’a kepada Allah swt agar memberikan petunjukNya mempermudah
jalan kita menghindari dari penyakit tersebut. Bukankah sesungguhnya
iman dan taqwa yang ada dalam diri kita merupakan anugrah dari-Nya?
Demikianlah khotbah Jum’ah kali ini, meskipun sekelumit semoga bermanfaat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا
ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا
اَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ
تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ
اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ
اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ
لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ
اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ
وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ
وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا
اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ
وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً
يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,9-id,44495-lang,id-c,khotbah-t,Kebrobrokan+Bathin+Merusak+Urusan+Dhahir-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar