GUS MUS dan MBAH MARZUQI
============================
Ada satu pengalaman menakjubkan saat Gus Mus masih nyantri di Pondok
Pesantren Lirboyo. Pada saat itu pengasuhnya adalah KH. Marzuqi Dahlan.
Inilah penuturan beliau.
Waktu itu saya dan kawan-kawan sedang berkumpul merencanakan akan
‘ngambil’ tebu. Sebab saya dengar sebentar lagi tebu akan ditebang.
Untuk itu, bersama kawan-kawan, saya berencana mencuri beberapa lonjor
tebu. Kami waktu itu telah bersiap-siap untuk menjalankan aksi.
Kebetulan, lokasi kamar Mars yg saya tempati itu dekat dengan ndalemnya
Mbah Marzuqi. Saya berjalan paling depan. Dan ketika saya lewat depan
ndalem, tiba-tiba saya dipanggil oleh Mbah Marzuqi.
“Gus, Gus, mriki.” kata beliau yg dengan siapa saja selalu memakai
bahasa Jawa kromo, meskipun kepada santrinya yg masih anak kecil. Saya
pada waktu itu baru saja masih lulus SR (Sekolah Rakyat, setara SD).
Ternyata beliau benar-benar memanggil saya.
“Mriki-mriki, Gus!” (Kesini Gus)
Panggilan beliau tentu membuat saya kaget, sebab berbarengan sekali
dengan kegiatan saya yg akan ‘nyolong’ tebu bersama kawan-kawan. Saya
lantas mendekat, lalu ditanya begini.
“Gus, sampean doyan tebu?” ( gus, kamu suka tebu ? )
Kontan saja, saya kaget bukan main. Saya keringetan pada waktu itu.
Pertanyaan ini membuat saya terdiam dan takut. Saking takutnya, saya tidak bisa bergerak sama sekali. Sebab, sebelumnya saya tidak menyangka tiba-tiba beliau kok bertanya seperti itu.”Nanyanya kok pas sekali.” gumam saya dalam hati.
Pertanyaan ini membuat saya terdiam dan takut. Saking takutnya, saya tidak bisa bergerak sama sekali. Sebab, sebelumnya saya tidak menyangka tiba-tiba beliau kok bertanya seperti itu.”Nanyanya kok pas sekali.” gumam saya dalam hati.
Beliau lalu menyuruh saya menunggu. Sebentar kemudian beliau keluar dari ndalemnya dengan memanggul seonggok lonjor tebu.
Beliau bilang, “Niki sampean kula pilihaken sing apik-apik Gus.” (Ini, untuk anda saya pilihkan yg bagus-bagus Gus)
Setelah tebu itu diberikan kepada saya, beliau berkata, “Niki dipun bagi kalih rencang-rencang lintune nggih?” (Ini dibagi pada teman-teman yg lain ya?)
Setelah menyaksikan peristiwa itu, akhirnya saya dan kawan-kawan tidak jadi mencuri tebu.
Saya jadi bertanya-tanya, kira-kira siapa ya orang yg telah membocorkan rencana itu? Padahal saat itu beliau kan tidak tahu rencana saya dan kawan-kawan.
Saya jadi bertanya-tanya, kira-kira siapa ya orang yg telah membocorkan rencana itu? Padahal saat itu beliau kan tidak tahu rencana saya dan kawan-kawan.
Gusmus.
Wallahu a’lam bish shawab.
semoga bermanfaat., amiin
sumber:http://temonsoejadi.com/2013/04/18/gus-mus-dan-mbah-marzuqi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar