=========
Rahasia Kemuliaan Surat al-Ikhlas
======================
Bismillahirahmanirahim
Sahabatku semua yang dirahmati, subhanallah, walhamdulillah, allahu
akbar. Tiga kalimat singkat yang mampu memenuhi timbangan amal, siang
yang begitu indah dengan kejadian luar biasa yang Allah titipkan lewat
mimpinya, subhanallah
Sahabatku semua yang dicintai Allah, siapa diantara kalian yang tak dapat membaca surat al ikhlas, surat pendek yang menjadi favorit banyak orang.
Sahabatku semua yang dicintai Allah, siapa diantara kalian yang tak dapat membaca surat al ikhlas, surat pendek yang menjadi favorit banyak orang.
Surat Al Ikhlas, seperti halnya surat-surat yang lain juga memiliki
banyak rahasia yang terkandung di dalamnya, bila mau mengamalkannya
sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang ada.
Dinamakan surat Al Ikhlas, karena dia menyelamatkan orang yang
membacanya dari kesulitan dunia akherat, dari kesulitan sakarotul maut,
dari kesulitan kegelapan malam dan dari segala kesulitan resiko di hari
kiamat.
Sebuah surat yang sanggup mewakili sepertiga dari alquran, siapa yang tak gemar untuk membacanya..
Sebuah kisah menarik, semoga dapat diambil manfaatnya..
Kisah ini diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a.
Pada suatu pagi Rasulullah SAW bersama dengan sahabatnya Anas bin Malik r.a. melihat suatu keanehan. Bagaimana tidak, matahari terlihat begitu redup dan kurang bercahaya seperti biasanya.
Tak lama kemudian Rasulullah SAW dihampiri oleh Malaikat Jibril.
Pada suatu pagi Rasulullah SAW bersama dengan sahabatnya Anas bin Malik r.a. melihat suatu keanehan. Bagaimana tidak, matahari terlihat begitu redup dan kurang bercahaya seperti biasanya.
Tak lama kemudian Rasulullah SAW dihampiri oleh Malaikat Jibril.
Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada Malaikat Jibril : “Wahai Jibril,
kenapa Matahari pagi ini terbit dalam keadaan redup? Padahal tidak
mendung?”
“Ya Rasulullah, Matahari ini nampak redup karena terlalu banyak sayap para malaikat yang menghalanginya.” jawab Malaikat Jibril.
Rasulullah SAW bertanya lagi : “Wahai Jibril, berapa jumlah Malaikat yang menghalangi matahari saat ini?”
“Ya Rasulullah, 70 ribu Malaikat.” jawab Malaikat Jibril.
Rasulullah SAW bertanya lagi : “Apa gerangan yang menjadikan Malaikat menutupi Matahari?”
Kemudian Malaikat Jibril menjawab : “Ketahuilah wahai Rasulullah,
sesungguhnya Allah SWT telah mengutus 70 ribu Malaikat agar membacakan
shalawat kepada salah satu umatmu.”
“Siapakah dia, wahai Jibril?” tanya Rasulullah SAW.
“Dialah Muawiyah…!!!” jawab Malaikat Jibril.
Rasulullah SAW bertanya lagi : “Apa yang telah dilakukan oleh
Muawiyah sehingga saat ia meninggal mendapatkan kemuliaan yang sangat
luar biasa ini?”
Malaikat Jibril menjawab : “Ketahuilah wahai Rasulullah, sesungguhnya
Muawiyah itu semasa hidupnya banyak membaca Surat Al-Ikhlas di waktu
malam, siang, pagi, waktu duduk, waktu berjalan, waktu berdiri, bahkan
dalam setiap keadaan selalu membaca Surat Al-Ikhlas.”
Malaikat Jibril melanjutkan penuturannya : “Dari itulah Allah SWT
mengutus sebanyak 70 ribu malaikat untuk membacakan shalawat kepada
umatmu yang bernama Muawiyah tersebut.”
SubhanAllah..
Walhamdulillah..
Wala ilaha illallah..
Wallahu akbar.
Walhamdulillah..
Wala ilaha illallah..
Wallahu akbar.
Rasulullah SAW bersabda : ”Apakah seorang di antara kalian tidak
mampu untuk membaca sepertiga Al-Qur’an dalam semalam?” Mereka menjawab,
“Bagaimana mungkin kami bisa membaca sepertigai Al-Qur’an?” Lalu Nabi
SAW bersabda, “Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga
Al-Qur’an.” (H.R. Muslim no. 1922)
Sahabatku yang aku sayangi karena Allah
Surat Al Ikhlas termasuk diantara surat-surat pendek dalam Al Qur’an.
Surat ini sering kali dibaca dan diulang-ulang, hampir-hampir sudah
menjadi bacaan harian bagi setiap muslim baik ketika sholat ataupun
dzikir. Bukan karena surat ini pendek dan mudah di hafal. Namun memang
demikianlah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam keseharian
beliau tidak lepas dari membaca surat yang mulia ini. Lebih dari itu
surat yang mulia ini mengandung makna-makna yang penting dan mendalam.
Didalam surat ini tidak menyebutkan kalimat sesuai namanya (Al-Ikhlas)
seperti surat-surat lain dalam Al-Quran. Oleh karena itu meski surat
ini pendek tapi memiliki kedudukan yang tinggi dibanding surat-surat
lainnya. Bahkan kedudukannya sama dengan sepertiga Al Qur’an. Walaupun
namanya tidak disebut didalamnya namun mempunyai bobot kemuliaan yang
luar biasa. Yang dimaksut adalah bobot nilai “Keiklasan” yang dimiliki
surat ini. Surat ini menyiratkan senantiasa dalam segala hal keseharian
kita harus selalu “ikhlas lillahita’ala”.
sahabatku semua yang dimuliakan dan
disayang Allah Ta’ala , pada edisi kali ini kita bahas tentang
kandungan-kandungan penting dan mendalam dalam surat Al Ikhlas, agar
menambah kekhusu’an kita dalam membaca surat ini dan bisa mengamalkan
kandungan-kandungan penting tersebut dalam kehidupan kita.
Kedudukan Surat Al Ikhlas
dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa seorang
laki-laki mendengar seseorang yang membaca surat: “QUL HUWALLAHU AHAD.”
dan orang itu selalu mengulang-ngulangnya. Di pagi harinya, maka
laki-laki itu pun segera menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
dan mengadukan mengenai seseorang yang ia dengar semalam membaca surat
yang sepertinya ia menganggap sangat sedikit. Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat itu benar-benar menyamai sepertiga Al Qur`an.” (HR.Bukhari|Shahih|Kitab:Keutamaan Al-Quran|No:4627)
Para ulama’ telah menjelaskan sebab kenapa
surat Al Ikhlash ini menyamai sepertiga Al Qur’an. Karena di dalam Al
Qur’an mengandung tiga pokok yang paling mendasar yaitu;
Pertama: Tauhid,
Kedua : Kisah-kisah rasul dan umatnya,
Ketiga : Hukum-hukum syari’at.
Sedangkan surat Al Ikhlas ini, mengandung
pokok-pokok dan kaidah-kaidah ilmu tauhid. Atas dasar inilah surat Al
Ikhlash menyamai sepertiga Al-Qur’an.
Kandungan Surat Al-Ikhlas
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha
Esa. Allah adalah Rabb yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia
tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, Dan tiada seorangpun yang
setara dengan-Nya.” (QS. Al-Ikhlas: 1-4)
Dalam ayat pertama:
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa (tunggal).”
Para pembaca yang mulia, dalam ayat pertama
Allah subhanahu wata’ala menegaskan bahwa dirinya memiliki nama Al Ahad
yang mengandung sifat ahadiyyah yang bermakna esa atau tunggal. Dia-lah
esa dalam segala nama-nama-Nya yang mulia dan esa pula dalam seluruh
sifat-sifat-Nya yang sempurna. Dia-lah esa, tiada siapa pun yang semisal
dan serupa dengan keagungan dan kemulian Allah subhanahu wata’ala.
Kalau kita memperhatikan penciptaan alam
semesta ini dari bumi, langit, matahari, bulan, lautan, gunung-gunung,
bukit-bukit, iklim/suhu dan seluruh makhluk yang di alam ini, semuanya
tertata rapi dan serasi menunjukkan bahwa pencipta, pengatur, dan
penguasa alam semesta ini adalah esa yaitu Allah subhanahu wata’ala.
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Dia-lah Yang Telah menciptakan tujuh
langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak akan melihat pada ciptaan
Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah
berulang-ulang, Adakah kamu lihat ada sesuatu yang tidak seimbang?
Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali
kepadamu dengan tidak akan menemukan sesuatu yang cacat” (QS:Al Mulk: 2-3)
Dan juga firman-Nya (artinya):
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di
laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan
dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi;
sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum
yang memikirkan.” (QS:Al Baqarah: 164)
Fitrah manusia yang suci pasti dalam hatinya akan menyakini keesaan Allah subhanahu wata’ala.
Sebagaimana perkataan penyair:
Dan pada segala sesuatu terdapat tanda-tanda bagi-Nya
Yang semua itu menunjukkan bahwa Allah adalah Esa.
Kalau sekiranya yang menguasai dan mengatur
bumi dan langit serta seluruh alam ini lebih dari satu niscaya bumi dan
langit serta alam ini akan hancur berantakan. Allah subhanahu wata’ala
berfirman (artinya):
“Sekiranya ada di langit dan di bumi pengatur dan pencipta selain Allah tentulah keduanya telah rusak dan binasa.” (QS:Al-Anbiya: 22)
Demikian pula Allah subhanahu wata’ala
adalah esa dalam peribadahan. Bahwa tidak ada sesembahan yang berhak
disembah kecuali hanya Allah subhanahu wata’ala dan
sesembahan-sesembahan selain Allah subhanahu wata’ala itu adalah batil.
Sehingga termasuk kandungan dari ayat
pertama, yaitu bahwa Allah subhanahu wata’ala adalah esa (tunggal) dalam
penciptaan, pengaturan dan pengusaan alam semesta ini, maka seharusnya
Dia-lah Allah subhanahu wata’ala pula adalah esa (tunggal) dalam
peribadahan. Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Hai manusia, sembahlah Rabb kalian
yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar
kalian bertakwa, (karena) Dia-lah yang menjadikan bumi sebagai hamparan
bagi kalian dan langit sebagai atap, dan Dia yang menurunkan air (hujan)
dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezki untuk kalian; Karena itu janganlah kalian menjadikan
sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kalian mengetahuinya.” (QS:Al Baqarah: 21-22)
Bahkan sesungguhnya kitab suci Al-Qur’an
dan semua risalah yang dibawa oleh para Nabi tidaklah datang melainkan
dalam rangka menjelaskan tentang keesaan Allah subhanahu wata’ala yaitu
bahwa tidak ada yang berhak didibadahi kecuali Allah subhanahu wata’ala
semata. Sebagaimana firman-Nya:
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Aku, maka sembahlah kamu sekalian kepada-Ku”. (QS:Al-Anbiya’: 25)
Dalam ayat yang kedua Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Allah adalah (Rabb) yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”
Dalam ayat ini Allah subhanahu wata’ala
mengkhabarkan kepada kita salah satu nama-Nya pula adalah Ash Shomad.
Yang mengandung makna bahwa Dia-lah Rabb satu-satunya tempat bergantung
dari seluruh makhluk. Dia-lah yang memenuhi seluruh kebutuhan
makhluk-Nya. Karena Dia-lah Yang Maha Kaya dengan kekayaan yang tiada
batas dan Dia pula Yang Maha Kuasa dengan kekuasaan yang tiada tara.
Tidak ada yang bisa mendatangkan manfaat dan menolak mudharat kecuali
hanya Allah subhanahu wata’ala semata. Allah subhanahu wata’ala
berfirman (artinya):
“Jika Allah menimpakan sesuatu
kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya
kecuali Dia. dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada
yang dapat menolak kurnia-Nya …” (QS:Yunus: 107)
Rasulllah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah.” (HR.Bukhari)
Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya
menegaskan bahwa makhluk itu lemah dan tidak punya daya dan kekuatan.
Oleh karena itulah Allah subhanahu wata’ala sebagai tempat satu-satunya
untuk bergantung dari seluruh makhluknya.
Lalu pantaskah seorang hamba bergantung
kepada selain Allah subhanahu wata’ala? Atau berdo’a, meminta
pertolongan, meminta barokah, mempersembahkan sesembelihan kepada selain
Allah subhanahu wata’ala. Pantaskan seorang hamba menyembelih
sesembelihan diperuntukan sang penunggu pohon, gunung, laut, kuburan
atau selainnya.
Tentu hal itu sangat tidak pantas, karena
Allah subhanahu wata’ala adalah Al Ahad yang maha esa dalam penciptaan
dan pengaturan, Dia-lah pula yang maha esa dalam peribadahan. Dan Dia
subhanahu wata’ala juga adalah Ash Shomad, tempat satu-satuya bergantung
dari seluruh makhluk-Nya, sehingga Dia-lah pula yang berhak untuk
diibadahi semata.
Dalam ayat ketiga Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan.”
Ayat ini menunjukkan akan kesempurnaan
Allah subhanahu wata’ala, Dia tidak memiliki anak dan tidak pula
diperanakkan serta Dia pun tidak meliki istri. Sehingga Dia-lah esa
dalam segala sifat-sifat-Nya yang tiada setara dengan-Nya. Allah
subhanahu wata’ala menegaskan dalam firman-Nya:
“Dia pencipta langit dan bumi, Maka
bagaimana mungkin Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri.
Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia mengetahui segala sesuatu.” (QS:Al-An’am: 101)
Sehingga tidak benar perkataan Yahudi bahwa
Uzair adalah anak Allah subhanahu wata’ala, tidak bernar pula perkataan
Nasrani bahwa Isa adalah Allah subhanahu wata’ala ataupun keyakinan
trinitas, tidak benar pula perkataan orang-orang musyrikin Quraisy bahwa
malaikat adalah anak perempuan Allah. Subhanallah (Maha Suci Allah)
dari apa yang mereka katakan.
Dalam ayat terakhir, Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Dan tiada seorangpun yang setara dengan-Nya.”
Allah subhanahu wata’ala menutup surat Al
Ikhlash ini dengan penegasan bahwa tidak ada yang siapa pun yang setara
dan serupa dengan sifat-sifat Allah yang maha mulia dan sempurna.
Sebagaimana juga ditegaskan dalam ayat-ayat lainnya, diantaranya;
Dan Katakanlah: “Segala puji bagi Allah
yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya
dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia
dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” (QS:Al Isra’: 111)
Keutamaan surat Al Ikhlas
Di antara keutamaan surat Al-Ikhlash adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan kecintaan Allah subhanahu wata’ala
Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwasanya
Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam pernah mengutus seorang shahabat dalam
sebuah pertempuran. Lalu dia mengimami sholat dan selalu membaca surat
Al Ikhlas. Tatkala mereka kembali dari pertempuran mereka adukan hal
tersebut kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda:
“Tanyakan kepadanya apa yang melatarbelakangi dia berbuat seperti itu,
merekapun menanyakannya. Lalu Dia pun menjawab:
‘Tolong tanyailah dia, mengapa dia
berbuat sedemikian? ‘ Mereka pun menanyainya, dan sahabat tadi menjawab,
‘Sebab surat itu adalah menggambarkan sifat Arrahman, dan aku
sedemikian menyukai membacanya.’ Spontan Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: ‘Beritahukanlah kepadanya bahwa Allah menyukainya (HR.Bukhari| Shahih| Kitab: Tauhid| No:6827)
2. Mendapatkan Jannah
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau
berkata: “Aku pernah bersama Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dan
disaat itu beliau mendengar seseorang membaca:
Lalu beliau bersabda: “Dia telah mendapatkan”, Abu Hurairah bertanya: “Mendapatkan apa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Al Jannah (surga).” (HR. At Tirmidzi)
Dalam hadits yang lain beliau bersabda: “Kecintaanmu terhadap surat Al Ikhlas memasukkanmu ke dalam al jannah.” (HR. Bukhari)
3. Do’a yang tidak tertolak
Dari Buraidah bin Khusaib radhiallahu
‘anhu, beiau berkata: “Aku pernah masuk masjid bersama Nabi, tiba-tiba
ada seorang shahabat shalat dan membaca dalam do’anya:
Lalu beliau bersabda: “Demi jiwaku yang
ada ditangan-Nya. Sungguh dia telah meminta dengan nama-Nya yang mulia,
yang jika ia meminta dengan nama tersebut, Allah akan memberinya dan
jika dia berdo’a dengannya, diterima.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Keutamaan dan kasiat surat Al ikhlas
Keutamaan Surah Al ikhlas ( ijazah umum )
Mengingat Surat ini mengandung akidah yang sangat mendasar, maka keutamaannya cukup banyak. Antara lain sebagai berikut :
1. Abu
Sa’id Al-Khanafi menerangkan : Surah ini dinamakan Surah Al-Ikhlas,
artinya bersih atau lepas, maka barangsiapa yang membacanya dan
mengamalkannya dengan hati yang ikhlas maka ia akan dilepaskan
kesusahan-kesusahan duniawi, di mudahkan di dalam gelombang sakaratul
maut, dihindarkan dari kegelapan kubur dan kengerian hari kiamat.
2. Ibnu
Syubah Al-Zukhri menerangkan : Rasulullah saw bersabda :”Siapa membaca
Suratul Ikhlas seolah-olah ia membaca sepertiga Qur’an.”
3. Riwayat
dari Sayyidinaa ‘Ali r.a. : Siapa membaca Suratul Ikhlash sebanyak 11
kali sesudah sembahyang subuh, maka syaitan tidak akan dapat menggodanya
untuk memperbuat dosa, meskipun syaitan itu sungguh-sungguh hendak
menggodanya pada hari itu.
4. Syyidina
‘Aisyah menerangkan : Dari nabi Muhammad saw : “Siapa membaca sesudah
selesai sembahyang Jum’at, surat Al-Fatehah 7x, surah Al Ikhlash 7x,
Surah Al Falaq 7x, dan surah An-Naas 7x, maka Tuhan akan melindunginya dari kejahatan sampai kehari Jum’at yang akan datang.
5. Dari
Syyidina ‘Ali r.a. dari Rasulullah : Siapa hendak pergi musafir,
kemudian ketika ia hendak meninggalkan rumahnya, ia membaca surat Ikhlas
11x, maka Tuhan memelihara rumahnya sampai ia kembali.
6.
Sayyidina Anas menerangkan dari Rasulullah saw. : “Siapa membaca Suratul
Ikhlas 30x, maka Tuhan akan menulis barokah, selamat dari api neraka
dan aman dari azab pada hari kiamat.”
membaca surat al ikhlas itu adalah juga merupakan kecintaan kita kepada al qur’an.
Cinta
kepada al qur’an sama halnya mencintai sunah allah. Pernah seorang
sahabat nabi, datang kepada beliau menceritakan bahwa dia selalu
memperbanyak membaca surat al ikhlas didalam shalat karena kecintaannya.
Lalu beliau bersabda kepada sahabatnya itu, “kecintaanmu pada surat al
ikhlas itu dapat memasukanmu kesorga.
Hadis riwayat Anas bin Malik, menyatakan bahwa Rasulullah Saw
bersabda : “Barangsiapa membaca Surat Al-Ikhlas satu kali, seolah-olah
dia membaca sepertiga Quran. Barangsiapa membacanya dua kali,
seolah-olah dia membaca dua pertiga Quran. Barangsiapa membacanya tiga
kali, seolah-olah dia membaca Quran seluruhnya. Dan barangsiapa
membacanya sepuluh kali, dibina Allah untuknya sebuah rumah dalam surga
terbikin dari permata ya’kut yang berwarna merah.”
Sabda Rasulullah Saw yang maksudnya : “Hai Aisyah, engkau jangan tidur dulu sebelum engkau kerjakan empat perkara
: 1. Khatamkan Al-Quran, 2. Jadikan semua Nabi membelamu nanti pada
hari kiamat, 3. Jadikan semua orang mukmin rela kepadamu, dan 4.
Kerjakan Haji dan Umrah.” Kemudian Rasulullah pun shalat, sedangkan
Aisyah tinggal ditempat tidur. Selesai Shalat, Aisyah pun berkata :
“Rasulullah, tebusanmu ibu dan ayahku, Rasulullah suruh saya mengerjakan
empat perkara yang saya tidak sanggup melakukannya pada waktu ini.”
Beliau tersenyum, seraya bersabda : ” Apabila engkau membaca Qul
Huwallahu Ahad (tiga kali), maka seolah-olah engkau telah mengkhatamkan
Al-Quran. Jika engkau membaca shalawat kepadaku dan kepada semua Nabi
sebelumku, maka kami nanti akan mensyafaatkanmu pada hari kiamat. Dan
apabila engkau meminta ampunkan orang-orang mukmin, maka tentu semua
mereka nanti akan rela kepadamu. Dan apabila engkau membaca
“Subhanallah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallahu Akbar, maka
sesungguhnya engkau berarti telah mengerjakan Haji dan Umrah.”
Khasiat surat Al ikhlas
Adapun khasiat-khasiat yang terkandung di dalamnya banyak sekali,diantaranya:
1. Untuk mencapai yang dimaksud.
Caranya:bacalah
surat al ikhlas 1.000 kali pada waktu antara shalat maghrib dengan
isya, setelah selesai, mintalah kepada allah segala yang dimaksud. Insya
allah, allah akan mengabulkan semua yang dimaksud.
2. Menghindarkan dari semua bala bencana.
Caranya:sama
dengan di atas, bacalah surat al ikhlas ini 1.000 kali pada waktu
antara shalat maghrib dan isya. Berkat dari bacaan ini, insya allah
semua bala bencana akan terhindar.
3. Selamat dari para orang yang rakus.
Caranya:
a. Bacalah
lafal “YA SHAMADU” 134 kali secara beruntun dan terus menerus dijadikan
sebagai amalan sehari-hari. Insya allah, akan selamatlah kita dari
maksud jahat para orang yang rakus lagi aniaya.
b. Bacalah
lafal “ya shamadu” 40 kali setiap hari. Insya allah selama hayat masih
dikandung badan kita selalu selamat dari maksud jahat orang-orang yang
rakus.
4. Terhindar dari rasa lapar dan dahaga.
Caranya:seandainya
kita berada diperjalanan atau ditempat yang jauh dari keramaian dan
sukar dapat air atau makanan, maka bacalah “ya shamadu”
sebanyak-banyaknya. Insya allah rasa payah, letih, dahaga dan lapar akan
sirna dengan sendirinya, sehingga badan kuat untuk meneruskan tujuan.
5. Terhindar dari fitnah dan siksa kubur.
Caranya:bacalah
surat al ikhlas pada orang yang sedang sakit. Seandainya orang sakit
itu meninggal pada hari itu juga, maka insya allah dia akan diselamatkan
dari segala fitnah kubur.
6. Mendapatkan kebaikan didunia dan akhirat.
Caranya:bacalah
surat al ikhlas setiap hari sebagai amalan sehari-hari. Insya allah
berkat surat al ikhlas yang kita baca itu kita akan mendapatkan kebaikan
didunia dan akhirat.
7. Untuk
mendapatkan kebaikan d dunia dan di akhirat: Caranya, bacalah surah Al
Ikhlas setiap hari sebagai amalan sehari-harinya. Insya Allah berkat
surah Al Ikhlas yang kita baca itu kita akan mendapat kebaikan di dunia
dan akhirat.
8. Untuk
mencapai segala yang dimaksud. Caranya: Bacalah surah Al Ikhlas 1,000
kali pada waktu antara solat maghrib dan Isyak. Setelah selesai membaca
berdoalah kepada Allah minta apa yang dihajati. Insya Allah Tuhan akan
mengabulkan semua yang dimaksud atau hajati.
9. Aisyah
ra berkata: Apabila Rasulullah saw mengadu atau merasa sakit pada
bahagian badan, baginda membaca ayat-ayat berikut pada tapak tangannya
yang kanan, kemudian menyapukan untuk menyembuhkan di tempat yang beliau
rasakan sakit itu: 1. Qul Hu Wallahhu Ahad 2. Qul ‘Auzubirabbil falaq
3. Qul a’uzubirabbinnas
10. Jangan
lupa mengawal diri sewaktu berada di tempat tidur. Aisyah ra, mengtakan
bahawa apabila Nabi saw berada di tempat tidurnya pada setiap malam,
baginda menggengam kedua tangannya sambil membaca ayat-ayat di bawah
ini, dan kemudian menghembus kedua-dua tangannya itu. 1. Qul Hu Wallahhu
Ahad 2. Qul ‘Auzubirabbil falaq 3. Qul a’uzubirabbinnas Setelah selesai
membaca dan menghembusnya, baginda menyapu dengan kedua-dua belah
tangannya ke seluruh tubuhnya sekadar mungkin, dengan memulakannnya dari
atas kepala, muka dan jasadnya yang biasa kelihatan. baginda melakukan
sebanyak 3 kali.
11. Membuka
pintu rejeki, Pada suatu hari seorang laki-laki melaporkan halnya
kepada Rasulullah Saw tentang kesusahan hidup yang dideritanya. Ia mohon
supaya diajarkan amalan singkat untuk menghilangkan kesempitan hidup
itu. Maka Rasulullah Saw menyuruhnya supaya setiap kali masuk kerumah
sendiri, memberi salam kemudian membaca surat Al-Ikhlas tiga kali. Jika
rumah kosong tidak ada orang didalam, maka memberi salam kepada
Rasulullah SAW kemudian sambil melangkah masuk dibaca tiga kali surat
Al-Ikhlas. Laki-laki itupun mengamalkann dengan yakin, alhamdulillah
lapang rezekinya, melimpah sampai kepada jiran tetangganya.
12. Pada
suatu hari Rasulullah Saw sedang duduk dalam mesjid Madinah. Tiba-tiba
datang rombongan mengusung jenazah untuk di shalatkan. Para sahabat
mempersilahkan Nabi untuk menyembahyangkannya . Beliau bertanya : ”
Apakah mayat ini meninggalkan hutang? Mereka menjawab : ” Ya, benar, dia
meninggalkan hutang sebanyak 4 dirham.” Lantas beliau bersabda : ” Saya
tidak mau menyembahyangkan mayat yang meninggalkan hutang. Shalatkan
kamulah dia.” Pada saat itu Jibrilpun datang seraya berkata : “Hai
Muhammad, Allah berkirim salam kepadamu. Dia berfirman : “Aku sudah
mengutus Jibril menyamar seperti mayat itu dan sudah melunaskan
hutangnya. Tegaklah, shalatkan dia karena dian sudah diampuni Allah dan
barangsiapa yang ikut menyembahyangkannya , niscaya diampuni Allah pula
dosanya.” Nabi Muhammad Saw pun bertanya : ” Hai Jibril, dari mana dia
memperoleh kehormatan ini “? Jibril menjawab :”Dia mendapat kehormatan
itu, karena setiap hari membaca seratus kali Qul Huwallahu Ahad.”
Didalamnya terdapat keterangan tentang sifat-sifat Allah dan pujian
terhadap-Nya” Hadis itu menunjukkan barangsiapa membaca “Qul Huwallahu
Ahad” seratus kali dalam sehari, maka Allah akan melunaskan hutangnya
sebelum mati.
13.
Rasulullah Saw bersabda yang maksudnya :” Barangsiapa membaca surat
Al-Ikhlas pada sakit yang membawa kepada kematiannya, niscaya mayatnya
tidak busuk dalam kubur, hadis lain menyatakan tidak terfitnah dalam
kuburnya, aman dari kesempitan kuburan, dan para Malaikat akan
membawanya dengan sayap-sayapnya melalui titian shirotol mustaqim sampai
kesurga.”
14. Menurut
hadis Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa
membaca Qul Huwallahu Ahad 50 kali, niscaya diampuni dosanya lima puluh
tahun.”
15. Menurut
Hadis Anas bin Malik, Rasulullah Saw bersabda yang maksudnya ”
Barangsiapa membaca Qul Huwallahu Ahad sepuluh kali dibina Allah
untuknya satu istana didalam surga. Barangsiapa membacanya 20 kali,
dibina Allah untuknya dua istana dalam surga. Barangsiapa membacanya 30
kali maka dibina Allah untuknya tiga istana dalam surga. Umar bin
Khattab berkata: ” Ya, Rasulullah, kalau begitu akan banyaklah istana
kami dalam surga” Maka Rasulullah Saw bersabda : “Allah lebih lapang
(luas) dari pada itu.” Maksudnya, bagi Allah berapapun jumlah istana itu
soal mudah.
16. Hadis
Anas bin Mali menyatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda yang maksudnya :
“Barangsiapa membaca Qul Huwallahu Ahad sekali, dia diberkati.
Barangsiapa membacanya dua kali dia dan keluarganya diberkati.
Barangsiapa membacanya tiga kali, dia, keluarga dan jiran tetangganya
diberkati. Barangsiapa membacanya 12 kali, dibina Allah untuknya 12
istana didalam surga. Jika dibacanya 100 kali, maka dihapuskan Allah
dosanya (dosa kecil) selama 50 tahun, kecuali pertumpahan darah dan
harta benda. Jika dibacanya 200 kali, dihapuskan dosanya 100 tahun. Jika
dibacanya 1000 kali, niscaya sebelum mati telah dilihat atau
diperlihatkan kepadanya tempatnya dalam surga.”
17. Menurut
hadis riwayat Ibnu Abbas, Nabi Muhammad Saw bersabda yang maksudnya :
“Tatkala saya dalam perjalanan Israk Mi’raj kelangit, saya melihat
‘Arasy ditegakkan atas 360.000 sudut. Jarak dari satu sudut kesudut
lainnya, kira-kira 300.000 tahun perjalanan. Dibawah setiap sudut itu
terdapat 12.000 padang pasir. Panjang setiap padang pasir itu dari
matahari terbit kematahari terbenam. Disetiap padang pasir itu terdapat
80.000 Malaikat membaca Qul Huwallahu Ahad.” Selesai membaca mereka
menyatakan :”Ya Tuhan, kami hibbahkan pahala bacaan kami ini kepada
setiap orang yang membaca Surat Al-Ikhlas, baik dia laki-laki maupun
wanita.” Para sahabat kagum tercengang mendengarnya. Lantas Rasulullah
Saw bertanya :”Herankah kamu, sahabat-sahabatku ? Mereka menjawab : ”
Ya,benar kami heran.” Beliau melanjutkan :”Demi Allah yang diriku
ditangan-Nya, “Qul Huwallahu Ahad” tertulis disayap Jibril. “Allahush
Shomad” tertulis disayap Mikail. “Lam Yalid Walam Yulad” tertulis
disayap Izrail. “Walam Yakun Lahu kufuan Ahad” tertulis disayap Israfil.
Maka barangsiapa diantara ummatku membaca “Qul Huwallahu Ahad” niscaya
dikurniai Allah ia pahala orang yang membaca Taurat, Injil, Zabur dan
Al-Quran.” Kemudian beliau bertanya lagi:”Herankah kamu, mendengarnya? .
Mereka menjawab:”Ya, benar kami heran.” Lantas beliau bersabda :”Demi
Allah yang diriku ditangan-Nya, “Qul Huwallahu Ahad” tertulis di kening
Abu Bakar Shiddiq. “Allahush Shomad” tertulis dikening Umar Al-Faruq.
“Lam Yalid Walam Yulad” tertulis dikening Usman Zin-Nurain. Dan “Walam
Yakun Lahu Kufuan Ahad ” tertulis dikening Ali As-Sakhiy. Maka
barangsiapa membaca Surat Al-Ikhlas niscaya dikurniai Allah ia pahala
Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali.
18. Menurut Hadis Al-Baihaqi, dari Umamah Al-Bahili, bahwa Jibril telah mendatangi Nabi SAW bersama dengan 70.000 Malaikat
di Tabuk Jibril berkata :”Rasulullah, saksikan jenazah Muawiyah dari Tabuk bersama Jibril dan sejumlah Malaikat lain. Kemudian Rasulullah Saw bersabda :” Jibril, apa sebabnya Mu’awiyah beroleh martabat seperti itu.? Jibril menjawab :”Dia memperoleh kehormatan itu, akibat membaca “Qul Huwallahu Ahad setiap hari, sedang berdiri, duduk, ruku’ dan berjalan.”
di Tabuk Jibril berkata :”Rasulullah, saksikan jenazah Muawiyah dari Tabuk bersama Jibril dan sejumlah Malaikat lain. Kemudian Rasulullah Saw bersabda :” Jibril, apa sebabnya Mu’awiyah beroleh martabat seperti itu.? Jibril menjawab :”Dia memperoleh kehormatan itu, akibat membaca “Qul Huwallahu Ahad setiap hari, sedang berdiri, duduk, ruku’ dan berjalan.”
Demikianlah
beberapa kelebihan membaca Qul Huwallahu Ahad. Maka silahkanlah
mengamalkannya, dengan ketentuan setiap membacanya, harus dibaca
Bismillah. Karena pernah terjadi seorang laki-laki di Mekkah bermimpi,
melihat ratusan ekor burung merpati terbang diatas angkasa kota Mekkah,
tetapi tak seekorpun berkepala. Keesokan harinya ditanyakannya kepada
seorang ahli ta’bir mimpi. Syekh ahli ta’bir mimpi itu menyatakan
:”Barangkali anda rajin membaca Qul Huwallahu Ahad, tetapi tidak membaca
bismillahirahmanirahim, diawalnya. “
Bismillahirrahmanir
rahim itu hurufnya 19, persis sebanyak Malaikat Zabaniyah penunggu
neraka. Barangsiapa rajin membaca Bismillahirrahmanir rahim pada setiap
memulai pekerjaan yang dibenarkan agama, niscaya ia terhindar dari
ancaman Malaikat Zabaniyah.
Sahabatku yang dirahmati Allah.
Malaikat adalah makhluk Allah yang mulia, Allah SWT berfirman tentang malaikat:
“Sebenarnya (malaikat – malaikat itu) adalah hamba – hamba yang
DIMULIAKAN, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka
mengerjakan perintah – perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu
yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak
memberikan SYAFA’AT melainkan kepada orang – orang yang diridhai Allah,
dan mereka selalu berhati – hati karena takut kepada-Nya” (QS Al
Anbiyaa’ 26-28)
Malaikat hanya akan mendoakan hamba Allah yang diridloi-Nya….
Siapakah hamba Allah yang didoakan oleh para Malaikat ?
Tentunya Anda juga mau didoakan oleh Malaikat bukan ?
Inilah hamba-hamba Allah yang didoakan oleh para Malaikat:
1. Orang yang duduk menunggu shalat.
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu
shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan
mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’” (Shahih
Muslim no. 469)
2. Orang – orang yang berada di shaf bagian depan di dalam shalat.
Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., bahwa
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya
bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf
terdepan” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih
Sunan Abi Dawud I/130)
3. Orang – orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalm shaf).
Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al
Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang –
orang yang menyambung shaf – shaf” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh
Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)
4. Orang yang mengucapkan amiin bersamaan dengan Para malaikat dalam sholat.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim
waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena
barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia
akan diampuni dosanya yang masa lalu” (Shahih Bukhari no. 782)
5. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu
diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan
shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya
Allah ampunilah dan sayangilah ia’” (Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad
Syakir menshahihkan hadits ini)
6. Orang – orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para
malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas
malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari
tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar
dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik
(ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap
tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian
meninggalkan hambaku ?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka
sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka
sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’” (Al
Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)
7. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., bahwasannya
Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang
dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang
akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil
baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan,
maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa
yang ia dapatkan’” (Shahih Muslim no. 2733)
8. Orang – orang yang berinfak.
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra.,
bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya
seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu
diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang
berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang
pelit’” (Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)
9. Orang yang makan sahur.
Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah
bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan
para malaikat-Nya bershalawat kepada orang – orang yang makan sahur”
(hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib
wat Tarhiib I/519)
10. Orang yang menjenguk orang sakit.
Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., bahwa
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya
kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan
bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu
malam kapan saja hingga shubuh” (Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir
berkomentar, “Sanadnya shahih”)
11. Seseorang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa
Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli
ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara
kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di
dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang
mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (dishahihkan oleh Syaikh Al
Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)
12. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci,
maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun
hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena
tidur dalam keadaan suci’” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani
dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)
Sahabatku semua yang dirahmati Allah.
Alkisah, pada zaman Rasulullah, ada seorang lelaki mendengar seseorang membaca “Qul huwallaahu ahad” secara
berulang-ulang. Lelaki itu lantas mendatangi Rasulullah dan
menceritakan kejadian yang baru dilihatnya dengan nada seakan meremehkan
surat Al Ikhlas.
Mendengar cerita tersebut, Rasulullah
lantas bersumpah atas nama Allah, bahwa surat Al Ikhlas sesungguhnya
memiliki nilai sebanding dengan sepertiga Al Quran. (HR. Bukhari)
Hal ini berdasarkan hadits :
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) يُرَدِّدُهَا فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَا لْقُرْآنِ »
Dari Abu Sa’id (Al Khudri) bahwa seorang
laki-laki mendengar seseorang membaca dengan berulang-ulang ‘Qul
huwallahu ahad’. Tatkala pagi hari, orang yang mendengar tadi mendatangi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian
tersebut dengan nada seakan-akan merendahkan surat al Ikhlas. Kemudian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi yang jiwaku
berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat ini sebanding dengan sepertiga
Al Qur’an”. (HR. Bukhari no. 6643) [Ada yang mengatakan bahwa yang
mendengar tadi adalah Abu Sa'id Al Khudri, sedangkan membaca surat
tersebut adalah saudaranya Qotadah bin Nu'man.]
Dalam riwayat lain,
Dari ‘Aisyah, beliau mengatakan bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seseorang kepada seorang budak.
Budak ini biasanya di dalam shalat ketika shalat bersama
sahabat-sahabatnya sering mengakhiri bacaan suratnya dengan ‘Qul
huwallahu ahad.’ Tatkala para sahabatnya kembali, mereka menceritakan
hal ini pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam lantas berkata,
سَلُوهُ لأَىِّ شَىْءٍ يَصْنَعُ
ذَلِكَ
ذَلِكَ
“Tanyakan padanya, kenapa dia melakukan seperti itu?”
Mereka pun menanyakannya, dia pun menjawab,
لأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ،
وَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا
وَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا
“Surat ini berisi sifat Ar Rahman. Oleh karena itu aku senang membacanya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda,
أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللَّهَ يُحِبُّهُ
“Kabarkan padanya bahwa Allah mencintainya.” (HR. Bukhari no. 7375 dan Muslim no. 813)
Ibnu Daqiq Al ‘Ied menjelaskan perkataan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Kabarkan padanya bahwa Allah
mencintainya”. Beliau mengatakan, “Maksudnya adalah bahwa sebab
kecintaan Allah pada orang tersebut adalah karena kecintaan orang tadi
pada surat Al Ikhlash ini. Boleh jadi dapat kitakan dari perkataan orang
tadi, karena dia menyukai sifat Rabbnya, ini menunjukkan benarnya
i’tiqodnya (keyakinannya terhadap Rabbnya).” (Fathul Bari, 20/443)
Faedah dari hadits di atas:
Ibnu Daqiq Al ‘Ied menjelaskan, “Orang tadi
biasa membaca surat selain Al Ikhlash lalu setelah itu dia menutupnya
dengan membaca surat Al Ikhlash (maksudnya: setelah baca Al Fatihah, dia
membaca dua surat, surat yang terakhir adalah Al Ikhlash, pen). Inilah
yang dia lakukan di setiap raka’at. Kemungkinan pertama inilah yang
nampak (makna zhohir) dari hadits di atas. Kemungkinan kedua, boleh jadi
orang tadi menutup akhir bacaannya dengan surat Al Ikhlash, maksudnya
adalah surat Al Ikhlas khusus dibaca di raka’at terakhir. Kalau kita
melihat dari kemungkinan pertama tadi, ini menunjukkan bolehnya membaca
dua surat (setelah membaca Al Fatihah) dalam satu raka’at.” Demikian
perkataan Ibnu Daqiq. (Fathul Bari, 20/443)
Dalam kisah lain, Anas bin Malik
meriwayatkan sewaktu ia bersama-sama Rasulullah SAW. di Tabuk. Pernah
suatu ketika cahaya matahariterbit dengan redup tidak seperti hari-hari
biasanya. Malaikat Jibril lalu datang dan Rasulullah pun menanyakannya
tentang hal ini.
Malaikat menjawab bahwa matahari redup
karena sayap malaikat terlampau banyak. Para malaikat sebanyak 70.000
ini diutus Allah karena ada seorang sahabat yang meninggal di Madinah.
Sahabat itu semasa hidupnya banyak membaca surat Al-Ikhlas.
1. Abu Sa’id Al-Khanafi menerangkan:
“Surat ini dinamakan surat
Al-Ikhlas, artinya bersih atau lepas, maka barang siapa yang membacanya
dan mengamalkannya dengan hati yang ikhlas maka ia akan dilepaskan dari
kesusahan-kesusahan duniawi, dimudahkan didalam gelombang sakaratilmaut,
dihindarkan dari kegelapan kubur dan kengerian hari kiamat“.
2. Ibnu Syihab Al-Zukhri menerangkan :
“Rasulullah Saw. bersabda : Siapa membaca suratul Ikhlas seolah-olah ia membaca sepertiga Al-Qur’an“.
3. Riwayat dari Sayyidina ‘Ali k.w.:
“Barang siapa membaca Suratul Ikhlas
sebanyak 11 kali sesudah shalat subuh, maka setan tidak akan dapat
menggodanya untuk berbuat dosa, meskipun setan itu dengan
sungguh-sungguh hendak menggodanya pada hari itu“.
4. Sayyidah ‘Aisyah menerangkan : dari Nabi Muhammad SAW :
“Barang siapa membacanya sesudah
selesai shalat jum’at; surat Al-Faatihah sebanyak 7 kali, surat
Al-Ikhlas sebanyak 7 kali, surat Al-Falaq sebanyak 7 kali, dan surat
An-nas sebanyak 7 kali, maka Allah SWT. akan melindunginya dari
kejahatan sampai hari jum’at yang akan datang“.
5. Dari Sayyidina ‘Ali, :
“Rasullullah SAW bersabda : Barang
siapa hendak pergi musafir, kemudian ketika hendak meninggalkan rumahnya
ia membaca surat Al-Ikhlas 11 kali, maka Allah memelihara rumahnya
sampai ia kembali“.
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
“Aku mimpi melihat Hidhir (as) pada
malam besoknya perang Badar. Aku berkata padanya: ajarkan padaku sesuatu
yang dapat menolongku dari musuh-musuhku. Hidhir (as) berkata: bacalah:
Yâ Huwa yâ Man lâ huwa illâ Huwa. Pagi harinya aku ceritakan kepada
Rasulullah SAW. Kemudian beliau bersabda: “Wahai Ali, engkau telah
mengetahui Ismul A’zham (nama Allah yang paling agung).”
Kemudian Ismul A’zham itu mengalir di
lisanku pada hari perang Badar. Perawi hadis ini mengatakan: Imam Ali
(sa) membaca surat Al-Ikhlash kemudian membaca:
يَا هُوَ يَا مَنْ لاَ هُوَ اِلاَّ هُوَ، اِغْفِرْلِي وَانْصُرْنِي عَلَى الْكَافِرِيْنَ
Yâ Huwa yâ Man lâ huwa illâ Huwa, ighfirlî wanshurnî ‘alal kâfirîn.
Wahai Dia yang tiada dia kecuali Dia,
ampuni aku dan tolonglah aku menghadapi orang-orang kafir. (Tafsir Nur
Ats-Tsaqalayn 5: 700)
Nabi Muhammad juga pernah berkata bahwa Qul
Huwallahu Ahad (ayat 1) tertulis pada sayap Jibril, Allahus Shamad
(ayat 2) pada sayap Mikail, Lam Yalid Walam Yuulad (ayat 3) pada sayap
Izrail, dan Walam Yaqullahu Khufuwan Ahad (ayat 4) pada sayap Israfil.
Dan yang membaca al-Ikhlas memperoleh pahala membaca Taurat, Injil,
Zabur, dan Al-Qur’an. Lalu berkaitan sahabat, Nabi pernah berkata bahwa
Qul Huwallahu Ahad (ayat 1) tertulis pada dahi Abu Bakar, Allahus Shamad
(ayat 2) pada dahi Umar, Lam Yalid Walam Yuulad (ayat 3) pada dahi
Utsman, dan Walam Yaqullahu Khufuwan Ahad (ayat 4) pada dahi Ali.(kitab
Hayatun Quluubi)
Sedangkan hadits lain menyebutkan bahwa
ketika orang membaca al-Ikhlas ketika sakit hingga ia meninggal, ia
tidak membusuk dalam kubur dan akan dibawa malaikat dengan sayapnya
melintasi Siratul Mustaqim menuju surga.(kitab Tadzikaratul Qurthubi)
Imam Ja`far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir, maka jangan tinggalkan membaca surat Al-Ikhlash sesudah
shalat fardhu, karena orang yang membacanya Allah akan menggabungkan
baginya kebaikan dunia dan akhirat, mengampuni dosanya dan dosa kedua
orang tuanya serta dosa anaknya”. (Mafatihul Jinan 478)
Imam Musa Al-Kazhim (sa) berkata:
“Sangatlah banyak keutamaan bagi anak
kecil jika dibacakan padanya surat Al-Falaq (3 kali), surat An-Nas (3
kali), dan surat Al-Ikhlash (100 kali), jika tidak mampu (50 kali). Jika
dengan bacaan itu ia ingin mendapat penjagaan, ia akan terjaga sampai
hari wafatnya.” (Mafatihul Jinan: 479)
Imam Musa Al-Kazhim (sa) adalah putera
Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin
Al-Husein bin Fatimah puteri Rasulullah SAW.
Dari Abu Darda’ dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apakah seorang di antara kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga Al
Qur’an dalam semalam?” Mereka mengatakan,”Bagaimana kami bisa membaca
seperti Al Qur’an?” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga Al Qur’an.” (HR.
Muslim no. 1922)
An Nawawi mengatakan,
Dalam riwayat yang lainnya dikatakan,
“Sesungguhnya Allah membagi Al Qur’an menjadi tiga bagian. Lalu Allah
menjadikan surat Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) menjadi satu
bagian dari 3 bagian tadi.” Lalu Al Qodhi mengatakan bahwa Al Maziri
berkata, “Dikatakan bahwa maknanya adalah Al Qur’an itu ada tiga bagian
yaitu membicarakan (1) kisah-kisah, (2) hukum, dan (3) sifat-sifat
Allah. Sedangkan surat Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) ini berisi
pembahasan mengenai sifat-sifat Allah. Oleh karena itu, surat ini
disebut sepertiga Al Qur’an dari bagian yang ada. Ada pula yang
mengatakan bahwa pahala membaca surat ini adalah dilipatgandakan
seukuran membaca sepertiga Al Qur’an tanpa ada kelipatan. (Syarh Shohih
Muslim, 3/165)
Apakah Surat Al Ikhlas bisa menggantikan sepertiga Al Qur’an?
Maksudnya adalah apakah seseorang apabila
membaca Al Ikhlas sebanyak tiga kali sudah sama dengan membaca satu Al
Qur’an 30 juz? [Ada sebagian orang yang meyakini hadits di atas seperti
ini.]
Jawabannya: tidak. Karena ada suatu kaedah:
SESUATU YANG BERNILAI SAMA, BELUM TENTU BISA MENGGANTIKAN.
Itulah surat Al Ikhlas. Surat ini sama
dengan sepertiga Al Qur’an, namun tidak bisa menggantikan Al Qur’an.
Salah satu buktinya adalah apabila seseorang mengulangi surat ini
sebanyak tiga kali dalam shalat, tidak mungkin bisa menggantikan surat
Al Fatihah (karena membaca surat Al Fatihah adalah rukun shalat). Surat
Al Ikhlas tidak mencukupi atau tidak bisa menggantikan sepertiga Al
Qur’an, namun dia hanya bernilai sama dengan sepertiganya.
Sebab turunnya ayat-ayat surat Al Ikhlas
adalah sebagai jawaban atas pertanyaan orang-orang musyrik yang
mempertanyakan tentang sifat-sifat Allah.
Surat ke-112 Al Quran ini dinamakan Al
Ikhlas karena berisikan ajaran keikhlasan (tauhid) kepada Allah SWT
serta menjauhkan diri dari perbuatan syirik (menyekutukan Allah).
Tafsir Surat Al Ikhlas: 1
Ayat pertama surat Al Ikhlas menyatakan
keesaan Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Sebagai satu-satunya Tuhan,
tentu saja Allah juga sebagai satu-satunya yang patut disembah. Tiada
sekutu bagi-Nya.
Tafsir Surat Al Ikhlas: 2
Ayat kedua menyatakan bahwa Allah adalah
tempat kita meminta. Satu-satunya tempat kita meminta. Artinya, kita
menggantungkan segala sesuatu hanya kepada-Nya. Kita mutlak
membutuhkan-Nya. Sebaliknya, tak sedikit pun Allh membutuhkan kita.
Tafsir Surat Al Ikhlas: 3
Ayat ketiga menyatakan bahwa Allah tidak
memiliki anak, tidak pula dijadikan anak oleh siapa pun. Dengan kata
lain, Allah tak memiliki ayah dan ibu.
Ayat ini merupakan bantahan terhadap
perkataan tiga golongan sesat, yakni orang-orang musyrik, Yahudi, dan
Nasrani. Orang musyrik menyebutkan malaikat sebagai putri Allah. Orang
Yahudi menyebutkan Uzair sebagai anak Allah. Orang Nasrani menyebutkan
Isa sebagai putra Allah.
Tafsir Surat Al Ikhlas: 4
Ayat keempat menyatakan bahwa tidak ada
satu pun yang dapat disamakan dengan Allah. Tak ada yang patut
disandingkan dan dibandingkan dengan-Nya. Allah adalah zat yang tiada
tara, tiada banding.
Itulah beberapa di antara fadhilah (keutamaan) dari surat Al Ikhlas.
Disarikan dari berbagai sumber
Semoga bermanfaat., AMIIIIIN
Sumber:http://temonsoejadi.com/2013/05/20/kemuliaan-surat-al-ikhlas/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar